You are on page 1of 46

Konsep dan Teori Gender

Hak cipta (copyright 2008) milik Pusat Pelatihan Gender


dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN.

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang

Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apapun, termasuk ilustrasi, tanpa izin
tertulis dari Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas
Perempuan, BKKBN.

ISBN: 978-979-16549-0-6

Penulis:
Dra. Sri Sundari Sasongko

Editor:
dr. Nelly Nangoy, MPH

Penata Letak:
Bambang M.S.
Asep Sopari

cetakan ke dua, januari 2009

Konsep dan Teori Gender


Kata
Pengantar

Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,


Modul Program Pembelajaran Jarak Jauh Pengarusutamaan
Gender (PJJ-PUG) dalam Program KB Nasional, khususnya
Modul 2 tentang Konsep dan Teori Gender ini dapat
diselesaikan. Modul yang ada di pegangan Anda ini
merupakan cetakan kedua yang diperuntukkan bagi
petugas lapangan di provinsi pengembangan.

Modul pelatihan ini perlu dikembangkan oleh masing-


masing pengguna dalam memenuhi tuntutan pengetahuan
dan program secara terus menerus. Saran dari berbagai
pihak untuk kesempurnaan modul ini sangat kami
harapkan.

Kepada penulis, kami sampaikan ucapan terima kasih dan


penghargaan atas kerja kerasnya dalam menyelesaikan
modul ini, yang telah disesuaikan dengan kurikulum dan
Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang baru.

Jakarta, Januari 2009


Kepala Pusat Pelatihan Gender
dan Peningkatan Kualitas Perempuan,

DR. Djoko Sulistyo, MA

Konsep dan Teori Gender i


Daftar
Isi

Kata Pengantar .............................................................. i


Daftar Isi ......................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Relevansi ................................................................... 1
C. Kompetensi Dasar...................................................... 2
D. Petunjuk Mempelajari Modul .................................. 2

BAB II URAIAN MATERI ................................................. 7


Kegiatan Belajar Satu
Konsep Gender ............................................................. 7
A. Indikator Keberhasilan ............................................. 7
B. Uraian Materi:
1. Pengertian dan Perbedaan Gender dan Seks ... 7
2. Konsep Perubahan Perilaku dan
Bentuk-bentuk Diskriminasi ................................ 9
C. Rangkuman ............................................................... 13
D. Tes Formatif ............................................................... 14
E. Umpan Balik .............................................................. 16

Konsep dan Teori Gender ii


Kegiatan Belajar Dua
Teori Gender .................................................................. 17
A. Indikator Keberhasilan ............................................. 17
B. Uraian Materi:
1. Teori Nurture ......................................................... 18
2. Teori Nature ........................................................... 19
3. Teori Equilibrium .................................................... 21
C. Rangkuman ............................................................... 22
D. Tes Formatif ............................................................... 24
E. Umpan Balik .............................................................. 26

Kegiatan Belajar Tiga


Pendekatan Mencapai Kesetaraan Gender ................. 27
A. Indikator Keberhasilan ............................................. 27
B. Uraian Materi:
1. Permasalahan yang Menimbulkan Konflik
Gender ................................................................. 27
2. Program Penyadaran/Persuasif ......................... 29
3. PUG dan Langkah-langkah Intervensi ................ 31
C. Rangkuman ............................................................... 35
D. Tes Formatif ............................................................... 37
E. Umpan Balik .............................................................. 39

BAB III PENUTUP ........................................................... 40

Kunci Jawaban ............................................................. 41


Daftar Kepustakaan ................................................... 42

Konsep dan Teori Gender iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hakikatnya, semua mahluk diciptakan berpasangan.


Pada manusia misalnya, ada laki-laki dan perempuan.
Keduanya diciptakan dalam derajat, harkat, dan
martabat yang sama. Kalaupun memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda, itu semua agar keduanya saling
melengkapi. Namun dalam perjalanan kehidupan
manusia, banyak terjadi perubahan peran dan status
atas keduanya, terutama dalam masyarakat. Proses
tersebut lama kelamaan menjadi kebiasaan dan
membudaya. Dan berdampak pada terciptanya
perlakuan diskriminatif terhadap salah satu jenis
kelamin. Karena itu, masalah stereotip, subordinasi,
marjinalisasi, beban ganda, dan kekerasan (terutama
terhadap perempuan) seperti pelecehan seksual
dan perdagangan perempuan (trafficking) telah
berlangsung lama. Sama lamanya dengan perjalanan
sejarah peradaban manusia.

B. RELEVANSI

Berbagai bahan bacaan tentang konsep dan teori


gender telah banyak tersedia di berbagai toko buku
dan perpustakaan. Namun, informasi yang dikemas

Konsep dan Teori Gender 1


dalam bentuk modul belajar mandiri masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kami menyusunnya
dengan harapan:
1. dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
pemahaman tentang konsep dan teori gender;
2. dapat dijadikan bahan pembelajaran;
3. bermanfaat bagi widyaiswara maupun fasilitator
dalam mengembangkan program pembelajaran,
khususnya dalam mengelola suatu team
learning maupun team teaching;
4. Bermanfaat bagi para petugas lapangan (PPLKB/
PKB) dalam menambah angka kredit.

C. KOMPETENSI DASAR

Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan


mampu memahami konsep dan teori gender serta
pendekatan untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender.

D. PETUNJUK MEMPELAJARI MODUL

1. Bacalah secara berurutan, mulai dari Kata


Pengantar, Latar Belakang, Relevansi,
Kompetensi Dasar, Petunjuk Mempelajari
Modul, Deskripsi Kegiatan, baru kemudian
Materi. Cara ini akan memperlancar Anda
dalam memahami isi modul, karena Anda
sebelumnya sudah mengetahui apa yang
ingin dicapai dan bagaimana cara men-
capainya.

Konsep dan Teori Gender 2


2. Kerjakanlah soal-soal yang telah disediakan
pada setiap akhir kegiatan belajar. Untuk
mengecek kebenaran jawaban Anda, lihatlah
kunci jawaban yang terdapat setelah
rangkuman. Jangan melihat kunci jawaban
sebelum Anda menyelesaikan soal-soalnya.

