You are on page 1of 32

Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas

yang menimbulkan kemampuan sel untuk:

 tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)


 menyerang jaringan biologis di dekatnya.
 bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik,
disebut metastasis.

Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker
membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang
berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi. Pada
umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Reaksi antara asam
tetraiodotiroasetat dengan integrin adalah penghambat aktivitas hormon tiroksin dan tri-
iodotironina yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam angiogenesis dan proliferasi
sel tumor.[1] Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin
dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering
diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker dapat menyebabkan banyak
gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya
metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh
dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau
radiasi. Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama
kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan,
terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor
lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker
daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa
jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak
bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun
bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke
organ lain.

[sunting] Klasifikasi
Perkembangan sel normal menjadi sel kanker

Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai
contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan
kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi
kanker kemudian dilakukan pada kategori yang lebih umum, misalnya:[2]

 Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau
jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau
kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker
esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung,
kanker testiskular dan kanker tiroid.
 Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan
seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa,
pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
 Leukemia,Limfoma dan Mieloma kanker yang terjadi pada jaringan darah
 Melanoma timbul dari melanosit.
 Mesotelioma pada pleura atau perikardium

[sunting] Ciri-ciri sel kanker


Jaringan kanker memiliki ciri morfologis yang sangat khas saat diamati dengan mikroskop.
Diantaranya berupa banyaknya jumlah sel yang mengalami mitosis, variasi jumlah dan ukuran
nukleus, variasi ukuran dan bentuk sel, tidak terdapat fitur selular yang khas, tidak terjadi
koordinasi selular yang biasa nampak pada jaringan normal dan tidak terdapat batas jaringan
yang jelas.

Immunohistochemistry dan metode molekular lain digunakan untuk menemukan ciri morfologis
khas pada sel kanker/tumor, sebagai rujukan diagnosis dan prognosis.

Hahn dan rekan menggunakan ekspresi ektopik dari kombinasi antara telomerase transkriptase
balik dengan onkogen h-ras dan antigen T dari virus SV40 untuk menginduksi konversi
tumorigenik pada sel fibroblas dan sel epitelial manusia, yang terjadi akibat disrupsi pada
lintasan metabolik intraselular. Ciri fenotipe dari sel kanker setelah mengalami transformasi dari
sel normal, antara lain:[3]

[sunting] Transformasi in vitro

 Terjadi perubahan sitologi seperti pada sel kanker in vivo yaitu peningkatan basofil
sitoplasmik, peningkatan jumlah dan ukuran nuklei
 Perubahan pada karakteristik perkembangan sel:

a. sulit mati walaupun telah mengalami diferensiasi berkali-kali


b. tumbuh berkembang yang tidak terhenti, walaupun telah berdesakan dengan sel di
sekitarnya, sehingga jaringan kanker memiliki kepadatan yang tinggi
c. membutuhkan serum dan faktor pertumbuhan lebih sedikit
d. tidak lagi membutuhkan lapisan antarmuka untuk berkembangbiak, dan dapat tumbuh
sebagai koloni bebas di dalam medium semi-padat.
e. tidak memiliki kendali atas siklus sel
f. sulit mengalami apoptosis

 Perubahan pada struktur dan fungsi membran sel, termasuk peningkatan aglutinabilitas
karena lektin herbal
 Perubahan pada komposisi antarmuka sel, glikoprotein, proteoglikan, glikolipid dan
musin, ekspresi antigen tumorik dan peningkatan penyerapan asam amino, heksos dan
nukleosida.
 Tidak terjadi interaksi matriks sel-sel dan sel-ekstraselular, sehingga tidak terjadi
penurunan laju diferensiasi
 Sel kanker tidak merespon stimulasi zat yang menginduksi diferensiasi, karena terjadi
perubahan komposisi antarmuka sel, termasuk komposisi molekul pencerap zat
bersangkutan.
 Perubahan dalam mekanisme transduksi sinyal selular, termasuk pada lintasan yang
sangat fundamental, selain lintasan regulasi yang mengendalikan fungsi pencerap faktor
pertumbuhan, jenjang fosforilasi dan defosforilasi.
 Kemampuan untuk menginduksi tumor pada model. Kemampuan ini yang menjadi sine
qua non yang mendefinisikan kata "ganas" pada transformasi in vitro. Walaupun
demikian, sel kanker yang tidak memiliki kemampuan seperti ini, tetap memiliki sifat
"tumorigenik" pada model yang lain.

[sunting] Transformasi in vivo

Transformasi pada sel manusia memerlukan akumulasi dari berbagai perubahan genetik yang
mengakibatkan ketidak-stabilan genomik,[4] seperti:

 Peningkatan ekspresi protein onkogen sebagai akibat dari translokasi, amplifikasi dan
mutasi pada kromosom.
 Tidak terdapat ekspresi protein dari gen "penekan tumor".
 Perubahan pada metilasi DNA.
 Terdapat kelainan transkripsi genetik yang menyebabkan kelebihan produksi zat
pendukung pertumbuhan, seperti IGF-2, TGF-α, faktor angiogenesis tumor, PDGF, dan
faktor pertumbuhan hematopoietik seperti CSF dan interleukin.
 Tidak terjadi keseimbangan genetis, sehingga proliferasi menjadi semakin tidak
terkendali, peningkatan kemungkinan terjadinya metastasis.
 Perubahan pada pola enzim dan peningkatan enzim yang berperan dalam sintesis asam
nukleat dan enzim yang bersifat litik, seperti protease, kolagenase dan glikosidase.
 Produksi antigen onkofetal, seperti antigen karsinoembrionik dan hormon plasentis
(contoh: gonadotropin korionik), atau isoenzim seperti alkalina fosfatase plasentis.
 Kemampuan untuk menghindari respon antitumor dari inangnya.
Dari berbagai perubahan genetik tersebut, pada tumor pada manusia, seringkali ditemukan
translokasi kromosom yang menghasilkan produk kimerik dengan kemampuan transformasi
menjadi sel tumor/kanker atau mengubah ekspresi onkogen.[4]

[sunting] Ciri dan gejala


Secara umum, gejala kanker bisa dibadi menjadi tiga kelompok :

 Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor, pendarahan
(hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration. Kompresi jaringan sekitar
bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).
 Gejala metastasis (penyebaran) : pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk,
hemoptisis, hepatomegali (pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-
tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada kanker tahap
lanjut menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
 Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan, kelelahan
dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat malam, anemia,
fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan kanker aktif
seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap gejala dalam daftar di atas bisa
disebabkan oleh berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis
banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab utama dari
setiap gejala.

[sunting] Penyebab
Kanker adalah penyakit yang 90-95% kasusnya disebabkan faktor lingkungan dan 5-10% karena
faktor genetik.[5]. Faktor lingkungan yang biasanya mengarahkan kepada kematian akibat kanker
adalah tembakau (25-30%), diet dan obesitas (30-35 %), infeksi (15-20%), radiasi, stres,
kurangnya aktivitas fisik, polutan lingkungan.[5]

[sunting] Bahan Kimia


Timbulnya penyakit kanker paru-paru sangat berkorelasi dengan konsumsi rokok.Source:NIH.

Patogenesis kanker dapat dilacak balik ke mutasi DNA yang berdampak pada pertumbuhan sel
dan metastasis. Zat yang menyebabkan mutasi DNA dikenal sebagai mutagen, dan mutagen yang
menyebabkan kanker disebut dengan karsinogen. Ada beberapa zat khusus yang terkait dengan
jenis kanker tertentu. Rokok tembakau dihubungkan dengan banyak jenis kanker,[6] dan
penyebab dari 90% kanker paru-paru.[7] Keterpaparan secara terus-menerus terhadap serat
asbestos dikaitkan dengan mesothelioma.[8]. Banyak mutagen adalah juga karsinogen. Tetapi,
beberapa mutagen bukanlah karsinogen. Alkohol adalah contoh bahan kimia bersifat karsinogen
yang bukan mutagen.[9]. Bahan kimia seperti ini bisa menyebabkan kanker dengan menstimulasi
tingkat pembelahan sel. Tingkat replikasi yang lebih cepat, hanya menyisakan sedikit waktu bagi
enzim-enzim untuk memperbaiki DNA yang rusak pada saat replikasi DNA, sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya mutasi. Riset selama beberapa dekade menunjukkan
keterkaitan antara penggunaan tembakau dan kanker pada paru-paru, laring, kepala, leher, perut,
kandung kemih, ginjal, esofagus, dan pankreas.[10]. Asap tembakau memiliki lebih dari lima
puluh jenis karsinogen yang sudah dikenali termasuk nitrosamines dan hidrokarbon aromatik
polisiklik.[11] Tembakau bertanggung jawab atas satu per tiga dari seluruh kematian akibat kanker
di negara-negara maju,[6] dan sekitar satu per lima di seluruh dunia.[11] Tingkat kematian akibat
kanker paru-paru di Amerika Serikat mencerminkan pola merokok, dengan kenaikan dalam pola
merokok diikuti dengan peningkatan yang dramatis dalam tingkat kematian akibat kanker paru-
paru. Walaupun begitu, jumlah perokok di seluruh dunia terus meningkat, sehingga beberapa
organisasi menyebutkannya sebagai epidemik tembakau.[12] Kanker yang berhubungan dengan
pekerjaan seseorang diyakini memiliki jumlah sebesar 2-20% dari semua kasus.[13]

[sunting] Radiasi Ionisasi

Sumber-sumber radiasi ionisasi, seperti gas radon, bisa menyebabkan kanker. Keterpaparan
terus-menerus terhadap radiasi ultraviolet dari matahari bisa menyebabkan melanoma dan
beberapa penyakit kulit yang berbahaya.[14] Diperkirakan 2% dari penyakit kanker di masa yang
akan datang dikarenakan CT Scan di saat ini.[15] Radiasi dari frekuensi radio tak berion dari
telepon seluler dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga dianggap sebagai penyebab
kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang mendukung keterkaitan ini.[16]
[sunting] Infeksi

Beberapa kanker bisa disebabkan infeksi.[17] Ini bukan saja berlaku pada binatang-binatang
seperti burung, tetapi juga pada manusia. Virus-virus ini berperan hingga 20% dari kanker pada
manusia di seluruh dunia.[18]

[sunting] Ketidakseimbangan Hormonal

[sunting] Disfungsi Sistem Kekebalan

[sunting] Keturunan

[sunting] Penyebab Lain

[sunting] Patofisiologi
Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan
biologisnya. Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker
yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker dan sel
anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum).

Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan
perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin
diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker
dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA),
penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal,
terutama di dalam lingkungan yang membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan
menyebar. Sebagai contohnya, lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak,
disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan
yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker adalah penyakit
progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak
berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab
kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat
ganda secara eksponensial. Sebagai contohnya :

 Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya
mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
 Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal
penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.
 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan
merusak sel yang lebih sehat.
 Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel
rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.

[sunting] Pembentukan sel kanker


Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah
hiperplasia, displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam jaringan
bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi ketika sel berkembang
tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan pada nukleusnya. Pada tahapan ini
ukuran nukleus bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada ciri khas sitoplasma yang
berhubungan dengan diferensiasi sel pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada
jaringan yang sudah berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.[19] Kelainan
siklus sel, antara lain terjadi saat:

 perpindahan fasa G1 menuju fasa S.[20]


 siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi.[21] Pencerap hormon
tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan
berfungsi sebagai supresor tumor dan gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada
kanker.[22]
 siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.[23]
 translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah putih seperti
leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu pada
kromosom.[24] Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami translokasi
kromosom 9 dan 22, yang disebut kromosom filadelfia.

Karsinogenesis pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai akibat paparan karsinogen
yang sering dijumpai dalam lingkungan, sepanjang hidup, baik melalui konsumsi,[25] maupun
infeksi.[26] Terdapat empat jenjang karsinogenesis:

 inisiasi tumor
 promosi tumor
 konversi malignan
 progresi tumor

[sunting] Diagnosis kanker


Kebanyakan kanker dikenali karena tanda atau gejala tampak atau melalui screening. Kedua
metode ini tidak menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi.
Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari masalah yang tak
berhubungan.

Karena kanker juga dapat disebabkan adanya metilasi pada promotor gen tertentu, maka deteksi
dini dapat dilakukan dengan menguji gen yang menjadi biomarker untuk kanker. Beberapa jenis
kanker telah diketahui status metilasi biomarker-nya. Misalnya untuk kanker payudara dapat
digunakan biomarker BRCA, sedangkan untuk kanker kolorektal dapat menggunakan biomarker
Sox17.

Deteksi dini ini sangat penting. Pada beberapa kanker seperti kanker kolorektal apabila diketahui
sejak dini peluang untuk sembuh lebih besar.[27] Selain itu, deteksi dini dapat memudahkan
dokter untuk memberikan pengobatan yang sesuai.
[sunting] Pencegahan
[sunting] Faktor-faktor yang dapat diubah

[sunting] Diet

[sunting] Vitamin

[sunting] Pengobatan Pencegahan

[sunting] Uji Genetik

[sunting] Vaksinasi

[sunting] Penyaringan/(Screening)

[sunting] Kanker pada orang dewasa


Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang lainnya, kanker sekarang ini bertanggung
jawab untuk sekitar 25% dari seluruh kematian.[28] Dalam setahun, sekitar 0,5% dari populasi
terdiagnosa kanker.

Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari
seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker
kandung kemih (7%), dan "cutaneous melanoma (5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-
paru adalah yang paling umum (31%), diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan
rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%).[28]

Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum
(32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker kolon dan rektum
(11%), kanker endometrium (6%, uterus) dan limfoma non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus
kematian, kanker paru-paru paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker
payudara (15%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung telur (6%), dan kanker pankreas
(6%).[28]

Statistik dapat bervariasi besar di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang
kematian ketiga terbesar setelah penyakit jantung. Penyebab utama kanker di negara tersebut
adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak
sehat. Pada tanaman, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/ bakteri tertantu.
Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia sangat berbeda. [29]

Pendahuluan

Kanker bukanlah suatu penyakit yang ringan. Langkah awal dalam pengobatan kanker adalah deteksi dengan benar
bahwa gejala yang muncul pada tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas. Deteksi ini bisa dilakukan
dengan pemeriksaan biopsy, sehingga langkah pengobatan bisa dilakukan secara cepat dan tepat. Langkah
berikutnya adalah terapi pengobatan dengan cara konvensional. Namun pada kenyataannya pengobatan dengan
cara ini sering kali kanker belum bisa diatasi secara total. Disinilah peran tanaman obat/herbal.

Peran utama herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan melokalisir sel-sel kaker sehingga sel-sel
kanker tidak mudah menyebar, dan lebih mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih aman untuk
tubuh pasien. Contohnya adalah tanaman obat dari ekstrak keladi tikus (Typhonium Flagelliforme). Dalam
penggunaannya, tanaman obat ini bisa dipakai bersamaan dengan pengobatan konvensional (pembedahan,
kemoterapi, radioterapi dan hormonterapi) atau setelah pengobatan konvensional selesai dilakukan. Karena obat
dari ekstrak keladi tikus dapat membantu mengurangi efek pengobatan secara konvensional.

Jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat
dibuktikan sebagai salah satu penyebab kematian. Hanya beberapa kanker yang dapat diobati secara memuaskan,
terutama jika diobati saat masih stadium dini. Keberhasilan pengobatan sangat ditentukan oleh jenis kanker,
stadium kanker, keadaan umum penderita, dan usaha penderita untuk sembuh.

Definisi Kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel
kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke
jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ
penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian
sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut
mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi
diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di
bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi didalam tubuh, kanker itu akan
sulit diketahui dan kadang - kadang tidak memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut
sehingga sulit diobati.

Perbedaan Tumor dan Kanker

Tumor ada dua macam yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak hanya tumbuh dan membesar, tidak terlalu
berbahaya, dan tidak menyebar ke luar jaringan. Sedangkan tumor ganas adalah kanker yang tumbuh dengan
cepat dan tidak terkendali dan merusak jaringan lainnya.

Jenis - jenis kanker yang telah dikenal saat ini yaitu :

- Karsinoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya
jaringan seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon, rectum,
lambung, pancreas, dan esofagus.

- Limfoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa,
berbagai kelenjar limfe, timus, dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker
kelenjar limfe dan limfa)

- Leukemia
Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel
darah normal.

- Sarkoma
Yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel -
sel yang ditemukan diotot dan tulang.

- Glioma
Yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) di susunan saraf pusat.

- Karsinoma in situ
Yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu
sehingga masih dianggap lesi prainvasif (kelainan/luka yang belum memyebar)

Faktor - faktor penyebab kanker

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan
dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker, sebagai berikut :

 Faktor keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker
tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam
keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai contoh,
risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya
menderita kanker payudara.

 Faktor Lingkungan

- Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru, mulut, laring (pita suara), dan
kandung kemih.
- Sinar Ultraviolet dari matahari
- Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari
pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
Contoh, orang yang selamat dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko
tinggi menderita kanker sel darah, seperti Leukemia.

 Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran
pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah :
- Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker
lambung
- Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan.
- Zat pewarna makanan
- Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang, ikan,
dsb.
- Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.

 Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :


- Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah satu penyebab
kanker leher rahim pada wanita.
- Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang ditandai oleh lesi
kulit berwarna merah)
- Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
- Virus Epstein - Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini
menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
- Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainnya.

 Infeksi

- Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi
menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.
- Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.
- Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga
bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan
siklus sel.

 Faktor perilaku

- Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak
dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
- Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti pasangan.

 Gangguan keseimbangan hormonal

Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker,
sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. - Ada kecenderungan
bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker
payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.

 Faktor kejiwaan, emosional

- Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus
menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga
menyebabkan kanker.

 Radikal bebas
- Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron bebas yang tidak
berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber - sumber radikal bebas yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan , minuman, udara
yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses
metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun
biologis.
Faktor Resiko dan Gejala Kanker

 Faktor Resiko Hormonal

Hormon estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tertentu, misalnya kanker payudara dan
kanker endometrium. Wanita yang memiliki menstruasi memiliki kadar estrogen yang tinggi, maka resiko
terbentuknya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi dini dan mencapai
menopause lambat. Terlambat mengandung atau tidak memiliki anak dapat meningkatkan resiko kanker
payudara.

 Faktor Kejiwaan, Emosi Psikis

Gangguan yang terjadi pada emosi dapat menyebabkan atau memperberat kanker seperti stress, dendam,
kebencian yang mendalam,atau sakit hati (kepedihan). Peranan faktor kejiwaan pada kanker dapat melalui
beberapa cara, diantaranya: stress atau dendam yang mempengaruhi perkembangan sel menjadi liar dan
efek yang melemahkan sistem kekebalan tubuh sel T sehingga tidak mampu melenyapkan sel kanker yang
terbentuk.

 Beberapa faktor yang bersifat Protektif terhadap pembentukan kanker yaitu :

- Hormon progesteron bersifat protektif terhadap kanker yaitu dengan menghambat efek stimulasi estrogen.
Hormon progesteron meningkat pada saat kehamilan dan saat menyusui pada wanita oleh karena itu, wanita
yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut - turut, wanita yang hamil beberapa kali, akan
mengurangi resiko terkena kanker payudara.

Gejala - gejala Kanker

Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang yaitu :

 Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah disekitarnya, reaksi
kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena
ketakutan atau kecemasan.
 Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau muntah yang berdarah,
mimisan yang terus menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan liang senggama yang
berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah dalam air kemih.
 Perubahan kebiasaan buang air besar
 Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia)
 Benjolan pada payudara
 Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus.
 Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap.
 Luka yang tidak sembuh - sembuh
 Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok

Gejala Kanker secara khusus berdasarkan jenis kanker yang dialami :

 Kanker Otak

Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah hari, epilepsi, lemah, mati rasa pada
lengan dan kaki, kesulitan berjalan,mengantuk, perubahan tidak normal pada penglihatan, perubahan pada
kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara.

 Kanker mulut

Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung sembuh.

 Kanker Tenggorokan

Batuk terus menerus, suara serak atau parau.

