Professional Documents
Culture Documents
Jelas sekali bahwa demontrasi-demontrasi yang dilakukan oleh Gerwani dan PKI membahayakan.
Gerwani dan PKI melakukan perusakan terhadap rumah Gubernur Wiyono di Surabaya berbahaya.
Dilihat secara keseluruhan maka peristiwa-peristiwa yang terjadi di Jawa Timur dan berbagai aksi
sepihak BTI/PKI, bisa dipastikan adalah suatu gerakan yang sistimatis. Gerakan sistimatis yang
sedang berjalan.”
1
Amelia Yani, Profil Seorang Prajurit TNI, Jakarta: Sinar Harapan, 1988, hal. 13.
2
Arswendo Atmowiloto, Penghianatan G30S/PKI, Jakarta: Sinar Harapan, 1988, hal. 83—93.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 1
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
birokrat, koruptor, reaksioner dan agen Nekolim. Situasi yang sedemikian eksploitatif itu
menyebabkan pada tanggal 30 September l965, Direktorat Polisi Militer memerintahkan
pada Letnan Kolonel Norman Sasono, Komandan Pomad Para untuk memperketat
pengawalan atas Menpangad Jendral Achmad Yani. Kemudian Norman mengirim satu
peleton pasukan yang dipimpin oleh Kapten IG Suparman ke rumah Jendral Achmad
Yani. Letnan Kolonel Norman Sasono sempat menginspeksinya para pengawal yang
bertugas.3
Di pagi hari yang gelap rumah Jendral Achmad Yani yang dijaga oleh satu regu
pasukan dimasuki oleh komplotan penculik setelah melucuti senjata para penjaga dengan
sergapan secara mendadak. Ketika sejumlah oknum Tjakrabirawa memasuki rumah
Jendral Yani sedang tidur sendirian. Tetapi salah satu putranya yang kecil – Eddy telah
bangun dan sedang mencari ibunya yang malam itu sedang ber da di kediaman resmi
Jendral Yani untuk melakukan tirakatan, karena keesokan harinya, tanggal 1 Oktober
1965 adalah hari ulang tahunnya. Kemudian komplotan itu, Raswad meminta bantuan
anak kecil itu untuk membangunkan ayahnya dan kemudian putra bungsu yang polos itu
menuju ke ruang tengah untuk menemui tamunya yang tidak diketahui siapa sebenarnya
dengan menggunakan piyama baru. Ketika komplotan yang berseragam Tjakrabirawa itu
berhadapan dengan Jendral Yani, setelah menghormat secara militer komplotan
menyatakan tidak perlu mandi terlebih dahulu dan bahkan berpakaian pun. Ucapan itu
terasa sangat kasar ditelinga Jendral Yani dan Yani menjadi marah langsung merampas
senjata Praka Dokrin, melempar serta menempeleng bintara tersebut. Ketika Jendral Yani
membalik badan serta melangkah ke kamar keluarga melalui pintu kaca. Pada saat itulah
serman Satu Raswad memerintahkan Gijadi untuk menembak. Sersan Dua Gijadi
mengarahkan dan menarik picu senapan otomatis Thomsonnya. Tujuh peluru, setelah
menembus pintu kaca memberondong tubuh Jendral Yani sehingga dia tersungkur jatuh.
Tubuh Jendral Yani yang telah rebah di lantai itu kemudian diseret ke luar rumah untuk
dinaikkan ke dalam salah satu truk. Komplotan itu kemudian menghilang dalam
kegelapan malam hari.4
Menpangad Letnan Jendral Achmad Yani yang telah menjadi korban dari situasi
yang sangat eksploitatif ketika itu. Kegelapan pagi hari itu bukan saja menyaksikan
pembunuhan secara biadab atas Letnan Jendral Achmad Yani, tetapi juga pada Mayor
Jendral Haryono MT, Mayor Jendral S. Parman, Mayor Jendral R. Soeprapto, Brigadir
Jendral Soetojo, Brigadir Jendral DI Pandjaitan serta Letnan Piere Tendean. Jajaran TNI-
AD telah kehilangan putra-putra terbaiknya dalam suatu pagi buta yang jahanam.
Kejadian berdarah serta tragis itu dimaklumi telah didalangi oleh PKI dan atas kematian
para pemimpin-pemimpinnya TNI-AD menghancurkan musuh bebuyutan mereka.
3
Merdeka, 1 Oktober 1989
4
Arswendo Atmowiloto, op.cit.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 2
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Di kota hujan itu, keberuntungan berlaku pada Yani kecil. Atas bantuan majikan
orangtuanya, Yani berhasil memasuki Hollands Indlansche School pada tahun 1929.