3. Bila telah selesai mempelajari materi tiap


kegiatan belajar, dan telah selesai menger-
jakan soal-soal latihannya, hitunglah tingkat
penguasaan Anda sesuai dengan petunjuk
yang ada pada rambu jawaban. Tulislah hasil
(skor) yang Anda peroleh pada kolom tingkat
penguasaan Anda dalam deskripsi (gambaran)
kegiatan belajar.

4. Bila Anda mendapat kesulitan dalam


mempelajari modul ini, berdiskusilah
dengan teman sekerja pada setiap
kesempatan, seperti pada saat Staf Meeting
di kecamatan atau Rapat Konsultasi di
kabupaten/kota.

5. Jika Anda telah selesai mempelajari satu


modul, Anda akan mengikuti kegiatan
tutorial minimal satu kali dari tutor
pembimbing dari tingkat provinsi dan satu
kali dari tutor pembimbing tingkat
kabupaten/kota.

Konsep dan Teori Gender 3


6. Setelah Anda mempelajari dua modul,
selanjutnya Anda berhak mengikuti tes
sumatif yang dilakukan oleh BKKBN pusat.
Bagi yang memperoleh nilai tes sumatif
minimal dengan hasil “baik”, akan menda-
patkan sertifikat yang dapat diperhitungkan
dalam pengumpulan angka kredit.

7. Jika Anda ingin mengetahui tingkat


penguasaan Anda terhadap modul ini, isilah
matrik kegiatan belajar seperti berikut ini

Konsep dan Teori Gender 4


MATRIK KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

Konsep dan Teori Gender


5
BAB II
URAIAN MATERI

Kegiatan Belajar Satu


KONSEP GENDER
A. INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mempelajari materi ini, Anda dapat


menjelaskan pengertian dan perbedaan gender dan
seks serta dapat menjelaskan konsep perubahan
perilaku dan bentuk-bentuk diskriminasi.

B. URAIAN MATERI

1. Pengertian dan Perbedaan Gender dan Seks

Istilah “gender” dikemukakan oleh para ilmuwan


sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan
perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat
bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya
(konstruksi sosial). Seringkali orang mencampur-
adukkan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati (tidak
berubah) dengan yang bersifat non-kodrati (gender)
yang bisa berubah dan diubah. Perbedaan peran
gender ini juga menjadikan orang berpikir kembali
tentang pembagian peran yang dianggap telah
melekat, baik pada perempuan maupun laki-laki.

Konsep dan Teori Gender 6


Apa itu gender?
Gender adalah perbedaan
peran, fungsi, dan tanggung-
jawab antara laki-laki dan
perempuan yang merupakan
hasil konstruksi sosial dan
dapat berubah sesuai
dengan perkembangan
jaman.

Apa itu seks?


Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis. Seks melekat secara
fisik sebagai alat reproduksi. Oleh karena itu, seks
merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga
bersifat permanen dan universal.

Apa perbedaan gender dan seks?


Lihatlah tabel di bawah ini!

Tabel 1.1
Perbedaan Gender dan Seks

GENDER SEKS/ JENIS KELAMIN

 Bisa berubah  Tidak bisa berubah


 Dapat dipertukarkan  Tidak dapat dipertukarkan
 Tergantung musim  Berlaku sepanjang masa
 Tergantung budaya masing-  Berlaku di mana saja
masing  Kodrat (ciptaan Tuhan):
 Bukan kodrat (buatan perempuan menstruasi,
masyarakat) hamil, melahirkan, menyusui

Konsep dan Teori Gender 7


Apa yang membedakan laki-laki dan
perempuan dilihat dari aspek sifat, fungsi,
ruang lingkup, dan tanggungjawab?
Dilihat dari aspek sifat, fungsi, ruang lingkup, dan
tanggungjawab perempuan dan laki-laki dapat
dibedakan seperti dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 1.2
Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Dilihat dari Sifat,
Fungsi, Ruang Lingkup, dan Tanggungjawab
ASPEK LAKI-LAKI PEREMPUAN

 Sifat  Maskulin  Feminin


 Fungsi  Produksi  Reproduksi
 Ruang Lingkup  Publik  Domestik
 Tanggungjawab  Nafkah Utama  Nafkah
(peran) Tambahan

2. Konsep Perubahan Perilaku dan Bentuk-bentuk


Diskriminasi Gender

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi


perilaku manusia/individu?
Perilaku manusia/individu dipengaruhi oleh
konstruksi biologis, sosial, dan agama.

Tabel 1.3
Konstruksi Biologis, Sosial, dan Agama

KONSTRUKSI KONSTRUKSI KONSTRUKSI


BIOLOGIS SOSIAL AGAMA

Berbeda ciri fisik Berbeda peran dan Berbeda posisi


perempuan dan tanggungjawab perempuan dan
laki-laki, serta tidak perempuan dan laki-laki, dan tidak
dapat laki-laki, dan dapat dapat
dipertukarkan dipertukarkan dipertukarkan
karena produk karena produk karena ajaran
alamiah (hormon) budaya (tata nilai) agama (dogmatis)

Konsep dan Teori Gender 8


Dalam upaya mengubah perilaku seseorang
terhadap pemahaman gender, ada beberapa istilah
yang perlu diketahui:
a. Buta Gender (gender blind), yaitu kondisi/
keadaan seseorang yang tidak memahami
tentang pengertian/konsep gender karena ada
perbedaan kepentingan laki-laki dan perempuan.
b. Sadar Gender (gender awareness), yaitu kondisi/
keadaan seseorang yang sudah menyadari
kesamaan hak dan kewajiban antara perempuan
dan laki-laki.
c. Peka/Sensitif Gender (gender sensitive),
yaitu kemampuan dan kepekaan seseorang
dalam melihat dan menilai hasil pembangunan
dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif
gender (disesuaikan kepentingan yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan).
d. Mawas Gender (gender perspective), yaitu
kemampuan seseorang memandang suatu
keadaan berdasarkan perspektif gender.
e. Peduli/Responsif Gender (gender concern/
responcive), yaitu kebijakan/program/kegiatan
atau kondisi yang sudah dilakukan dengan
memperhitungkan kepentingan kedua jenis
kelamin.
Tabel 1.4
Bagan Perubahan Perilaku
BUTA SADAR PEKA MAWAS PEDULI
GENDER/ GENDER/ GENDER/ GENDER/ GENDER/
gender gender gender gender Gender
blind awareness sensitive perspective concern/
responsive

Apa Peran Mengapa Apa ada


gender? gender ada pembe- masalah?
Siapa? Diskriminasi daan? Masalah apa?
Mengapa?