 Kanker Paru-paru

Batuk terus - menerus, dahak bercampur darah, rasa sakit di dada.

 Kanker Payudara

Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk, gatal - gatal, kemerahan, rasa sakit yang
tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi.

 Kanker saluran pencernaan

Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam, rasa tidak enak terus -
menerus pada perut, benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat badan.

 Kanker Rahim (uterus)

Pendarahan diperiode - periode datang bulan, pengeluaran darah saat mens yang tidak seperti biasanya dan
rasa sakit yang luar biasa.

 Kanker Indung Telur (ovarium)

Pada fase lanjut barulah muncul gejala.

 Kanker Kolon

Pendarahan pada rectum, ada darah pada kotoran, perubahan buang air besar (diare yang terus menerus atau
sulit buang air besar).

 Kanker Kandung Kemih atau Ginjal


Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau kesulitan buang air
kecil, sakit pada kandung kemih.

 Kanker prostat

Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus menerus pada pinggang belakang, penis dan paha atas.

 Kanker buah zakar/testis

Adanya benjolan pada buah zakar, ukuran penampungan pada buah zakar yang membesar dan menebal
secara mendadak, sakit pada perut bagian bawah, dada membesar atau melembek.

 Limfoma

Kelenjar getah bening membesar, kenyal seperti karet, gatal - gatal, berkeringat pada waktu tidur malam,
demam atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

 Leukemia

Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena infeksi, mudah terluka, rasa sakit pada tulang
dan persendian, mimisan.

 Kanker Kulit

Benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi yang tidak sembuh - sembuh,
bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa
bercak-bercak.

 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah infeksi yaitu pada pengidap kanker stadium
lanjut. Infeksi terjadi akibat kekurangan protein dan zat gizi lainnya serta penekanan sistem imun yang
sering terjadi setelah pengobatan konvensional.
Diagnosis Kanker

Deteksi Dini Kanker :

 Upaya pendeteksian kanker yang terkini adalah dengan Digital Infrared Imaging atau Pencitraan
Inframerah Digital (PID). Teknik ini untuk memonitor kesehatan payudara dan leher rahim pada wanita
terhadap adanya proses prakanker. Prinsip kerja PID adalah bahwa benda pada temperatur tertentu akan
memancarkan radiasi gelombang electromagnet dari permukaan yang tidak kasat mata, dimana intensitas
maksimum terjadi pada panjang gelombang daerah sinar inframerah. Aktivitas kimia dan aktivitas
pembuluh darah didalam jaringan sekitar prakanker yang sedang tumbuh selalu lebih tinggi daripada
jaringan normal.

 Beberapa tes penyaringan yang dapat dilakukan dirumah, misalnya melakukan pemeriksaan payudara
sendiri setiap bulan sangat dapat membantu wanita mendeteksi kaknker payudara.
 Memeriksa buah zakar dapat membantu pria mendeteksi kanker secara dini sehingga dapat disembuhkan
bila ditemukan pada stadium dini.

 Memeriksa secara teratur adanya luka terbuka dimulut yang tidak sembuh - sembuh untuk mendeteksi
kanker mulut pada stadium dini.

Menentukan Stadium kanker

Jika kanker telah ditemukan, pemeriksaan penentuan stadium (staging) kanker membantu dokter dalam
merencanakan pengobatan yang tepat dan menentukan prognosis perjalanan penyakitnya. Staging bisa dilakukan
dengan menggunakan :

1. Pemindaian/scanning (misalnya pemindaian hati atau tulang)

2. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan patologis dapat diketahui.

3. CT (Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)

4. Mediastinoskopi

5. Biopsi sumsum tulang.

Terkadang perlu dilakukan pembedahan untuk menentukan stadium kanker. Misalnya, suatu laparatomi
(pembedahan perut) memungkinkan ahli bedah untuk mengangkat atau mengobati kanker usus besar sambil
menentukan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening terdekat.

Pengobatan Kanker

1. Pengobatan Konvensional

- Pengobatan dengan Kemoterapi

Prinsip kerja pengobatan ini adalah dengan meracuni atau membunuh sel - sel kanker, mengontrol pertumbuhan
sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak menyebar atau untuk mengurangi gejala-gejala yang
disebabkan oleh kanker. Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk menangani kanker. Kemoterapi
bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi
dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Penggunaan kemoterapi berbeda-beda pada setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus
lain dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi juga berbeda-beda
tergantung jenis kankernya. Kemoterapi biasa dilakukan di rumah sakit, klinik swasta, tempat praktek dokter,
ruang operasi (walaupun jarang dilakukan) dan juga di rumah (oleh perawat, penderita sendiri, atau anggota
keluarga lainnya).

Efek samping kemoterapi adalah terjadi penurunan jumlah sel-sel darah (akan kembali normal sekitar seminggu
kemudian), infeksi (ditandai dengan panas , sakit tenggorokan, rasa panas saat kencing, menggigil dan luka yang
memerah, bengkak, dan rasa hangat), anemia, pendarahan seperti mimisan, rambut rontok, kadang ada keluhan
seperti kulit yang gatal dan kering, mual dan muntah, dehidrasi dan tekanan darah rendah, sembelit/konstipasi,
diare, gangguan sistem syaraf.

- Pengobatan dengan Terapi Penyinaran (Radiasi)

Terapi radiasi biasanya dilakukan sebelum atau sesudah operasi untuk mengecilkan tumor. Radiasi dilakukan
dalam usaha menghancurkan jaringan-jaringan yang sudah terkena kanker.

Efek samping penyinaran adalah mual dan muntah, penurunan jumlah sel darah putih, infeksi/peradangan, reaksi
pada kulit seperti terbakar sinar matahari, rasa lelah, sakit pada mulut dan tenggorokan, diare dan dapat
menyebabkan kebotakan.

- Pengobatan dengan pembedahan

Pembedahan merupakan bentuk pengobatan kanker yang paling tua. Beberapa kanker sering dapat disembuhkan
hanya dengan pembedahan jika dilakukan pada stadium dini.

- Pengobatan dengan terapi kombinasi

Untuk beberapa kanker, pengobatan terbaik merupakan kombinasi dari pembedahan, penyinaran, dan
kemoterapi. Pembedahan atau penyinaran mengobati kanker yang daerahnya terbatas, sedangkan kemoterapi
bertujuan membunuh sel-sel kanker yang berada diluar jangkauan pembedahan maupun penyinaran. Terkadang
penyinaran atau kemoterapi dilakukan sebelum pembedahan untuk memperkecil ukuran tumor atau setelah
pembedahan untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang mungkin tersisa.

2. Pengobatan Herbal

Pengobatan herbal adalah suatu pengobatan menggunakan berbagai macam ekstrak dari tumbuh-tumbuhan
(tanaman obat), contohnya, ekstrak dari keladi tikus (Extract Typhonium Flagelliforme) yang dikombinasikan
dengan bahan alami lainnya yang diolah secara modern, yang dapat membantu detoxifikasi jaringan darah dan
menstimulasi system kekebalan tubuh untuk bersama-sama memberantas sel kanker. Pengobatan herbal adalah
salah satu alternatif pengobatan yang telah banyak terbukti keampuhannya selain pengobatan yang dilakukan
secara modern/konvensional.

Penggunaan herbal untuk mengobati kanker tidak muncul begitu saja. Ada beberapa pendekatan yang mendasari
pengobatan dengan bahan baku tersebut, yaitu sebabagi berikut:
1. Konsep dari hasil penelitian bahwa kanker bersifat reversible (bisa normal kembali)

2. Konsep menghambat pertumbuhan kanker. Kanker tumbuh karena karsinogen dan lingkungan yang mendukung
mutasi genetis pertumbuhan. Jika karsinogen dan lingkungan tersebut ditiadakan, pertumbuhan kanker akan
terhambat.

3. Konsep penuaan sel kanker. Jika pertumbuhannya dihambat, maka sel kanker tersebut tidak mempunyai
kesempatan untuk berkembang, kemudian tua dan mati.
4. Konsep memperkuat sel lain di sekitar kanker. Kanker berkembang dengan cara menyerang sel yang ada
disekitarnya, sehingga dengan memperkuat sel sehat di sekitarnya akan terbentuk pertahanan sel yang dapat
menahan sel kanker.

Usaha Pencegahan Kanker dan Terapi Mental

Pencegahan Secara Umum

Cara pencegahan umum kanker adalah mengurangi paparan terhadap bahan karsinogen, misalnya tidak merokok,
menghindari makanan tinggi lemak, menambah makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah, hidup akif fisik,
mengupayakan berat badan yang ideal, dan hidup dengan pola sehat. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan
penapisan atau screening terhadap kemungkinan terkena kanker. Tes penapisan kanker ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya kanker sehingga dapat menurunkan jumlah kematian akibat kanker karena jika
kanker ditemukan pada stadium sangat dini, dimana kanker belum menyebar lebih jauh, biasanya kanker tersebut
dapat diobati dan memberikan hasil yang optimal.

Terapi Mental

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam hal terapi mental untuk penderita kanker adalah :

 Mengelola stress
 Menyadari adanya stress
 Dukungan moral pada pasien kanker
 Tetap aktif dan bergembira
 Berempati (mamahami beratnya beban mental yang dialami penderita untuk mendukung pemulihan kanker)
 Optimis dalam menjalankan hidup
 Buanglah dendam dan kebencian
 Terapi doa (mendekatkan diri kapada Tuhan)

Gangguan Makan Setelah Menjalani Terapi Radiasi


26 Sep 2010

 Kesehatan
 Warta Kota

TERAPI radiasi masih menjadi pilihan dalam pengobatan kanker, selain operasi dan kcmoterapi.
Menurut data organisasi kanker Amerika Serikat, pasien kanker yang memilih terapi radiasi
untuk mengatasi sakitnya itu mencapai 60 - 80 persen. Meski dipakai untuk pengobatan, terapi
itu mempunyai efek samping bagi penderita kanker. Mulai dari rambut rontok, gangguan selera
makan, mual, muntah, kehilangan pendengaran, perubahan kulit dan kulit kepala, dan
pendengaran.

