You are on page 1of 5

Kimia (dari bahasa Arab ‫“ كيمياء‬seni transformasi” dan bahasa Yunani χημεία khemeia

“alkimia“) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari
skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk
membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan
interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat
makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada
tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom.

Sejarah

Robert Boyle, perintis kimia modern dengan menggunakan eksperimen terkontrol, sebagai
kontras dari metode alkimia terdahulu.

!
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kimia

Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik
yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat
manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas
ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang
dapat merubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut
Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering
mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.

Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia
modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme
dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang
dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia
adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang
diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783.
Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus
mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat
subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan
kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami dan
memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia.

Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan
kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin
keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan [2].

http://www.faktailmiah.com/2010/07/22/sejarah-kimia-di-zaman-
kuno.html

Kamis, 22 Juli 2010 - Leukippus, Democritus dan Aristoteles ada di Yunani dan Kanada ada di
India. Pelajari sejarah dasar Kimia di masa kuno

Kimia merupakan salah satu sains utama. Ahli kimia mempejari berbagai zat di dunia, dengan
fokus utama pada proses perubahan satu zat ke zat lainnya. Sekarang, kimia adalah studi
komposisi dan sifat unsur dan senyawa, struktur molekulnya, dan reaksi kimia yang dilaluinya.
Konsep-konsep modern memiliki akar sejarah yang panjang dan akan kita telusuri sekarang.

Filsuf kuno tidak memahami kalau pada dasarnya semua materi terdiri dari kombinasi beberapa
lusin unsur yang kita pahami sekarang. Pemikiran kritis paling awal mengenai sifat zat, sejauh
yang kita peroleh dari sejarah, berasal dari para filsuf yunani kuno tahun 600 SM. Thales dari
Miletus, Anaximander, Empedocles dan lainnya mengetengahkan teori-teori mereka bahwa
dunia tersusun dari keanekaragaman benih, materi tanpa batas, air, tanah, api atau udara.
Leucippus dan Democritus sebaliknya, mengetengahkan teori kalau dunia tersusun dari materi
sangat kecil yang tidak dapat lagi dipecah dan materi ini mereka sebut atom. Pada abad ke-4 SM,
Plato (dipengaruhi ajaran Pitagoreanisme) mengatakan kalau dunia inderawi hanyalah bayangan
dari dunia matematis yang berada di luar kemampuan persepsi manusia.

Sebaliknya, siswa Plato bernama Aristoteles, melihat dunia inderawi dengan serius. Dengan
mendasarkan diri pada pandangan Empedocles, kalau daerah bumi tersusun dari tanah, air, udara
dan api, Aristoteles mengajarkan kalau tiap materi ini adalah kombinasi dari kualitas seperti
panas, dingin, lembab dan kering. Bagi Aristoteles, “unsur-unsur” ini bukanlah balok utama
materi seperti yang diajarkan sekarang, tapi diperoleh dari kualitas yang diberikan oleh materi
prima. Akibatnya, ada banyak jenis tanah, misalnya, dan kita hanya bisa mengubah satu tanah
menjadi lainnya dengan menyetel kualitasnya. Karenanya, Aristoteles menolak spekulasi atomik
kuno dan gagasan partikel dasar. Pandangannya sangat dipercaya pada masa sesudahnya hingga
Abad Pertengahan.

Selama ribuan tahun sebelum Aristoteles, para pandai besi, pembuat keramik, dan pembuat
benang telah mengembangkan keahlian mereka dengan pengetahuan empiris langsung mengenai
proses kimia. Di masa Yunani dan Romawi Kuno, keahlian mereka sudah cukup maju, dan
keramik, gelas, pewarna, obat, baja, perunggu, kuningan, campuran emas perak, bahan makanan
dan banyak produk kimia lainnya menjadi barang perdagangan. Aleksandria yang bernafaskan
Yunani di Mesir menjadi pusat seni kerajinan ini dan dari sanalah muncul gagasan ilmu kimia
yang disebut alkimia.

Di India, gagasan teori atom juga muncul. Menurut Durant, dua sistem pemikiran Hindu
memiliki kesamaan dengan yang muncul di Yunani. Kanada, pendiri filsafat Vaisheshika,
mengatakan kalau dunia terdiri dari atom yang jenisnya sama banyaknya dengan jenis unsur
yang ada. Para penganut Jain lebih dekat dengan gagasan Democritus dengan mengatakan kalau
semua atom adalah sama. Mereka menghasilkan efek yang berbeda tergantung kombinasinya.
Kanada percaya kalau cahaya dan panas adalah keragaman zat yang sama; Udayana mengajarkan
kalau semua panas berasal dari matahari; dan Vachaspati, seperti halnya Newton, menafsirkan
cahaya sebagai zat yang tersusun dari partikel-partikel kecil yang dipancarkan oleh zat dan
mengenai mata.

Referensi

1. Durant, W. 1935. Our Oriental Heritage


2. Encyclopaedia Britannica. 2010. Chemistry

http://industri17irfan.blog.mercubuana.ac.id/2010/10/11/sejarah-
ilmu-kimia/
Sejarah ilmu kimia

Pengertian ilmu kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, sruktur, sifat dan perubahan materi,
serta energi yang menyertai perubahan tersebut.