Konsep dan Teori Gender 9


Untuk memahami gender lebih lanjut, perlu
diperhatikan juga mengenai terjadinya ketidakadilan
gender. Ketidakadilan gender atau diskriminasi
gender merupakan akibat dari adanya sistem
(struktur) sosial dimana salah satu jenis kelamin
(laki-laki maupun perempuan) menjadi korban. Hal
ini terjadi karena adanya keyakinan dan
pembenaran yang ditanamkan sepanjang
peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan
cara yang menimpa kedua belah pihak, walaupun
dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami
oleh perempuan.

Apa saja bentuk-bentuk diskriminasi gender


tersebut?
Ketidakadilan atau diskriminasi gender sering terjadi
dalam keluarga dan masyarakat serta di tempat
kerja dalam berbagai bentuk, yaitu:
a. Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan terhadap
salah satu jenis kelamin yang seringkali bersifat
negatif dan pada umumnya menyebabkan
terjadinya ketidakadilan. Misalnya, karena
perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, maka
lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru
Taman Kanak-kanak; kaum perempuan ramah
dianggap genit; kaum laki-laki ramah dianggap
perayu.

b. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya


anggapan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih rendah atau dinomorduakan
posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin
lainnya. Contoh: Sejak dulu, perempuan mengurus
pekerjaan domestik sehingga perempuan
dianggap sebagai “orang rumah” atau “teman
yang ada di belakang”.

Konsep dan Teori Gender 10


c. Marginalisasi/Peminggiran, adalah kondisi atau
proses peminggiran terhadap salah satu jenis
kelamin dari arus/pekerjaan utama yang berakibat
kemiskinan. Misalnya, perkembangan teknologi
menyebabkan apa yang semula dikerjakan
secara manual oleh perempuan diambil alih oleh
mesin yang pada umumnya dikerjakan oleh laki-
laki.

d. Beban Ganda/Double Burden, adalah adanya


perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin
dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih
banyak dibandingkan dengan jenis kelamin
lainnya.

Mengapa Beban Ganda bisa terjadi?


Berbagai observasi menunjukkan bahwa perem-
puan mengerjakan hampir 90 persen dari
pekerjaan dalam
rumah tangga. Karena Akibat Diskriminasi
itu, bagi perempuan
yang bekerja di luar Berbagai bentuk diskriminasi
merupakan hambatan untuk
rumah, selain bekerja tercapainya keadilan dan
di wilayah publik, kesetaraan gender atau
kemitrasejajaran yang harmonis
mereka juga masih antara perempuan dan laki-laki,
harus mengerjakan karena dapat menimbulkan:
 konflik
pekerjaan domestik.  stres pada salah satu pihak
 relasi gender yang kurang
harmonis
e. Kekerasan/Violence,
yaitu suatu serangan
terhadap fisik maupun psikologis seseorang,
sehingga kekerasan tersebut tidak hanya
menyangkut fisik (perkosaan, pemukulan),
tetapi juga nonfisik (pelecehan seksual,
ancaman, paksaan, yang bisa terjadi di rumah
tangga, tempat kerja, tempat-tempat umum.

Konsep dan Teori Gender 11


C. l
RANGKUMAN

Dengan mengetahui dan memahami pengertian


gender dan seks, seseorang diharapkan tidak lagi
mencampuradukkan pengertian kodrat (ciptaan
Tuhan) dan non-kodrati (buatan masyarakat yang bisa
berubah sepanjang jaman). Konstruksi sosial dapat
terjadi karena pada dasarnya sikap dan perilaku
manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal, yaitu konstruksi biologis, konstruksi sosial,
dan konstruksi agama.

Pemahaman tentang perbedaan seks dan gender


sangat penting karena keduanya merupakan kunci
untuk tidak terjadinya kesalahan analisis, baik dalam
keluarga maupun dalam masyarakat yang seringkali
menimbulkan ketidakadilan gender. Ketidakadilan
gender dapat dihilangkan apabila masyarakat
memahami dan mawas diri serta bertekad mengubah
perilaku ke arah yang responsif gender dalam setiap
kegiatan.

Dengan demikian, perlu adanya kesepakatan dalam


hal pembagian peran, sehingga laki-laki dan
perempuan dapat menjadi mitra yang setara dan
seimbang dalam kehidupan di keluarga, masyarakat,
dan pemerintahan.

Konsep dan Teori Gender 12


D. TES FORMATIF

Untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda


terhadap materi kegiatan belajar 1, maka
kerjakanlah soal-soal di bawah ini.
1) Berilah tanda silang (X) pada B bila pernyataan
di bawah ini benar, dan huruf S bila salah.
2) Untuk mengganti pilihan jawaban, lingkarilah
dengan tanda silang (X) terhadap jawaban yang
telah dipilih tersebut.

1. B – S Gender adalah perbedaan peran,


fungsi, dan tanggungjawab antara
laki-laki dan perempuan yang
merupakan hasil konstruksi sosial dan
dapat berubah sesuai perkembangan
jaman.

2. B – S Seks adalah perbedaan jenis kelamin


yang ditentukan secara biologis, dan
secara fisik melekat pada masing-
masing jenis kelamin, merupakan
kodrat Tuhan dan dapat berubah
sesuai kemampuan ekonomi yang
bersangkutan.

3. B – S Diskriminasi gender merupakan


kondisi yang adil dan wajar sebagai
akibat dari sistem dan struktur sosial
yang ditanamkan sejak lama.

4. B – S Stereotip/citra baku adalah pelabelan


(biasanya negatif) terhadap salah
satu jenis kelamin, terutama terhadap
perempuan.

Konsep dan Teori Gender 13


5. B – S Subordinasi atau penomorduaan
adalah anggapan bahwa kaum
perempuan lebih rendah dibandingkan
dengan laki-laki.

6. B – S Marjinalisasi/ peminggiran adalah


kondisi atau proses peminggiran
terhadap kaum perempuan dari arus/
pekerjaan utama sehingga secara
agregat kaum perempuan lebih
miskin.

