Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya suatu “hubungan”,
baik hubungan atas suatu kebendaan atau hubungan yang lain. Adakalanya hubungan antara
seseorang atau badan hukum itu tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, sehingga
seringkali menimbulkan permasalahan hukum. Sebagai contoh sebagai akibat terjadinya
hubungan pinjam meminjam saja seringkali menimbulkan permasalahan hukum. Atau contoh
lain dalam hal terjadinya putusnya perkawinan seringkali menimbulkan permasalahan hukum.
Ketentuan mengenai hukum perdata ini diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUH Perdata) atau lebih dikenal dengan BW (Burgelijke Wetboek).
Hukum perdata merupakan hukum yang meliputi semua hukum “Privat materil”, yaitu
segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
Apa itu Hukum Orang (Persoonrecht )
Apa itu Hukum keluarga ( Familierecht )
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hukum Orang
A. Pengertian Hukum Orang
• Dalam arti sempit
Hukum orang hanya ketentuan orang sebagai subjek hukum
• Dalam arti luas
Hukum orang tidak hanya ketentuan orang sebagai subjek hukum tetapi juga termasuk
aturan hukum keluarga
C. Subjek Hukum
Subjek hukum adalah pembawa hak dan kewajiban.
Kategori Subjek Hukum :
1. Manusia (Natuurlijk Persoon)
2. Badan Hukum (Rechts persoon)
2. Hukum Keluarga
a. Pengertian Hukum Keluarga
Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan ketentuan yang mengenai hubungan
hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena
perkawinan (perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, pengampunan, keadaan tak hadir).
Kekeluargaan sedarah adalah pertalian keluarga yang terdapat antara beberapa orang
yang mempunyai keluhuran yang sama. Kekeluargaan karena perkawinan adalah pertalian
keluarga yang terdapat karena perkawinan antara seorang dengan keluarga sedarah dari istri
(suaminya).
c. Esensi Perkawinan
1. Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan YME
(UU No. 1 Thn. 1974)
2. Tujuan Perkawinan
Yang menjadi tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhanan yang maha Esa. Ini berarti bahwa perkawinan itu :
- Berlangsung seumur hidup
- Cerai diperlukan syarat-syarat yang ketat dan merupakan jalan terakhir
- Suami – istri membantu untuk mengembangkan diri.
Menurut UU No. 1 Thn. 1974 adalah sebagaimana disebutkan dalam pasal 6 s.d 12 adalah
sebagai berikut :
syarat-syarat perkawinan dalah KUH Peradata beberapa yang harus diindahkan. Syarat-
syarat ini dibeda-bedakan antara :
a. Syarat materiil (syarat inti)
Syarat ini masih dapat diperinci lagi antara syarat materiil absolut dan syarat materil relatif.
Syarat materiil absolut adalah syarat yang mengenai pribadi seorang yang harus diindahkan
untuk perkawinan pada umumnya.
Syarat ini adalah sebagai berikut :
1. Monogamy
2. Persetujuan antara kedua calom suami istri
3. Orang yang hendak kawin harus memenuhi batas umur minimal (pasal 29)
4. Seoang perempuan yang pernah kawin dan hendak kawin lagi harus mengindahkan waktu
300 hari setelah perkawinan yang dahulu dibubarkan (pasal 34)
5. Untuk kawin diperlukan ijin dari sementara orang (pasal 35-49)
Syarat materiil relatif adalah mengenai ketentuan-ketentuan yang merupakan larangan bagi
seorang untuk kawin dengan orang tertentu.
Ketentuan-ketentuan ini ada 2 macam :
1. Larangan untuk kawin dengan orang yang sangat dekat di dalam kekeluargaan sedarah
atau karena perkawinan.
2. Larangan untuk kawin dengan orang, dengan siapa orang itu pernah melakukan perbuatan
zinah.
3. Larangan untuk memperbaharui perkawinan setelah adanya perceraian jika belum lewat
waktu 1 tahun.
b. Syarat Formal
Ini dapat dibagi dalam syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum dilangsungkan
perkawinan, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi berbarengan dengan dilangsungkannya
perkawinan itu sendiri.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum perkawinan dilangsungkan perkawinan adalah :
Demikian penjelasan pembahasan dari makalah ini. Maka dapat kami simpulkan
1. Hukum orang hanya ketentuan orang sebagai subjek hokum
2. Kategori Subjek Hukum : Manusia (Natuurlijk Persoon),Badan Hukum (Rechts persoon)
3. Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan ketentuan yang mengenai hubungan hukum
yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan karena perkawinan
(perkawinan, kekuasaan orang tua, perwalian, pengampunan, keadaan tak hadir).
4. Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan YME
(UU No. 1 Thn. 1974)
Daftar Pustaka
http://akta-online.com/main/index.php?option=com_content&view=article&id=188%3Ahukum-
perorangan-dan-kekeluargaan-perdata-barat-2&Itemid=58
http://pengantarhukumindonesia.blogspot.com/2008/11/bab-iv-hukum-keluarga-bag1.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/hukum-keluarga-adalah-bagian-dari-hukum.html
http://excellent-lawyer.blogspot.com/search/label/Perdata
MAKALAH HUKUM PERDATA
HUKUM ORANG DAN HUKUM KELUARGA
OLEH :
RUSDIN
INDRA EFENDI
NURWAHIDAH
NENI ROSMAWATI