You are on page 1of 4

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan pada Illahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya pada kita, sehingga kita bisa merasakan nikmatNya yang begitu
banyak, tidak bisa diungkapkan satu persatu.

Bapa-bapa, ibu-ibu dan saudara-saudara yang saya hormati. Perkenankan saya


untuk membahas Harapan Kita tentang Pemimpin Masa Depan.

Hadirin yang berbahagia, sekarang ini kita melihat bahwa masyarakat dibiarkan
tawar menawar dengan para calo jabatan tanpa ada yang memberi pencerahan,
maka yang terjadi adalah pemimpin kita selalu lahir dari puing-puing kebodohan
yang gila hormat, suka pamer kekuasaan dan harta pada masyarakat yang lemah.
kepemimpinan bukan lagi menjadi pemenang dari kompetitor dan berdiri tegak
dengan tegar.

Hadirin, melihat kondisi seperti ini sangat menyedihkan sekali negaraku kini surga bagi
pemimpin yang korup dan neraka bagi masyarakat yang lemah. Sampai kapankah ini akan terus
terjadi? Atau tidak akan pernah ada perbaikan selama suara kita masih bisa dibeli dengan amplop
murahan?
Hadirin,menurut saya harapan kita tentang pemimpin masa depan adalah pemimpin yang
bermutu dan bermoral pancasila.
Hadirin yang saya hormati, Idealnya mutu pemimpin masa depan adalah yang dapat memotivasi orang untuk
mencapai tingkat yang tertinggi dalam karya dan prestasi dengan membuka peluang dan bukannya kewajiban
melulu.
Pemimpin masa depan selalu mengungkapkan ide, intuisi, dan logikanya, sambil memperbincangkanya dengan
orang lain dan mencari pemecahan yang visioner. Tidak menerima kompromi yang cenderung hanya menyuburkan
rasa puas diri saja.
Pemimpin masa depan tidak takut melawan arus karena mengetahui bahwa wawasannya adalah masa depan dengan
integritas berorientasi jangka panjang yang senantiasa terbuka dan siap mental untuk mau belajar (learning). Selalu
mengkaji ulang dan mempertahankan nilai luhur yang baik untuk memperoleh hasil yang terbaik dan terhormat di
masa depan
Pemimpin yang efektif masa depan adalah yang mempunyai pengikut. Tanpa pengikut, tidak mungkin ada
pemimpin. Pemimpin yang efektif bukan orang yang dicintai dan disanjung-sanjung. Pangikutnya adalah orang-
orang yang mengerjakan hal yang benar. Popularitas bukanlah kepemimpinan. Pemimpin dapat dilihat dan diajak
berkomunikasi. Pemimpin memberikan teladan. Kepemimpinan bukan melulu jabatan, hak istimewa, dan atau
memiliki uang segudang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab, integritas, mampu memotivasi dan
memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin masa depan adalah memiliki kapasitas membentuk arah, mengembangkan visi masa depan, seringkali
masa depan yang cukup jauh, serta strategi untuk menghasilkan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai visi.
Pemimpin yang efektif memotivasi dan menggerakkan (energizing) orang untuk mengatasi hambatan dan tantangan.
Pemimpin masa depan memiliki kejujuran dan integritas dan pembaruan diri yang kontinu untuk mampu memasuki
dan menghadapi serta mengantisipasi tantangan masa depan. Harus mau belajar dan ini membutuhkan keuletan.
Belajar dari kegagalan, ia mencoba ulang yang kadang-kadang ditempuh dengan cara yang lain.
Pemimpin masa depan adalah guru dan sekaligus murid yang mau belajar, memiliki sifat rasa humor dengan
pertama-tama mau menertawakan diri sendiri manakala menemui kegagalan sambil mencari solusi atas masalah
yang tidak boleh ditunda-tunda.
Pemimpin masa depan adalah yang diharapkan sebagaimana ditulis oleh Greenleaf dalam karyanya "Servant
Leadership" (1977): the great leader is seen as servant first, and that simple fact is the key to his greatness. Seorang
pemimpin yang efektif adalah menampilkan dirinya sebagai "servant first" dan bukan "leader first". Seorang
pemimpin biasa menjadi pemimpin besar yang efektif dengan cara melihat dirinya pertama-tama dan terutama
sebagai pelayan dan bukan pemimpin.
Pemimpin masa depan adalah yang kalau sudah terpilih menerima ucapan "selamat bekerja", bukan karena
perolehan jabatan, tetapi karena fungsinya sebagai abdi Allah dan masyarakat umat yang tidak dapat dimanipulasi.
Hadirin, kita ingat sila pertama dari pancasila yaitu ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan
bersandar pada keyakinan akan ketuhanan maka akan membentuk jiwa pemimpin yang tidak
serakah,karena di kelak kemudian hari dia meyakini bahwa segala sesuatu akan
dipertanggungjawabkan.

