You are on page 1of 5

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA dengan PETANI TEMBAKAU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Teknologi Pengolahan Tembakau, Gula, dan Lateks

Disusun oleh:
Intan Nurlaili 0817 – 12
Chrisfanti Dwi A. 0817 – 22
Faradisa 0817 – 38
Abdus Sahid 0817 – 68
Tutik Windaryati 0817 – 74

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
Nama narasumber : Pak Hot

Pekerjaan : Petani Tembakau

Umur : 38 tahun

Status : Sudah Menikah

Jumlah Anak : 1 (satu)

Lama bertani : 18 tahun

Tanggal wawancara : Minggu, 12 September 2010 (Pada saat sedang panen


tembakau untuk yang ketiga kalinya)

Tempat wawancara : Perkebunan Tembakau di Desa Sukowiryo, Bondowoso


HASIL WAWANCARA

Pertanyaan : Bagaimana proses pembibitan Tembakau ?

Jawaban : Untuk proses pembibitan, biasanya para petani memperoleh


bibit dengan cara membeli. Tapi, bisa juga diperoleh dengan
cara menanam sendiri. Syarat yang harus dipenuhi apabila
ingin menanam sendiri bibit tembakau adalah, tempat atau
tanah harus cukup akan sinar matahari terutama di pagi hari,
tanah juga harus subur dan tebal, harus cukup air untuk
mempermudah proses pertumbuhan dan perkembangan bibit
tembakau, selain itu lokasi penanaman bibit harus jauh dari
perkampungan, agar tidak terganggu oleh hama yang berupa
hewan peliharaan, dan ternak.

Pertanyaan : Bagaimana proses/ cara pembuatan bedengan?

Jawaban : Langkah pertama, tanah dicangkul/dibajak, kemudian


dibiarkan selama 1 minggu dengan tujuan untuk menghilangkan
keasaman tanah dan mematikan rumput-rumput yang tumbuh
di sekitar tanah tersebut. Setelah itu tanah dihancurkan dan
dihaluskan, kemudian dibuat bedengan (arah bedengan dibuat
membujur utara dan selatan dengan lebar 1m, tinggi permukaan
25cm, panjang 5m atau disesuaikan dengan panjang lahan),
dan jarak antar bedengan sekitar 1m – 1,5m, hal ini untuk
mempermudah proses pemantauan dan perawatan tanaman.

Pertanyaan : Apakah bedengan juga memerlukan pemupukan? Pupuk apa


yang biasanya digunakan, dan bagaimana takarannya?