7. B – S Beban Ganda adalah adanya


perlakuan terhadap salah satu jenis
kelamin dimana pihak yang
bersangkutan bekerja lebih banyak
dibandingkan dengan pihak lain.

8. B – S Kesetaraan dan keadilan gender


adalah suatu kondisi dimana porsi
dan siklus sosial perempuan dan laki-
laki setara, serasi, seimbang, dan
harmonis.

9. B – S Bias Gender adalah kebijakan/ program/


kegiatan atau kondisi yang memihak
atau merugikan salah satu jenis
kelamin.

10. B – S Responsif Gender adalah kebijakan/


program/ kegiatan atau kondisi yang
sudah dilakukan dengan memper-
hitungkan kepentingan kaum laki-
laki dengan baik.

Konsep dan Teori Gender 14


E. UMPAN BALIK

Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci


jawaban yang ada pada akhir modul ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah
rumus (formula) di bawah ini untuk mengetahui skor
jawaban Anda.
Jumlah soal yang dijawab benar
----------------------------------- X 100%
Jumlah keseluruhan soal

Kategori tingkat penguasaan yang Anda capai:


> 81 % = Baik
60 – 80 % = Cukup
< 60 % = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan Anda sudah baik,


maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola
diskusi dengan mitra kerja Anda. Tetapi bila
penguasaan Anda masih dalam tingkat kategori
cukup, apalagi kurang, maka cobalah mempelajari
ulang seluruh materi modul ini sehingga
penguasaan Anda pada tes formatif berikutnya
berada pada tingkat kategori baik.

Konsep dan Teori Gender 15


Kegiatan Belajar Dua
TEORI GENDER
A. INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar


dua ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
tentang pendekatan berbagai teori gender,
khususnya Teori Nature, Teori Nurture, dan Teori
Equilibrium terhadap realitas relasi perempuan dan
laki-laki.

B. URAIAN MATERI

Masalah Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)


bukan saja menjadi perhatian kaum perempuan,
tetapi telah menarik perhatian para ahli dan politisi.
Edward Wilson dari Harvard University (1975)
membagi perjuangan kaum perempuan secara
sosiologis atas dua kelompok besar, yaitu konsep
nurture (konstruksi budaya) dan konsep nature
(alamiah).

Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham


kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan
(equilibrium). Paham ini menekankan pada konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan
antara perempuan dan laki-laki.

Konsep dan Teori Gender 16


Dalam khazanah pengetahuan tentang gender
terdapat banyak teori yang berkembang dan
dijadikan rujukan dalam menganalisis permasalahan
gender. Teori-teori yang dimaksud adalah nurture,
nature, equilibrium, adaptasi awal, teknik
lingkungan, struktural, struktural-fungsional, dan
teori konflik sosial.

Teori nurture, nature, dan equilibrium merupakan


teori awal tentang gender. Namun dalam perkem-
bangan selanjutnya, seiring dengan perkembangan
isu gender, bermunculan teori-teori lain
sebagaimana disebutkan di atas. Dalam modul PJJ-
PUG ini hanya akan diuraikan tiga teori tentang
gender.

1. Teori Nurture

Bagaimana gender menurut teori nurture?


Menurut teori nurture, adanya perbedaan
perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah
hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan
peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan tersebut
menyebabkan perempuan selalu tertinggal dan
terabaikan peran dan konstribusinya dalam hidup
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Perjuangan untuk persamaan dipelopori oleh orang-


orang yang konsen memperjuangkan kesetaraan
perempuan dan laki-laki (kaum feminis) yang
cenderung mengejar “kesamaan” atau fifty-fifty yang
kemudian dikenal dengan istilah kesamaan
kuantitas (perfect equality). Perjuangan tersebut
sulit dicapai karena berbagai hambatan, baik dari
nilai agama maupun budaya. Karena itu, aliran
nurture melahirkan paham sosial konflik yang

Konsep dan Teori Gender 17


memperjuangkan kesamaan proporsional dalam
segala aktivitas masyarakat seperti di tingkatan
manajer, menteri, militer, DPR, partai politik, dan
bidang lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
dibuatlah program khusus (affirmatif action) guna
memberikan peluang bagi pemberdayaan perempuan
yang kadangkala berakibat timbulnya reaksi negatif
dari kaum laki-laki karena apriori terhadap
perjuangan tersebut.

Tabel 2.1
Konsep Teori Nurture

Perbedaan  Tertindas Sosial


adalah hasil  Menindas Konflik
konstruksi
sosial

Setiap
manusia Mengejar
TEORI
mempunyai kesamaan
NURTURE hak yang 50:50
sama

2. Teori Nature

Ba ga im ana pula p anda ngan teori natur e


tentang gender?
Menurut teori nature, adanya perbedaan perempuan
dan laki-laki adalah kodrat sehingga tidak dapat
berubah dan bersifat universal. Perbedaan biologis
ini memberikan indikasi dan implikasi bahwa di
antara kedua jenis tersebut memiliki peran dan
tugas yang berbeda.

Konsep dan Teori Gender 18


Manusia, baik perempuan maupun laki-laki,
memiliki perbedaan kodrat sesuai dengan fungsinya
masing-masing.

Dalam kehidupan sosial, ada pembagian tugas


(division of labour), begitu pula dalam kehidupan
keluarga karena tidaklah mungkin sebuah kapal
dikomandani oleh dua nakhoda. Talcott Persons dan
Bales (1979) berpendapat bahwa keluarga adalah
sebagai unit sosial yang memberikan perbedaan
peran suami dan isteri untuk saling melengkapi dan
saling membantu satu sama lain. Keharmonisan
hidup hanya dapat diciptakan bila terjadi pembagian
peran dan tugas yang serasi antara perempuan dan
laki-laki, dan hal ini dimulai sejak dini melalui pola
pendidikan dan pengasuhan anak dalam keluarga.

Aliran ini melahirkan paham struktural fungsional


yang menerima perbedaan peran, asal dilakukan secara
demokratis dan dilandasi oleh kesepakatan (komitmen)
antara suami-isteri dalam keluarga, atau antara
perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat.
Tabel 2.2
Konsep Teori Nature
Laki-laki
Beda biologis (maskulin) Struktural
dan naluri Fungsional
Perempuan
(feminin)

TEORI
NATURE
Masyarakat
strata
Falsafah Plato dan
dan sosiologi tugas
Keluarga

Konsep dan Teori Gender 19


3. Teori Equilibrium

Bagaimana gender menurut teori equilibrium?


