Professional Documents
Culture Documents
Ba
b
1
TIU : Materi Bahasan :
Mahasiswa mampu memahami dan • Pengertian Kurs Valuta Asing
mengerti Sistim Moneter yang berlaku di • Macam-macam Kurs Valuta Asing
duni Internasional • Sejarah Perkembangan Sistem Monter
Internasional
TIK : • Sistem Moneter Eropa
Dapat menjelaskan sejarah moneter
internasional
Dapat menjelaskan sistem kurs yang
berlaku dibeberapa negara
Dapat menjelaskan kekuatan dan
kelemahan masing-masing sistem kurs.
Pendahuluan
Interdependensi perekonomian dunia membuat setiap perubahan kurs riil suatu
negara mempengaruhi perubahan yang sebaliknya pada kurs riil negara lain. Hal ini
menyulitkan pembuat kebijakan untuk mencapai stabilitas harga dan tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment). Interdependensi itu sendiri ternyata
ditentukan oleh pengaturan moneter dan kurs yang dipakai oleh banyak negara, yang
sering disebut Sistem Moneter Internasional.
Sistem Moneter Internasional dapat didefinisikan sebagai struktur, instrumen,
institusi, dan perjanjian yang menentukan kurs atau nilai berbagai mata uang di
dunia. Termasuk juga penyesuaian aliran modal dan perdagangan internasional, dan
neraca pembayaran (Eitmen et. Al., 1995, hal. 26).
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian kurs valuta asing, macam-macam
alternatif sistem kurs mata uang, sejarah perkembangan Sistem Moneter
Internasional, Sistem Mmoneter Eropa, dan sekilas tentang Eurocurrencies.
sistem kurs
mengambang
periode antar perang dunia
1919-1925 periode kurs fluktuasi
1925-1931 standar kurs emas
1931-1940 nasionalisme moneter
Pada tahun 1821, bersamaan dengan perang Napoleon dan inflasi di eropa Barat,
Inggris kembali ke sistem standar emas. Dari tahun 1821 sampai 1880, banyak
negara kemudian menggunakan standar emas. Dan tahun 1880, sebagian besar
negara di dunia telah menggunakan sistem standar emas, termasuk Amerika Serikat.
Periode dari tahun 1880 sampai 1914 tercatat dalam sejarah dunia sebagai sistem
US420.67 / ons
£ 4.2474/ons = US$4.86656/£
Perkembangan selanjutnya dari era standar emas adalah disetujuinya nilai paritas
antar mata uang, yang bersifat tetap. Nilai paritas tersebut berlaku untuk pembelian
dan penjualan suatu mata uang. Cara ini ditempuh untuk menciptakan mekanisme
yang mampu mempertahankan nilai mata uang dalam satuan emas, dan karena itu
tingkat paritas antar negara dapat dipertahankan. Dalam sistem ini, suatu negara
harus memiliki cadangan emas yang cukup untuk menjamin nilai mata uangnya.
Sistem ini secara tidak langsung telah membatasi penambahan jumlah uang beredar
di masing-masing negara karena setiap penambahan jumlah uang beredar harus
disertai dengan penambahan cadangan emas.
Standar emas dapat berfungsi secara efektif sebelum pecahnya perang dunia I. Saat
perang dunia I terjadi, pergerakan emas antar negara dan perdagangan internasional
menjadi terhambat Hal ini mendorong negara-negara industri utama dunia untuk
mulai memikirkan sistem moneter lain di luar standar emas.
- Perjanjian Smithsinian
Setelah nilai dollar menurun pada tahun 1977 sampai 1978, Amerika Serikat
mengubah kebijakan moneternya, antara lain dengan usaha menstabilkan
penawaran uang dan inflasi, yang akhirnya akan menstabilkan tingkat
bunga.
Adanya perubahan ini menyebabkan tingkat inflasi menurun dan nilai dollar
melonjak. Lonjakan ini ditandai dengan ekspansi ekonomi secara besar-
besaran di Amerika Serikat. Akibatnya, menarik banyak modal yang masuk
ke Amerika Serikat.
Puncak nilai dollar terjadi pada bulan Maret 1985 yang kemudian mengalami
penurunan nilai dalam jangka waktu +2,5 tahun. Penurunan ini menyebabkan
perubahan kebijakan pemerintah dan penurunan kinerja ekonomi nasional
secara relatif terhadap pertumbuhan negara utama lain.
Pada bulan September 1985, dollar menurun kira-kira 15% dari nilai pada
bulan Maret. Tetapi penurunan ini tidak cukup untuk menghilangkan defisit
neraca perdagangan yang dialami Amerika Serikat. Pada bulan itu juga,
menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 6 negara yang dikenal
dengan kelompok enam negara industri (Amerika Serikat, Perancis, Jerman,
Inggris, Jepang dan Kanada) mengadakan pertemuan di hotel Plaza di New
York, dan menghasilkan kesepakatan yang dikenal dengan Persetujuan Plaza
(Plaza Agreement). Mereka mengumumkan bahwa semua mata uang utama
harus diapreasi terhadap dollar Amerika Serikat dan berjanji akan melakukan
intervensi di pasar uang agar persetujuan ini dapat terlaksana.
Dollar kembali mengalami penurunan yang tajam pada akhir tahun 1985
sampai awal tahun 1987. Karena itu, bulan Februari 1987 negara-negara
industri utama kembali mengadakan pertemuan dan menghasilkan
persetujuan baru yang dikenal dengan Louvre Accord. Mereka setuju bahwa
tingkat kurs diatur kembali secukupnya dan berjanji untuk menjaga stabilitas
kurs.