Dari beberapa efek samping Itu, gangguan selera makan harus dilawan. Masuknya makanan akan
mempengaruhi daya tahan dan mempercepat proses penyembuhan. Seperti dikatakan dr Flelda
Djulta SpRad(K) saat talkshow Metode Terkini Terapi Radiasi Pada Kanker yang diadakan di
RS Dharmais. Selasa (21/9).
"Radiasi pada daerah kepala dan leher atau pada saluran makan akan menyebabkan gangguan
makan dan saluran cema. Anda akan kehilangan nafsu makan. Namun pasien disarankan tetap
makan, walaupun sedang tidak lapar." kata Flelda.

Flelda mengatakan, bagi pasien kanker yang menjalani terapi radiasi, pilihlah makanan yang
memiliki kandungan protein dan kalori yang tinggi. Tetapi harus hindari makanan yang terlalu
berbumbu, seperti sayur yang kasar. craters yang keras, atau kecap. Selain Itu jangan makan atau
minum yang terlalu panas atau terlalu dingin, artinya mlnumlah alr yang mempunyai suhu sama
dengan suhu ruangan.

Jangan merokok, menghlsap tembakau, dan minum alkohol, karena akan membuat mulut lebih
kering. Jauhi Juga makanan yang terlalu manis. Pilih makanan berkuah agar memakannya lebih
mudah. Kesehatan gigi Juga perlu diperhatikan untuk mencegah masuknya kuman ke dalam
tubuh.

"Gigi yang berlubang, goyang harus diperbaiki dulu karena gigi yang berlubang dan goyang
akan menjadi jalan masuk kuman. Perawatan gigi harus tetap dilakukan ketika dilakukan
radiasi," kata Flelda. Kondisi psikologis Juga berperan agar solera makan tetap balk (lihat boks).

Selain Itu, mual dan diare Juga cukup mengganggu ketika menjalani terapi radiasi. Untuk
menghindari mual,jangan makan 1 - 2 Jam menjelang radiasi. Saat dlradlasi lebih balk dengan
perut kosong. Setelah radiasi, untuk makan pun disarankan 1 - 2 Jam seusai dlradiasl.

Flelda mengatakan, saat menjalani program pengobatan kanker, harus ditangani dari berbagai
disiplin ilmu. Termasuk dalam mengikuti terapi radiasi.

Selain dokter onkologi radiasi, Juga ada ahli fisika radiasi, doslmetris (petugas yang disupervisi
oleh ahli fisika radiasi yang membantu dokter onkologi radiasidalam perencanaan terapi radiasi),
terapls radiasi, perawat radioterapl, serta ahli gizi, rehabilitas medis, pekerja sosial, dan dokter
onkologi gigi. ,

Sayangnya, alat radiasi yang dimiliki rumah sakit di Indonesia masih terbatas. Akibatnya pasien
harus menunggu 2 - 3 bulan untuk dapat menjalankan terapi Itu. Termasuk di rumah sakit
swasta.

DI seluruh Indonesia, hanya ada 20 rumah sakit yang memiliki alatnya. Sementara di Jakarta ada
lima RS, yakni RSCM, Dharmais. Pertamina, Persahabatan, dan RSPAD. Dampaknya, dari
sekitar 125.000 pasien yang harus menjalani radiasi, hanya delapan persen atau 8.000 pasien
yang dapat ditangani. Harga alat radioterapl Itu pun Juga mahal, sekitar Rp 24 miliar. (Us)

Nutrisi untuk penderita kanker

Jus sayuran segar sangat baik dikonsumsi oleh penderita kanker. Mengapa? Pada dasarnya, setiap orang
memiliki sel kanker. Sepanjang hidup seseorang, tubuh mengalami enam sampai 10 kali erupsi sel-sel
kanker. Masalah muncul bila sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan atau melemah.Kekebalan
yang melemah mengakibatkan daya tahan tubuh tidak mampu mengendalikan mutasi genetik sel karena
terganggu atau kehilangan mekanisme kontrol.

Seperti dituturkan oleh ahli bedah kanker dan pakar pengobatan herbal, dr Paulus W Halim SpB, daya
tahan tubuh yang lemah akan kehilangan kemampuan untuk membunuh sel kanker yang ada dan tidak
mampu mengendalikan pertumbuhan sel tersebut. Akibatnya, melalui aliran darah dan getah bening, sel
kanker leluasa menyebar ke jaringan sekitar dan organ lain.

Lazimnya, pengobatan kanker dilakukan melalui pembedahan dengan membuang jaringan yang
terserang sel-sel ganas itu. Pengobatan lain, dengan kemoterapi atau radioterapi untuk membinasakan
sel kanker. Ada pula terapi hormon yang bertujuan mengatur keseimbangan hormon. Namun, menurut
Paulus, pengobatan kanker bisa juga dibarengi dengan terapi komplementer atau terapi pendamping
berupa pemberian nutrisi. Dengan memerhatikan ekobiosistem tubuh, terapi ini dilakukan dengan tidak
memunculkan lingkungan dalam tubuh yang mendukung sel kanker untuk hidup dan berkembang biak.

Untuk ini, penderita disarankan mengonsumsi makanan yang juga berfungsi sebagai obat (bersifat
nutrasetikal). ”Jadi, cara paling efektif dalam berperang melawan kanker adalah jangan beri sel kanker
makanan yang disukai,” tutur Paulus dalam sebuah seminar di Jakarta, Sabtu (9/6) lalu.

NutrasetikalKonsep nutrasetikal, menurut dia, diperkenalkan pertama kali oleh Stephen De Felice, ketua
Foundation for Innovation in Medicine pada 1989. Nutrasetikal adalah bahan pangan atau bagian dari
pangan yang memberikan manfaat medis, termasuk mencegah atau mengobati penyakit. Intinya
merupakan kombinasi dari fungsi nutrisi dan pharmaceutical. Nutrasetikal terdiri atas herbal, suplemen,
dan minuman nutrasetikal. Herbal dapat berbentuk bumbu dapur, sayuran, dan buah-buahan. Suplemen
berupa vitamin dan mineral, sedangkan minuman nutrasetikal meliputi air jahe, kunyit asam, beras
kencur, air kacang hijau, susu kedelai, agar-agar, atau gula aren.

Nah, bagi penderita kanker, kata Paulus, jika ingin mengonsumsi gula sebaiknya pilih madu, gula aren,
atau gula kelapa. Hindari pemanis buatan. Selain itu, hindari susu sapi dan hasil olahan susu sapi. Susu
sapi membuat tubuh memproduksi mucous. ”Kanker makan dari mucous. Jadi, sebaiknya gunakan susu
kedelai tanpa pemanis.”

Menurut dia, sel kanker senang dengan lingkungan asam. Daging, misalnya, adalah bahan pangan yang
bersifat asam. Selain itu, daging juga mengandung residu antibiotik, hormon pertumbuhan, dan parasit.
Karena itu, penderita kanker sebaiknya kembali ke diet vegetarian.
Penderita kanker juga perlu menghindari konsumsi lemak tinggi, tapi diimbangi dengan serat tinggi.
Demikian pula dengan makanan kalengan, makanan yang diawetkan atau mengandung bahan
pengawet. ”Hindari mengonsumsi garam meja yang mengandung pemutih dan bahan kimia, sebaiknya
mengonsumi garam kasar.”

Hal lain yang perlu dihindari adalah makanan yang telah direkayasa, seperti kedelai dan jagung
transgenik. Juga, sayuran yang mengandung residu logam berat, pestisida, atau herbisida. Lupakan
makanan seperti jengkol, emping, melinjo, durian, buah bergetah seperti cempedak, nangka, sawo,
duku, langsat. Enyahkan pula makanan yang dipanaskan dengan microwave, makanan yang dibekukan,
dan makanan yang dipanaskan dengan suhu tinggi.

Paulus mengingatkan, makanan yang wajib dikonsumsi oleh penderita kanker harus 80 persen berupa
sayuran segar, biji-bijian, sereal, dan buah-buahan. ”Jus sayuran segar mengandung zat fito enzim yang
mudah diserap sel dalam waktu 15 menit,” ujar dokter yang membuka klinik di Tangerang itu.

Sisanya, sekitar 20 persen, makanan yang dimasak, termasuk kacang-kacangan. Kacang-kacangan harus
dimasak karena ia memiliki antinutrisi. Setelah dimasak, sifat negatif itu akan hilang. Selain itu, hindari
cabai dan santan yang kental.

Perhatikan minumanTak hanya makanan, penderita kanker juga perlu memerhatikan minuman yang
akan dikonsumsi. Minuman yang tinggi kafein seperti kopi, teh, dan cokelat, sebaiknya dihapus dalam
daftar menu sehari-hari. Sebagai pengganti, minumlah teh hijau karena mengandung zat antikanker.

Bagaimana dengan air suling? Air ini ternyata tidak baik bagi penderita kanker karena mengandung
asam. Air isi ulang juga perlu dihindari sebab kemungkinan mengandung toksin dan logam berat. Jadi,
sebaiknya gunakan air murni atau yang sudah di-filter. ”Lebih penting lagi, hindari minuman beralkohol
dan soft drink.”

Paulus mengungkapkan, Indonesia adalah negara kedua di dunia setelah Brasil dengan kekayaan hayati.
Dari 40 jenis flora di dunia, 30 ribu di antaranya tumbuh di negeri ini. Sekitar 26 persen dari jumlah
tersebut sudah dibudidayakan, 74 persen masih tumbuh liar di hutan-hutan. Bahkan, ada 940 jenis
tanaman berkhasiat dalam pengobatan dan telah dibudidayakanai 10 kali erupsi sel-sel kanker. Masalah
muncul bila sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan atau melemah. Kekebalan yang melemah
mengakibatkan daya tahan tubuh tidak mampu mengendalikan mutasi genetik sel karena terganggu
atau kehilangan mekanisme kontrol.

Seperti dituturkan oleh ahli bedah kanker dan pakar pengobatan herbal, dr Paulus W Halim SpB, daya
tahan tubuh yang lemah akan kehilangan kemampuan untuk membunuh sel kanker yang ada dan tidak
mampu mengendalikan pertumbuhan sel tersebut. Akibatnya, melalui aliran darah dan getah bening, sel
kanker leluasa menyebar ke jaringan sekitar dan organ lain.