Disamping kedua aliran tersebut, terdapat paham
kompromistis yang dikenal dengan keseimbangan
(equilibrium) yang menekankan pada konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan
antara perempuan dan laki-laki. Pandangan ini tidak
mempertentangkan antara kaum perempuan dan
laki-laki karena keduanya harus bekerjasama dalam
kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Karena
itu, penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus
memperhatikan masalah kontekstual (yang ada pada
tempat dan waktu tertentu) dan situasional (sesuai
situasi/keadaan), bukan berdasarkan perhitungan
secara matematis (jumlah/quota) dan tidak bersifat
universal.
Tabel 2.3
Konsep Teori Equilibrium

- Kontekstual
Beda Perbaiki: (keluarga,
TEORI
Biologis Kondisi masyarakatri
KESEIM- tual agama)
------------- & Posisi
BANGAN Beda L & P, - Situasional
----------------- Sosial khususnya (budaya
EQUILIB- Budaya Perempuan lokal,
RIUM ekonomi,
sosial, adat)

Alam
berputar Manusia
sesuai berkeluarga:
orbitnya alamiah

Konsep dan Teori Gender 20


Jadi, dalam pembahasan gender dikenal tiga
pendekatan, yaitu teori nature, teori nurture, dan
teori equilibrium, seperti dalam skema berikut.

Tabel 2.4
Gabungan Teori Nature, Nurture, dan Equilibrium

KONSEP
KONSEP
KONSEP EQUILIBRIUM
NURTURE
NATURE ---------------------
----------------
-------------- KERAGAMAN
KON-
BIOLOGIS BIOLOGIS &
STRUKSI
KODRATI KULTURAL
SOSIAL

Keragaman
Keragaman Keragaman
peran/ fungsi
peran/ peran/
karena
fungsi fungsi
biologis,
karena karena
naluri, dan
biologis sosial
budaya
dan naluri budaya

STRUK- KONTEKS- KONFLIK:


TURAL TUAL PERTEN-
FUNG- & SITU- TANGAN
SIONAL ASIONAL SOSIAL

KKG

C. RANGKUMAN

Gender perlu dipersoalkan karena perbedaan


konsep gender secara sosial telah melahirkan
perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam
masyarakat. Secara umum, adanya gender telah
melahirkan perbedaan peran, tanggungjawab,
fungsi, bahkan ruang tempat manusia beraktivitas.

Konsep dan Teori Gender 21


Menurut teori nurture, adanya perbedaan
perempuan dan laki-laki pada hakikatnya adalah
hasil konstruksi sosial budaya sehingga
menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
Sedangkan menurut teori nature, adanya perbedaan
perempuan dan laki-laki adalah karena kodrat yang
menyebabkan perbedaan biologis yang memberikan
implikasi bahwa kedua jenis tersebut memiliki
peran dan tugas yang berbeda. Lalu, teori
equilibrium dikenal dengan adanya keseimbangan
atau kompromistis yang menekankan pada konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam bekerjasama/
hubungan antara perempuan dan laki-laki.

Pada hakikatnya, untuk mengembangkan dan


mematangkan berbagai potensi yang ada pada diri
perempuan dapat memanfaatkan hak dan kesem-
patan yang sama dengan laki-laki sebagai sumber
daya pembangunan. Namun hingga kini masih
dirasakan ada kesenjangan gender atau bias gender
dalam berbagai sektor pembangunan sehingga
posisi dan kondisi kaum perempuan belum setara
dengan kaum laki-laki.

Konsep dan Teori Gender 22


D. TES FORMATIF

Agar Anda dapat mengetahui tingkat pemahaman


terhadap materi yang telah dipelajari, kerjakan
latihan di bawah ini. Berikan tanda silang (X) pada
huruf B bila pernyataan tersebut benar, atau S bila
salah.

1. B – S Ada tiga teori yang membahas tentang


gender, yaitu teori nature, nurture,
dan equilibrium.

2. B – S Adanya perbedaan peran dan tugas


perempuan dan laki-laki yang pada
hakikatnya adalah hasil konstruksi
sosial budaya disebut aliran/teori
nature.

3. B – S Teori equilibrium adalah suatu


pandangan yang mempertentangkan
antara kaum perempuan dan laki-laki,
dan dilandasi dengan konflik dikotomis.

4. B – S Setiap pihak, baik perempuan


maupun laki-laki, memiliki kelemahan
sekaligus kekurangan yang perlu
dilengkapi pihak lain dalam kerjasama
yang setara.

5. B – S Perjuangan untuk persamaan hak


oleh kaum feminis disebut kesamaan
kuantitas (perfect equality) sulit
dicapai karena hambatan agama
maupun budaya.

Konsep dan Teori Gender 23


6. B – S Keharmonisan hidup dapat diciptakan
apabila ada pembagian peran dan
tugas yang serasi antara perempuan
dan laki-laki melalui pola pendidikan
dan pengasuhan anak dalam keluarga.

7. B – S Ada dua pendekatan dalam pemba-


ngunan bagi kaum perempuan, yaitu
pendekatan kesejahteraan dan pem-
berdayaan.

8. B – S Paham kompromistis bukanlah teori


equilibrium yang menekankan kemit-
raan perempuan dan laki-laki.

9. B – S Penerapan KKG tidak perlu memper-


hatikan masalah kontekstual dan
situasional karena tidak bersifat
universal.

10. B – S Saat ini masih dirasakan ada kesen-


jangan gender dalam berbagai sektor
pembangunan sehingga posisi dan
kondisi perempuan belum setara
dengan kaum laki-laki.

Konsep dan Teori Gender 24


E. UMPAN BALIK

Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci


jawaban yang ada pada akhir modul ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah
rumus (formula) di bawah ini untuk mengetahui skor
jawaban Anda.