Jawaban : Bedengan juga perlu dilakukan pemupukan, yaitu


menggunakan pupuk TSP sebanyak 35-70 g/m2 diberikan setiap 4 – 5
hari sebelum benih ditabur dan diikuti dengan penyiraman air ke
permukaan bedengan. Selain itu, juga menggunakan Pupuk ZA & ZK
sebanyak 25-35 g/m2 sebelum benih ditabur, dengan cara menaburkannya
di permukaan bedengan dengan cara meratakan dan disiram secukupnya.
Pertanyaan : Apa saja proses/ Bagaimanakah tahapan pemeliharaan bibit tembakau?
Jawaban : Yang pertama adalah penyiraman, untuk 7 hari pertama, dilakukan
penyiraman intensif (3 kali sehari), setelah ± 30 hari jumlah air yang
diberikan dikurangi. Lalu dilanjutkan dengan Penjarangan, yaitu setelah
umur 20 hari, bibit dijarangkan hingga jarak antar bibit 4x4cm – 5x5x cm.
Sehingga tiap m2 bedengan terdapat 400 – 625 bibit. Kemudian
pengendalian hama dan penyakit yang dimulai pada umur 12 hari dan
diakhiri pada umur 40 hari. Macam pestisida yang digunakan tergantung
dari penyakit dan hama yang ada. Selang penyemprotan 5-7 hari. Apabila
disemprot peptisida, penyiraman penyemaian diperbanyak, setelah
disemprot tidak boleh disiram sampai pagi berikutnya. Setelah umur bibit
3 minggu, mulai dilatih untuk tahan terhadap sinar matahari dengan
membuka atap bedengan setiapa pagi. Mula-mula dibuka sebentar/ sekitar
2 jam. Kemudian semakin bertambah umur pembukaan semakin lama. 5
hari sebelum bibit dicabut, atap dibuka sepanjang hari, kecuali ada hujan.
Setelah umur bibit 3 minggu, mulai dilatih untuk tahan terhadap sinar
matahari dengan membuka atap bedengan setiapa pagi. Mula-mula dibuka
sebentar/ sekitar 2 jam. Kemudian semakin bertambah umur pembukaan
semakin lama. 5 hari sebelum bibit dicabut, atap dibuka sepanjang hari,
kecuali ada hujan.
Pertanyaan : Bagaimana cara mengolah tanah yang digunakan untuk menanam
tembakau agar tetap terjaga kesuburannya?
Jawaban : Untuk tanah yang tidak berat seperti Latosol dan Regosol seperti di
Bondowoso, pengolahan tanahnya dibilang culup sederhana. Tanah cukup
dibajak 2x. Setelah bajak 1 selesai dilakukan, dilanjutkan dengan garu
untuk meratakan tanah. Kemudian didiamkan 1-2 minggu. Sementara itu
dibuat saluran-saluran drainase. Bajak 2 dilakukan dengan arah memotong
bajak 1 , kemudian digaru dan didiamkan 1-2 minggu. Setelah itu dibuat
guludan sesuai dengan jarak tanam, dan dibuat lubang tanam, baru
kemudian tanah dihancurkan dan dihaluskan, kemudian dibuat bedengan.

Pertanyaan : untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang maksimal, langkah apa


saja yang harus dilakukan?
Jawaban : Kita harus mengatur jarak tanamnya, apabila jarak tanamnya terlalu
dekat, maka tanaman akan mendapatkan unsure hara yang sedikit
dikarenakan adanya persaingan antara tanaman yang satu dengan yang
lain sehingga tanaman tidak bisa mengalami pertumbuhan yang pesat.
Jarak tanam tanaman tembakau cukup lebar, yaitu jarak antar baris 90-
105cm, dan jarak dalam baris 50-60cm.
Pertanyaan : Bagaimanakah cara penanaman bibit tembakau yang baik?
Jawaban : Bibit dipengang pada leher dan dimasukkan pada lubang tanam, lubang
ditimbun lagi dengan tanah dan ditekan hati-hati supaya akan menempel
pada tanah. Penimbunan dilakukan sampai leher akar bibit tapi pucuknya
jangan sampai tertimbun, setelah itu bibit bisa dikrodong dengan daun
jati / lainnya hingga umur 1 minggu.
Pertanyaan : Bagaimanakah proses pemupukan pada tanaman tembakau?
Jawaban : Mengenai jenis pupuk dan saat pemberiannya diuraikan sebagai berikut:
- Alternatif 1 : pada saat tanam menggunakan 100 kg/Ha pupuk TSP,
setelah itu pada saat 7- 10 hari setelah tanam, menggunakan pupuk
ZA 100 kg/Ha, dan pupuk ZK 80 kg/Ha, kedua pupuk tersebut
dicampur terlebih dahulu, baru dipupukkan. Kemudian pada saat 21-
25 hari setelah tanam, menggunakan pupuk ZA 150 kg/Ha, dan pupuk
ZK 120 kg/Ha, kedua pupuk tersebut dicampur terlebih dahulu, baru
dipupukkan.
- Alternatif 2 : Pada saat tanam hingga berumur 10 hari setelah tanam,
perlakuannya sama dengan perlakuan pada Alternatif 1, hanya saja
pada saat berumur 21-25 hari setelah tanam, menggunakan pupuk

You might also like