Setelah berhasil menyelesaikan HIS-nya, Yani yang rajin sembayang lima waktu dan
belajar mengaji pada guru ngaji Isra itu melanjutkan ke Mear Uitgebreid Lager
Onderwijs. Di MULO itulah Yani remaja yang menyenangi olahraga renang dan
semua cabang atletik mulai kelihatan jiwa kepemimpinannya. Yani yang dikenal sebagai
anak pendiam adalah orang yang serius dalam mengikuti pelajaran sehingga ia termasuk
anak pandai dan menempati tiga terbaik pada setiap kenaikan kelas. Ketika ia di MULO,
temannya adalah Letjen Purnawirawan Ibrahim Adjie dan Letjen Purnawirawan Achmad
Tirto Sudiro.
5
Amelia Yani, op.cit
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 3
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Ketika Belanda diserbu Jerman dan kemudian Kerajaan Belanda bertekuk lutut
menjadi jajahan Jerman. Pemerintah Hindia Belanda makin merasakan adanya ancaman
dari Kekaisaran Jepang yang sedang menunggu saat yang baik untuk bergerak ke Selatan.
Melihat situasi semacam itu Pemerintah Hindia Belanda langsung mengadakan milisi
umum bagi penduduk bumiputera. Rupanya milisi umum tersebut menarik perhatian
Yani yang ketika itu terdaftar sebagai siswa AMS B Pasti Alam Kelas 2. Ia mendaftar
dan diterima serta mengikuti pendidikan Aspirant Militaire Topografische Dienst di kota
Malang selama 6 bulan pada tahun 1940. Setelah menyelesaikan pendidikan Yani
dianggkat menjadi Sersan Cadangan dan ditugaskan di kota yang sama pada tahun 1941.
Sewaktu milisi Yani ditempatkan pada suatu keluarga Belanda dan kemudian Yani
banyak bergaul dengan orang-orang Belanda yang kadang-kadang telah membuatnya
merasa seakan-akan menjadi bagian dari komunitas tersebut, walaupun warna kulitnya
tidak seperti mereka.
Akhir tahun 1941 Yani kembali mengikuti pendidikan basis kemiliteran selama
tiga bulan di kota hujan dan setelah menyelesaikan pendidikannya Yani naik pangkat
Sersan yang ditugaskan di Bandung. Pemerintah Hindia belanda pada tanggal 8
Desemnber 1941 secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang, karena pernyatan
tersebut suasana perang menjadi terasa sekali. Balatentara Jepang berhasil menerobos
pusat dan jantung pertahanan Pemerintah Hindia Belanda, lapangan terbang Kalijati yang
terletak kurag dari 50 km dari Bandung pada tanggal 1 Maret 1942. Ambruknya benteng
pertahanan tersebut menyebabkan serangan Balatentara Jepang makin terasa sekali.
Sersan Koninkiljke Nederlands Indisch Lager, Achmad Yani untuk pertama kalinya harus
mencoba keampuannya militernya dalam menghadapi Bala Tentara Jepang di Ciater –
Bandung. Rupanya KNIL bukan tandingan Bala Tentara Jepang sehingga akhirnya
Pemerintah Hindia Belanda menyerah kalah. Semua KNIL menjadi tawanan perang
termasuk Sersan Achmad Yani.6 Selama tiga bulan Achmad Yani mendekam dalam
internerin kamp di Bandung, sesudah itu Yani menyusul ke orang tuanya yang berada di
Ciawi dan kemudian kembali ke Rendeng – Purworejo. Karena di sana tidak ada
pekerjaan alias menganggur, Yani mulai mencari kesibukan dengan berjualan sabun serta
keperluan rumah tangga lainnya di rumah. Kalau sore hari Yani melatih anak-anak
latihan baris-berbaris.7
Sementara itu Bala Tentara Jepang dalam menghadapi tentara Sekutu merasakan
kekurangan tenaga manusia yang bisa digunakan untuk membantu secara langsung bala
tentara Jepang di daerah-daerah pertempuran. Oleh karena itu Pemerintah militer Jepang
menghimbau kepada bumiputera agar masuk Heiho pada kuartal pertama tahun 1943.
Achmad Yani yang kebetulan setengah menganggur mendaftarkan diri menjadi juru
bahasa (Cuyaku) . Setelah mengikuti beberapa test , seorang perwira Jepang, Obata
melihat potensi dalam dirri Yani yang tersimpan bakat militer yang tinggi. Obata
mengusulkan agar Yani menjadi militer penuh saja dan saran tersebut diterima kemudian
Yani mengikuti pendidikan militer di Heiho di Magelang. Bagi Achmad Yani yang telah
mengikuti pendidikan militer pada zaman Hindia Belanda, pendidikan militer Heiho
6
A.Yani, Ahmad Yani: Sebuah Kenang-kenangan, (Bandung: Indah Jaya, tanpa tahun penerbit), hal. 43—
45.
