You are on page 1of 4

Pengertian batik

Batik adalah gambar atau lukisan yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna (naptol),
menggunakan alat canting dan atau kuas serta teknik tutup celup. Batik dapat berupa gambar pola
ragam hias atau lukisan yang ekspresif. Menggambarkan atau melukis dengan bahan lilin yang
dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas disebut membatik.

Jenis-jenis batik motif Yogyakarta:

BATIK CEPLOK KASATRIANKegunaan : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara
“mitoni”.Unsur Motif : Meru, Gurda.Filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat
pantas dan dihormati.

BATIK CUWIRI Zat Warna : Soga AlamKegunaan : Sebagai “Semek’an” dan Kemben. Dipakai saat upacara
“mitoni”.Unsur Motif : Meru, Gurda.Filosofi : Cuwiri artinya kecil-kecil, Diharapkan pemakainya terlihat
pantas dan dihormati.

BATIK PARANG KUSUMOZat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai kain saat tukar cincin .Unsur Motif :
Parang, Mlinjon Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Kusumo artinya bunga yang mekar, diharapkan pemakainya
terlihat indah.

BATIK KAWUNGZat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Geometris Filosofi :
Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan.

BATIK PARANG RUSAK BARONGZat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang.Unsur Motif :
Parang, Mlinjon Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang
menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.

BATIK UDAN LIRIS Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang.Unsur Motif :Kombinasi
Geometris dan Suluran.Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Artinya udan gerimis, lambang kesuburan.

BATIK TRUNTUM Zat Warna : Soga Alam Kegunaan : Dipakai saat pernikahan Ciri Khas : Kerokan Filosofi :
Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin.

BATIK SIDO MUKTIZat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain dalam upacara perkawinan.Unsur
Motif : Gurda Filosofi : Diharapkan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.

BATIK SLOBOG Zat Warna : Naphtol Kegunaan : Sebagai kain panjangUnsur Motif : Ceplok Ciri Khas :
Kerokan Filosofi : Slobog bisa juga “lobok” atau longgar, kain ini biasa dipakai untuk melayat agar yang
meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap yang kuasa.

BATIK TAMBALZat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Ceplok, Parang,
Meru dll Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai
selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru.BATIK NITIK
KARAWITANZat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Ciri Khas : Kerokan Unsur Motif :
CeplokFilosofi : Pemakainya orang yang bijaksana.
BATIK PAMILUTOZat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan. Unsur
Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya. Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat,
dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik].

BATIK CIPTONINGZat Warna : Soga Alam Kegunaan : Sebagai kain panjang Unsur Motif : Parang, Wayang
Ciri Khas : Kerokan Filosofi : Diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk
jalan yang benar.

Peralatan untuk membatik:

Canting adalah alat pokok untuk membatik yang dapat menentukan kualitas atau mutu. Canting terbuat
dari tembaga, gunanya untuk melukis dengan cairan malam, membuat motif-motif batik yang
dikehendaki yang terdiri dari cucuk (saluran kecil) pada ujung canting dan leleh (tangki). Lubang
cucuknya bermacam-macam (besar atau kecil). Banyaknya cucuk ada yang satu, dua, bahkan ada yang
tiga. Canting fusuh yaitu canting yang dibalut dengan serak (kain kasar) gunanya untuk menutup blok
kecil.

1.canting

Canting klowong berfungsi untuk membatik bagian-bagian pola yang merupakan bentuk pokok dari pola
tersebut.

Canting cecek berfungsi untuk membuat cecek atau titik-titik dalam isen-isen.

Canting tembokan berfungsi untuk menutup bagian yang lebar baik di dalam maupun luar motif.

Canting Cap adalah alat pokok untuk melekatkan lilin pada kerja batik cap dengan alat tertentu.

2. Gawangan

Gawangan adalah tempat untuk membentangkan mori agar mudah dibatik. Gawangan dibuat dari kayu,
bambu atau bahan yang ringan tetapi kuat. Sedemikian rupa agar mudah dipindah-pindah.

3. Wajan -grengseng

Wajan adalah alat yang berguna untuk mencairkan “malam”. Wajan bisa dibuat dari logam atau tanah
liat. Umumnya terbuat dari tanah liat sebab tangkainya tidak mudah panas, hanya agak lambat
memanaskan “malam”.

.4.Jegol
Jegol mirip dengan kuas dibuat dari kumpulan benang yang berguna untuk menutup blok besar.

5. Anglo/Kompor

Anglo adalah alat perapian untuk memanaskan “malam”, anglo biasanya terbuat dari tanah liat. Untuk
memanaskan "malam" bisa menggunakan kompor atau gas.

