You are on page 1of 9

PENGUKURAN SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C52

Asep Andang, Hamzah Amarullah

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik


Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Jl. Siliwangi No.24 Tasikmalaya

ABSTRAK

Dalam merancang sistem pengukuran suhu ruang berbasisikan mikrokontroler


AT89C52 ini timbul beberapa masalah, antara lain mengenai bagaimana rancangan perangkat
kerasnya, dan mengenai perancangan program yang berfungsi untuk menjalankan rangkaian
sistem tersebut. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah agar dapat membantu manusia
mengetahui perubahan suhu suatu ruang.
Pada alat ini, sensor yang digunakan adalah sensor suhu LM 35, kemudian data dari
sensor tersebut dikirimkan ke ADC 0804, selanjutnya data akan di olah oleh mikrokontroler dan
hasilnya akan di tampilkan pada LCD M1632. Disamping perancangan hardware, dilakukan juga
perancangan software dengan menggunakan bahasa pemograman assembler.
Alat ini mampu mengukur suhu secara presisi mulai dari 0 °C – 127 °C. Pada
pengujian alat ini, terdapat sedikit perbedaan dengan alat pembanding seperti pada pengujian
suhu batu es, dimana suhu yang terukur oleh sensor LM 35 sudah mencapai 0 °C sedangkan suhu
yang terukur pada termometer pembanding adalah 1,9 °C. Hal ini di karenakan perbedaan
sensitivitas dan juga antara sensor LM 35 dengan sensor yang ada pada termometer pambanding.

Kata Kunci : LM35,ADC 0804, Mikrokontroler AT89C52, LCD M1632

I. Pendahuluan Pengukuran dan pengendalian suhu


I.1 Latar Belakang Masalah sangat diperlukan di berbagai bidang. Dalam
Mikrokontroler sebagai suatu dunia kesehatan, industri, dan juga dalam
terobosan teknologi banyak digunakan sebuah pembangkit daya, dll. Oleh karena itu
diberbagai peralatan elektronik, seperti untuk berbagai keperluan pemantauan,
peralatan rumah tangga, pengendali mesin- pengendalian dan penelitian yang berkaitan
mesin industri dan masih banyak peralatan dengan besaran suhu, sering digunakan
yang lainnya yang dikendalikan oleh instrumen yang dapat memantau dan
mikrokontroler. mencatat data suhu secara kontinyu dan

1
otomatis. Instrumen pengukur suhu mengukur suhu suatu ruangan dengan
memerlukan sensor suhu sebagai bagian menggunakan mikrokontroler AT89C52 yang
terdepan untuk memperoleh data suhu. nantinya akan di tampilkan pada LCD.
Sensor suhu terdapat dalam berbagai jenis
dengan karakteristiknya tersendiri. Salah satu Batasan Masalah
jenis sensor suhu adalah sensor suhu LM 35 Agar permasalahan tidak meluas
dimana sensor suhu LM 35 dapat maka perlu dibatasi. Adapun batasan
dikalibrasikan langsung dalam derajat permasalahan yang akan diuraikan dan
celcius. dibahas hanya tebatas pada :
Karena suhu hanya mengeluarkan 1. Mikrokontroler yang digunakan
sinyal analog, maka harus merubahnya ke adalah AT89C52.
dalam format digital menggunakan ADC 2. Sensor suhu yang digunakan adalah
0408 untuk kemudian ditransmisikan ke LM35.
mikrokontroler. Pada rangkaian ini 3. ADC yang digunakan adalah ADC
Mikrokontroller yang digunakan adalah tipe 0804.
Mikrokontroler AT89C52 yang dapat 4. LCD yang digunakan adalah LCD
diprogram untuk melakukan akuisisi data dan jenis M1632.
pengendalian data. dan untuk hasil
pengukuran suhu, data ditampilkan dengan II. Landasan Teori
menggunakan LCD. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah komputer
Identifikasi Masalah mikro yang memadukan CPU, ROM, RWM,
Pengukuran suhu berbasis I/O seri, counter-timer, dan rangkaian detak
mikrokontroler AT89C52 ini mempunyai dalam satu chip tunggal.
identifikasi masalah sebagai berikut : Sebuah mikrokontroler tidak dapat
1. Mengenai bagaimana rancangan bekerja apabila tidak diberi program
perangkat kerasnya. kepadanya. Yang mana, program tersebut
2. Mengenai perancangan program yang akan memberitahu mikrokontroler apa yang
berfungsi untuk menjalankan harus dikerjakan. Sebuah mikrokontroler
rangkaian tersebut. yang sudah bekerja dengan satu program,
tidak dapat bekerja lagi jika program diganti.
Tujuan Instruksi-instruksi perangkat lunak berbeda
Tujuan penulis memilih topik “ untuk masing-masing jenis mikrokontroler.
Pengukuran Suhu Berbasis Mikrokontroler Yang mana, instruksi-instruksi ini hanya bisa
AT89C52 “ adalah adalah merancang suatu difahami oleh jenis mikrokontroler yang
rancangan perangkat keras yang dapat bersangkutan, jadi intinya instruksi pada

