You are on page 1of 12

Kata Pengantar

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Kebijakan Kesehatan “ ini dengan tepat waktu.

Faktor pendukung seperti buku ajaran dan berbagai literature dari


berbagai sumber sebagai salah satu indikator pendidikan yang perlu
diprioritaskan demi tercapainya hasil belajar yang optimal serta
kemampuan berfikir dan percakapan hidup adalah hasil akhir yang
diharapkan.

Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca


semuanya .Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Oktober 2010

Hormat Kami,

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan dan Kebijakan kesehatan


B. Analisis Kebijakan Kesehatan
C. Kebijakan Kesehatan dalam tercapainya
Pembangunan Nasional

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

Daftar Pustaka

2
BAB I

Pendahuluan

a. Latar Belakang

Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia seperti termaktub


dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu memajukan
kesejahteraan umum. Untuk mewujudkan kesejahteraan umum tersebut
tentu sangat diperlukan peningkatan kesehatan. Dalam menunjang
kesehatan tentunya diperlukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan kesehatan yang mengatur segala sesuatu tentang kesehatan
namun tentu kebijakan kesehatan tersebut harus disesuaikan dengan
keadaan masyarakat karena kebijakan kesehatan dibuat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui :

 Apa itu Kebijakan ?


 Apa itu Kebijakan Kesehatan ?
 Peranan Kebujakan kesehatan dalam Pembangunan.

c. Manfaat

Manfaat dari makah ini yaitu :

 Kita dapat memperoleh pengetahuan mengenai Kebijakan


Kesehatan di Indonesia.
 Kita dapat mengetahui peranan kebijakan kesehatan dalam
pembagunan nasional.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan dan Kebijakan Kesehatan

Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal


organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan
tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat. Kebijakan
pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan
Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif
dan intepratatif, meskipun kebijakan juga mengatur “apa yang boleh, dan
apa yang tidak boleh”.

Pengertian Kebijakan Kesehatan menurut para ahli antara lain :

Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah


untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (whatever
government chooses to do or not to do).
Easton menyebutkan kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan
mengalokasi nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan.”
Lasswell dan Kaplan yang melihat kebijakan sebagai sarana
untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai
program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan
praktek (a projected program of goals, values and practices).

Carl Friedrich mengatakan bahwa yang paling pokok bagi suatu


kebijakan adalah adanya tujuan (goal ), sasaran(objektive) atau
kehendak(purpose).
H. Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai “a course of
action intended to accomplish some end,” atau sebagai suatu
tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu.

4
Definisi Heglo ini selanjutnya diuraikan oleh Jones dalam kaitan
dengan beberapa isi dari kebijakan. Pertama, tujuan. Di sini
yang dimaksudkan adalah tujuan tertentu yang dikehendaki
untuk dicapai (the desired ends to be achieved). Bukan suatu
tujuan yang sekedar diinginkan saja. Dalam kehidupan sehari-
hari tujuan yang hanya diinginkan saja bukan tujuan, tetapi
sekedar keinginan. Setiap orang boleh saja berkeinginan apa
saja, tetapi dalam kehidupan bernegara tidak perlu
diperhitungkan. Baru diperhitungkan kalau ada usaha untuk
mencapainya, dan ada”faktor pendukung” yang diperlukan.
Kedua, rencana atau proposal yang merupakan alat atau cara
tertentu untuk mencapainya. Ketiga, program atau cara tertentu
yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk
mencapai tujuan yang dimaksud. Keempat, keputusan, yakni
tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan,
membuat dan menyesuaikan rencana, melaksanakan dan
mengevaluasi program dalam masyarakat.

Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tantang kesehatan, kesehatan


adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara soial dan ekonomi
(RI, 1992). Pengertian ini cenderung tidak berbeda dengan yang
dikembangkan oleh WHO, yaitu: kesehatan adalah suatu kaadaan yang
sempurna yang mencakup fisik, mental, kesejahteraan dan bukan hanya
terbebasnya dari penyakit atau kecacatan.

Kebijakan Kesehatan adalah suatu aturan tertulis dalam bidang


kesehatan. Kebijakan Kesehatan dapat berupa (1) Undang-Undang
Kesehatan , (2) Peraturan Pemerintah, (3) Keputusan presiden, (4)
Keputusan menteri, (5) Peraturan daerah, (6) Keputusan Bupati, dan (7)
Keputusan Direktur. Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah
bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di

5
atas juga memberi pengetahuan pada kita semua bahwa ruang lingkup
kebijakan dapat bersifat makro, meso, dan mikro.

B. Analisis Kebijakan Kesehatan

Analisis Kebijakan Negara, adalah penggunaan berbagai metode


penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi
yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat
politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan (Dunn, 1988).
Berdasarkan definisi diatas, maka Analisis Kebijakan Negara bidang
kesehatan, dapat didefinisikan sebagai berikut: Analisis Kebijakan Negara
Bidang Kesehatan adalah pengunaan berbagai metode penelitian dan
argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan
dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam
rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan.

