You are on page 1of 28

HUKUM

KEWARISAN
ISLAM
PENDAHULUAN
Di antara aturan yang mengatur hubungan sesama manusia yang
ditetapkan oleh Allah salah satunya adalah aturan tentang harta
warisan. Hukum kewarisan islam mengatur peralihan harta dari
seseorang yang telah meninggal kepada yang masih hidup. Kata yang
lazim dipakai untuk peralihan harta adalah faraid. Ilmu fara’idh atau
fiqih mawaris merupakan ilmu yang sangat penting. Oleh karena itu,
Allah sendiri dan secara langsung mengatur bagian-bagian fara’idh ini.
Dia tidak menyerahkan hal tersebut kepada malaikat atau rasul yang
paling dekat sekalipun. Allah telah menjelaskan masing-masing bagian
ahli waris yang seperdua, seperempat, seperdelapan, dua pertiga,
sepertiga dan seperenam. Ini berbeda dengan hukum-hukum lainnya,
seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain yang nash-nashnya
bersifat global. Bagi umat islam Indonesia, aturan Allah tentang
kewarisan telah menjadi hukum positif yang digunakan dalam
Pengadilan Agama dalam memutuskan sengketa waris.
HUKUM KEWARISAN ISLAM

Hukum kewarisan
adalah hukum yang mengatur
pemindahan hak kepemilikan harta peninggalan
(tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa
yang berhak menjadi ahli waris,
dan berapa bagiannya masing-masing.
SUMBER HUKUM KEWARISAN ISLAM
Dasar dan sumber utama dari hukum Islam, sebagai hukum
agama (Islam) adalah sbb :
1. Ayat-ayat Al-Quran
QS An Nisa (4):7, QS An Nisa (4):8, QS An Nisa (4):9, QS An Nisa
(4):10, QS An Nisa (4):11, QS An Nisa (4):12, QS An Nisa (4):13,
QS An Nisa (4):14.
2. Sunnah Nabi
ASAS-ASAS HUKUM KEWARISAN ISLAM

Hukum kewarisan Islam digali dari ayat-ayat


Al Quran dan penjelasan tambahan berupa
hadist. Ada 5 asas yang berkaitan dengan
sifat peralihan harta kepada ahli waris, cara
pemilihan harta oleh yang menerima, dan
kadar jumlah harta yang diterima.
ASAS IJBARI
Dalam hukum Islam peralihan harta
dari orang yang telah meninggal kepada
orang yang masih hidup berlaku dengan
sendirinya tanpa usaha dari yang akan
meninggal atau kehendak yang akan
menerima.
ASAS BILATERAL
Asas bilateral dalam kewarisan
mengandung arti bahwa harta warisan
beralih kepada atau melalui 2 arah. Hal
ini berarti bahwa setiap orang
menerima hak kewarisan dari kedua
belah pihak garis kerabat yaitu pihak
kerabat garis keturunan laki-laki dan
perempuan.
ASAS INDIVIDUAL
Keseluruhan harta warisan dinyatakan
dalam nilai tertentu yang mungkin
dibagi-bagi kemudian jumlah tersebut
dibagikan kepada setiap ahli waris yang
berhak menurut kadar bagian masing-
masing.
ASAS KEADILAN BERIMBANG
Adil menyangkut kewarisan dapat
diartikan keseimbangan antara hak dan
kewajiban dan keseimbangan antara
yang diperoleh dengan keperluan dan
kegunaan.
ASAS SEMATA AKIBAT
KEMATIAN
Hukum Islam menetapkan bahwa peralihan
harta seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan istilah kewarisan hanya
berlaku setelah yang mempunyai harta
seseorang tidak dapat beralih kepada orang
lain dengan nama waris selama yang
mempunyai harta masih hidup.
BAGIAN TERTENTU FARAID DALAM AL-
QURAN
QS An Nisa; 11
Yang mendapatkan warisan yaitu;
a. Hak anak Laki-laki dan perempuan dengan uraian
• Anak perempuan tunggal mendapat ½
• Anak perempuan lebih dari 2 orang mendapat 2/3
• Anak perempuan bersama anak laki-laki dengan
perbandingan pembagian seorang anak laki-laki sama
dengan 2 orang perempuan.
BAGIAN TERTENTU FARAID DALAM AL-
QURAN
b. Hak ibu dan ayah dengan uraian;
• Ibu dan ayah masing-masing menerima 1/6
bila pewaris meninggalkan anak.
• Ibu menerima 1/3 bila pewaris tidak
meninggalkan anak.
• Ibu menerima 1/6 bila pewaris tidak
meninggalkan anak namun memiliki beberapa
orang saudara.
BAGIAN TERTENTU FARAID DALAM AL-
QURAN
c. Ayah dan ibu bersama dengan anak berada
dalam kedudukan yang sama.
QS AN NISA AYAT 12
a. Hak kewarisan suami atau istri dengan uraian;
• Suami yang kematian istri menerima ½
bila istrinya tidak ada meninggalkan anak
dan ¼ kalau istrinya da meninggalkan
anak.
• Istri yang kematian suami menerima ¼
bila suaminya tidak ada meninggalkan
anak dan 1/8 jika sang suami
meninggalkan anak.
QS AN NISA AYAT 12
b. Hak saudara bila pewaris adalah halalah dengan uraian;
• Bila saudara (laki-laki atau perempuan) hanya
seorang menerima sebanyak 1/6
• Bila saudara lebih dari seorang mereka
bersama mendapat 1/3
QS AN NISA AYAT 176
a. Kalalah didefinisikan sebagai seseorang yang meninggal
dunia dan tidak ada meninggalkan anak.
b. Bila pewaris adalah kalalah, saudara menerima hak
dengan uraian sebagai berikut;
• Seorang saudara perempuan saja mendapat ½
• Dua orang atau lebih saudara perempuan mendapat 2/3
• Bila bergabung saudara laki-laki dan perempuan maka menerima
dengan bandingan seorang laki-laki sebesar dua perempuan.
FARAID DALAM SUNNAH
Ada enam furudh dan ahli waris yang menerimanya disebut
dzaul furudh. Mereka adalah :