Lazimnya, pengobatan kanker dilakukan melalui pembedahan dengan membuang jaringan yang
terserang sel-sel ganas itu. Pengobatan lain, dengan kemoterapi atau radioterapi untuk membinasakan
sel kanker. Ada pula terapi hormon yang bertujuan mengatur keseimbangan hormon. Namun, menurut
Paulus, pengobatan kanker bisa juga dibarengi dengan terapi komplementer atau terapi pendamping
berupa pemberian nutrisi. Dengan memerhatikan ekobiosistem tubuh, terapi ini dilakukan dengan tidak
memunculkan lingkungan dalam tubuh yang mendukung sel kanker untuk hidup dan berkembang biak.

Untuk ini, penderita disarankan mengonsumsi makanan yang juga berfungsi sebagai obat (bersifat
nutrasetikal). ”Jadi, cara paling efektif dalam berperang melawan kanker adalah jangan beri sel kanker
makanan yang disukai,” tutur Paulus dalam sebuah seminar di Jakarta, Sabtu (9/6) lalu. Nutrasetikal
Konsep nutrasetikal, menurut dia, diperkenalkan pertama kali oleh Stephen De Felice, ketua Foundation
for Innovation in Medicine pada 1989. Nutrasetikal adalah bahan pangan atau bagian dari pangan yang
memberikan manfaat medis, termasuk mencegah atau mengobati penyakit. Intinya merupakan
kombinasi dari fungsi nutrisi dan pharmaceutical. Nutrasetikal terdiri atas herbal, suplemen, dan
minuman nutrasetikal.

Herbal dapat berbentuk bumbu dapur, sayuran, dan buah-buahan. Suplemen berupa vitamin dan
mineral, sedangkan minuman nutrasetikal meliputi air jahe, kunyit asam, beras kencur, air kacang hijau,
susu kedelai, agar-agar, atau gula aren. Nah, bagi penderita kanker, kata Paulus, jika ingin mengonsumsi
gula sebaiknya pilih madu, gula aren, atau gula kelapa. Hindari pemanis buatan. Selain itu, hindari susu
sapi dan hasil olahan susu sapi. Susu sapi membuat tubuh memproduksi mucous. ”Kanker makan dari
mucous. Jadi, sebaiknya gunakan susu kedelai tanpa pemanis.”

Menurut dia, sel kanker senang dengan lingkungan asam. Daging, misalnya, adalah bahan pangan yang
bersifat asam. Selain itu, daging juga mengandung residu antibiotik, hormon pertumbuhan, dan parasit.
Karena itu, penderita kanker sebaiknya kembali ke diet vegetarian. Penderita kanker juga perlu
menghindari konsumsi lemak tinggi, tapi diimbangi dengan serat tinggi. Demikian pula dengan makanan
kalengan, makanan yang diawetkan atau mengandung bahan pengawet. ”Hindari mengonsumsi garam
meja yang mengandung pemutih dan bahan kimia, sebaiknya mengonsumi garam kasar.” Hal lain yang
perlu dihindari adalah makanan yang telah direkayasa, seperti kedelai dan jagung transgenik. Juga,
sayuran yang mengandung residu logam berat, pestisida, atau herbisida. Lupakan makanan seperti
jengkol, emping, melinjo, durian, buah bergetah seperti cempedak, nangka, sawo, duku, langsat.

Enyahkan pula makanan yang dipanaskan dengan microwave, makanan yang dibekukan, dan makanan
yang dipanaskan dengan suhu tinggi. Paulus mengingatkan, makanan yang wajib dikonsumsi oleh
penderita kanker harus 80 persen berupa sayuran segar, biji-bijian, sereal, dan buah-buahan. ”Jus
sayuran segar mengandung zat fito enzim yang mudah diserap sel dalam waktu 15 menit,” ujar dokter
yang membuka klinik di Tangerang itu.

Sisanya, sekitar 20 persen, makanan yang dimasak, termasuk kacang-kacangan. Kacang-kacangan harus
dimasak karena ia memiliki antinutrisi. Setelah dimasak, sifat negatif itu akan hilang. Selain itu, hindari
cabai dan santan yang kental. Perhatikan minuman Tak hanya makanan, penderita kanker juga perlu
memerhatikan minuman yang akan dikonsumsi. Minuman yang tinggi kafein seperti kopi, teh, dan
cokelat, sebaiknya dihapus dalam daftar menu sehari-hari. Sebagai pengganti, minumlah teh hijau
karena mengandung zat antikanker.

Bagaimana dengan air suling?

Air ini ternyata tidak baik bagi penderita kanker karena mengandung asam. Air isi ulang juga perlu
dihindari sebab kemungkinan mengandung toksin dan logam berat. Jadi, sebaiknya gunakan air murni
atau yang sudah di-filter. ”Lebih penting lagi, hindari minuman beralkohol dan soft drink.” Paulus
mengungkapkan, Indonesia adalah negara kedua di dunia setelah Brasil dengan kekayaan hayati. Dari 40
jenis flora di dunia, 30 ribu di antaranya tumbuh di negeri ini. Sekitar 26 persen dari jumlah tersebut
sudah dibudidayakan, 74 persen masih tumbuh liar di hutan-hutan. Bahkan, ada 940 jenis tanaman
berkhasiat dalam pengobatan dan telah dibudidayakan.

Pentingnya Makanan Sehat bagi Penderita Kanker


Label: kanker, makanan
Terbaru: DechaCare.com API
Akse ke DechaCare.com API bagi developer website informasi kesehatan.
Dokumentasi DechaCare.com API selengkapnya.

Anggota DechaCare.com
Daftar sekarang (GRATIS)
Daftarkan email Anda, selanjutnya DechaCare.com hanya akan mengirimkan informasi pilihan
Anda ke email Anda.

Informasi selengkapnya...

Diet makanan sehat dapat mempengaruhi pasien dengan kondisi kanker, meskipun efeknya tidak
terlalu besar, seorang ahli menyebutkan.

Meski keterbatasan jumlah dan kualitas dari hasil penelitiannya, para ahli dari Inggris tersebut
mengatakan mereka dapat menyimpulkan bahwa diet makanan sehat secara efektif dapat
berpengaruh terhadap kondisi pasien kanker.

Mereka menyebutkan bahwa mengkonsumsi makan makanan sehat secara terus menerus sangat
menjanjikan untuk perbaikan kanker payudara, dimana dapat menekan risiko kematian akibat
kanker yang spesifik tersebut, meskipun sampai saat ini tinjauan untuk diet sehat tersebut masih
kecil.

Peneliti Thomas dkk mempelajari data 59 kasus. Dari sejumlah tersebut 25 adalah mereka yang
menderita kanker, sedangkan 34 pasien mengalami lesi pra-kanker. Dalam penelitian ini
pemberian makan makanan sehat termasuk pemberian suplemen vitamin A, C, B6, serat,
kalsium, asam folat, dan beta karoten, yang sama baiknya dengan tindakan penurunan berat
badan, olah raga dan menurunkan kalori.

Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa diet makanan sehat dapat menekan risiko
terjadinya kanker payudara berulang. Mereka juga memfokuskan perhatian pada asupan kalsium
yang tinggi dapat menekan risiko terjadinya polip kolorektal berulang, dimana merupakan
pemicu terjadinya kanker kolon.

Tentunya makan yang benar sangat penting bagi kesehatan, Thomes mengatakan. Diet makanan
sehat tentunya sangat penting bagi kesembuhan karena beberapa pasien dengan kanker akan
hidup lebih lama dengan pemberian obat-obatan secara efektif.
Diet sehat bekerja sangat baik, Trichopoulus mengatakan. Meskipun efeknya terhadap timbulnya
kembali kanker dan tindakan pencegahan tidak besar, namun kenyataannya diet dapat menekan
kanker hingga 10-15%. Ia menambahkan mengkonsumsi sedikit daging merah dan banyak
makan buah-buahan sangat baik bagi penderita kanker.

Pada penelitian lainnya yang juga dipublikasikan dalam jurnal yang sama disebutkan bahwa
bawang putih dan suplemen vitamin tidak dapat menekan kejadian kanker lambung atau lesi
prakanker di lambung.

Pantangan makanan bagi penderita kanker :

Dibantu dr. Susi dan dr. Jamal dari Tim Medis Klinik Herbal Ny.Ning Harmanto, alasan
memberikan pantangan makanan penderita kanker sebagai berikut:
1. Sayur-sayuran

 Tauge mengandung zat yang mendorong pertumbuhan sel kanker.


 Sawi putih dan kangkung mengurangi efektivitas kerja obat.
 Cabai merangsang aktifitas bawah sadar sehingga menurunkan jumlah oksigen dalam
tubuh.

2. Buah-buahan

 Lengkeng dan nangka mengandung zat tumbuh bagi sel kanker.


 Durian, duku, nanas, dan anggur menghasilkan alkohol sehingga
merangsangberkembangnya sel kanker.
 Minuman ringan atau soft drink bersifat karsinogen.
 Es atau minuman dingin mengganggu kelancaran peredaran darah.
 Alkohol merangsang aktivitas bawah sadar sehingga jumlah oksigen dalam tubuh
menurun.

3. Daging dan Ikan Asin

 Daging (sapi, kerbau, kambing, babi) memfasilitasi pertumbuhan sel yang tidak normal.
 Ikan asin yang diolah dari bahan tidak segar mengalami penguraian sehingga menjadi
bahan allergen yang mengundang reaksi imunitas tubuh. Akibatnya, tubuh akan merasa
meriang, gatal-gatal, dan bengkak. Sementara itu, bagi penderita kanker akan timbul
reaksi berdenyut-denyut dan timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terkena kanker.
Selanjutnya karena ada gangguan permeabilitas (penyerapan air) jaringan tubuh,
permukaan luka akan tampak basah, benyek, dan kadang-kadang terjadi perdarahan.
Yang lebih memprihatinkan, beberapa produsen pengolah ikan sering menambahkan
formalin atau bahan pengawet mayat, bukan pengawet makanan. Formalin ini bersifat
hepatotoksik atau racun bagi organ hati, sehingga semakin lama mengganggu sistem
kerja sel dan jaringan yang akhirnya memicu kanker.