6. Kuas

Apabila ingin membatik dengan gaya abstrak, maka diperlukan kuas yang tahan panas dan bermacam-
macam ukuran.

7. Tepas/tepas angina

Yaitu untuk membesarkan api menurut kebutuhan bisa juga memakai kipas angin.

8. Dingklik

Dingklik berfungsi untuk duduk ketika membatik.

9. Kain mori/sutera

Kain Mori adalah bahan bati yang terbuat dari katun. Kualitas kain mori bermacam-macam jenisnya dan
sangat menentukan baik buruknya kain batik. Selain kain mori, kain sutera dapat juga digunakan sebagai
bahan baku batik.

10. Malam/Lilin

Adapun bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan malam atau lilin ukurannya adalah
:Gondorukem : kira-kira 3kgMata kucing : kira-kira 1kgParafin : kira-kira 2kgLilin lebah
: kira-kira 1,5 kgLemak : kira-kira 0,5 kgBahan tersebut di atas direbus dan diaduk hingga rata,
lalu tuangkan ke dalam cetakan, jadilah apa yang dinamakan “malam”. Cara menggunakannya “malam”
direbus dalam grengseng sampai meleleh tidak ada batasan sekian derajat panasnya, yang perlu
perhatikan adalah tebal atau tipisnya kain yang akan kita batik. Untuk mengetahui kondisi “malam” yang
tepat, kita cobakan dengan canting ditepi kain (kita teteskan). Bila tetesan tersebut merembet maka
malam tersebut ketuan (kepanasan), bila tetesan tersebut tidak tembus pada kain, tetapi tidak brebes
dan malamnya tebal di atas, itulah kondisi malam yang tepat untuk kain tersebut.Terdapat empat jenis
malam menurut sifat dan kegunaannya.1. Malam carik, warnanya agak kuning, sifatnya lentur tidak
mudah retak, tetapi lekatnya hebat, gunanya untuk membuat batik tulis halus.2. Malam gambar,
warnanya kuning pucat, sifatnya mudah retak, gunanya ialah untuk membuat remekan (efek warna
retak)3. Malam tembokan dimana warnanya agak coklat sedikit, sifatnya kental, gunannya untuk
menutup blok (putih)4. Malam biron yaitu warnanya lebih coklat lagi, gunanya untuk menutup warna
biru.11. Pewarna

Zat pewarna untuk membuat batik dapat diperoleh dari alam dan buatan pabrik. Untuk batik klasik, zat
pewarnanya diperoleh dari alam, misalnya warna hijau dibuat dari daun jarak kepyar, warna merah dari
daun jati muda, dan warna kuning dibuat dari rimpang kunyit yang dicampur dengan kapur sirih. Batik
tradisional dan modern sudah menggunakan zat pewarna buatan pabrik yaitu naptol dan garam,
wujudnya berupa serbuk dan dapat dilarutkan dengan air dingin. Untuk aturan penggunaan naptol dan
garam disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk membuat ramuan pewarna batik siapkan naptol dan garam
pada wadah dengan komposisi sebagai berikut : 1. Naptol 2 gram + soda api 1 gram + TRO 1 gram + air
panas 1 liter2. garam 6 gram + laurtan air dinginProses Pembuatan batik

a. Membuat Desain/ Pola batik pada kertas hvs kemudian dijiplak secara berulang dijajarkan pada
kertas manila sehingga kertas manila tersebut penuh.b. Memotong kain yang akan dibatik sesuai
keperluan.

c. Memindahkan desain pada kain mori yang akan dibatik.

d. Membatik klowongan pada kain mori atau sutra sesuai motif /pola yang didesain tadi.

e. Membatik isen-isen/ isian dengan titik-titik atau cecek didalam pola atau motif batik tersebut.

f. Proses mewarna dengan bahan kimia (naptol atau indigozol).

g. Membatik untuk membuat isen-isen atau menutup bagian warna yang dikehendaki.

h. Mewarna yang kedua, ketiga dan seterusnya prosesnya sama dengan cara yang pertama. i.
Melorod (menghilangkan) lilin batik dengan cara direbus dan airnya dicampur dengan soda
abu / water glas/ pati kanji( pati singkong).

j. Mencuci kain batik setelah dilorot/ direbus untuk menghilangkan lilin batik hingga bersih.

k. Finishing atau penyelesaian akhir. Kain batik selesai dicuci kemudian dijemur setelah kering
diseterika lalu dikemas.

You might also like