Jumlah soal yang dijawab benar


-----------------------------------X 100%
Jumlah keseluruhan soal

Kategori tingkat penguasaan yang Anda capai:


> 80 % = Baik
60 – 80 % = Cukup
< 60 % = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan Anda sudah baik,


maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola
diskusi dengan mitra kerja Anda. Tetapi bila
penguasaan Anda masih dalam tingkat kategori
cukup, apalagi kurang, maka cobalah mempelajari
ulang seluruh materi modul ini sehingga
penguasaan Anda pada tes formatif berikutnya
berada pada tingkat kategori baik.

Konsep dan Teori Gender 25


Kegiatan Belajar Tiga
PENDEKATAN MENCAPAI KESETARAAN GENDER

A. INDIKATOR KEBERHASILAN

Setelah mempelajari materi ketiga ini, Anda dapat:


1. mengidentifikasi permasalahan yang menimbulkan
konflik gender dalam berbagai aspek;
2. menjelaskan tentang program-program persuasif/
penyadaran;
3. menjelaskan langkah intervensi melalui PUG
untuk mewujudkan KKG.

B. URAIAN MATERI

1. Permasalahan yang Menimbulkan Konflik


Gender

Apa yang dimaksud dengan konflik gender


dalam berbagai aspek?
Konflik gender adalah berbagai masalah kritis yang
dihadapi, terutama oleh perempuan. Walaupun per-
juangan perempuan telah berjalan cukup lama,
namun sampai saat ini masih dirasakan adanya
kesenjangan gender.

Konsep dan Teori Gender 26


Di Indonesia terdapat beberapa hal yang
merendahkan harkat dan martabat perempuan
sebagai keprihatinan bersama, antara lain:
· Masih banyak perempuan dirugikan dengan
adanya peraturan perundang-undangan yang
diskriminatif (bias gender).
· Banyaknya penipuan dan perdagangan
perempuan untuk dipekerjakan dengan
penghasilan yang menjanjikan (TKW, dsb.).
· Perlindungan hukum yang kurang memadai
terhadap tindak kekerasan, perkosaan, dan
penyiksaan fisik dan nonfisik.
· Budaya kawin muda (< 16 tahun) yang diikuti
dengan tingkat perceraian yang tinggi dapat
merendahkan martabat perempuan.
· Diskriminasi dalam kesempatan pendidikan,
pelatihan, dan kesempatan kerja (peraturan
sekolah yang masih bias gender).
· Adanya budaya, adat istiadat yang bias gender
(laki-laki tidak boleh melakukan pekerjaan
domestik, perempuan tidak perlu memperoleh
pendidikan tinggi).
· Dari aspek kesehatan reproduksi, masih ada
pendapat bahwa KB adalah urusan perempuan
(tabu untuk dibicarakan secara terbuka).

Masalah tersebut perlu dianalisis guna meng-


identifikasi dan mengungkapkan kedudukan,
fungsi, peran, dan tanggungjawab perempuan dan
laki-laki serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan
yang berdampak dalam kehidupan keluarga dan
mas-yarakat seperti tujuan MDG’s tahun 2000.

Konsep dan Teori Gender 27


Apa itu MDG’s
8 TUJUAN
MDG’s atau Millenium PEMBANGUNAN MILENIUM
Development Goals (MILLENIUM DEVELOPMENT
GOAL’s )TAHUN 2000
adalah kesepakatan
internasional yang 1. Menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan
merumuskan delapan 2. Memenuhi standar pendidikan
butir tujuan/sasaran dasar untuk semua oranG
3. Meningkatkan kesetaraan gender
program pembangu- dan pemberdayaan perempuan
4. Mengurangi angka kematian bayi
nan, untuk mening- 5. Meningkatkan kesehatan ibu
katkan harkat dan 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria,
dan penyakit menular lainnya
martabat manusia 7. Mengelola lingkungan hidup yang
dalam kehidupan berkelanjutan
8. Mengembangkan kemitraan global
keluarga, masyarakat, untuk pembangunan
bangsa, dan negara.

2. Program Penyadaran/Persuasif

Ba ga im ana pr ogra m penyad ar an gender


tersebut dilakukan?
Program penyadaran gender dilakukan dalam
rangka mening-katkan kualitas kehidupan
perempuan dan laki-laki, serta kesejahteraannya
melalui beberapa langkah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi masalah gender yang mempe-
ngaruhi program dan kegiatan.
2. Memformulasikan kembali secara eksplisit
kebijakan/program/kegiatan yang bias gender
agar manfaat yang sama akan diperoleh
perempuan dan laki-laki.
3. Melakukan advokasi kebijakan, rencana, tujuan,
dan kegiatan yang telah direvisi kepada pejabat/
tokoh yang berwenang untuk memperoleh
komitmen dan dukungan yang memadai.
4. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan dan rencana
yang sudah direvisi.

Konsep dan Teori Gender 28


5. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan program
aksi.
6. Menelaah kembali program dan kegiatan.

Sesuai kesepakatan nasional, setiap orang yang


telah memperoleh pemahaman mengenai gender
disebut Gender Focal Point (GFP). Untuk memantau
dan memberikan umpan balik pelaksanaan PUG di
setiap tingkatan wilayah, dibentuk Pokja PUG yang
terdiri dari GFP di lembaga/instansi/sektor/ institusi/
tokoh yang memiliki keberpihakan kepada KKG.

Bagaimana peran PLKB/ PKB dalam program


penyadaran gender?
Apabila di lapangan menemukan kondisi yang
masih bias gender, maka PLKB/PKB harus melakukan
langkah-langkah tersebut di atas sesuai dengan
kebutuhan wilayahnya, sehingga ada upaya-upaya
konkrit untuk mencapai keseimbangan/keharmonisan
antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga.

Contoh:
KIE dan pelayanan medis diupayakan memenuhi
kebutuhan laki-laki dan perempuan secara seimbang.

Implementasi gender budget di daerah yang


berlandaskan Inpres Nomor 9 tahun 2000,
diperkuat oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri
nomor 132 tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan PUG dalam pembangunan daerah. Dengan
demikian, perencanaan dan pelaksanaan PUG dalam
pembangunan, harus dilakukan oleh seluruh
instansi dan lembaga pemerintahan di provinsi,
kabupaten/kota yang pengaturannya ditetapkan

Konsep dan Teori Gender 29


dalam Peraturan Daerah
Melalui anggaran berbasis
(Perda) di semua ting- gender (gender
katan sampai dengan budgeting), yang
kelurahan, sehingga merupakan sebuah
proses perencanaan pendekatan bahwa uang
masyarakat digunakan
yang responsif gender berdasarkan kesetaraan
tercermin dalam Rencana gender, berarti pula
Anggaran Pendapatan apakah dana/pengeluaran
dan Belanja Daerah itu telah mencukupi
kebutuhan laki-laki dan
(RAPBD). perempuan.