2
mikrokontroler yang satu tidak bisa Penguat Rangkaian
digunakan pada mikrokontroler jenis lainnya. Pengkonversi data pada elektronika
ialah suatu devais yang mengubah besaran
Deskripsi Pin Mikrokontroler sinyal dari analog ke digital atau sebaliknya.
AT89C52 Umumnya sinyal analog berasal dari suatu
Susunan dari pin mikroontroler sensor, yang kemudian biasanya diperkuat
AT89C52 diperlihatkan pada gambar oleh OP-AMP. Dan IC OP-AMP yang
dibawah ini : dipakai oleh penulis adalah IC tipe LM 741.

Gambar 2.3 Deskripsi Pin IC Op Amp 741


Gambar 2.1 Pin Mikrokontroler AT89C52
ADC 0804
Sensor Suhu Mikrokontroler adalah perangkat
Sensor adalah alat yang berfungsi digital yang bekerja dengan prinsip-prinsip
sebagai pengukur suatu keadaan, misal elektronika digital. Namun kebanyakan
pengukur temperatur, kelembaban, jarak, dalam aplikasinya, terutama aplikasi sistem
kualitas udara dan sebagainya. Sensor suhu kendali, mikrokontroler diharuskan mampu
LM35 merupakan jenis sensor suhu yang berkomunikasi dan menangani sinyal analog.
digunakan untuk pengukuran dalam derajat Transformasi sinyal dari bentuk
celcius (°C). Sensor ini berfungsi sebagai analog ke dalam bentuk digital dilakukan
pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran oleh suatu rangkaian yang dikenal dengan
tegangan yang memiliki koefisien temperatur ADC (Analog to Digital Converter). Dalam
sebesar 10 mV/°C, dengan kata lain setiap hal ini ADC yang digunakana adalah ADC
perubahan 1°C, tegangan pada terminal 0804.
LM35 mengalami kenaikan sebesar 10 mV.

