You are on page 1of 7

HUTAN BAKAU / HUTAN MANGROVE

1. DEFENISI HUTAN MANGROVE

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English).


Secara umum hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem
hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai)
yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut dan komunitas
tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut. Atau dengan
kata lain Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang
tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan
dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-
tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-
teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di
mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Dan
Tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat
halophyte, atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat keasinan
(salinity) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin.

Hutan mangrove di Indonesia sering juga disebut hutan bakau. Tetapi istilah ini
sebenarnya kurang tepat karena bakau (rhizophora) adalah salah satu family
tumbuhan yang sering ditemukan dalam ekosistem hutan mangrove.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang
mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta
mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis
tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini
kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan
evolusi.

Pohon mangrove membutuhkan waktu 5 tahun untuk tumbuh menjadi pohon


dewasa dan penanamannya mempunyai rasio kesuksesan 75% untuk tumbuh
menjadi pohon dewasa. Tumbuhan mangrove akan tumbuh dengan baik jika
berada di lahan yang memiliki sistem air terbuka ke laut lepas dimana pergantian
air laut dapat terjadi setiap hari atau secara reguler sehingga akar tumbuhan
tersebut mendapatkan air yang “baru” setiap harinya.

1
2. CIRI-CIRI EKOSISTEM MANGROVE

Ciri-ciri terpenting dari penampakan hutan mangrove, terlepas dari habitatnya


yang unik, adalah :

• memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;

• memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar


melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang
mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-
api Avicennia spp.;

• memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di


pohonnya, khususnya pada Rhizophora;

• memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.

Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan
memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah :

• tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya
tergenang pada saat pasang pertama;

• tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat;

• daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang
kuat;

• airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2 - 22 o/oo) hingga asin.

1. LUAS DAN PENYEBARAN

Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama
di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Luas hutan
bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang
terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia
(0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).

Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan


Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar.
Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di
pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan
penduduknya terhadap lahan. Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul,

2
hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua,
terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha,
sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.

2. FLORA DAN FAUNA MANGROVE

Beraneka jenis tumbuhan dijumpai di hutan bakau. Akan tetapi hanya sekitar 54
spesies dari 20 genera, anggota dari sekitar 16 suku, yang dianggap sebagai jenis-
jenis mangrove sejati. Yakni jenis-jenis yang ditemukan hidup terbatas di
lingkungan hutan mangrove dan jarang tumbuh di luarnya. Dari jenis-jenis itu,
sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh di Indonesia; menjadikan hutan bakau
Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan
Pasifik. Total jenis keseluruhan yang telah diketahui, termasuk jenis-jenis
mangrove ikutan, adalah 202 spesies (Noor dkk, 1999).

Flora ekosistem hutan mangrove sangat bervariasi, tetapi pada umumnya adalah
flora yang bersifat halofit. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di hutan mangrove
antara lain adalah :

• Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)

• Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove, dll)

• Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)

• Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)

• Lythraceae (sonneratia, dll)

Sementara fauna ekosistem hutan mangrove juga sangat beragam, mulai dari
hewan-hewan vertebrata seperti berbagai jenis ikan, burung, dan hewan amphibia,
dan ular sampai berbagai jenis hewan invertebrata seperti insects, crustacea
(udang-udangan), moluska (siput, keong, dll), dan hewan invertebrata lainnya
seperti cacing, anemon dan koral. Ekosistem hutan mangrove adalah salah satu
ekosistem hutan yang sangat kaya akan flora dan faunanya.

1. JENIS-JENIS MANGROVE

Hutan mangrove meliputi pohon-pohonan dan semak yang terdiri atas 12 genera
tumbuhan berbunga (Avicennia, Sonneratia, Rhizhophora, Bruguiera, Ceriops,
Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda dan

3
Conocarpus) yang termasuk ke dalam delapan famili. Dengan jumlah jenis
tercatat sebanyak 202 jenis yang terdiri atas 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19
jenis liliana, 44 jenis epifit dan 1 jenis sikas. Namun demikian hanya terdapat
kurang lebih 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove. Paling tidak
didalam hutan mangrove terdapat salah satu jenis tumbuhan sejati
penting/dominan yang termasuk ke dalam empat famili : Rhizophoraceae
(Rhizhophora, Bruguiera dan Ceriops), Sonneratiaceae (Sonneratia),
Avicenniaceae (Avicennia) dan Meliaceae (Xylocarpus).
Berikut ini adalah daftar suku dan genus mangrove sejati, beserta jumlah jenisnya
(dimodifikasi dari Tomlinson, 1986).