C. Kebijakan Kesehatan dalam tercapainya pembangunan Nasional

Kondisi negara yang mengalami keterpurukan ekonomi memberi


dampak bagi kelangsungan kesehatan masyarakat yang menurunkan
produktivitas kerja sehingga pada akhirnya menyebabkan terhambatnya
pembangunan nasional. Hal ini juga ditambah lagi dengan rendahnya
anggaran yang diterima pada bidang kesehatan sebesar 2,6% dari APBN
yang seharusnya minimal 6 %, membuat tingkatkesehatan semakin
terpuruk. Ini ditandai dengan meningkatnya penderita gizi buruk
dikalangan golongan rentan. Keterbatasan anggaran tersebut
menyebabkan keterbatasan pelaksanaan rogram kesehatan bagi seluruh
masyarakat. Program yang paling mendesak dan dianggap tepat sasaran
adalah pelaksanaan program JPSBK. Program ini bertujuan mengatasi
dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan dan gizi. Sasarannya keluarga

6
miskin yaitu keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I, dengan
alasan ekonomi serta keluarga miskin yang ditetapkan Tim desa.

Kegiatan JPSBK dibagi menjadi dua kelompok. Pelayanan kesehatan


langsung berupa pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan
jaringannya, perbaikan gizi, pelayanan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular (P2M) dan kesehatan lingkungan, pelayanan kebidanan
oleh bidan di desa serta pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit
kabupaten/kodya. Selain itu ada kegiatan penunjang yang antara lain
Pemantapan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi(SKPG), revitalisasi
posyandu, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyrakat (JPKM), pelatihan
tenaga kesehatan dan pemantauan program.
Tahun anggaran 1999/2000, seluruh kegiatan program JPSBK
dibiayai dari pinjaman Bank Pembangunan Asia (ADB) melalui Project
Loan Health Nutrition Sector Development Program sebesar 819,5
Milyard. Pelayanan bagi masyarakatmiskin terus dilanjutkan, karenanya
perlu disediakan dana APBN, walau program JPSBK telah berakhir. Sejauh
ini keluarga miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan puskesmas
sebanyak 6,4 juta, sedangkan ibu hamil yang mendapat pelayanan
kebidanan 296.979 orang, ibu nifas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan 371.407 orang, ibu hamil/nifas kekurangan energi kronis yang
mendapatkan pemberian makanan tambahan berjumlah 382.632 orang,
bayi usia 6-11 bulan yang mendapat PMT 400.044 anak serta anak usia
12-23 bulan yang mendapat PMT 1.008.812 anak (Kompas). Program
JPSBK sangat berguna bagi kelanjutan pembangunan nasional, karena
program ini memiliki sasaran untuk semua rakyat agar dapat hidup lebih
sehat. Berdasarkan penelitian lima perguruan tinggi, program JPSBK telah
mencapai hasil sebagaiman diharapkan, meski masih perlu perbaikan.
Ketepatan sasaran JPSBK cukup tinggi yaitu 91-97% (Medika). Masalah
gizi merupakan masalah yang kompleks yang juga berdampak terhadap
pelaksanaan pembangunan nasional. Secara mikro, kekurangan gizi dapat
disebabkan oleh tidak tersedianya atau berkurangnya persediaan pangan

7
di tingkat rumah tangga, kurangnya pengetahuan dan perilaku
masyarakat dalam pemeliharaan gizi, keadaan kesehatan terutama
penyakit infeksi yang mempengaruhi penggunaan zat gizi oleh tubuh.
Secara makro masalah gizi dipengaruhi faktorpenurunan daya beli,
kegagalan panen, kesulitan distribusi, akses pelayanan kesehatan dan
faktor sosial budaya. Penanganan kekurangan gizi memerlukan
pendekatan secara menyeluruh dalam bentuk program yang melibatkan
berbagai sektor terkait. Perhatian perlu dititikberatkan pada setiap jalur
pangan, mulai dari produksi, distribusi, konsumsi sampai masalah
pelayanan gizi dan kesehatan. Depkes telah melakukan revitalisasi SKPG
dan mencanangkan Gerakan Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi,
untuk memobilisasi seluruh potensi yang ada di masyarakat dan sektor
terkait, untuk memenuhi kecukupan pangan di tingkat keluarga, melacak
setiap kasus gizi buruk serta mencegah dan menanggulangi masalah gizi
kurang. Penanggulangan masalah gizi kurang juga dilakukan di tempat
pengungsian akibat bencana dan kerusuhan massa terutama pada
kelompok rentan, dalam bentuk Blendeed food, susu, beras serta lauk
pauk. Kesemuanya itu dalam rangka pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan agar dapat kembali hidup normal dan dapat melaksanakan
aktivitasnya untuk membangun bangsa. Salah satu yang juga termasuk
bagian program JPSBK yaitu pemberian kartu sehat kepada kelompok
masyarakat miskin yang pada kenyataannya tidak semua
mendapatkannya yang diakibatkan keterbatasan dana maupun kesalahan
pemilihan keluarga miskin. Tetapi program ini sangat berguna bagi
masyarakat yang membutuhkan dan tidak mampu dalam membayar
pelayanan kesehatan yang diterimanya. Kartu sehat yang diberikan
kepada keluarga miskin dipergunakan sesuai dengan keadaan/kondisi
mereka, sehingga kesehatan masyarakat golongan tersebut dapat
dipertahankan dan dipelihara. Pemakaian kartu sehat dapat terus
dilanjutkan, tetapi pemakiannya diharapkan tidak menimbulkan
ketergantungan.