Furudh ½. Ahli waris yang memperoleh


urudh ini yaitu;
• Anak perempuan bila ia hanya sendiri
• Saudara perempuan (sekandung atau seayah)
bila hanya seorang
• Suami, bila pewaris tidak meninggalkan anak
Furudh ¼. Ahli waris yang menerima
furudh adalah
• Suami, bila pewaris (istri) meninggalkan anak
• Istri, bila pewaris (suami) tidak meninggalkan
anak.

Furudh 1/8. Ahli waris yang


menerima furudh ini adalah
• Istri, bila pewaris meninggalkan anak.
Furudh 1/6. Ahli waris yang menerima
furudh ini
• Ayah, bila pewaris meninggalkan anak
• Kakek bila pewaris tidak meninggalkan ayah
• Ibu bila pewaris meninggalkan anak
• Ibu bila pewaris meninggalkan beberapa orang
saudara
• Nenek bila pewaris tidak ada meninggalkan ibu
• Seorang saudara seibu laki-laki atau perempuan
Furudh 1/3. Yang mendapat furudh ini
adalah
• Ibu, bila ia mewaris bersama ayah dan pewaris tidak
meninggalkan anak atau saudara
• Saudara seibu laki-laki atau perempuan, bila terdapat lebih
dari seorang.

Furudh 2/3. Yang mendapat


furudh ini adalah
• Anak perempuan bila ia lebih dari 2 orang
• Saudara perempuan kandung atau seayah bila ia 2 orang atau
lebih
PENGHALANG KEWARISAN
Pembunuhan
Jumhur ulama mengatakan bahwa pembunuhan itu
menjadi penghalang hak kewarisan. Para ulama sependapat
bahwa pembunuhan yang disengaja yang dikenai qishash
menghalangi hak kewarisan. Selain pembunuhan jenis ini
mereka berbeda pendapat.
Dalam hal tidak sengaja sebagian ulama berpendapat
terhalangi juga dari hak waris. Alasan mereka adalah
keumuman kata pembunuhan dalam hadist nabi tersebut
agar seorang berhati-hati untuk tidak melakukan
pembunuhan.
AHLI WARIS YANG BERBEDA AGAMA
Berkenaan dengan nash yang berbunyi “orang muslim
tidak mewarisi orang kafir” timbul pemikiran lain. Pertama,
orang muslim memiliki otoritas atas orang kafir. Kedua,
seorang muslim mempunyai nilai lebih dari orang kafir
sebagiamana hadist nabi yang mengatakan: “islam itu lebih
dan tidak kurang” yang oleh karnanya seorang muslim
memperolah hak yang tidak diperoleh oleh orang kafir.
Ketiga, orang islam diperbolehkan mengawini perempuan
ahli kitab dan tidak berlaku sebaliknya.
HUBUNGAN KEKERABATAN
• Hubungan kekerabatan ditentukan oleh adanya
hubungan darah yang ditentukan pada saat adanya
kelahiran.
• Hubungan kekerabatan itu terlahir karena
1. Kelahiran akibat hubungan kelamin secara
2. Hubungan kerabat atas dasar pemuktian dengan
pengakuan
HUBUNGAN PERKAWINAN
Hak kewarisan juga berlaku atas dasar
hubungan perkawinana dengan arti bahwa
suami ahli waris bagi istrinya yang
meninggal dan istri ahli waris bag suaminya
yang meninggal
UNSUR-UNSUR KEWARISAN
1. Yang mewariskan atau pewaris. Pewaris adalah seseorang
yang telah meninggal dunia dan meninggalkan sesuatu yang
dapat beralih kepada keluarganya yang masih hidup.
2. Harta warisan. Adalah segala sesutau yang ditinggakan oleh
pewaris yanga secara hukum dapat berlaih kepada ahli
warisnya.
3. Ahli waris dan haknya. Adalah orang yang berhak atas harta
warisan yang ditinggalakan oleh orang yang meninggal.
PERSYARATAN AHLI WARIS
1. Ahli waris itu telah atau masih hidup pada waktu
meninggalnya pewaris.
2. Tidak ada hal-hal yang menghalanginya secara hhukum
utnuk menerima warisan.
3. Tidak terhijab /tertutup secara penuh oleh ahli waris yang
lebih dekat.
CARA PENYELESAIAN HARTA WARISAN

1. Urut tindakan mendahului pembagian harta warisan:


a. Biaya pengurusan jenazah. Jumlah biaya pengurusan jenazah
harus dibebankan kepada harta yang ditinggalakan.
b. Pembayaran hutang pewaris. Hutang dari seseorang yang telah
meninggal tidak menjadi beban ahli waris tetapi dibebankan kepada
harta yang ditinggalkan.
c. Menyerahkan wasiat. Jika sesudah mengeluarkan biaya jenazah
dan membayarkan hutang maka selanjutnya adalah menherahkan
wasiat yang dibuat pewaris kepada pihak yang berhak.

2. Pelaksanaan pembagian waris.


NAMA KELOMPOK
• Tarida Jelita 02081001151
• Muhammad Tofan Septiyandi 02081001205
• Adinda W Febrina 02081001
• Rizka Mayang Sari 02081001
• Siti Annisa EA 02081001
• Meylda Pegasari 02081001
• Indah Trisna Juwita 02081001
• Dikky Krisbano 02081001

You might also like