Gambar 2.2 Simbol LM35


Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ADC 0804

3
LCD M1632 III. Perancangan Alat
Merupakan salah satu media Pada perancangan alat ini, ialah
penampil ( display ) untuk data. Keuntungan dengan membuat rangkaian dari tiap – tiap
dari penggunaan LCD yaitu penggunaan daya modul rangkaian yang di perlukan.
yang relatif kecil dan memiliki format 3.1 Rangkaian Catu Daya
tampilan yang bervariasi. Dikarenakan tegangan yang
Modul ini dilengkapi dengan diperlukan pada tiap rangkaian tidak sama,
mikrokontroler yang didesain khusus untuk maka untuk mendapatkan output yang di
mengendalikan LCD. Mikrokontroler inginkan, digunakan IC regulator tegangan
HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi LM 7805 untuk tegangan DC 5 volt, dan IC
sebagai pengendali LCD yang memiliki LM 7812 untuk tegangan DC 12 volt, serta
CGROM (Character Generator Random IC LM 7912 untuk tegangan DC -12 volt.
Access Memory), CGRAM (Character Tegangan DC 12 volt dan -12 volt
Genertor Read Only Memory), DDRAM digunakan untuk tegangan catu daya yang
(Display Data Random Access Memory). diperlukan oleh pengkondisi sinyal. Dan
tegangan DC 5 volt digunakan untuk
Simulator tegangan catu daya yang diperlukan oleh IC
Program Reads51 merupakan salah mikrokontroler, ADC 0804, LM 35 dan LCD.
satu program simulator untuk Mikrokontroler
AT89C52. Dengan program ini, jalannya
program yang telah dibuat dapat diketahui,
antara lain alamat dari tiap-tiap instruksi
program, isi dari register Accumulator, SP, C,
DPRT, R0-R7 dan lain-lain. Berikut adalah
gambar dari program Reads51.exe.
Gambar 3.1 Rangkaian Catu Daya

3.2 Rangkaian LM35


Sensor suhu LM35 berfungsi untuk
mengubah besaran fisis yang berupa suhu
menjadi besaran tegangan elektrik, dimana
sensor tersebut sangat mudah mengalami
perubahan tegangan apabila dikenai
perubahan suhu. Hal ini disebabkan dari sifat
bahan semikonduktor yang peka terhadap
perubahan suhu.
Gambar 2.5 Program Reads 51.exe

4
Pada perancangan penulis 3.4 Rangkaian ADC 0804
menginginkan pengukuran suhu mencapai Perancangan untuk rangkaian ADC
127 ºC. Maka tegangan keluaran maksimum digunakan pada mode kerja free running.
dari LM35 adalah sebesar 1,27 V. Mode ini dipilih karena waktu konversi ADC
jauh lebih cepat terhadap perubahan suhu.
Sehingga setiap kali suhu berubah, ADC
telah selesai melakukan konversi data
sebelum perubahan suhu berikutnya.

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor Suhu

3.3 Rangkaian OP-AMP


Pengkondisi sinyal berfungsi untuk
menguatkan tegangan keluaran sensor suhu
LM35 agar mampu di proses pada peralatan
selanjutnya, yaitu oleh ADC 0804. Untuk
penguatan tegangan menggunakan rangkaian
penguat tegangan non-inverting dari IC Op Gambar 3.4 Rangkaian ADC 0804
Amp 741. Pada penguat non-inverting,
penguatan tegangan yang di inginkan adalah 3.5 Rangkaian Mikrokontroler
sebesar 4 kali, maka pada saat Vin = 1,27 v, Data digital 8 bit dari ADC diambil
Vout yang dihasilkan adalah sebesar 5,08 v. oleh mikrokontroler melalui Port 1 ( P1.0 -
Untuk mendapatkan penguatan sebesar 4 kali P1.7 dihubung dengan pin DB0 - DB7 pada
maka dapat di hitung nilai tahanan dari ADC ). Sedangkan data masukan untuk
penguat non-inverting sebagai berikut : penampil LCD dikeluarkan melalui Port 0 (
P0.0 - P0.7 ). Untuk pengontrolan kaki RS
Vout = ( Rf / Ri + 1 ). Vin
dan Enable pada LCD, menggunakan kaki
P3.0 untuk Enable dan kaki P3.2 untuk RS.
Data yang diambil dari Port 1 ( P1.0 - P1.7 )
harus dikalibrasi terlebih dahulu, setelah di
kalibrasi kemudian data tersebut di rubah ke
dalam kode ASCII. Hal ini dilakukan supaya
data yang tertampil pada LCD adalah angka 0
– 127, jika tidak dirubah kedalam kode
Gambar 3.3 Rangkaian Pengkondisi
Sinyal

5
ASCII maka angka yang tampil pada LCD blok diagram sistem secara keseluruhan
adalah angka 0 – 255. tertera seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.7 Blok Diagram

Adapun Flowchart sistem secara


keseluruhan tertera seperti gambar dibawah
ini.
Gambar 3.5 Rangkaian Mikrokontroler

3.6 Rangkaian LCD


Kebanyakan dalam aplikasi, tidak
ada proses pembacaan data dari LCD, karena
itu pin R/W ini bisa langsung di hubungkan
dengan ground untuk menghemat pemakain
pin mikrokontroler.

