Professional Documents
Culture Documents
Kota Surabaya
2004-2008
(Pendekatan Model Basis Ekonomi – Metode Shift Share)
Agung Jatmiko
Abstract
In OTDA era, data and information about allocation effect is very important, because its
became competitive advantage in this region. The other opportunity is investor pulled with
this region. The subject of this paper is City of Surabaya. Assessing data from BPS East
Java., Surabaya. Type of data is secondary. For the analysis this paper used Shift Share
method and the tool using Microsoft Excel from Microsoft Windows XP. The result of this
research is (i) Agriculture, Financing, Ownership and Business Services included sectors
don’t have competitive advantage, specialized (Code 4). (ii) Electricity, Gas, Water Supply,
Construction and Services don’t have competitive advantage, not specialized (Code 3). But
Trade, Hotel, and Restaurant sector have the competitive advantage. It is rare that big city
like Surabaya don’t have the competitive advantage in construction sector or communication
sector.
Pendahuluan
Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang
berhubungan satu dengan yang lainnya (Arsyad 1999 : 314), yaitu :
a) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan
pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor
yang sama di perekonomian yang dijadikan acuan.
b) Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,
pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian
yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk
mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri
yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian yang dijadikan acuan.
c) Pergeseran diferensial (differential shift) membantu kita dalam menentukan
seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang
dijadika acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri
adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya daripada industri
yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.
PDRB Jawa Timur atas Dasar Harga Konstan 2000; 2004-2008 (miliar Rupiah)
Pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Timur, 2004-2008
No 2004 2005 2006 2007 2008 Sekto ’04-‘05 ’05-‘06 ’06-‘07 ’07-‘08 Rata-Rata
r
1 1 0.03160493 0.03993857 0.03133603 0.03116544 0.03351124
43,331.50 44,700.98 46,486.28 47,942.97 49,437.14 4 1 8 9 8
2 2 0.09319569 0.10442107 0.09260900 0.09399836
4,595.92 5,024.24 5,455.16 6,024.79 6,582.74 2 0.08576768 4 3 2
3 3 0.04614061 0.03045341 0.04639492 0.04391867 0.04172690
67,520.43 70,635.87 72,786.97 76,163.92 79,508.94 1 2 1 6 5
4 4 0.06182886 0.04074911 0.03106180 0.06294293
4,171.62 4,429.54 4,610.04 5,154.63 5,314.75 7 6 0.11813195 8 5
5 5 0.03476082 0.01424127 0.02205490
8,604.40 8,903.50 9,030.29 9,139.60 9,387.40 8 1 0.01210438 0.02711313 2
6 6 0.09617091 0.08388386 0.08268883 0.08856707
68,295.97 74,546.74 81,715.96 88,570.61 95,894.42 0.09152469 4 9 6 7
7 7 0.04998934 0.06769990 0.07773490 0.07196982 0.06684849
13,830.44 14,521.81 15,504.94 16,710.21 17,912.85 7 6 7 4 6
8 8 0.07494055 0.07459863 0.08052396 0.07868077
11,783.34 12,666.39 13,611.29 14,763.62 15,952.45 3 9 0.08465994 4 4
9 9 0.04231715 0.05265006 0.05875135 0.06273511 0.05411341
20,095.27 20,945.65 22,048.44 23,343.81 24,808.29 1 5 1 1 9
Tota Total
242,228.8 256,374.7 271,237.6 287,814.1 304,798.9 0.52630267 0.50226957 0.52378580
l 9 3 7 8 7 2 4 0.61741843 2 0.54244412
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur (diolah)
PDRB Surabaya atas Dasar Harga Konstan 2000; 2004-2008 (miliar Rupiah)
Pertumbuhan PDRB Surabaya, 2004-2008
No 2004 2005 2006 2007 2008 Sektor ’04-‘05 ’05-‘06 ’06-‘07 ’07-‘08 Rata-Rata
1 89.57 88.07 90.9 83.22 73.25 1 -0.016746679 0.03213353 -0.084488449 -0.119802932 -0.047226132
2 8.46 7.2 6.78 6.01 6.1 2 -0.14893617 -0.058333333 -0.113569322 0.014975042 -0.076465946
3 17,294.24 18,063.98 19,054.52 19,920.32 20,702.81 3 0.044508461 0.054835092 0.045438038 0.039280995 0.046015646
4 1,514.85 1,562.91 1,673.10 2,053.05 2,269.86 4 0.031725913 0.0705031 0.0705031 0.105603858 0.069583993
5 4,444.30 4,709.25 4,543.10 4,586.80 4,886.18 5 0.059615688 -0.035281627 -0.035281627 0.065269905 0.013580585
6 19,499.74 21,102.21 23,076.78 24,865.51 26,998.09 6 0.082179044 0.093571716 0.077512114 0.085764579 0.084756863
7 5,586.79 6,037.66 6,437.88 6,798.60 7,514.32 7 0.080702872 0.06628727 0.056030867 0.105274615 0.077073906
8 3,685.48 3,907.43 4,162.78 4,466.21 4,676.17 8 0.06022282 0.065349859 0.072891193 0.047010776 0.061368662
9 4,189.46 4,399.28 4,631.55 4,916.11 4,998.94 9 0.050082827 0.052797276 0.061439475 0.016848687 0.045292066
Tota Total
l 53,125.90 56,312.90 59,877.99 63,677.39 71,765.76 0.243354777 0.341862883 0.15047539 0.360225526 0.273979644
Sumber: BAPPEKO Surabaya (diolah)
Hasil Perhitungan Shift Share Kota Surabaya, 2004-2008
(miliar rupiah)
Dari hasil perhitungan analisis Shift-Share tersebut diatas, menunjukkan bahwa semua
sektor di wilayah Kota Surabaya laju pertumbuhannya seiring dengan laju pertumbuhan
nasional secara keseluruhan (ditunjukkan oleh nilai Nij).