3. PUG dan Langkah-langkah Intervensi

Apa itu PUG?


PUG adalah suatu strategi untuk mencapai keadilan
dan kesetaraan gender melalui kebijakan dan
program yang memperhatikan kepentingan laki-laki
dan perempuan secara seimbang mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi.

Apa tujuan PUG?


Dalam Inpres Nomor 9 tahun 2000 disebutkan
bahwa tujuan PUG adalah:
1. membentuk mekanisme untuk formulasi
kebijakan dan program yang responsif gender;
2. memberikan perhatian khusus kepada kelompok-
kelompok yang mengalami marjinalisasi, sebagai
akibat dari bias gender;
3. meningkatkan pemahaman dan kesadaran
semua pihak, baik pemerintah maupun non-
pemerintah, untuk melakukan tindakan yang
sensitif gender di bidang masing-masing.

Konsep dan Teori Gender 30


Siapa sasaran PUG?
Sasaran utama PUG adalah lembaga pemerintah
yang bertugas sebagai pelaksana pemerintahan dari
pusat hingga daerah, berperan dalam membuat
kebijakan program dan kegiatan serta perencanaan
program. Sasaran lain adalah organisasi profesi,
organisasi swasta, organisasi keagamaan, tokoh, dan
keluarga.

Apa upaya praktis yang harus dilakukan?


Upaya praktis yang harus dilakukan adalah:
1. seluruh aparat penegak hukum, hendaknya
sensitif gender;
2. pemerintah hendaknya melakukan PUG dalam
setiap program kerja dan anggaran untuk
pemberdayaan masyarakat;
3. setiap individu (mulai dari dalam keluarga), tidak
melakukan diskriminasi, khususnya terhadap
perempuan dalam segala aspek kehidupan.

Bagaimana alur pikir pelaksanaan PUG?


Alur pikir pelaksanaan PUG merupakan strategi
untuk mempercepat tercapainya KKG tergambar
dalam bagan seperti berikut ini.

Konsep dan Teori Gender 31


Tabel 2.5
Alur Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender

KOMITMEN
NASIONAL

OBYEK
SUBYEK
V AWAL OUTPUT
I
Masalah S - Pemerintah - Komitmen - Per-UU- K
 Perempuan I prov, kab, - Kebijakan an
dan - Keagamaan - Kelemba- - Kebijakan K
 Gender M - LSM &swasta gaan - RPJMN/
I - Org politik/ - Sumber D G
S sosial daya data - Program
I - masyarakat - Civil siciety - Sumber
daya
- Jaringan

Mengapa langkah intervensi diperlukan?


Langkah intervensi diperlukan untuk merancang
rencana aksi yang bertujuan sebagai suatu
pendekatan untuk mengarusutamakan gender
kedalam program di masing-masing bidang/sektor,
dengan menggunakan unsur-unsur SMART, yaitu:
· Specific (spesifik)
· Measurable (terukur)
· Attainable (tercapai)
· Reality-based (kesesuaian)
· Time-bound (waktu)

Rencana aksi hendaknya sederhana, berdaya guna,


dan dapat dicapai serta menjelaskan hubungan
antara kesetaraan gender dengan tata pemerintahan
yang baik (good governance).

Konsep dan Teori Gender 32


Faktor-faktor apakah yang dapat menentukan
baik-tidaknya suatu rencana aksi?
Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan
SMART, sebagai berikut.
1. Memperhatikan isu gender/ketimpangan gender
didalam memperoleh akses, kontrol, partisipasi
dan manfaat atas sumber daya pembangunan.
2. Rencana aksi perlu dirumuskan secara spesifik
dan berhubungan dengan kondisi yang akan
diubah (jelas dan berkaitan langsung).
3. Rencana aksi tersebut dapat menunjukkan apa
yang telah dicapai, melalui umpan balik dan
tanggapan.
4. Rencana aksi yang dapat dicapai dalam batas
biaya yang wajar, artinya dapat dibuat sederhana
dan tidak memerlukan biaya besar juga tidak
membutuhkan teknologi yang tidak dimiliki di
tempat kerjanya (sederhana dan efektif serta
mendapat dukungan).
5. Rencana aksi itu mengikuti materi yang sudah
dipelajari selama pelatihan untuk diterapkan di
tempat kerja sesuai dengan kebutuhan.
6. Topik dalam rencana aksi tersebut berhubungan
dengan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan
benar-benar penting.

Dengan demikian, langkah intervensi tersebut


bertujuan untuk dapat mengidentifikasi berbagai
aspek pekerjaan dimana isu gender perlu diper-
timbangkan, dianalisis, dan diintegrasikan serta
untuk meyakinkan bahwa rencana aksi dimaksud
berhubungan dengan organisasi/tempat kerja,
khususnya dalam rangka mewujudkan kesetaraan
dan keadilan gender.

Konsep dan Teori Gender 33


C. RANGKUMAN

Dalam rangka pendekatan pencapaian kesetaraan


gender di Indonesia masih terdapat hambatan
karena adanya peraturan perundang-undangan yang
diskriminatif, perlindungan hukum yang dirasakan
masih kurang, dan adanya budaya (adat istiadat)
yang bias gender.

Dalam rangka mempersiapkan program persuasif,


maka langkah awal perlu menyediakan data terpilah
yang berkaitan dengan isu gender, khususnya karena
ada ketimpangan gender di dalam memperoleh
akses, manfaat, peran, dan kontrol atas sumber daya
pembangunan, termasuk faktor penyebabnya.

Jika terjadi bias gender, maka perlu disusun kegiatan


dengan formulasi baru agar diperoleh manfaat sama
bagi perempuan dan laki-laki melalui pelaksanaan
program aksi.