Gambar 3.8 Flowchart

Gambar 3.6 Rangkaian LCD


IV. Pengujian dan Analisa
Untuk menghindari kesalahan –
3.7 Blok Diagram Rangkaian
kesalahan yang terjadi pada peralatan yang di
Rancangan alat secara blok diagram
buat , maka di perlukan suatu pengujian dan
yaitu untuk mempermudah dalam
pengukuran pada peralatan yang telah di
menganalisa rangkaian secara keseluruhan.
rancang. Pengujian dilakukan dengan
Mulai dari input, pemrosesan, sampai bagian
menguji pada tiap – tiap modul rangkaian.
akhir dari proses yang akan menghasilkan
keluaran atau output dari rangkaian. Adapun

6
Pengujian Rangkaian Catu Daya Tabel 4.2 Pengujian Sensor Suhu LM 35
Pengujian dilakukan dengan Suhu Menurut
mengukur tegangan keluaran dari rangkaian No Vout LM35 Tampilan LCD Perhitungan
catu daya menggunakan multimeter. (V) ( °C) ( °C)
Berikut adalah tabel hasil pengukuran 1 0,286 28 28,6
rangkaian catu daya. 2 0,363 36 36,3
3 0,465 46 46,5
Tabel 4.1 Pengujian Rangkaian Catu Daya 4 0,554 55 55,4
Hasil Hasil Error 5 0,645 64 64,5
No Pengukuran Seharusnya
(V) (V) (% ) Tidak ditampilkannya nilai di
1 4,96 +5 0,80 belakang koma pada LCD adalah untuk
2 11,67 12 2,75 memudahkan proses pembuatan program,
3 -12,14 - 12 1,17 namun dengan konsekuensi adanya tingkat
error suhu yang tertampil akibat
Ada beberapa faktor yang penghilangan nilai di belakang koma tersebut.
menyebabkan ketidak murnian hasil tegangan
output dari rangkian catu daya yang di Pengujian Rangkaian OP-AMP
inginkan di antaranya kualitas dari nilai tiap Pengujian rangkaian pengkondisi
– tiap komponen yang di gunakan adalah sinyal dilakukan dengan cara memberikan
tidak murni ( selalu tepat / ideal ), dari tegangan yang berbeda - beda pada bagian
masing – masing pabrik pembuat komponen. masukan penguat non inverting menggunakan
regulator, kemudian mengukur tegangan
Pengujian Sensor Suhu keluarannya untuk dihitung tingkat penguatan
Pengujian sensor suhu LM35 dengan tegangan, berikut data hasil pengujian :
cara memberikan catu 5 V dan memberikan
pemanasan dengan cara memasukkan sensor Tabel 4.3 Penagujian Rangkaian OP-AMP
LM35 tersebut ke dalam box tertutup yang di Vout Vout
Vin Gain Error
dalamnya terdapat lampu pijar. No Pengukuran Perhitungan
Berikut adalah table hasil pengujian (V) (V) (V) (%)
sensor suhu LM 35. 1 0,108 0,431 3,991 0,432 0,23
2 0,175 0,698 3,989 0,700 0,28
3 0,236 0,943 3,996 0,944 0,10
4 0,304 1,215 3,997 1,216 0,08
5 0,367 1,467 3,997 1,468 0,06

7
Pengujian Rangkaian ADC Pengujian Keseluruhan
Pengujian dilakukan dengan cara Pengujian alat secara keseluruhan
memberi tegangan masukan pada ADC dan dilakukan dengan proses menghubungkan
mencatat data digital keluaran yang seluruh rangkaian dan menempatkan sensor
dihasilkan melalui tampilan led 8 bit. Dengan LM35 dan thermometer pembanding dalam
tegangan referensi sebesar 5,08 V, maka plant suhu yang sama kemudian
tegangan resolusi / bit pada ADC dapat di membandingkan antara suhu yang tertampil
ketahui dengan menggunakan rumus sebagai pada LCD dengan suhu pada termometer
berikut : pembanding.