7
Amelia Yani, op.cit., hal. 42.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 4
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
terasa biasa-biasa saja. Berdasarkan modal tersebut Yani lulus dengan prestasi gemilang.
Karena prestasi itulah Yani memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan Shodancho
Tentara Sukarela Pembela Tantara Air yang dibuka pada bulan Oktober 1943. Selama
empat bulan Yani digembleng di kota Bogor. disanalah Yani kembali menunjukkan bakat
militernya dan menyebabkan para pelatihnya, di antaranya Kapten Yanagama menaruh
perhatian khusus kepadanya.8
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 5
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Ketika itu kota Magelang kedatangan Sekutu yang berusaha melindungi dan
mengungsikan tawanan tawanan perang serta tawanan serta melucuti dan mengembalikan
tentara Jepang dan menjaga ketentraman serta keamanan agar kedua maksud bisa
terlaksana dengan baik, pada tanggal 26 Oktober 1945 melalui Semarang, Ambarawa
kemudian Magelang. Sepanjang perjalanan tersebut tentara Sekutu mendapat penjagaan
serta penuh kewaspadaan dari pada para pemuda revolusioner. Ternyata kedatangan
mereka menimbulkan kekacauan karena rombongan tersebut diboncengi tentara NICA
yang hendak menguasai kembali bumi pertiwi ini. Di kota Ambarawa dan Magelang
ternyata mereka membebaskan begitu saja orang-orang interniren Belanda. Kejadian
tersebut menyebabkan rakyat menjadi marah sehingga dilancarkan aksi boikot makanan
dan keperluan sehari-hari terhadap Sekutu.
12
Nugroho Notosusanto, op.cit., hal. 134—138.
13
Ibid.
14
Pramono, op.cit.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 6
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Resimen XIX, Divisi V, yang dikomandoi Mayor Achmad Yani. Pertengahan Desember
1945 Sekutu dengan NICA meninggalkan kota Ambarawa menuju ke arah Semarang
dengan mendapat serangan-serangan sepanjang jalan dari pasukan penghadang.15
PBB terpaksa turun tangan dengan adanya Agresi Militer Belanda I. Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memerintahkan pihak Indonesia dan Belanda
untuk menghentikan pertempuran pada tanggal 4 Agustus 1947 setelah melalui
perdebatan yang keras. Melalui perdebatan-perdebatan yang cukup melelahkan antara
kedua belah pihak yang bertikai rupanya ujung terang mulai kelihatan dengan terjadinya
gencatan dalam Perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948.
15
Moh. Omar, Jendral Gatot Subroto, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan – Proyek Biografi Pahlawan Nasional, 1976), hal. 51—61.
16
A. Yani, op.cit., hal. 79—87.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 7
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Menuju Puncak
Setelah perang kemerdekaan, Pemerintah mengadakan integrasi semua laskar
yang ada ke dalam tubuh tentara Republik Indonesia. Rupanya keinginan tersebut
mendapat tantangan dari Batalyon Lemah Abang yang merupakan tentara Angkatan
Umat Islam yang menolak dipadukan ke dalam Divisi III/Diponogoro sebagai Batalyon
IX Brigade X karena menganggap bahwa pembentukan batalyon yang baru hanya
menuju perlucutan dan demobilisasi. Menghadapi kenyataan ini Achmad Yani
menjelaskan masalah tersebut dengan bijaksana dalam menghindari mereka memperoleh
simpati dan bisa jadi mereka justru menyebrang ke Darul Islam. 19 Rupanya pemerintah
mendengar kata-kata Yani dan kemudian Panglima Diponogoro Gatot Subroto
mengirimkan surat kepada Machfuds yang mengetuai AUI, mengucapkan terima kasih
atas sumbangan yang telah diberikan pada masa perjuangan kemerdekaan dan
17
Saleh Assad Djamhari, Ithisar Sejarah Perjuangan ABRI (1945 – Sekarang),
(Jakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan – Pusat Sejarah ABRI,1979), hal. 40—45.