Sebelum melaksanakan PUG, terlebih dahulu perlu


melakukan analisis gender untuk mengetahui
masalah kesenjangan gender dan faktor-faktor
penyebabnya. Strategi ini ditempuh melalui
kebijakan-kebijakan dan program serta kegiatan-
kegiatannya dengan memperhatikan pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan
dan laki-laki kedalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi di berbagai bidang
kehidupan masyarakat dan pembangunan.

Konsep dan Teori Gender 34


Dalam melaksanakan pendekatan kesetaraan
gender, langkah pertama yang perlu dilakukan
adalah menyempurnakan perangkat hukum pidana
dalam melindungi setiap individu dan ketersediaan
data serta peningkatan partisipasi masyarakat.
Sedangkan anggaran untuk pendekatan pencapaian
kesetaraan gender di daerah pun sudah jelas dalam
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 tahun
2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG
dalam Pembangunan di Daerah, dan proses
perencanaannya tercermin dalam RAPBD.

Untuk mewujudkan KKG, maka rencana aksi


(langkah intervensi) yang bertujuan untuk
mengarusutamakan gender kedalam program
masing-masing bidang/ sektor perlu memperhatikan
unsur SMART, yaitu specific, measurable, attainable,
reality-based, dan time-bound.

Konsep dan Teori Gender 35


D. TES FORMATIF

Agar Anda mengetahui tingkat pemahaman Anda


terhadap materi tersebut, maka kerjakan tes di
bawah ini. Berikan tanda silang (X) pada huruf B
bila benar, atau S bila salah.

1. B – S Yang dimaksud dengan permasalahan


atau konflik gender di Indonesia
adalah timbulnya bias gender dalam
perlindungan hukum, budaya, adat
istiadat, aspek kesehatan (reproduksi)
dan diskriminasi dalam berbagai
bidang.

2. B – S Analisis gender dan indikator gender


tidak diperlukan dalam pelaksanaan
pengarusutamaan gender (gender
mainstreaming).

3. B – S Setiap sektor atau institusi hendaknya


membentuk GFP (Gender Focal Point)
untuk memantau pelaksanaan
program PUG di unit kerjanya masing-
masing.

4. B – S Kaum perempuan belum merasa ada


keterlibatan politik dan jabatan publik.

5. B – S Dalam rangka pendekatan kesetaraan


gender, yang perlu diperhatikan
adalah pendidikan, layanan kese-
hatan, dan kualitas hidup melalui
PUG sesuai Inpres No. 9 tahun 2000.

Konsep dan Teori Gender 37


6. B – S Ketimpangan gender dilihat dari segi
akses, kontrol, peran, dan manfaat
atas sumber daya pembangunan.

7. B – S Anggaran untuk pencapaian keseta-


raan gender di daerah, tidak tercan-
tum dalam RAPBD.

8. B – S Keputusan Menteri Dalam Negeri


Nomor 132 tahun 2003 adalah
mengenai Pedoman Umum tentang
Pelaksanaan PUG.

9. B – S Pelaksanaan pengarusutamaan
gender hanya sampai tingkat provinsi
saja.

10. B – S Program aksi (langkah intervensi)


menggunakan unsur SMART, yaitu
special, measurable, attainable,
reality-based, dan time-bound.

Konsep dan Teori Gender 38


E. UMPAN BALIK

Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci


jawaban yang ada pada akhir modul ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah
rumus (formula) di bawah ini untuk mengetahui skor
jawaban Anda.

Jumlah soal yang dijawab benar


----------------------------------- X 100%
Jumlah keseluruhan soal

Kategori tingkat penguasaan yang Anda capai:


> 81 % = Baik
60 – 80 % = Cukup
< 60 % = Kurang

Jika tingkat kategori penguasaan Anda sudah baik,


maka lanjutkanlah latihan dengan menerapkan pola
diskusi dengan mitra kerja Anda. Tetapi bila
penguasaan Anda masih dalam tingkat kategori
cukup, apalagi kurang, maka cobalah mempelajari
ulang seluruh materi modul ini sehingga
penguasaan Anda pada tes formatif berikutnya
berada pada tingkat kategori baik.

Konsep dan Teori Gender 39


BAB III
PENUTUP

Konsep dan teori gender perlu dipelajari dan


disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat agar
kesetaraan dan keadilan antara perempuan dan laki-laki
terwujud.

Untuk mendorong, mengefektifkan, dan mengoptimalkan


upaya pengarusutamaan gender dalam pembangunan
nasional, maka dipandang perlu mengeluarkan Inpres No.
9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam
rangka meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas
perempuan dalam mewujudkan KKG.

Melalui modul belajar mandiri ini diharapkan proses


sosialisasi dan advokasi gender dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan kepentingan laki-laki dan perempuan.

Semoga modul ini dapat menjadi acuan bagi Petugas


Lapangan KB dalam mewujudkan hari esok yang lebih
cerah.

Konsep dan Teori Gender 40


KUNCI JAWABAN

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN


NO
BELAJAR 1 BELAJAR 2 BELAJAR 3
1 B B B
2 S S S
3 S S B
4 S B S
5 S B B
6 S B B
7 B S S
8 B S B
9 B S S
10 S B S

Konsep dan Teori Gender 41


DAFTAR KEPUSTAKAAN

BKKBN. 2002. Analisis Gender. Jakarta: BKKBN Pusat

BKKBN & UNFPA. 2000. Fakta Isu Gender dalam


Pembangunan Indonesia Tahun 2000. Jakarta:
BKKBN & UNFPA.

BKKBN: Puslat Gender dan PKP.2000. Kumpulan Bahan


Pembelajaran Pelatihan Pengarusutamaan
Gender Bidang Kesehatan Reproduksi dan
Kependudukan. Jakarta: Puslat Gender dan PKP,
BKKBN Pusat.

Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan. 2000. Panduan


Pelaksanaan Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang
PUG dalam Pembangunan Nasional. Jakarta:
Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan.

Kantor Meneg PP, BKKBN, dan UNFPA. 2005. Panduan dan


Bunga Rampai PUG. Jakarta: Kantor Meneg PP, BKKBN,
dan UNFPA.

Murfitriati, dkk. 2006. Bahan Bacaan 2, Gender dalam


Kesehatan Reproduksi: Isu Global Gender. Jakarta:
Puslat Gender dan PKP, BKKBN Pusat.

Konsep dan Teori Gender 42

You might also like