4. Makanan yang Diawetkan


 Makanan awetan mengandung senyawa kimia yang dapat berubah menjadi
karsinogenaktif.
 Makanan yang dibakar,bagian yang gosong atau hangus mengandung zat karsinogen.

5. Sea food

 Udang, kerang, kepiting, cumi mengandung kandungan lemak tinggi. Penderita kanker
atau tumor harus mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi karena bisa
merangsang berkembangnya sel kanker.

6. Daging Unggas

 Biasanya untuk memacu pertumbuhan ternak atau unggas digunakan obat-obatan kimia
termasuk hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh hewan sehingga bobot ternak atau
unggas cepat meningkat. Suntikan hormon yang diberikan pada ternak mirip hormon
anabolic pada manusia. Hormon ini diduga memicu kanker prostat dan kanker kelenjar.

7. Buah-buahan

 Durian, nangka, lengkeng, nenas, duku dan anggur bila sangat matang mengandung
alkohol yang bisa memicu berkembangnya sel kanker.

Nah aneka pantangan makanan tersebut diharapkan tidak membuat pasien takut makan.

Penderita kanker harus mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi dan boleh makan enak
namun hendaknya dipilih yang aman.bagi anda yang menderita kanker/tumor/ kista/myom,
silahkan dipertimbangkan untuk mau mentaati atau tidak pantangan makanan tersebut. Dari
pengalaman klinik herbal Ny.Ning Harmanto dan dari data yang ada, proses kesembuhan pasien
kanker sebagian besar dipengaruhi oleh ketaatan pasien berpantang makanan.

TERAPI NUTRISI PADA PENDERITA KANKER


Wiwiek Indriyani Maskoep
PUSAT PENGEMBANGAN PALIATIF DAN BEBAS NYERI
RSU Dr. SOETOMO – FK UNAIR SURABAYA
PENDAHULUAN
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).
Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi
memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ
dan sistem tubuh (Suastika, 1992).
Malnutrisi dan Cachexia sering terjadi pada penderita kanker (24% pada stadium
dini dan > 80% pada stadium lanjut), AIDS dan penyakit kronis lainnya. Malnutrisi dan
Cachexia meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta menurunkan kualitas hidup,
“survival” penderita. Penderita dengan malnutrisi sering tidak dapat mentoleransi terapi
termasuk radiasi khemoterapi dan lebih mempunyai kecenderungan mengalami “adverase
effect” terhadap terapi kanker (Lutz, 1994; Denke, 1998, Bruera, 2003; Jakowiak, 2003;
Trujillo, 2005; Watson, 2005).
Cachexia adalah keadaan malnutrisi yang ditandai dengan anorexia, penurunan
berat badan, muscle wasting, asthenia, depresi, nausea kronik dan anemia yang
menyebabkan distress psikologis, perubahan dalam komposisi tubuh, gangguan dalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, cairan jaringan, keseimbangan asam basa,
kadar vitamin dan elektrolit (Trujillo, 2005).
Anorexia adalah tidak adanya keinginan untuk makan dan menunjukkan bahwa
seseorang tidak mempunyai ketertarikan (interest) terhadap semua makanan.
Pengendalian terhadap asupan makanan adalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai
1
organ, environment dan mekanisme perifer (dinding usus berperan terhadap regulasi
apetite dan beraksi terhadap stimuli mekanis dan kemis seperti peptide yang diproduksi
diusus antara lain cholecycstokinin, somatostatin, glucagons) dan sentral (jalur
hipotalamaus: dipengaruhi oleh perciuman, rasa kecap, stimuli visual, temperature,
stimuli gastrointestinal melalui N.vagus, kadar glukosa dan asam amino dalam darah dan
pusat kortikal: dipengaruhi oleh environment, kultural, faktor ekonomi dan emosional)
(Walsh, 1989; Woodruff, 1997, Strasser, 2002).
Malnutrisi adalah hilangnya/ penurunan berat badan diatas 10% atau berat badan
kurang dari 80% BB ideal, dalam kurun waktu 3 bulan (Suastika, 1992; Waller, 1996;
Strasser, 2002, Trujillo, 2005).
Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker, maka nutrisi merupakan bagian
dari terapi. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker adalah mempertahankan
atau meningkatkan status nutrisi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi
meningkatkan efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi) kualitas hidup dan
survival penderita (Lutz, 1994; Bruera, 2003; Trujillo, 2005).

PREVALENSI MALNUTRISI
Prevalensi malnutrisi pada penderita kanker tergantung pada jenis tumor, stadium,
organ yang terlibat, terapi antikanker, kondisi non malignan yang menyertainya seperti
diabetes melitus, penyakit saluran cerna dan lain-lain. Pada penelitian multisenter
terhadap 12 jenis kanker, prevalensi penurunan berat badan (BB) sebesar 31%-40% pada
penderita kanker payudara, kanker hematologik dan sarcoma; 54%-64% pada penderita
kanker colon, prostate dan paru > 80% pada penderita dengan kanker pancreas dan
lambung dan didapatkan penurunan BB paling berat (Shike, 1996; Strasser, 2002;
Trujillo, 2005; Mroos, 2006). Terapi kanker juga berpengaruh terhadap status nutrisi
penderita. Pada suatu penelitian didapatkan > 40% penderita yang mendapat terapi
kanker (bedah, kemoterapi dan radiasi) mengalami malnutrisi (Shike, 1996; Trujillo,
2005).
2

PENYEBAB MALNUTRISI
Penyebab malnutrisi pada penderita kanker adalah multifaktorial. Secara umum
penyebabnya dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu: 1. berkurangnya asupan makanan
dan malabsorbsi dan 2. gangguan proses metabolisme (Shike, 1996).
Bruera mengelompokkan penyebab cachexia pada penderita kanker sebagai
berikut: 1. faktor psikologis dan susunan saraf pusat (keengganan makan, gangguan
persepsi rasa kecap, stress psikologis); 2. efek tumor (obstruksi mekanis, pemakaian
substrate/ nutrisi oleh tumor, produksi sitokin oleh sel tumor, lipid mobilizing factors);
3. efek yang berhubungan dengan terapi (kemoterapi, radiasi, bedah, nausea, stomatitis,
xerostomia, nyeri, ileus); 4. efek yang berhubungan dengan penderita (peningkatan
resting energy expenditure, gangguan proses metabolisme, produksi sitokin oleh
makrofag, disfungsi autonomic, penurunan pengosongan lambung (Lutz, 1994;
Woodfruff, 1997; Strasser, Bruera, 2002; Watson, 2005).

1. BERKURANGNYA ASUPAN MAKANAN DAN MALABSOBSI


Efek Tumor
a. Efek langsung : Tumor dari traktus gastrointestinal seperti tumor lidah,
faring, esophagus dan lambung yang menyebabkan obstruksi atau tumor
dari luar traktus gastrointestinal yang menyebabkan obstruksi antaralain
tumor kepala leher, pancreas, hepar atau tumor lain yang metastasis ke
abdominal (Sheke, 1996; Waller, 1996; Woodruff,1997). Gangguan
pencernaan dan absorbsi misalnya pada kanker pankres, limfoma usus
halus, tumor vilous colon (Waller, 1996).
b. Efek tidak langsung (remote effect): Tumor dapat menimbulkan
anorexia tanpa melibatkan traktus gastrointestinal secara langsung. Terjadi
akibat adanya penurunan rasa kecap, kualitas penciuman, gangguan
neuroendokrin, gangguan pada hypothalamic appetite control center
sehingga terjadi gangguan kontrol asupan makanan dan rasa cepat
kenyang (Walsh, 1989; Waller, 1996; Shike, 1996, Woodruff, 1997).
3

Efek Samping Pengobatan Antitumor


Gangguan nutrisi akibat tindakan bedah tergantung pada letak tumor, luasnya
reseksi saluran cerna dan ada tidaknya tindakan vagotomi. Operasi pada bagian
saluran cerna seperti lidah, mandibula, faring, esophagus, lambung dapat menurunkan
kemampuan menelan dan pencernaan makanan. Reseksi usus halus yang luas
menyebabkan gangguan penyerapan nutrient, cairan dan elektrolit, reseksi pancreas
dapat menyebabkan malabsorbsi dari lemak dan protein (Shike, 1996; Triyllo, 2005).
Kemoterapi dapat menyebabkan nausea, vomiting, nyeri abdomen, mukositis, ileus
diare dan malabsorbsi. Beberapa preparat antineopalstik yang sering menyebabkan
simtom gastrointestinal (40%) antaralain cisplatin, doxorubicin, fluorouracil.
Penggunaan obat analgesik opioid dapat menyebabkan nausea, konstipasi dan gas
distension pada usus halus dan usus besar sehingga menyebabkan malabsorbsi
(narcotic bowel syndrome), penggunaan diuretik sering menyebabkan penurunan
kadar zinc yang mengakibatkan penurunan rasa kecap (Walsh, 1989; Twycross, 1990;
Shike, 1996; Bruera, 2003; Trujillo, 2005).
Radioterapi dapat memberikan reaksi akut dan delayed reaction (komplikasi
kronis). Reaksi akut dapat terjadi dalam 3 hari sampai 1 minggu terapi, dapat berupa
kesulitan menelan akibat edema dan mukositis orofaring menyebabkan disfagia dan
odinofagia, penurunan produksi saliva dengan konsekuensi penurunan enzim (radiasi
kepala leher), nausea vomiting, enteritis atau diare (radiasi daerah abdominal).
Komplikasi akhir berupa keradangan mucosal persisten, fibrosis intestinal dan striktur
(Shike, 1996; Bruera, 2003; Trujillo, 2005).
Keadaan lain yang menyertai penderita kanker seperti infeksi, Diabetes
mellitus, penyakit rematik dan lain-lain.