8
Program yang tidak kalah pentingnya dalam mengatasi masalah
kesehatan yaitu yang berkaitan dengan lingkungan. Kesehatan
lingkungan sangat penting, karena lingkungan yang sehat maka keadaan
masyarakatnya pun akan sehat. Karena lingkungan merupakan akar dari
masalah kesehatan, maka pelayanan kesehatan primer harus
menyangkut kesehatan lingkungan, seperti kualitas makanan, kualitas air
dan udara serta bebas dari ancaman penyakit menular. Posyandu sangat
tepat untuk memberikan pelayanan kesehatan di desa maupun di kota.
Mengingat dimensi variabilitas antar wilayah sangat tinggi, maka muatan
kesehatan lingkungan melalui posyandu dalam rangka pemenuhan
kesehatan dasar perlu dilakukan pembedaan substansi muatan kesehatan
lingkungan yang berbasis pada problematika lokal(spesial). Ini dilakukan
khususnya bagi kelompok rentan (bayi, anak, remaja, ibu hamil)
sehingga tepat sasaran.
Dasar pendekatan spesial dengan cara membangun informasi
kesehatan lingkungan. Selain itu regionalisasi sumber informasi
kesehatan masyarakat yang berbasis kewilayahan dengan acuan
ekosistem dan topografi serta tata ruang. Sistem informasi sebagai basis
pembangunan kesehatan masyarakat harus diintegrasikan dengan sistem
kesehatan lingkungan berbasil spasial. Oleh sebab itu dalam penyelesaian
masalah perlu adanya usaha-usaha yang terintegrasi dengan
perekonomian.
Masyarakat agar mampu memberikan sumbangau bagi peningkatan
perekonomian nasional, maka diperlukan program pelayanan kesehatan
primer khususnya bagi kelompok yang rentan seperti balita, remaja
ataupun perempuan produktif, terutama pada lingkungan kumuh dan
lingkungan kerja informal. Hal lain yang perlu dilakukan program
pengendalian pencemaran berbasis kesehatan untuk menurunkan
pencemaran lingkungan hingga mencapai baku mutu lingkungan yang
telah ditetapkan, serta pengembangan metode analisis damapak
kesehatan lingkungan yang merupakan bagian integral dari kegiatan
Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Demikian pula sistem

9
pemantauanatau sistem informasi kesehatan lingkungan akibat kegiatan
proyek yang memiliki dampak penting khususnya terhadap masyarakat.
Pelaksanaan strategi dan implementasinya perlu disadari bahwa
pembangunan kesehatan memiliki keterkaiatan erat dengan pertumbuhan
sosial ekonomi (Pembangunan Nasional) dan kondisi lingkungan sehingga
diperlukan lintas sektor dan keterlibatan kelompok dalam masyarakat
baik dari lembaga pemerintah maupun pelaku pembangunan lainnya.
Program-program kesehatan yang telah diuraiakan di atas
menunjukkan sangat perlu dilaksanakan dan merupakan program yang
diharapkan tepat sasaran. Pelaksanaannya tidak terlepas dari partisipasi
masyarakat dan juga bantuan teknis dari pemerintah. Keberhasilan
program dapat mengurangi bahkan mengatasi masalah kesehatan yang
ada, sehingga masyarakat menjadi lebih baik dan mandiri, yang
selanjutnya menjadikan sumber daya manusi yang berkualitas untuk
membangun negeri ini.

10
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Kebijakan kesehatan merupakan aturan tertrulis yang mengatur


tentang kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat berupa Undang-undang,
peraturan daerah, keputusan presiden dan lain-lain . kebijakan kesehatan
juga berperan dalam pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat
sejahtera.

11
Daftar Pustaka

Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs.


Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi ke 2: Jakarta
Abidin,said Zainal. 2004. Kebijakan Publik.Yayasan Pancur Siwah:
Jakarta.
www.google.com

12

You might also like