18
A. Yani, op.cit., hal. 94—117.
19
Ibid.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 8
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
20
P. van Dijk, Darul Islam – Sebuah Pemberontakan, (Jakarta: Grafitipers, 1983) hal. 134—138.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 9
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Semula hasilnya memuaskan karena banyak rakyat yang sadar dan membantu dalam
usaha memulihkan keamanan sekitarnya. Kejadian itu tidak berlangsung lama karena
gerakan MMC mengadakan teror sehingga menyebabkan rakyat menjadi takut dan masa
bodoh terhadap upaya pemerintah. Ketakutan rakyat tersebut menyebabkan rakyat tidak
mau memberikan keterangan terhadap pemerintah mengenai sel-sel pengacau.
Ketika gerakan MMC semakin berani dengan senjata yang dimiliki mereka
berkali-kali melakukan penyerangan terhadap pos-pos keamanan polisi dan tentara.
Keadaan yang menjadi makin giat menyebabkan perlunya pembersihan yang lebih
intensif. Pada tanggal 10 Januari 1951, Panglima divisi Diponogoro mengeluarkan surat
perintah Operasi Merapi – dengan tujuan utama maksimal – Menangkap dan menumpas
gerombolan dan orang-orang yang menjadi obyek dan tujuan minimal – Mengembalikan
kepercayaan rakyat terhadap alat-alat kekuasaan negara serta menimbulkan ketakutan
yang mendalam pada pihak pengacau. Brigade Q yang dikomandoi Achmad Yani turut
serta menumpas gerombolan MMC. Pengejaran terus-menerus dilakukan sehingga
menjelaskan mereka terdesak ruang geraknya.21
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 10
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Sesudah pulang dari tugas belajar di negeri orang, Achmad Yani terus
dipindahkan ke Jakarta. Di Markas Besar TNI AD menjabat sebagai Asisten 2 (Operasi)
KSAD. Pengetahuan kemiliteran yang diperoleh di negeri orang serta pengalaman di
berbagai front pertempuran tentu saja mendukung pekerjaan dalam menyusun konsep-
konsep Operasi. Pekerjaan yang dtekuni sejak bulan September 1956 berakhir pada bulan
Januari 1958 dengan dipromosikan Achmad Yani sebagai Deputy I KSAD dan ia juga
merangkap menjadi Hakim Perwira untuk daerah Medan, Jakarta, Surabaya dan
Makasar.24
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 11
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Untuk meperlancar tugas dari Panitia Tujuh kemudian dibentuk Fact Finding
Commisiion yang mana anggota merupakan hasil kompromi antara daerah yang bergolak
dengan Markas Besar Angkatan Darat. Kol. Mokoginta, Direktur Seskoad dianggap dekat
dengan daerah yang bergolak sedangkan Kol. Sudirman dari Brawijaya dianggap dekat
dengan MBAD. Sebagai perwira yang dianggap tidak memihak daerah bergolak maupun
MBAD dipilih Mayor Muskita. Rupanya keputusan Panitia Tujuh mengadakan Find
Finding Commisiion mendapat tantangan dari Staf Umum Angkatan Darat sehingga
terjadi pembicaraan keras antara KSAD A.H. Nasution yang juga dari Panitia Tujuh
dengan SUAD sehingga menyebabkan A.H. Nasution segera melaporkan ke Presiden
Soekarno dan PM Djuanda mengenai ketidaksetujuan SUAD atas pembentukan Fact
Fainding Commisiion .
25
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Balai Pustaka, 1990), Hal. 272—279.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 12
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
terlibat Peristiwa 17 November 1956 (kudeta mikliter atas MBAD), khususnya terhadap
Kol. Zulkifli Lubis. Selain itu menyarankan agar mengenai perlunya adanya amnesti
umum terhadap semua TNI yang telah terlibat dalam macam-macam peristiwa yang
dituduh pelanggaran dan kejahatan selama ini. Setelah masalah diatas diselesaikan baru
bisa mengadakan musyawarah yang menyelesaikan masalah-masalah AD. Berdasarkan
saran ini dari daerah-daerah bergolak Fact Finding Commision menyarankan pula agar
membentuk suatu badan khusus yang menyelidiki pimpinan AD. Saran-saran yang
diajukan komisi tersebut telah menyebabkan sambutan yang cukup panas dari MBAD.
Mereka merasa seakan-seakan disalahkan karena telah melakukan pelarangan serta
penindakan atas barter, penyelundupan, kup atau pengambil-alihan kekuasaaan atasan
militer dam pemerinthan sipil.26
26
A.H. Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas, Jilid 4, (Jakarta: Gunung Agung, 1984),hal. 115—122.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 13
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
27
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1191), hal..