Vin max Tabel 4.5 Pengujian Keseluruhan


Vresolusi = Tampilan
255 Media / Thermometer
Suhu Selisih
No Waktu Pembanding
Dengan demikian, tegangan Pada LCD
Pengujian
referensi sebesar 5,08 Volt dan lebar data 8 ( °C) ( °C ) ( °C )
bit maka kenaikan tegangan pada tiap bit data 1 Batu Es 0 1,9 1.9
adalah :
Lampu Pijar
Vin max 2 64 70,0 6
Vresolusi = 40 W
255
Jam 11
5,08V 3 25 26,4 1.4
Vresolusi = Malam
255
4 Jam 11 Siang 25 26,8 1,8
= 0.0199 V / bit
Berikut adalah data hasil pengujian dari
Dari hasil perbandingan antara
rangkaian ADC :
tampilan suhu pada LCD dengan
thermometer pembanding terdapat perbedaan
Tabel 4.4 Pengujian Rangkaian ADC
nilai ukur yang sangat jauh yaitu pada
Tegangan Masukan
Vout pengujian menggunakan media lampu pijar
No ADC
40 W, hal ini di karenakan sensitivitas sensor
(V) ( Biner )
terhadap panas yang ada pada thermometer
1 0,000 0000 0000
pembanding lebih tinggi dari pada sensor
2 0,020 0000 0001
suhu yang penulis gunakan.
3 0,139 0000 0111
4 2,559 1000 0000
5 5,08 1111 1111

8
V. Kesimpulan Dan Saran Daftar Pustaka
5.1 Kesimpulan
1. Suhata, “Aplikasi Mikrokontroler
Dari hasil perancangan dan pengujian
Sebagai Pengendali Peralatan
Pengukuran Suhu Berbasis Mikrokontroler
Elektronik Via Line Telepon”, PT.
AT89C52 dapat disimpulkan hal - hal
Elex Media Komputindo, Jakarta,
sebagai berikut :
2005.
2. Setiawan Sulhan, “Mudah Dan
1. Hasil dari pengujian ADC
Menyenangkan Belajar
menunjukkan bahwa ketika masukan
Mikrokontroler”, C. V Andi Offset,
ADC sebesar 5,07 V maka data digital
Yogyakarta, 2006.
dari ADC sudah mencapai FFh atau
3. Usman, “Teknik Antarmuka Dan
1111 1111b hal ini akan mengakibatkan
Pemrograman Mikrokontroler
suhu yang tampil pada LCD sudah
AT89S52”, C. V Andi Offset,
mencapai 127 °C.
Yogyakarta, 2008.
2. LM35 memiliki Vout dengan kenaikan
4. Wardhana Lingga, “Belajar Sendiri
tegangan sebesar 10 mV untuk setiap
Mikrokontroler AVR Seri
1°C maka sensor memiliki kenaikan
ATMega8535 Simulasi, Hardware dan
yang cukup linier.
Aplikasi”, C. V Andi Offset,
3. Pada saat melakukan perbandingan
Yogyakarta, 2006.
suhu, terdapat perbedaan nilai antara
suhu yang di tampilkan di LCD dengan
suhu yang di tampilkan di termometer
pembanding, hal ini di karenakan
sensitivitas dari masing – masing
sensor yang di buat oleh beberapa
pabrik berbeda.

5.2 Saran
1. Untuk membuat tampilan data
suhu lebih presisi maka dapat
dibuat program kalibrasi data
suhu yang lebih baik.
2. Untuk melindungi tegangan input
analog ADC dari tegangan lebih,
sebaiknya di gunakan dioda
zener.

You might also like