Sedangkan pengaruh bauran industrinya menunjukkan nilai positif (rin>rn) pada sektor
perdagangan, hotel, dan restoran yang mengindikasikan bahwa kesempatan kerja
(diasumsikan sebagai variabel wilayah) di sektor tersebut tumbuh lebih cepat daripada
kesempatan kerja pada sektor-sektor secara keseluruhan. Sedangkan untuk kedelapan sektor
lainnya, pengaruh bauran industrinya bertanda negatif (rin<rn) mengindikasikan bahwa
kesempatan kerja di sektor-sektor tersebut tumbuh lebih lambat daripada kesempatan kerja di
sektor secara keseluruhan.
Selanjutnya, untuk keunggulan kompetitif Kota Surabaya menunjukkan angka negatif
pada kesembilan sektor ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan kesempatan
kerja (diasumsikan sebagai variabel wilayah) di wilayah Kota Surabaya pada sektor-sektor
tersebut lebih lambat dari pada pertumbuhan pada sektor yang sama di tingkat wilayah Jawa
Timur. Hal ini juga mengimplikasikan bahwa share di Kota Surabaya atas kesempatan kerja
secara luas pada Propinsi Jawa Timur di sektor-sektor tersebut mengalami penurunan pada
kurun waktu 2004 sampai 2008. Sedangkan secara umum, keseluruhan sektor di Kota
Surabaya mengalami pertumbuhan yang meningkat pada kurun waktu 2004 sampai 2008
(ditunjukkan oleh nilai Dij).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis shift-share di Kota Surabaya
memberikan indikator-indikator positif. Yang pertama adalah bahwa Kota Surabaya
mengadakan spesialisasi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini dikarenakan
sektor ini merupakan sektor yang berkembang secara nasional dibandingkan sektor yang
lainnya (industrial-mix effect). Yang menjadi catatan adalah bahwa keunggulan kompetitif
sektor-sektor ekonomi Kota Surabaya cenderung menurun lebih cepat dari pada rata-rata
nasional (di Jawa Timur). Hal ini tergolong aneh mengingat pembangunan di Surabaya
selama tahun 2004-2008 terus bertumbuh. Atau mungkin penurunan ini disebabkan karena
kota-kota di sekitar Surabaya misalnya Gresik, Mojokerto, Malang, Sidoarjo dalam beberapa
sektor (misalnya konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran) tumbuh lebih cepat daripada
Surabaya. Khusus untuk Gresik dan Mojokerto pembangunan bidang konstruksi lebih banyak
diperuntukkan untuk bangunan pabrik.
Daftar Pustaka
PDRB Propinsi Jawa Timur. Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur .
www.google.com
Ropingi. 2003. Aplikasi Shift Share Esteban-Marquillas Pada Sektor Pertanian di Kabupaten
Boyolali. www.google.com
Titik Annisa Nur Kholida. Analisis Shift Share Kabupaten Pamekasan Terhadap
Propinsi Jawa Timur Tahun 2004-2006. www.google.com
TUGAS
ANALISIS PEMBANGUNAN DAERAH
Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi
Kota Surabaya
2004-2008
(Pendekatan Model Basis Ekonomi – Metode Shift Share)
Oleh
Agung Jatmiko
(09/304347/PEK/14975)