387—398.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 14
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
dilakukan karena terdesak waktu yang semakin sedikit. Kol. Yani membiarkan saja
kejadian tersebut. Operasi 17 Agustus menuju Sumatra Barat dikomandoi berjalan sesuai
dengan taktik yang sudah ada di tangan kaum pembakang.28
Operasi 17 Agustus yang dikomandoi Kol. Yani langsung menuju Padang sebagai
pusat militer dan Bukittinggi sebagai pusat pemerintahannya. Pada tanggal 16 April 1958
perairan Padang telah diblokade oleh kapal-kapal ALRI yang dipimpin oleh KRI Gadjah
Mada dengan bantuan beberapa kapal Pelni. Keesokan harinya pada pukul 06.30
dilangsungkan pendaratan di sekitar 6 km di sebelah utara Padang, sementara itu pesawat
–pesawat AURI melakukan pemboman atas lapangan terbang Tebing. Pendaratan
maupun pemboman itu menyebabkan kota Padang jatuh ke tangan TNI. Kota Bukittinggi
yang telah terkepung sejak tanggal 19 April 1958 langsung diserbu sehingga kota
Bukittinggi ini jatuh pada tanggal 4 Mei 1958. Jatuhnya kota Padang dan Bukittinggi
berarti selesailah operasi ke sasaran utama dan selanjutnya dilakukan operasi-operasi
pembersihan serta teritorial dan kaum pembakang melarikan diri ke hutan-hutan.29
Kalau melihat dari sudut umur, sebenarnya TNI-AD telah menganggap bahwa
Presiden Soekarno tidak membahayakan kepentingan jangka panjang TNI-AD. Karena
itulah TNI-AD tidak ingin mengadakan konfrontasi langsung terhadap Presiden Soekarno
28
Amelia Yani, op.cit ., hal. 83—89.
29
Saleh Assad Djamhari, op.cit., hal. 76—79.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 15
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
dan hanya mengimbangi saja sejauh tidak merugikan posisi TNI-AD. Sebaliknya
kepentinmgan jangka panjang TNI-AD memperoleh ancaman dari PKI. Ketika berlaku
SOB, TNI –AD dapat dengan leluasa menekan PKI, tetapi setelah SOB dicabut TNI-AD
mengalami kesulitan. PKI telah begitu berpengaruh di desa-desa dan dengan dicabutnya
SOB legimitasi TNI-AD untuk berpartisipasi dalam politik menjadi goyah.
Panggung Politik
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, ada sebuah wilayah yang
belum menjadi wilayah bangsa Indonesia yang terletak di ujung Timur. Untuk
memperoleh wilayah Irian Barat tersebut telah diusahakan pemerintahan Indonesia
melalui jalan perundingan dengan Belanda sejak pengakuan kedaulatan hingga sekarang
tetapi segala upaya tersebut menjadi sia-sia malahan pemerintahan Belanda mau
merekayasa pemerintahan Papua di sana. Kenyataan ini menyebabkan Presiden Soekarno
yang juga Panglima Tertinggi Anmgkatan Perang RI kesabarannya hampir habis dan
membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk merebut kembali wilayah Irian Barat
dalam rapat raksasa di Yogyakarta pada tanggal 1961, Presiden Soekarno menyatakan
‘Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda Kolonial, Kibarkanlah
sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia dan Bersiaplah untuk mobilisasi
umum mempertahankan Kemerdekaan dan kesatuan Tanah Airdan Bangsa.
30
A.H.Nasution, Memenuhi Panggilan Tugas, Jilid 5, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), hal. 177.
31
O.G. Roeder, Anak Desa Biografi Presiden Soeharto,(Jakarta: Gunung Agung, 1976), hal. 221—223.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 16
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Setelah Achmad Yani bergaul erat dengan Presiden Soekarno rupanya Presiden
Soekarno berkenan kalau Achmad Yani menggantikan A.H. Nasution sebagai KSAD
sedangkan A.H. Nasution ditugaskan sebagai KSAB pada pertengahan tahun 1962.
Sebenarnya ketika Achmad Yani ditawari Presiden Soekarno minta agar Presiden
Soekarno memilih WKSAD Gatot Subroto sebagai KSAD menggantikan A.H. Nasution,
tetapi Gatot Subroto keburu meninggal dunia pada bulan Juni 1962. Karena Achmad
Yani mempunyai watak yang selalu menaruh hormat kepada bapak sehingga ia tidak bisa
menolak permintaan dari Presiden Soekarno.