Hadirin, seperti yang kita ketahui sila kedua dari pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan
beradab. Bila seorang pemimpin mempunyai jiwa sila ini maka dia akan bersanadar pada rasa
keadilan, segala sesuatu kebijakan yang dia keluarkan akan selalu dipertimbangkan dari sisi
keadilan, sehingga kebijakan tersebut akan terasa manfaat dan terasa adil oleh masyarakat
banyak. Dia tidak akan berpihak pada segelintir pengusaha dan penguasa yang mungkin
dianggap bisa mendukung dan menunjang kelangsungan kekuasaannya saja, tapi melihat jauh
luas ke depan akan kepentingan rakyat banyak. Supremasi hukum akan dijunjung tinggi. Segala
kebijakan akan bersandar pada ketentuan perundangan yang berada dengan mengedepankan rasa
keadilan yang tinggi.
Sila ketiga dari pancasila adalah persatuan Indonesia, artinya seorang pemimpin yang berjiwa
pancasila dia harus menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan negara. NKRI merupakan harga
mati baginya, kaum separatis tidak ada tempat untuknya sehingga keutuhan negara terus terjaga.
Dengan adanya keutuhan dan persatuan yang kokoh tanpa rongrongan dari kaum separatis maka
roda pembangunan akan lebih mudah dijalankan.
Hadirin yang yang saya hormati, harapan kita tentang pemimpin masa depan tenntu saja
pemimpin yang arif, adil dan bijaksana. Karena sesuatu permasalahan akan dilakukan dengan
bermusyawarah bukan dengan tangan besi yang hanya memaksakan kehendak, ini sesuai dengan
amanat yang terkandung dari sila keempat pancasila.
Hadirin yang saya mulyakan, satu kepastian bahwa seluruh rakyat indonesia mengharapkan
seorang pemimpin yang mempunyai keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya tanpa membeda-
bedakan status sosial, kekayaan, jabatan, suku dan agama.
Hadirin yang saya hormati, Idealnya pemimpin masa depan adalah yang dapat memotivasi orang untuk mencapai
tingkat yang tertinggi dalam karya dan prestasi dengan membuka peluang dan bukannya kewajiban melulu.

Demikianlah hadirin, pemimpin harapan masa depan adalah kampiun yang mampu
mengembangkan kerjasama dan bukan sekedar melawan kompetitor. Sementara kemampuan
untuk memelihara sumber-sumber pembangunan seperti manusia dan lingkungannya tetap
penting, tetapi landasan falsafah, pengertian, kerjasama, pengetahuan, dan alasan-alasannya akan
menjadi modal utama yang tidak dapat diabaikan.
Sekian dari saya, tak ada gading yang tak retak , mohon maaf bila ada kesalahan. Wabillahi
taufik walhidayah wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan pada Illahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya pada kita, sehingga kita bisa merasakan nikmatNya yang begitu
banyak, tidak bisa diungkapkan satu persatu.
Bapa-bapa, ibu-ibu dan saudara-saudara yang saya hormati. Perkenankan saya
untuk membahas Harapan Kita tentang Pemimpin Masa Depan.

Hadirin yang berbahagia, sekarang ini kita melihat bahwa masyarakat dibiarkan
tawar menawar dengan para calo jabatan tanpa ada yang memberi pencerahan,
maka yang terjadi adalah pemimpin kita selalu lahir dari puing-puing kebodohan
yang gila hormat, suka pamer kekuasaan dan harta pada masyarakat yang lemah.
kepemimpinan bukan lagi menjadi pemenang dari kompetitor dan berdiri tegak
dengan tegar.

Hadirin, melihat kondisi seperti ini sangat menyedihkan sekali negaraku kini surga bagi
pemimpin yang korup dan neraka bagi masyarakat yang lemah. Sampai kapankah ini akan terus
terjadi? Atau tidak akan pernah ada perbaikan selama suara kita masih bisa dibeli dengan amplop
murahan?
Hadirin,menurut saya harapan kita tentang pemimpin masa depan adalah pemimpin yang
bermutu dan bermoral pancasila.
Hadirin yang saya hormati, Idealnya mutu pemimpin masa depan adalah yang dapat memotivasi orang untuk
mencapai tingkat yang tertinggi dalam karya dan prestasi dengan membuka peluang dan bukannya kewajiban
melulu.
Pemimpin masa depan selalu mengungkapkan ide, intuisi, dan logikanya, sambil memperbincangkanya dengan
orang lain dan mencari pemecahan yang visioner. Tidak menerima kompromi yang cenderung hanya menyuburkan
rasa puas diri saja.
Pemimpin masa depan tidak takut melawan arus karena mengetahui bahwa wawasannya adalah masa depan dengan
integritas berorientasi jangka panjang yang senantiasa terbuka dan siap mental untuk mau belajar (learning). Selalu
mengkaji ulang dan mempertahankan nilai luhur yang baik untuk memperoleh hasil yang terbaik dan terhormat di
masa depan
Pemimpin yang efektif masa depan adalah yang mempunyai pengikut. Tanpa pengikut, tidak mungkin ada
pemimpin. Pemimpin yang efektif bukan orang yang dicintai dan disanjung-sanjung. Pangikutnya adalah orang-
orang yang mengerjakan hal yang benar. Popularitas bukanlah kepemimpinan. Pemimpin dapat dilihat dan diajak
berkomunikasi. Pemimpin memberikan teladan. Kepemimpinan bukan melulu jabatan, hak istimewa, dan atau
memiliki uang segudang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab, integritas, mampu memotivasi dan
memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin masa depan adalah memiliki kapasitas membentuk arah, mengembangkan visi masa depan, seringkali
masa depan yang cukup jauh, serta strategi untuk menghasilkan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai visi.
Pemimpin yang efektif memotivasi dan menggerakkan (energizing) orang untuk mengatasi hambatan dan tantangan.
Pemimpin masa depan memiliki kejujuran dan integritas dan pembaruan diri yang kontinu untuk mampu memasuki
dan menghadapi serta mengantisipasi tantangan masa depan. Harus mau belajar dan ini membutuhkan keuletan.
Belajar dari kegagalan, ia mencoba ulang yang kadang-kadang ditempuh dengan cara yang lain.
Pemimpin masa depan adalah guru dan sekaligus murid yang mau belajar, memiliki sifat rasa humor dengan
pertama-tama mau menertawakan diri sendiri manakala menemui kegagalan sambil mencari solusi atas masalah
yang tidak boleh ditunda-tunda.
Pemimpin masa depan adalah yang diharapkan sebagaimana ditulis oleh Greenleaf dalam karyanya "Servant
Leadership" (1977): the great leader is seen as servant first, and that simple fact is the key to his greatness. Seorang
pemimpin yang efektif adalah menampilkan dirinya sebagai "servant first" dan bukan "leader first". Seorang
pemimpin biasa menjadi pemimpin besar yang efektif dengan cara melihat dirinya pertama-tama dan terutama
sebagai pelayan dan bukan pemimpin.
Pemimpin masa depan adalah yang kalau sudah terpilih menerima ucapan "selamat bekerja", bukan karena
perolehan jabatan, tetapi karena fungsinya sebagai abdi Allah dan masyarakat umat yang tidak dapat dimanipulasi.
Hadirin, kita ingat sila pertama dari pancasila yaitu ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan
bersandar pada keyakinan akan ketuhanan maka akan membentuk jiwa pemimpin yang tidak
serakah,karena di kelak kemudian hari dia meyakini bahwa segala sesuatu akan
dipertanggungjawabkan.

Hadirin, seperti yang kita ketahui sila kedua dari pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan
beradab. Bila seorang pemimpin mempunyai jiwa sila ini maka dia akan bersanadar pada rasa
keadilan, segala sesuatu kebijakan yang dia keluarkan akan selalu dipertimbangkan dari sisi
keadilan, sehingga kebijakan tersebut akan terasa manfaat dan terasa adil oleh masyarakat
banyak. Dia tidak akan berpihak pada segelintir pengusaha dan penguasa yang mungkin
dianggap bisa mendukung dan menunjang kelangsungan kekuasaannya saja, tapi melihat jauh
luas ke depan akan kepentingan rakyat banyak. Supremasi hukum akan dijunjung tinggi. Segala
kebijakan akan bersandar pada ketentuan perundangan yang berada dengan mengedepankan rasa
keadilan yang tinggi.
Sila ketiga dari pancasila adalah persatuan Indonesia, artinya seorang pemimpin yang berjiwa
pancasila dia harus menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan negara. NKRI merupakan harga
mati baginya, kaum separatis tidak ada tempat untuknya sehingga keutuhan negara terus terjaga.
Dengan adanya keutuhan dan persatuan yang kokoh tanpa rongrongan dari kaum separatis maka
roda pembangunan akan lebih mudah dijalankan.
Hadirin yang yang saya hormati, harapan kita tentang pemimpin masa depan tenntu saja
pemimpin yang arif, adil dan bijaksana. Karena sesuatu permasalahan akan dilakukan dengan
bermusyawarah bukan dengan tangan besi yang hanya memaksakan kehendak, ini sesuai dengan
amanat yang terkandung dari sila keempat pancasila.
Hadirin yang saya mulyakan, satu kepastian bahwa seluruh rakyat indonesia mengharapkan
seorang pemimpin yang mempunyai keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya tanpa membeda-
bedakan status sosial, kekayaan, jabatan, suku dan agama.
Hadirin yang saya hormati, Idealnya pemimpin masa depan adalah yang dapat memotivasi orang untuk mencapai
tingkat yang tertinggi dalam karya dan prestasi dengan membuka peluang dan bukannya kewajiban melulu.

Demikianlah hadirin, pemimpin harapan masa depan adalah kampiun yang mampu
mengembangkan kerjasama dan bukan sekedar melawan kompetitor. Sementara kemampuan
untuk memelihara sumber-sumber pembangunan seperti manusia dan lingkungannya tetap
penting, tetapi landasan falsafah, pengertian, kerjasama, pengetahuan, dan alasan-alasannya akan
menjadi modal utama yang tidak dapat diabaikan.
Sekian dari saya, tak ada gading yang tak retak , mohon maaf bila ada kesalahan. Wabillahi
taufik walhidayah wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.

You might also like