You are on page 1of 2

Status Riwayat “Senandung Al Qur’an”

Published: 29 Juli 2010

Berikut ini adalah penjelasan tentang status riwayat dari sebuah doa yang sangat populer di
masyarakat kita. Oleh sebagian orang dijadikan sebagai bacaan puji-pujian sebelum shalat dan
sebagian yang lain menjadikannya sebagian yang lain menjadikannya sebagai bacaan ‘wajib’
sebelum atau setelah pengajian. Bacaan ini di masyarakat kita dikenal dengan sebutan bacaan
senandung al Qur’an.

‫معضل داود بن قيس‬:


Hadits mu’dhal (ingat mu’dhal termasuk hadits yang lemah karena sanadnya tidak bersambung,
pent) yang dibawakan oleh Daud bin Qois

‫كان يدعو عند ختم القرآن‬: ((‫ واجعله لي‬,‫اللهم ارحمني بالقرآن‬ ‫ اللهم َذ ِّكرْ ني منه ما‬,ً‫ وهدى ورحمة‬,ً‫ ونورا‬,ً‫أن النبي إماما‬
‫ واجعله لي حجة يا رب العالمين‬,‫ وارزقني تالوته آناء الليل‬,‫ وعلّمني منه ما جهلت‬,‫))نسيت‬.

Sesungguhnya Nabi jika khataman al Qur’an biasa mengucapkan kalimat berikut ini:
Allhummarhamni bilqur’an. Waj-‘alhu li imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma
dzakkirni minhu ma nasitu wa ‘allimni minhu ma jahiltu warzuqni tilawatahu aana-allaili
waj-‘alhu li hujatan ya rabbal ‘alamin.

Artinya, “Ya Allah sayangilah aku dengan sebab al Qur’an dan jadikanlah al Qur’an untukku
sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya Allah, ingatkanlah aku akan ayat-ayat al
Qur’an yang kulupa, ajarilah aku tentang isi al Qur’an yang tidak aku ketahui dan berilah aku
nikmat bisa membacanya di waktu malam. Jadikanlah al Qur’an sebagai membelaku wa tuhan
semesta alam”.

ِ :‫ الطبقات( ) ساق األحاديث التي لم يجد لها إسناداً في‬:‫ ولما ترجمه السبكي في‬,) (‫ ا ِإلحياء‬:‫ذكره الغزالي في‬
‫ وذكر‬,‫اإلحياء‬
‫) (منها هذا الحديث‬.

Hadits ini disebutkan oleh al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin 1/278. Tatkala as Subki membahas
biografi al Gazali dalam Thabaqat as Syafiiyyah al Kubro 6/286-386, beliau menyebutkan
hadita-hadits yang tercantum dalam kitab Ihya Ulumuddin namun pada realitanya tidak memiliki
sanad. Di antara yang hadits yang disebutkan oleh as Subaki adalah hadits di atas. Lihat
Thabaqat as Syafiiyyah al Kubro 6/301.

‫ وأبو بكر‬,‫ فضائل القرآن‬:‫ في‬,‫ (رواه أبو منصور المظفر بن الحسين األرجاني‬:) (‫لكن في تخريج العراقي ألحاديث ا ِإلحياء قال‬
‫ معضالً) اهـ‬,‫ داود بن قيس‬:‫ من رواية‬,‫ كالهما من طريق أبي ذر الهروي‬,‫ الشمائل‬:‫بن الضحاك في‬.

Namun dalam Takhrij kitab Ihya Ulumuddin untuk hadits-hadits yang ada dalam kitab Ihya’
Ulumuddin pada 1/287 al Hafizh al ‘Iraqi mengatakan, “Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu
Manshur al Muzhaffar bin al Husain al Arjani dalam kitabnya Fadha-il al Qur’an dan Abu Bakr
bin al Dhahhak dalam al Syama-il. Sanad yang ada di dua kitab tersebut semuanya bersumber
dari abu Dzar al Harawi dari Dawud bin Qois secara mu’dhal (ada dua perawi dalam sanadnya
yang gugur secara berturut-turut)”.

:‫هـ وذكره الغافقي في‬1405 ‫والزركشي في ((البرهان))( ) عزاه للبيهقي في ((الدالئل)) ولم أره في كتاب الدالئل المطبوع عام‬
‫ فاهلل أعلم‬.‫ مخطوط‬.‫فضائل القرآن ولم يذكر مخرجه كعادته‬.

Sedangkan al Zarkasyi dalam buku al Burhan 1/475 mengatakan bahwa hadits di atas
diriwayatkan oleh al Baihaqi dalam Dala-il al Nubuwwah akan tetapi aku tidak menjumpai
hadits tersebut dalam kitab Dala-il al Nubuwwah yang dicetak tahun 1405 H. Hadits di atas juga
disebutkan oleh al Ghafiqi dalam kitabnya Fadha-il al Qur’an -yang masih berupa manuskrip-,
akan tetapi beliau tidak menyebutkan siapa yang meriwayatkannya sebagaimana kebiasaan
beliau.

Sumber: Juz fi Marwiyat Du-a Khatmi al Qur’an karya Syaikh Bakr Abu Zaid Hal 16-17.

Kesimpulan
Bacaan yang dikenal dengan sebutan senandung al Qur’an adalah berdasarkan hadits lemah
yang tidak boleh dijadikan dalil dalam beragama dan beribadah kepada Allah.

You might also like