Sebenarnya ada sejumlah perwira yang lebih senior dibandingkan dengan Yani,
seperti Sungkono, Sudirman, Soeprajogi dan Soeharto. Para perwira yang menganggap
dirinya lebih senior daripada Yani, merasa kurang sreg menerima Yani sebagai panglima
yang baru. Di samping itu sejumlah perwira yang bersikap kritis terhadap apa yang
tampaknya sebagai kesediannya untuk menjadi bagian gaya hidup Istana dan yang
membuatnya dengan mudah dijadikan sasaran tuduhan PKI terhadap – Jendral-jendral
Korup. Tetapi di lain pihak Achmad Yani sama dengan sikapnya A.H. Nasution yang
memusuhi PKI dan di masa lampau malahan Yani lebih bertekad menghantam PKI. Ia
pula telah membela serta melindungi musuh-musuh pribadi Presiden Soekarno, seperti
Kol. Suwarto dan Kol. Kemal Idris.32
32
Ulf Sundahussen, Politik Militer Indonesia 1945 – 1967, (Jakarta: LP3ES, 1986), hal. 284—285.
33
Harlod Crouch, Militer dan Politik (Jakarta: Sinar Harapan, 1986), hal. 55—57; Ulf Sundhaussen,
op.cit., hal. 296—301.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 17
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
antara dua kekuatan yang saling bersaing dan situasi semacam itu sangat menguntungkan
Soekarno.
Sebagai seorang bekas perwira lapangan Yani masih merasa segan untuk memberi
pernyataan-pertanyaan di hadapan umum dan jika dia berpidato biasanya sangat pendek
dan tidak berbelit-belit serta kurang memberikan gambaran yang jelas mengenai
masalahnya. Yani lebih suka menyerahkan masalah ideologi maupun pidato kepada
Nasution, bukan menyangkut soal kecenderungan, tetapi soal kemampuan Yani dalam
soal-soal politik yang bisa dikatakan kurang begitu cemerlang dan Yani tidak dapat
bertahan kalau dia membiarkan dirinya diseret ke dalam argumentasi politik maupun
perdebatan ideologis dngan Soekarno dan PKI.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 18
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Sekarang tugas Yani yang lebih kongkrit diarahkan pada merancang langkah-
langkah guna memperlunak dampak yang muncul dengan adanya pencabutan Undang-
Undang Darurat terhadap posisi politik Angkatan Darat. Langkah-langkah yang
dilakukan meliputi usaha memperkuat struktur teritorial, dan meningkatkan
penyebarluasaan dan pelaksanaan Doktrin Perang Wilayah oleh tentara bersama rakyat.
Program yang dirancang oleh Yani rupanya mendapat dukungan dari Presiden Soekarno.
Dekrit Presiden menyatakan bahwa dalam – melaksanakan proyek-proyek pembangunan
dalam bidang produksi dan distribusi pemerintahan menfaatkan satu-satuan Angkatan
Bersenjata – yang bersedia, sebagai tenaga-tenaga trampil, setengah trampil, untuk
membantu pelaksanaan proyek –proyek tersebut. Ketentuan-ketentuan diatas telah
ditafsirkan Angkatan Darat bahwa mereka bisa melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
seperti pembangunan dan perbaikan jalan, jembatan, sistim irigasi, pembangunan desa
dan secara aktif mempengaruhi sikap penduduk dengan jalan, misalnya membangun
mesjid-mesjid atau rumah –rumah rakyat.34
34
Ulf Sundhaussen, op.cit., hal. 296—301.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 19
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
jahan Inggris seperti Malaysia sampai Kalimantan Utara dan di Selatan ada Australia dan
Selandaia Baru.35
35
John D. Legge, Sebuah Biografi Politik, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hal. 372—373.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 20
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
mereka dengan gigih menentang pimpinan tentara yang dicap sebagai – kapitalis
birojkrat – dalam memberlakukan SOB tanpa SOB.36
36
Ulf Sundhaussen, op.cit., hal. 302—307.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 21
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
39
Hidayat Mukmin, TNI dalam Politik Luar Negeri – Studi Kasus Penyelesaian Konfrontasi Indonesia –
Malayisa (Jakarta: Sinar Harapan, 1191), hal. 114—115.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 22
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
mengontak Malaysia. Mereka ini adalah kelompok Sukendro, Syarnubi Said dan Eddy
Yahya. Tetapi yang akhirnya berhasil dalam upaya penjajagan rujuk oleh Kelompok
Soeharto Ali Moertopo.40
Operasi-operasi yang dilancarkan Kolaga terbagi atas dua komando yang berada
di Sumatra dan Kalimantan. Komando Sumatra yang berpangkalan dekat Medan secara
formal mendapat wewenang untuk – mempersiapkan diri menyerang Malaysia yang
disebut sebagai negara boneka – dengan komandannya – Brigjen Kemal Idris, yang
merupakan penentang Presiden dan tak begitu menyukai kampanye anti-Malaysia. Omar
Dhani menganggap bahwa Kemal Idris telah menunda pemindahan pasukan ke Sumatra
karena akomodasi untuk mereka tidak tersedia. Sebenarnya rencana-rencana persiapan
menyerang agak seret sebab pimpinan AD tidak memberikan peralatan untuk
penyeberangan melalui selat. Ini merupakan pertanda bahwa pimpinan Angkatan Darat
memilih Kemal Idris agar bisa menjamin tidak mungkin terpengaruh Presiden Soekarno.
