Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
Kata Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau cara
berjalan yang ditempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang di
dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (1976:74). Sedangkan
pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan kepada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik (www.wikipedia.org). Jadi, metode pembelajaran
merupakan prosedur, langkah-langkah, dan cara yang digunakan pendidik dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Di dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu metode yang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna, maksudnya adalah
metode itu mampu memfungsikan si anak didik untuk belajar sendiri, sesuai dengan
student active learning (SAL).
B. Macam-macam Metode
1. Metode Inkuiri
Metode inkuiri yang bisa disebut juga metode “penemuan” merupakan metode
yang relatif baru yang diperkenalkan kepada guru-guru, bersamaan dengan
meluasnya CBSA (cara belajar siswa aktif). Metode inkuiri (penemuan) adalah cara
penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode penemuan
memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Metode inkuiri ini dapat dirancang
penggunaannya oleh guru menurut kemampuan atau menurut tingkat
perkembangan intelektual peserta didik.
2
Di dalam metode ini, guru harus memiliki enam ciri, yaitu:
1. Memiliki kemampuan sebagai perencana (program pengajaran, pelaksanaan,
evaluasi, dan kegiatan lainnya).
2. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan baik.
3. Mempunyai kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah mempersiapkan
sejumlah kunci pertanyaan yang akan menstimulasi pikiran dari siswanya).
4. Mempunyai kemampuan sebagai manager.
5. Mampu memberikan pujian dan motivasi belajar.
6. Mempunyai kemampuan sebagai penguji kebenaran dari pada sistem nilai.
Istilah inkuiri, discovery, dan problem solving adalah istilah-istilah yang
sesungguhnya mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan suatu
kegiatan atau cara belajar yang bersifat mencari logis-kritis-analisis menuju
kesimpulan yang meyakinkan (Moch Oemar, 1980:21).
Berdasarkan kadarnya, inkuiri dikenal sebanyak tiga macam, yaitu:
1. Free inquiry, dimana murid mempunyai kebebasan penuh dalam menetapkan
tujuan, isi, dan cara belajar. Fungsi guru hanya mengawasi pelaksaannya.
2. Modivied free inquiry, dimana murid-murid tidak lagi sepenuhnya bebas, karena
dalam beberapa hal mendapat pengarahan dan pengawasan guru.
3. Guided inquiry, dimana kebebasan murid sudah semakin berkurang, dan peran
guru semakin besar.
John Dewey menyatakan, untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik murid-
murid harus diberi kesempatan untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Murid
perlu dilatih berfikir kritis mengenai permasalahan yang terjadi disekitarnya.
Manfaat metode inkuiri adalah:
1. Mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan
serta mengambil secara obyektif dan mandiri.
2. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa (meningkatkan potensi intelektual).
3. Membina pengembangan sikap penasaran (ingin tahu lebih jauh) dan cara
berfikir obyektif, mandiri, kritis, logis, analitis, baik secara individual maupun
kelompok.
4. Bertambahnya kemampuan untuk mengerti tentang melacak kembali (heuristik)
dari discovery dimana discovery merupakan cara berfikir dan cara hidup dalam
menghadapi segala masalah/keadaan.
Metode inkuiri mempunyai kelemahan, diantaranya:
1. Jalannya pelajaran agak lamban.
2. Hanya dapat mencari satu pengertian.
3. Kelas yang besar dapat menimbulkan kegaduhan. (Husein Achmad, 1981:72)
3
Metode karya wisata adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk
mengunjungi obyek-obyek dalam rangka untuk menambah dan memperluas
wawasan obyek yang dipelajari tersebut (sesuai dengan bidangnya).
Fungsi metode karya wisata adalah:
1. Mendekatkan dunia sekolah dan dunia kenyataan.
2. Mempelajari konsep/teori dengan kenyataan dan sebaliknya.
3. Membekali pengalaman nyata pada siswa.
Kebaikan dari metode karya wisata adalah:
1. Siswa dapat mengamati obyek secara nyata dan bervariasi, seperti peninggalan
sejarah, bila berkunjung ke suatu pabrik dapat mengamati bagaimana proses
pembuatan suatu barang, bila pergi ke pantai dapat meneliti batu-batuan yang
ada.
2. Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan cara melihat,
mencoba, serta membuktikan secara langsung ke suatu obyek yang dipelajari.
3. Siswa dapat pula mendapatkan informasi langsung dari para narasumber
ataupun dapat penjelasan langsung dari manager pabrik.
Adapun kelemahan metode karya wisata adalah:
1. Perlu persiapan yang memerlukan perizinan dan melibatkan banyak pihak.
2. Perlu pengawasan dan pembimbing dari pihak guru.
3. Perlu didukung biaya yang cukup.
4
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-
baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah
dipahami orang lain.
2. Kelemahan metode Role Playing
a. Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas.
d. Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk
tangan penonton/pengamat.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sederhana, namun sebelum
menggunakannya guru hendaknya telah memahami benar. Cardille mengemukakan
bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk
mempertontonkan sebuah tindakan/prosedur yang digunakan. Metode ini disertai
dengan penjelasan ilustrasi, dari pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual) secara
tepat.
Langkah-langkah pelaksaan metode demonstrasi:
1. Menjelaskan tujuan. Guru menerangkan secara jelas metode yang hendak
dicapai dengan digunakan metode demonstrasi. Misalnya agar anak didik dapat
memahami proses apa yang terjadi, bagaimana cara kerja alat tertentu,
bagaimana hasilnya, serta benar tidaknya hipotesis yang diajukan.
2. Menyediakan peralatan yang digunakan. Penyediaan ini dapat dilakukan oleh
guru, murid, atau bersama-sama, bahkan dapat pula oleh orang lain, kemudian
guru atau instruktur menjelaskan fungsi alat tersebut serta bagaimana cara
menggunakannya.
3. Menjelaskan urutan langkah-langkah dalam mendemonstrasikan. Hal ini
dimaksudkan agar urutan langkah dapat dipahami anak didik dengan sebaik-
baiknya.
4. Melaksanakan demonstrasi.
5. Mencatat dan membuat kesimpulan hasil demonstrasi.
6. Mengadakan penilaian. Dimaksudkan untuk membahas kebaikan-kebaikan apa
yang telah dikerjakan, serta mengidentifikasikan berbagai kekurangan serta cara-
cara mengatasinya.
Kelebihan metode demonstrasi, yaitu:
1. Keterlibatan guru dan siswa sama-sama aktif.
5
2. Siswa dapat benar-benar memahami apa yang sedang dipelajari, karena
pengamatan dan pengalaman pada diri siswa terjadi.
3. Mudah untuk memusatkan perhatian siswa.
4. Materi pengajaran dapat dikonkretkan.
5. Siswa dapat mengetahui dengan jelas apa yang terjadi, bagaimana proses
terjadinya, serta bagaimana bekerjanya alat-alat yang digunakan.
6. Bakat, keterampilan siswa akan lebih mudah untuk dikembangkan.
7. Rasa ingin tahu siswa dapat ditimbulkan.
8. Siswa dapat menerima materi pembelajaran lebih terkesan, sehingga dapat
terbentuk pengertian yang lebih sempurna.
Kekurangannya:
1. Menuntut pengetahuan dan kecekatan guru.
2. Kurangnya peralatan yang tersedia di sekolah.
3. Waktu yang diperlukan lebih banyak, agar materi yang didemonstrasikan tidak
terputus-putus, memerlukan biaya yang lebih banyak.
4. Jika alatnya terlalu kecil ataupun penempatannya kurang tepat, mengakibatkan
demonstrasi itu tidak diamati secara jelas oleh seluruh siswa.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
http://sriyunita7.blogspot.com/2010/05/metode-pembelajaran-ips.html
http://www.scribd.com/doc/8772794/METODE-Pembelajaran-IPS
http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran