Professional Documents
Culture Documents
Trachemys sp.
Latar Belakang
Permasalahan
Tujuan
Hipotesis
METODE
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah pisau bedah
untuk membedah spesimen, gunting bedah untuk menggunting kulit spesimen,
scalpel untuk membantu menyayat otot spesimen pada saat persiapan pembuatan
skeleton, penjepit spesimen, kapas, gergaji kecil, ember, panci, penangas, saringan
serta bak parafin untuk menaruh spesimen.
Bahan
Cara Kerja
Sistem Integumen
Sistem Digestorium
Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar
pencernaan. Pada umumnya reptil adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati. Secara urut
sistem pencernaan pada reptil adalah sebagai berikut :
1. Rongga mulut disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-
masing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada
gusi dan sedikit melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa
akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga
mulut. Pada umumnya reptil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi
sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada
tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta
memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura
lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Memiliki kelenjar mukoid yang
sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah
menelan mangsanya.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Dalam usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum,
kemudian diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan
bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan
oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari
dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong
empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak
diantara lambung dan duodenum.
Sistem Respirasi
Sistem Cardiovaskuler
A. Pola Squamata
Pola ini ditandai dengan tiga ruang jantung (2 atrium dan 1 ventrikel
jantung). Atrium kanan menerima darah miskin oksigen lalu diteruskan ke
cavum venosum ventrikel. Atrium kiri menerima darah kaya oksigen dari
paru-paru lalu diteruskan ke cavum arteriosum. Kontraksi ventricular pada
pola ini adalah tunggal, yang mana akan berakibat pada tercampurnya
darah miskin oksigen dan darah kaya oksigen.
B. Pola Varanid
Kelompok kadal-kadalan/Varanida biasanya memiliki tingkat metabolisme
yang lebih tinggi dari reptile lainnya dan memilliki sedikit perbedaan
struktur jantung. Pola ini memiliki karakteristik berjantung tiga ruang
tetapi cavum venosum-nya lebih kecil dari pada cavum venosum pada pola
Squamata. Selain itu peredaran darahnya ganda. Perbedaan ini mengurangi
resiko pencampuran dari darah kaya oksigen dan darah miskin oksigen.
Namun pencampuran masih dapat terjadi dalam beberapa keadaan.
C. Pola Crocodilian
Pola ini merupakan karakteristik dari Crocodilian. Jantungnya terdiri dari
empat ruangan (dua atrium dan dua ventrikel), tetapi terdapat saluran
sempit, yaitu foramen Panizza, yang menghubungkan dua arteri utama
(arteri kanan dan arteri kiri). Dua system arteri ini muncul dari ruang
ventrikel yang berbeda (arteri kiri dari ventrikel kanan, dan arteri kanan
dari ventrikel kiri). Ini memberikan kesempatan bagi paru-paru untuk
melakukan anoxia (mengurangi suplai oksigen pada jaringan tubuh) pada
kondasi tertentu, misalnya ketika menyelam dalam air. Darah miskin
oksigen dari tubuh di terima oleh atrium kanan dan di transport ke
ventrikel kanan. Dari sana darah dipompa ke paru-paru dan kembali ke
atrium kiri. Darah kaya akan oksigen ini kemudia di pompa oleh ventrikel
kiri menuju seluruh tubuh.