Professional Documents
Culture Documents
Kandi Sekarwulan
(0809210)
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kearifan lokal masyarakat Sunda yang mendukung kehidupan
berkelanjutan.
2. Mengetahui kearifan lokal masyarakat Sunda yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan bencana.
BAB II
TEORI DASAR
Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah “manusia yang berkelanjutan” (Steele, 2007),
yaitu individu-individu berdaya dan sejahtera dengan etika yang mendukung keberlanjutan.
Sepanjang hasil riset yang telah dilakukan penulis, terdapat dua model yang
menggambarkan konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu model ekonomi ekologis Daly
(dalam YPBB, 2008) dan model kompas keberlanjutan Atkisson (www.atkisson.com).
Model ekonomi ekologis Daly menyatakan bahwa alam adalah ultimate means atau dasar
utama bagi pembangunan, dan kualitas hidup manusia sebagai ultimate end atau tujuan utama
pembangunan. Sistem sosial dan ekonomi adalah intermediary, yaitu sarana/perantara untuk
mencapai tujuan utama, dan sistem-sistem tersebut haruslah berdasar pada alam sebagai
sumber satu-satunya kesejahteraan manusia. Konsekuensinya, semua sistem manusia harus
melestarikan alam, karena tanpa alam kehidupan manusia mustahil ada (Miththapala, 2008).
Model kompas keberlanjutan AtKisson merupakan alat untuk mengelola indikator dan
pengkajian untuk menuju pembangunan berkelanjutan. Kompas keberlanjutan AtKisson
menggunakan aspek-aspek serupa dengan Daly, yaitu alam, sistem sosial, sistem ekonomi
dan kualitas hidup, yang ditempatkan dalam empat arah mata angin dalam kompas
keberlanjutan. Dalam model AtKisson, pembangunan berkelanjutan berarti menjaga dan
memantau terus-menerus keseimbangan dalam perkembangan empat aspek tersebut. Kedua
model tersebut tampak pada gambar berikut.
Berdasarkan teori dan hasil temuan, diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Praktek kehidupan berkelanjutan pada masyarakat Sunda merupakan suatu tata cara
hidup holistik yang meliputi aspek kognitif (pemahaman mengenai sistem dan cara
kerja alam), afektif (rasa hormat dan apresiasi yang tinggi terhadap alam), dan
psikomotorik (keterampilan untuk hidup selaras dengan alam).
2. Kehidupan berkelanjutan juga menjadi bagian dari spiritualitas masyarakat, tergambar
dalam bentuk kepercayaan serta ritual adat.
3. Aspek-aspek kehidupan berkelanjutan pada masyarakat Sunda telah terintegrasi dalam
pola pengelolaan sumber daya alam, gaya hidup, etika sosial dan berbagai produk
budaya mereka. Kearifan ini dapat menjadi acuan penting bagi dunia modern untuk
mengembangkan strategi hidup yang lebih berkelanjutan.
4. Praktek pengelolaan bencana telah dilakukan oleh masyarakat Sunda secara intuitif,
mencakup segi pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam tingkatan komunitas.
5. Mekanisme alarm, tata ruang dan infrastruktur bangunan tradisional Sunda
merupakan masukan penting untuk dipelajari serta dikembangkan dalam pengelolaan
bencana di dunia modern.
DAFTAR PUSTAKA ACUAN
Acuan Lain-lain
Film: An Inconvenient Truth (Guggenheim, 2006)
Slide: ESD Brief Overview (Steele, 2007)
Slide: Kompas Keberlanjutan (YPBB, 2008)
Slide: Pengelolaan Bencana (Teknik Geofisika ITB, 2009)
Website: berita.liputan6.com/daerah/200909
Website: id.wikipedia.org/sunda
Website: wikipedia.org/wiki/environmentalism
Website: wikipedia.org/wiki/list_of_environmental_organizations
Website: www.atkisson.com
Website: http://www.iwanfals.co.id/news