Sebagai kompensasinya buat Omar Dhani dan Presiden Soekarno, Brigjen Supardjo
ditunjuk sebagai komandan di Kalimantan pada bulan November 1964, selain itu
Achmad Yani menempatkan orang-orang kepercayaan di sana. Mayor Jendral M.
Panggabean sebagai Panglima wilayah Kalimantan, Brigadir Jendral Ryacudu sebagai
Panglima Kalimantan Barat dan Brigjen Sumitro sebagai Panglima Kalimantan Timur
pada bulan Februari 1965.41
40
Hidayat Mukmin, hal. 116—119.
41
Harlod Crouch, op.cit., hal. 75—81.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 23
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
keberhasilan PKI memobilisasi rakyat. Sejumlah senior dalam Angkatan Darat mulai
mengeritik pimpinan Angkatan Darat yang kelihatan kehilangan inisiatif terhadap PKI,
tetapi ada juga sejumlah perwira yang dekat dengan Yani menanggapi kemajuan PKI
dalam perspektif lebih luas. Setelah berhasil melakukan sejumlah manuver untuk
merusak efektivitas pelaksanaan politik konfrontasi, Yani menganggap bahwa tidak ada
gunanya menentang Soekarno secara langsung menyangkut masalah yang begitu kecil
seperti masih nasib Murba, BPS maupun penarikan diri Indonesia dari keanggotaan PBB
karena masalah PBB.
Pada akhir tahun 1964, PKI memperoleh kemajuan kemajuan politik dan
kebijaksaan luar negri yang bergeser ke kiri, menimbulkan pendapat di kalangan
Angkatan Darat bahwa harus diambil langkah-langkah untuk mengatasi perpecahan di
antara Yani dan Nasution. Sejumlah senior perwira bermaksud mengadakan pertemuan
untuk menyelesaikan masalah itu, tetapi pertemuan tidak bisa memecahkan masalah
perbedaan dalan pendekatan, sebab kelompok Yani tetap mempertahankan hubungan
dekat dengan Presiden Soekarno. Ketidakberhasilan pimpinan Angkatan Darat mencapai
konsensus mengenai taktik yang harus digunakan dalam menangani isu-isu yang sedang
dihadapi jelas merupakan kerugian besar dalam menjalankan siasat terhadap Soekarno
dan PKI.
PKI sadar benar bahwa sendainya terjadi adu kekuatan dengan Angkatan Darat
mereka mudah dikalahkan. Selama Presiden Soekarno masih menggunakan pengaruhnya
untuk mendominasi kelompok Angkatan Darat, pimpinan PKI masih merasa aman.
Tetapi kalau seandainya Presiden Soekarno meninggal dunia, menjadi tidak berdaya atau
terjadi perpecahan terbuka antara Presiden Soekarno dengan Angkatan Darat, PKI akan
ditempatkan pada posisi di mana tidak ada lagi yang dapat mempertahankannya. Alasan-
alasan itu yang menyebabkan PKI melipatgandakannya usaha untuk memperoleh sekutu
dalam tubuh angkatan bersenjata, meskipun terdapat sejumlah rintangan yang bisa diatasi
agar perwira-perwira militer berpihak pada PKI sadar atas pengaruh PKI di kalangan
angkatan bersenjata masih terlalu kecil untuk memperoleh perlindungan seandainya
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 24
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
Presiden Soekarno meninggal kemudian melancarkan gerakan ofensif pada tahun 1965
dengan maksud untuk menguji kekuatan lawan-lawan partai di kalangan tentara.42
Pada bulan Februari 1965, Ketua CC-PKI D.N. Aidit melancarkan gagasan
mengenai perlunya dibentuk suatu organisasi quasi militer dengan sebutan Angkatan
Kelima. Ketika itu Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan
Kepolisian yang berjumlah 500.000 prajurit dengan dukungan 21 juta sukarelawan
berserta Hansip dan Hanra yang dibentuk dalam pelaksanan aksi Dwikora. Angkatan
Kelima yang dimaksud D.N. Aidit bertolak dari persoalan yang diakibatkan oleh
peristiwa-peristiwa yang muncul karena kehebohan mengenai masalah-masalah
Landreform yang secara sepihak mulai dilancarkan sejak bulan Mei 1964. Tindakan aksi
sepihak para petani didorong BTI dan Pemuda Rakyat melawan orang-orang yang anti
Komunis dan prajurit TNI-AD, seperti yang terjadi di Sumatra Utara, Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Jawa Barat. Adanya kejadian-kejadian yang disebut tadi, kemudian PKI
menuntut agar buruh dan petani segera dipersenjatai. Dalam mengajukan alasannya
mengenai perlunya angkatan kelima tersebut, D.N. Aidit menyatakan bahwa
pembentukan Angkatan Kelima akan dapat memantapkan gerakan angkatan bersenjata
dalam aksi Dwikora. selain itu PKI juga mengusulkan agar dalam setiap angkatan dalam
angkatan bersenjata dibentuk Komisaris Politik yang lazim terdapat di negara-negara
sosialis.43
42
Ibid. hal. 81—91.