Autonomic Failure
Sindroma klinik meliputi manifestasi kardiovaskuler (postural hypotension,
syncope dan fixed heart rate) dan simtom gastrointestinal (nausea, anorexia,
konstipasi dan kadang-kadang diare). Terjadi pada sekitar 52% penderita kanker
terutama stadium lanjut (Bruera, 2003; Watson, 2005).
4
2. GANGGUAN METABOLISME
Penyebab perubahan metabolisme pada penderita kanker masih belum jelas.
Namun beberapa mekanisme yang berperan adalah adanya respon sistemik yang
diperantarai oleh tumor induced distant hormonal factor (axis neuroendokrin), adanya
respon non spesifik terhadap faktor-faktor yang dilepaskan oleh tumor, adanya respon
inflamasi sistemik yang diperantarai oleh sitokin yang diproduksi oleh makrofag. Sitokin
adalah kelompok berbagai soluble glycoprotein dan low molecular weigh peptides yang
mengatur interaksi antar sel serta fungsi sel dan jaringan. Dalam kaitannya dengan
cachexia pada kanker, sitokin mengatur motilitas dan pengosongan lambung melalui
saluran gastrointestinal atau susunan saraf pusat dengan cara mengganggu sinyal eferen
yang mengatur satiety (Strasser, 2002; Trujillo, 2005; Watson, 2005). Beberapa hormon
dan sitokin yang berperan dalam gangguan metabolisme adalah : TNF mensupresi
aktivitas lipoprotein lipase di adiposit, sehingga mengganggu kliren triglicerida dari
plasma dan menyebabkan hypertriglyceridemia; IL-1 menyebabkan anorexia melalui
blocking neuropeptide Y (NPY) induced feeding, NPY adalah suatu potent feeding
stimulatory peptide yang diaktivasi oleh penurunan kadar leptin; TNF dan IL-1
meningkatkan kadar corticotrophin releasing hormone yang merupakan neurotransmitter
di saraf sentral dan pelepasan glucose sensitive neurons menyebabkan penurunan intake
makanan, IL-6 dan, leukemia inhibitor factor (LIF) yang diproduksi oleh sel kanker
terutama otot skeletal menyebabkan efek cachectic yang poten; IFN-γ juga menyebabkan
cachexia; lipid mobilizing factor menyebabkan lipolisis dan penurunan BB; Proteolysis
Inducing Factor (PIF) menyebabkan degradasi protein dalam otot skeletal melalui
peningkatan pengaturan jalur ubiquitin proteasome proteolytic, menurunkan sintesis
protein dan meningkatkan sitokin dan acute phase protein; Leptin mengontrol intake
makanan dan energy expenditure melalui neuropeptic effector moleculs dalam
hipotalamus, leptin merangsang jalur katabolik dan menghambat jalur anabolik, TNF, IL-
1 dan LIF meningkatkan kadar leptin menyebabkan anorexia dengan cara mencegah
mekanisme kopensasi normal terhadap penurunan intake makanan; uncoupling protein
(UPC) 1, 2 dan 3 yang berperan dalam pembentukan energi dan ATP yang berpengaruh
terhadap energy expenditure, ekspresinya dipengaruhi oleh produk dari tumor (sitokin)
(Shike, 1996; Strasser, 2002; Trujillo, 2005). Sebagai contoh pada penderita kanker paru
5
small cell didapatkan peningkatan rata-rata 37% dari basal energy expenditur, sehingga
intake makanan yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan tubuh, menyebabkan
keseimbangan energi negatif dan penurunan berat badan.
Hemostasis glukosa : glukosa adalah sumber energi utama bagi sel tumor dan
host, peningkatan penggunaannya akan disertai peningkatan pelepasan laktat yang
kemudian diregenerasi menjadi glukosa oleh Liver melalui coricycle. Peningkatan
coricycle ini akan meningkatkan kehilangan energi sekitar 300 kcal perhari.
Glukoneogenesis meningkat untuk mempertahankan hemostasis glukosa. Asam amino,
gliserol dan fat breakdown digunakan untuk proses glukoneogenesis di Liver untuk
membentuk glukosa (kadar plasma alanine, glycine dan glutamine menurun). Produksi
glukosa, intoleransi glukosa dan resistensi insulin meningkat. Dilepaskannya counter
regulatory hormone seperti glucocorticoid dan glucagons meningkatkan resistensi insulin
sehingga penggunaan glukosa oleh otot skeletal menurun (Shike, 1996; Trujillo, 2005;
Watson, 2005; Boediwarsono, 2006).
Metabolisme protein: katabolisme otot meningkat (muscle wasting) menyebabkan
asthenia atau menurunnya kekuatan yang disebabkan oleh peningkatan pemecahan
protein dan penurunan sintesis protein otot, peningkatan sintesis protein Liver (acute
phase protein) dan tumor. Terjadi negative nitrogen balance dimana terjadi peningkatan
whole body protein turnover dan gangguan aminoacid turnover (Strasser, 2002; Trujillo,
2005).
Metabolisme lemak : penderita akan mengalami kehilangan jaringan lemak
karena terjadi peningkatan lipolisis dan penurunan lipogenesis. Turnover glycerol dan
free fathy acid (FFA) meningkat, penurunan kadar lipoprotein lipase menyebabkan
klirens triglyceride dari plasma menurun, kadar triglyceride meningkat, high dan low
density lipoprotein menurun (Trujillo, 2005).

3. DEFINISI MIKRONUTRIEN
Defisiensi mikronutrien: berbagai komponent / zat dalam makanan dapat
berpengaruh dalam perkembangan kanker melalui beberapa mekanisme termasuk
gangguan metabolisme carcinogen, antioksidan, peningkatan diferensiasi, hambatan
pertumbuhan dan pengaturan imunologik. Vitamin C dan E berfungsi sebagai
6
antioksidan, merangsang sistem imun, mengurangi nitrit yang mencegah pembentukan
nitrosamine yang berperan dalam pembentukan sel tumor. Vitamin A mengontrol
diferensiasi sel dan berperan dalam pertahanan imunologis host. Penurunanan kadar
vitamin tertentu dapat berhubungan dengan keganasan tertentu (vitamin A pada kanker
colorectal, esophagus, leukemia, limfoma; beta carotene pada kanker gaster, pancreas,
oral dan tiroid; Vit.E pada kanker paru, gaster, prostate, gall bladder, leukemia, limfoma,
malignant bone tumor, tumor-tumor susunan saraf pusat; Vit. C pada kanker paru, gaster,
pancreas, esophagus, colon, prostate; Vit.D (dan Calcium) pada kanker colon (Lutz,
1994; Rock, 2004 Trujillo, 2005). Trace elements seperti selenium, zinc, manganase dan
– copper adalah cofactor untuk beberapa enzim antioksidan seperti glutahione
peroksidase, RNA polymerase, superoxide dismutase, dan diamine oksidase.
Metabolismenya dipengaruhi pada penderita kanker, sebagai contoh terdapat peningkatan
kadar zinc diurine penderita melanoma, keganasan ginekologis dan paru, juga kadar yang
rendah dalam plasma penderita Ca prostat dan mamma. Defisiensi selenium terdapat pada
Ca cervix, paru dan gall bladder (Trujillo, 2005).

4. GANGGUAN ELEKTROLIT
Hipercalcemia, hiperfosfatemia, hipocalcemia dan hiperkalemia berhubungan
dengan tumor lysis syndrome (TLS) yang sering terjadi pada limfoma sebagai akibat
rapid tumor breakdown baik secara langsung akibat pertumbuhan tumor yang cepat
diikuti dengan kematian sel tumor secara langsung atau akibat terapi ditandai dengan
hiperurusemia akibat pemecahan DNA, hiperkalemia akibat pemecahan cytosol,
hiperfosfatemia akibat pemecahan protein dan hipercalcemia akibat hiperfosfatemia.
Hipocalcemia, hipomagnesemia dan hipofosfatemia sering terjadi pada penggunaan
preparat platinum, hiponatremia pada penggunaan preparat cyclophosphamid dan
vincristine (Trujillo, 2005).

PENGARUH MALNUTRISI PADA PENDERITA KANKER


Malnutrisi dan cachexia dapat memberikan dampak yang buruk terhadap struktur
dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh. Pada sistem kardiovaskular: penurunan
berat badan sebesar 24% berhubungan dengan penurunan isi jantung sebesar 17%, dapat
7
terjadi hipotensi arterial, bradikardi, penurunan tekanan vena, konsumsi oksigen
menurun, stroke volume dan cardiac output menurun; pada paru: perubahan anatomi
akibat atrofi dan melemahnya otot pernafasan, gangguan kemampuan membersihkan
sekret, menurunnya elastisitas jaringan paru dan mengakibatkan pembesaran rongga
udara; pada gastrointestinal: atrofi gastrointestinal dan pankreas sehingga enzim
pencernaan menurun, motilitas dan sekresi asam lambung menurun, terjadi pertumbuhan
bakteri yang berlebihan pada usus halus, malabsorbsi dan intoleransi laktosa akibat
edema usus halus pada hipoalbunemia; pada liver peningkatan glikogen, infiltrasi lemak;
pada ginjal : glumerular filtration rate dan aliran darah turun; pada sistem hematologi:
dapat terjadi pansitopenia yaitu anemia normochrom normositer, leukopenia,
trombositopenia, hipoplasia elemen selular sumsum tulang; pada sistem imun
menyebabkan penurunan imunitas selular sedangkan imunitas humoral tidak jelas
pengaruhnya; penyembuhan luka terhambat akibat terhambatnya nervaskularisasi,
proliferasi fibroblas, sintesis kolagen, remodelling luka dan adanya edema pada penderita
dengan hipoalbuminemia; pada sistem muskoloskeletal berupa berkurangnya massa otot
skeletal, meningkatnya kelelahan, berubahnya pola kontraksi dan relaksasi otot,
berkurangnya massa tulang dan osteoporotik. Keadaan ini akan menyebabkan
peningkatan kepekaan terhadap infeksi, gangguan penyembuhan luka, toleransi yang
jelak terhadap terapi, menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan mortalitas dan
morbiditas penderita kanker (Suastika, 1992; Jaskowiak, 2003; Klein, 2004;
Boediwarsono, 2006).