Antingua & Benin Bhutan Libya Bangladeech Bahrain Denmark Chili Lao Afganistan
Barbuda Burkina Lesotho Myanmar Botawana Qatar Parancis Colombia Maidives Zimbabwe
Argentina Faso Swazliand Jordon Burundi Saudi Jerman Zambia Mauritania Zambia
Bahamas Kamerun Boania & Latvia Cyprus Arabia Irlandia Algaria Pakistan Yaman
Barbados Afrika Herzegovina Fiji Uni Emirat Itali Angola Polandia Inggris
Belize Tengah Brunei Iceland Arab Luxem-boung Azerbaijan Romania Thailand
Djiboti Chad Bulgaria Kuwait Belanda Balarus Singapura Tanzadia
Dominice Comoros Cape Verde Italia Spanyol Bolivia Sri Langka Swiss
Ethiopia Congo Estonia Malta Austria Brazill Tunisia Swedia
Grenada Pantai Klribati Maroko Belgia Kamboja Turki Somalia
Irak Gading Namibia Tonga Firlandia China Uruguay Sao tome
Lithuania Guinea- Napai Vanuatu Yunani Costa rica Vietnam Albania
Malaysia Bissau San marino Portugal Kroasia Venezuela Armenia
Marshall Gabon Ceko Ukraina Congo
Islanda Mali Dominikan Turmeniktan Eritrea
Mikronesia Nigeria El Salsador Tajikistan Guenia
Negerle Senegai Ethiopia Suriname India
Oman Togo Georgia Sudan Indonesia
Palau Honduras Kep.Solomon Korea
Panama Hongaria Solvenia Liberia
St.lucia Iran Solvakia Madagaskar
St. vincent & Kazakhatan Malawi Meksiko
the Kenya Mauritius Moldava
Grenadines Kyrgyu Nikaragua Mongolia
syria Macadonia Nigeria Mozambique
Iran Norwegia Papua nugini
China Paraguay Rwanda
Ekuador Rusia Australia
Mesir Costarica
Larael Bolivia
Brazil
Bulgaria
Canada
Rep.dominika
El sapador
Gambia
Ghana
Guatemala
Guyana
Haiti
Honduras
Jamaika
Jepang
Lobanon
Namibia
New-zealand
Peru
Philipina
Seirra
Laone
Afrika selatan
Uganda
USA
Eurocurrencies
Eurocurrencies kadang dipandang sebagai jenis uang, walaupun dalam
kenyataannya adalah mata uang domestik suatu negara yang didepositokan di negara
lain. Sebagai contoh, Eurodollar adalah deposito yang didominasi dalam mata uang
dolar di bank-bank di luar Amerika Serikat di luar negeri, atau Internasional
Banking Facility (IBF).
Karakteristik Eurocurrency
Pasar Eorudollar modern mulai berjalan setelah perang dunia II, ketika Eropa Timur
bersedia menerima deposito dalam dollar, termasuk bank dagang Uni Soviet, karena
mereka kemudian dapat meminjamkan dollar yang mereka kumpulkan ke negara
atau lembaga yang membutuhkan. Diakuinya dollar sebagai mata uang yang paling
konvertibel pada masa itu justru semakin mendorong negara-negara Eropa untuk
mengumpulkan dollar dalam jumlah besar. Dollar yang terkumpul disalurkan
sebagai pinjaman atau didepositokan kembali ke negara lain sebagai contoh, Eropa
Timur mendepositokan dollar di Eropa Barat. Bank Eropa Barat kemudian
mendepositokan kembali dollar tersebut ke negara lain.
Pada tahun 1957, keadaan perekonomian Inggris melemah. Untuk merespons hal
tersebut, otoritas moneter Inggris melaksanakan pengendalian ketat terhadap
pinjaman bank Inggris kepada nonresiden, dalam mata uang poundsterling. Bank-
bank Inggris kemudian memberikan pinjaman dalam mata uang dollar, sebagai satu-
satunya alternatif yang diizinkan, untuk memperbaiki posisinya di dunia
internasional. Perdagangan mata uang dollar internasional berpusat di London
karena kota ini ahli dalam masalah moneter internasional.
Pasar dollar Eropa semakin membesar saat Amerika Serikat mengalami kesulitan
neraca pembayaran pada tahun 1990-an. Dan terus bertumbuh setiap tahun karena
pasar Eurocurrency adalah pasar uang internasional berskala besar yang relatif bebas
dari campur tangan dan peraturan pemerintah.
Rangkuman
Latihan
1. Dapatkah perubahan kurs pada sistem mata uang mengambang terkendali
berfluktuasi tinggi ? Jelaskan.
2. Carilah sebuah contoh tentang intervensi pasar valuta asing yang dilakukan
pemerintah baru-baru ini. Apakah intervensi ini membuat perubahan dalam
bidang ekonomi ?
3. Dapatkah koordinasi kebijakan ekonomi membuat kurs lebih atau kurang
stabil ?
4. Berdasarkan pengalaman sejarah, sistem kurs tetap dan pengaturan zona
target tidak memberikan hasil yang memuaskan bagi negara yang
menganutnya.
a. Pelajaran apa yang dapat ditarik oleh para ahli ekonomi atas gagalnya
sistem Bretton Woods?
b. Pelajaran apa yang dapat ditarik oleh para ahli ekonomi atas
pengalaman kurs Sistem Moneter Eropa (EMS) ?
5. Bagaimana perbedaan sistem Bretton Woods dengan standar emas ?