43
Yahya A. Muhaimin, op.cit., hal. 166—169.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 25
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
masyarakat tetapi seluruh rakyat Indonesia. Asalkan mereka memerangi Nekolim. Jadi
Angkatan Darat secara prinsip menyetujui usulan tersebut sambil berminat
mematikannya dalam pelaksanaannya.
Kondisi kesehatan Prresiden Soekarno yang telah jatuh pingsan sebanyak dua kali
pada awal bulan dan akhir bulan Agustus l965 telah menjadi pembicaraan politisi
kalangan atas terutama di kalangan CC-PKI. Perkembangan yang terjadi kemudian
bahwa berita kesehatan Presiden telah menimbulkan dugaan di kalangan para pemimpin
PKI dan para pemimpin TNI-AD yang saling menduga bahwa lawannya kemungkinan
akan melancarkan suatu kudeta. Bersamaan dengan kondisi ekonomi yang runyam Aidit
mendorong radikalisme dengan menyatakan dalam rapat raksasa SOBSI agar – berani,
dan bertindak, dan bergerak melawan setan-setan kota. Kemudian disusul dengan
demontrasi besar-besaran yang diarahkan pada TNI–AD yang dianggap sebagai
penanggung jawab dalam pelaksanaan distribusi beras dan bahan-bahan pokok lainnya.
Dalam rapat massa CGMI pada akhir bulan September 1965, Presiden Soekarno
menyatakan bahwa sekarang ada sejumlah jendral yang dulunya setia tetapi telah menjadi
pelindung-pelindung unsur-unsur kontra revolusioner dan mereka itu harus dihancurkan.
Ketika itu sejumlah jendral telah memperingatkan Yani mengenai akan adanya kudeta
44
Harlod Crouch, op.cit.,hal. 96—97.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 26
Email: mr.kasenda@gmail.com
Peter Kasenda
yang dilancarkan, tetapi Yani tidak bersikap serius melakukan persiapan milter guna
menghadapi PKI.45
Penutup
Perkembangan PKI yang offensif dengan TNI –AD yang defensif pada akhirnya
mencapai puncak dengan meletusnya Peristiwa 30 September yang merengut jiwa
Menpangad Letjen Achmad Yani berserta sejumlah jendral yang merupakan pembantu-
pembantu terbaiknya. Putra-putra terbaik bangsa Indonesia itu dibuang di sumur tua di
markas komplotan penculik. Ketika Merdeka, 1 Oktober 1989 kelompok penyergap di
bawah Letnan Kolonel Sarwo Edhi berhasil menguasai Halim yang merupakan pangkalan
komplotan Gerakan 30 Sepetember mayat yang sudah dirusak secara mengerikan dari
keenam jendral dan satru letnan diangkat. Penggalian mayat jendral-jendral di hadapan
kamera-kamera televisi telah menimbulkan simpati publik pada TNI-AD dan sentimen
anti PNI mulai meluas dengan pasti. Di Hari ulang Tahun TNI tidak ada pertunjukan
maupun menyanyi sebagai yang dijanjikan Achmad Yani pada kedelapan anaknya ketika
sedang menunggu makan siang pada tanggal 30 September 1965. Kini kedelapan anak
Letnan Jendral Achmad Yani pada HUT TNI mengantarkan ayahnda dengan jenazah
para jendral lainnya menuju Taman makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Nasution yang
lolos dari sergapan komplotan dalam pidato pemakaman menyatakan bahwa putra-putra
yang terbaik yang dimakam merupakan korban fitnah.
45
Yahya A. Muhaimin, op.cit., hal. 177—180.
Web: www.peterkasenda.wordpress.com 27
Email: mr.kasenda@gmail.com