PENENTUAN STATUS NUTRISI PADA KANKER


Penentuan status nutrisi pada penderita kanker berdasarkan atas anamnesis,
pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan antropometri dan meriksaan laboratorium (Denke,
1998; Bristian, 2004). Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik merupakan cara
efektif dalam penentuan status nutrisi penderita. Pada anamnesis perlu ditanyakan adalah
berat badan rata-rata pada 3 bulan terakhir, informasi tentang asupan makanan baik jenis
makanan, kemampuan mengkonsumsi makanan dan ha-hal yang berpengaruh
terhadapnya misalnya adanya nyeri, mual-muntah, sulit menelan, luka berbau dan terapi
yang sedang dijalani. Pemeriksaan fisik meliputi adanya kulit kering, bersisik, atrofi otot
8
(muscle wasting) adanya edema pitting, penurunan kekuatan otot dan cadangan lemak,
pemeriksaan antropometri berupa BB, body mass index (BMI= rasio BB/TB), ketebalan
otot triceps (triceps skinfold thickness) dan midarm mucle sirumference. BMI dapat
digunakan untuk menilai status nutrisi penderita. Nilai BMI 18,5 – 24,9 kg/m2 adalah
normal, protein energy-malnutrition : ringan BMI 17,0 – 18,4 kg/m2, sedang BMI 16,0 –
16,9 kg/m2 dan berat BMI < 16,0 kg/m2 (Lutz, 1994; Denke, 1998; Bristian, 2004). Nilai
tricep skin fold (TST) dan mid-upperarm mucle circumference (MUAMC) dapat menilai
status otot, kulit dan fat untuk menentukan status nutrisi (tabel lampiran 1) (Denke, 1998;
Bristian, 2004).
Pemeriksaan laboratoris dengan menentukan kadar protein serum terdiri dari
albumin serum, trasferin dan prealbumin. Pengukuran kadar protein serum dapat
menolong memprediksi prognosis penderita. Kadar albumin yang rendah secara kronis
diikuti dengan perpanjangan hospital stay, penyembuhan luka yang buruk, infeksi dan
meningkatkan mortalitas. Kadar prealbumin < 5 mg/dl menunjukkan prognosis buruk, 5,0
– 10,9 mg/dl menunjukkan resiko yang bermakna dan memerlukan support nutrisi yang
agresif, 11.0 – 15 mg/dl meningkatkan resiko dan perlu nutrisi dan monitor yang ketat
(Denke, 1998; Bristian, 2004; Shike, 2005).

INDIKASI TERAPI NUTRISI


Terapi nutrisi diberikan kepada penderita malnutrisi atau pada penderita yang
dalam perjalanan penyakitnya diperkirakan akan menjadi malnutrisi (Waller, 1996;
Boediwarsono, 2006). Secara praktis bila didapatkan 2 dari 3 berikut ini, yaitu adanya
penurunan berat badan > 10% dalam kurun waktu 3 bulan, kadar trasferin serum < 150
mg/dl, kadar albumin serum < 3,4 g/dl merupakan indikasi pemberian terapi nutrisi
(Waller, 1996; Boediwarsono, 206).

PEMBERIAN NUTRISI
Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan
nutrisi parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup
makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,
penderita dan keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah
9
cukup, sedangkan fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem
pencernaan masih berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka
diet enteral (EN) harus dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena
meningkatkan aliran darah mukosa intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta
keseimbangan hormonal dan enzimatik antara traktus gastrointestinal dan liver. Diet
enteral mempunyai efek enterotropik indirek dengan menstimulasi hormon usus seperti
gastrin, neurotensin, bombesin, enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik pada
lambung, duodenum dan colon sehingga dapat mempertahankan integritas usus,
mencegah atrofi mukosa usus dan translokasi bakteri, memelihara gut-associated
lymphoid tissue (GALT) yang berperan dalam imunitas mukosa usus (Shike, 1996;
Bruera, 2003; Rombeau, 2004; Trujillo, 2005; Boediwarsono, 2006).
Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses
menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron, 2005; Shike 1996;
Mahon, 2004; Trujillo, 2005).
Daftar makanan yang sering diberikan pada penderita kanker sesuai jenis
gangguan sistem pencernaan: penderita dengan ulserasi pada mukosa mulut (makanan
yang lembut atau lunak atau mengandung cairan, makanan dingin lebih baik daripada
panas, gunakan anaesthetic mouthwash sebelum makan, food lubrixant seperti butter,
margarine dan milk untuk xerostomia, untuk mengatasi kesulitan menelan penderita
melakukan proses inhalasi, menelan dan ekshalasi), paska laringektomi supraglotik
(makanan padat dan lembut, hindari makanan cair), striktura esofagus (makanan lemak,
usahakan dalam bentuk cair atau hyghly caloric nutritional supplements), reseksi
lambung (5 atau 6 kali makanan kecil perhari, batasi monosakarida dan laktosa, berikan
tambahan zat besi dan Vit B12 parenteral) insufisiensi pankreas (batasi lemak, medium
chain triglyceride, suplemen enzim pankreas), reseksi usus = short bowel (makanan porsi
kecil dan sering, batasi lemak, serat, monokarbohidrat dan laktosa, tambahkan calcium,
magnesium, zine dan Vit B12 secara parenteral, untuk pederita paska reseksi ileum
terminale, chronic radiation enteritis (batasi lemak, serat dan laktose) (Lutz, 1994; Shike,
1996).
Nutrisi enteral adalah cara pemberian makanan melalui selang/ tube kesaluran
pencernaan. Pemasangan selang yang umum adalah melalui hidung sampai kelambung
10
(Nasogastric tube). Bila pemberian nutrisi diperlukan untuk jangka lama atau ada
kesulitan pemasangan selang dapat dilakukan secara bedah atau endoskopi yaitu
esofagostomi, gastrostomi atau jejonostomi (Lutz, 1994; Shike, 1996; Waller, 1996).
Kecepatan pemberian nutrisi enteral tergantung pada kondisi penderita. Penderita dengan
kanker kepala leher dimana saluran cerna masih baik dapat diberikan bolus 300 – 500 cc
beberapa kali perhari, penderita pasca gastrektomi memerlukan pemberian secara drip
pelan-pelan 200 cc/jam, penderita short bowel, malabsorbsi, radiation induced enteritis
100 cc/jam (Waller, 1996). Bahan makanan untuk nutrisi enteral dapat disediakan dengan
melalui konsultasi gizi, dapat juga menggunakan formula nutrisi enteral yang beredar
dipasaran yang secara umum terdapat 2 kategori berdasarkan kandungan karohidrat
lemak dan protein yaitu full digestion formula dan partial digestion formula. Terdapat
juga sediaan tinggi protein atau mengandung zat yang dibutuhkan untuk meningkakan
status imunologis penderita (Shike, 1996; Boediwarsono, 2006).
Nutrisi parenteral (NPE) diberikan untuk mencukupi sumber nutrien essensial
tanpa menggunakan traktus gastrointestinal yaitu secara intravena (Askandar, 2001). NPE
dapat dibedakan menjadi NPE parsial (NPE-P) dan NPE total (NPE-T) dapat melalui
vena perifer atau sentral. Tumor yang mengenai sistem pencernaan atau tindakan yang
melibatkan sistem pencernaan sehingga terjadi gangguan proses menelan dan pencernaan
merupakan indikasi pemberian NPE. Dalam pemberian NPE pertimbangkan jenis larutan
yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan makro dan mikronutrien, perhatikan
osmolaritas larutan (sebaiknya kurang dari 800-1000 mOsm/l dan bila tidak mungkin
lakukan infus cabang) (Askandar, 2005; Trujillo, 2005).

KEBUTUHAN MAKRONUTRIEN PADA PENDERITA KANKER


Kebutuhan makronutrien (karbohidrat lemak dan protein) penderita kanker sangat
individual beberapa penelitian mendapatkan data bahwa 50 – 60% penderita kanker rawat
inap mengalami abnormalitas resting energy expenditur (REE) yang sangat bervariasi
sehingga sulit untuk menentukan kebutuhan kalori secara umum (Baron, 2005). Untuk
menentukan kebutuhan kalori, harus ditetapkan lebih dahulu tujuan dari terapi nutrisi dan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti status nutrisi, jenis tumor, terapi
tumor yang diberikan, adanya infeksi dan lamanya penyakit. Kebutuhan kalori untuk
11
tujuan maintenance adalah 115 – 130% dari REE, sedangkan uintuk meningkatkan BB
diperlukan sampai 150% REE (Boediwarsono, 2006). Pengukuran REE berdasarkan
rumus Harnis Benedict: untuk pria REE (kcal/hari) = 666 + (13,7 x BB) + (5 x TB)-(6,8 x
umur); wanita REE (kcal/hari) = 655 + (9,5 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x umur). BB
adalah berat badan dalam kilogram, T B adalah tinggi bdan dalam cm, umur dalam tahun.
Pada penderita dapat ditambahkan sekitar 20-50% dari REE yang diberikan dalam bentuk
kalori non protein untuk memenuhi energy expenditur selama aktivitas atau sehubungan
dengan penyakitnya. Kebutuhan energi juga dapat diperkirakan dengan cara perkalian
sebagai berikut : BB x 30 – 35 kcal/hari. Kebutuhan protein adalah 0,8 – 1,2 gram per kg
BB perhari. Pada penderita dengan malnutrisi dapat diberikan 1,5 g/kg BB/ hari.
Diperlukan polyunsaturated fatty acid (linoleic acid) sekitar 2-4% dari total kalori dan
kolesterol < 200 mg/hari (Baron, 2005; Boediwarsono, 2006).
KEBUTUHAN MIKRONUTRIEN
Mikronitrien terdiri dari vitamin, mineral dan frace elemen. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa defisiensi vitamin tertentu, mineral dan frace elemen berhubungan
dengan penyakit kanker tertentu. Anjuran konsumsi vitamin adalah : Vitamin C 300 –
400 mg/hari namun beberapa peneliti menganjurkan intake Vitamin C 300 – 1000 mg
menurunkan resiko dari penyakit kanker, Vitamin A (β – carotene) sebagai anti oksidan
25.000 – 50.000 IU, Vitamin E 100 – 400 unit/hari sebagai antioksidan. Anjuran
konsumsi kalium, natrium dan chlorida masing-masing 45 – 145 meq/hari, calcium 60
meq/hari, magnesium 35 meq/hari, dan fosfat 23 mmol (Trujillo, 2004; Baron, 2005).

You might also like