Sekitar tahun 3500 SM, perdaban Mesir kuno telah mempraktekkan reaksi kimia. Pada masa itu 
telah diketahui cara membuat anggur, pengawetan mayat, dan pengolahan beberapa logam
seperti tembaga dan timah.
Sekitar abad ke-4 SM, para filsuf Yunani, termasuk Democritus dan Aristoteles, mencoba
memahami hakeket materi. Menurut Democritus, setiap materi terdiri dari partikel kecil yang
disebutnya atom. Akan tetapi, Aristoteles menolak pendapat Democritus dengan mengatakan
bahwa materi terbentuk dari 4 jenis unsur, yaitu tanah, air, udara dan api.

Pada abad pertengahan yaitu dari tahun 500-1600, kimia lebih diarahkan ke segi praktis 
ketimbang memikirkan hakeket materi. Pada masa itu, para ilmuwan Arab dan Persia telah
membuat bebagai jenis Zat seperti alkohol, arsen, zink, asam iodida, asam sulfat dan asam nitrat.
Para ahli kimia abad pertengahan berupaya mengubah beberapa logam seperti besi, tembaga dan
zink menjadi emas. Selain itu mereka juga berusaha mencari obat yang mujarab yang dapat
memperpanjang umur tanpa batas. Nama ilmu kimia lahir pada masa ini. Nama kimia berasal
dari bahasa Arab al-kimiya yang artinya perubahan materi, diberikan oleh seorang ilmuwan Arab
terkemuka, yaitu Jabir ibn Hayyan (700-778)

Kimia modern dapat dikatakan lahir pada abad 18, ketika ahli kimia dari Perancis, Antonie
Laurent Lavoisier (1743-1794) melakukan serangkaian percobaan yang akhirnya menemukan
hukum kekekalan massa. Pada tahun 1803, John Dalton (1766-1844), seorang guru sekolah dari
Inggris, mengajukan teori atom yang pertama. Sejak saat itu, ilmu kimia berkembang dengan
sangat pesat. Pada tahun 1800 baru sekitar 30 unsur yang sudah dikenal. Jumlah ini meningkat
mejadi lebih dari 80 pada tahun 1900, dan kini sudah mencapai 144 unsur. Sebanyak 90 dari
unsur tersebut terdapat di alam, selebihnya merupakan unsur buatan.

http://andromeda13.weebly.com/4/post/2008/02/kimia-dalam-
sejarah.html
Ilmu kimia berkembang dari tiga sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu kedokteran dan kemajuan
teknologi.

Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika,
metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama.Kata alkimia berasal dari Bahasa Arabal-kimiya atau al-
khimiya (‫ الكيمياء‬atau ‫)الخيمياء‬, yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan kata Bahasa Yunani khumeia
(χυμεία) yang berarti "mencetak bersama", "menuangkan bersama", "melebur", "aloy", dan lain-lain
(dari khumatos, "yang dituangkan, batang logam"). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata "Al
Kemi", yang berarti "Seni Mesir", karena bangsa Mesir Kuno menyebut negerinya "Kemi" dan dipandang
sebagai penyihir sakti di seluruh dunia kuno.[http://id.wikipedia.org/wiki/Alkemi]

Alkimia mulai menyebar melalui timur tengah sampai ke eropa, saat itu alkimia sangat dipengaruhi oleh
pemikiran  barat. Alkimia sangat dipengaruhi oleh ilmuwan-ilmuwan yunani yang menyatakan bahwa
materi dapat berubah menjadi material yang lain yang lebih sempurna. Selama 1500 tahun, tradisional
alkimia mempelajari tetang materi dan perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah
material yang tidak berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang sangat bernilai seperti emas
(transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan para ahli alkimia melukis objek-objek tembaga dengan
lapisan emas untuk membodohi para pengikutnya.

Banyak penemuan dalam bidang alkimia yang sangat berarti dalam proses kimia. Destilasi, perkolasi dan
ekstrasi adalah beberapa metode penting yang ditemukan dalam perkembangan alkimia.

Alkimia juga mempengaruhi praktek kedokteran di eropa. Sejak abad ke 13, destilasi tanaman herbal
telah digunakan untuk pengobatan tradisional. Paracelsus, seorang ahli alkimia dan fisikawan penting
dalam sejarah menyatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu sistem kimia yang keseimbangan
senyawa di dalamnya dapat digantikan oleh obat-obatan/perawatan kedokteran. Pengikut paracelsus
yang kemudian menemukan mineral-drugs pada abad ke 17.

Selain dalam bidang alkimia dan kedokteran, ilmu kimia juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
Selama ribuan tahun manusia mencoba untuk mengembangkan teknologi yang dapat menghasilkan
perubahan material. Pembuatan tembikar, prose dying dan metalurgi turut memberikan pengaruh
terhadap pemikiran tentang perubahan material. Pada abad pertengahan, teknologi pembuatan tepung,
metalurgi, dan geologi mulai didokumenkan. Banyak buku-buku yang menjelaskan tentang metode
pemurnian, assay dan penggunaan timbangan.

You might also like