Penyusun utama

Suku Genus, jumlah spesies


Acanthaceae (syn.:
Avicennia (api-api), 9
Avicenniaceae atau Verbenaceae)
Combretaceae Laguncularia, 11; Lumnitzera (teruntum), 2
Arecaceae Nypa (nipah), 1
Bruguiera (kendeka), 6; Ceriops (tengar), 2;
Rhizophoraceae Kandelia (berus-berus), 1; Rhizophora (bakau),
8
Sonneratiaceae Sonneratia (pidada), 5
Penyusun minor
Paku laut, Acrostichum aureum.
Suku Genus, jumlah spesies
Acanthus (jeruju), 1;
Acanthaceae
Bravaisia, 2
Bombacaceae Camptostemon, 2
Cyperaceae Fimbristylis (mendong), 1
Excoecaria (kayu buta-
Euphorbiaceae
buta), 2
Lythraceae Pemphis (cantigi laut), 1
Meliaceae Xylocarpus (nirih), 2
Myrsinaceae Aegiceras (kaboa), 2
Myrtaceae Osbornia, 1
Pellicieraceae Pelliciera, 1
Plumbaginaceae Aegialitis, 2
Pteridaceae Acrostichum (paku laut), 3
Rubiaceae Scyphiphora, 1

4
Sterculiaceae Heritiera (dungun)2, 3

2. MANFAAT DAN FUNGSI MANGROVE

Secara Fisik

• Penahan abrasi pantai.

• Penahan intrusi (peresapan) air laut.

• Penahan angin.

• Menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-


bahan pencemar di perairan rawa pantai.

Secara Biologi

• Tempat hidup (berlindung, mencari makan, pemijahan dan asuhan) biota


laut seperti ikan dan udang).

• Sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan


cacing, kepiting dan golongan kerang/keong), yang selanjutnya menjadi
sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam siklus rantai makanan
dalam suatu ekosistem.

• Tempat hidup berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya muara, biawak
dan burung.

Secara Sosial Ekonomi

• Tempat kegiatan wisata alam (rekreasi, pendidikan dan penelitian).

• Penghasil kayu untuk kayu bangunan, kayu bakar, arang dan bahan baku
kertas, serta daun nipah untuk pembuatan atap rumah.

• Penghasil tannin untuk pembuatan tinta, plastik, lem, pengawet net dan
penyamakan kulit.

• Penghasil bahan pangan (ikan/udang/kepiting, dan gula nira nipah), dan


obat-obatan (daun Bruguiera sexangula untuk obat penghambat tumor,
Ceriops tagal dan Xylocarpus mollucensis untuk obat sakit gigi, dan lain-
lain).

5
• Tempat sumber mata pencaharian masyarakat nelayan tangkap dan
petambak., dan pengrajin atap dan gula nipah.

1. PENGRUSAKAN HUTAN MANGROVE

Sumber-sumber pengrusakan hutan mangrove antara lain :

• usaha tambak udang

• penebangan kayu dan logging

• penambangan minyak lepas pantai

• pencemaran bibir pantai

• tourism

• urbanisasi dan perluasan wilayah

• pembangunan jalan dan infrastruktur

1. UPAYA PELESTARIAN MANGROVE

Bentuk tekanan terhadap kawasan mangrove yang paling besar adalah pengalih-
fungsian (konversi) lahan mangrove menjadi tambak udang/ikan, sekaligus
pemanfaatan kayunya untuk diperdagangkan. Selain itu, juga tumbuhnya
berbagai konflik akibat berbagai kepentingan antar lintas instansi sektoral maupun
antar lintas wilayah administratif.

Secara ideal, pemanfaatan kawasan mangrove harus mempertimbangkan


kebutuhan masyarakat tetapi tidak sampai mengakibatkan kerusakan terhadap
keberadaan mangrove. Selain itu, yang menjadi pertimbangan paling mendasar
adalah pengembangan kegiatan yang menguntungkan bagi masyarakat dengan
tetap mempertimbangkan kelestarian fungsi mangrove secara ekologis (fisik-
kimia dan biologis). Perlu juga mengembangkan matapencaharian alternatif bagi
masyarakat sekitar mangrove dengan mengandalkan bahan baku non-kayu dan
diversifikasi bahan baku industri kehutanan dan arang seperti yang terjadi di
Nipah Panjang, Batu Ampar, Pontianak. Masyarakat merubah pola konsumsi
bahan bakar dari minyak tanah dan arang bakau menjadi arang leban dan
tempurung kelapa dan menggunakan tungku hemat energi atau anglo.

6
7

You might also like