You are on page 1of 9

TF4101 Fisika Bangunan

Victor Samuel – 13307105

PENDEKATAN KOMPREHENSIF TERHADAP


INTEGRASI CAHAYA ALAMI DAN CAHAYA BUATAN
DALAM BANGUNAN

VICTOR SAMUEL (13307105)


Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung,
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia (e-mail: vctr_sml@yahoo.com )

In the past, an effective daylighting was considered the best source to illuminate a building. However, it is
often impossible to illuminate a building exclusively by daylight. A proper aspects of integration design
between utilization of daylight and artificial light are discussed. The window plays an critical role in it, so its
specification must be carefully considered. How deep the penetration of daylight also affects the design of
electric light. Glare can be annoying, therefore its limitation using various way is discussed. The integration
design is also dependent to the climate and energy management plans of the building. There is no single
integration method that fits all—many methods are developed for various types of space. They are classified
using differents approach. The more comprehensive approach, which mainly discussed in this paper, is a
classification of integration methods, rather than building types. Automatic dynamic control, which
considered as the ultimate control system for lighting integration, should include all environment factors.

negara dengan kondisi lingkungan visual yang


INTRODUKSI ekstrem. Bangunan “gelap” tanpa jendela tanpa
Integrasi cahaya alami dan buatan pada bangunan mendapat cahaya alami, atau sebaliknya, bangunan
pada siang hari dapat dianggap sebagai dengan energi pencahayaan dan silau yang
perancangan yang holistik terhadap kondisi berlebihan, telah menjadi masalah perancangan
lingkungan visual. Dalam proses ini, kelebihan dan yang umum terjadi selama lebih dari setengah
kekurangan baik dari cahaya alami dan cahaya abad.
alami dioptimalkan sedemikian rupa untuk
keperluan tertentu. Pengoptimalan ini bergantung
kepada jenis bangunan, aktivitas di dalamnya, dan
TUJUAN PERANCANGAN
faktor-faktor lingkungan. Penggunaan cahaya Tujuan perancangan integrasi, pada mulanya,
alami dan cahaya buatan secara bersamaan pada terutama untuk meningkatkan kondisi lingkungan
siang hari, jika tidak diatur secara rinci dalam visual dengan menambahkan cahaya buatan
perancangan, jarang mencapai hasil yang optimal. terhadap cahaya alami yang sudah ada sebagai
sumber cahaya utama. Tapi dewasa ini, jendela
Tulisan ini akan membahas perkembangan dianggap sebagai hal yang tak terpisahkan dari
konsep-konsep integrasi cahaya alami dan buatan perancangan integrasi. Jendela tidak lagi hanya
dalam sudut pandang arsitektur modern dan dianggap sebagai sumber cahaya alami, tetapi juga
meningkatnya kesadaran akan konservasi energi. sebagai sarana komunikasi visual yang mampu
memberi informasi berharga. Akibatnya,
Pengertian yang tepat akan integrasi ini sangat perkembangan konsep integrasi berikutnya tidak
penting bagi perancang bangunan di negara-

1
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

lagi sepenuhnya hanya mengandalkan cahaya lebih besar dibanding keuntungan yang diperoleh
alami. dari penghematan energi itu sendiri.

Tujuan perancangan bangunan sekarang telah Tujuan perancangan saat ini dapat dibagi menjadi
mengarah kepada penyediaan pencahayaan utama beberapa kategori besar sebagai berikut:
oleh sumber listrik, sedangkan cahaya alami
diasumsikan memenuhi kebutuhan akan 1. Kinerja dan kenyamanan manusia
komunikasi visual dengan luar ruangan. Kategori ini terutama menyangkut kondisi
Kebutuhan ini mempengaruhi ukuran jendela, lingkungan visual yang mencakup kinerja dan
sebagaimana akan dibahas secara rinci nanti. kenyamanan visual. Kenyamaman akustik dan
termal, bagaimanapun juga, tidak boleh diabaikan.
Sebenarnya, masalah energi tidaklah diabaikan
oleh metoda integrasi mula-mula. Namun, Kualitas kondisi lingkungan secara umum
pentingnya penghematan energi dan efektivitas bergantung kepada iluminansi yang cukup bagi
biaya menjadi ciri-ciri utama, sehingga menjadi aktivitas visual, pembatasan silau, dan
perhatian yang khusus, dalam integrasi pertimbangan-pertimbangan subyektif lainnya,
pencahayaan pada tahun 70-an, akibat adanya seperti kesan warna, suasana interior, dan ukuran
krisis energi. dan bentuk jendela demi menjaga hubungan
dengan luar ruangan. Cahaya alami yang diterima
Saat ini, semboyan integrasi pencahayaan melalui jendela juga penting bagi proses-proses
seharusnya “gunakan cahaya alami semaksimal fotobiologis, misalnya untuk mengatur ritme-ritme
mungkin, dan gunakan cahaya buatan seminimal biologis di dalam tubuh dan merangsang fungsi-
mungkin, tanpa mengorbankan kinerja dan fungsi metabolis.
kenyamanan manusia”. Perlu diperhatikan bahwa
kenyamaman, penghematan energi, dan 2. Manajemen energi yang efektif
pengoptimalan biaya tidak semudah itu mencapai Keseimbangan energi keseluruhan seharusnya
titik optimal secara bersama-sama. Pada banyak diamati dari sisi pengoptimalan efisiensi energi.
perancangan, kebutuhan dasar manusia harus Keseimbangan energi dari penerimaan dan
selalu dipenuhi. pelepasan panas akibat radiasi matahari, konduksi
kalor dari luar, dan kebocoran udara luar haruslah
Dilema antara penghematan energi maksimal dan dievaluasi secara komprehensif dengan
pengoptimalan biaya adalah masalah serius dalam mempertimbangkan penerimaan cahaya alami.
perancangan pencahayaan. Jendela yang terlalu Dalam perancangan pencahayaan buatan, haruslah
besar, dalam beberapa kasus, dapat meminimalkan diperhatikan efisiensi keseluruhan sistem, bukan
penggunaan listrik pencahayaan. Namun, biaya hanya efisiensi lampu. Dampak dari waktu beban
keseluruhan mungkin justru meningkat akibat listrik puncak juga harus diperhatikan.
meningkatnya biaya untuk mendinginkan ruangan,
melebihi biaya keseluruhan jika digunakan konsep 3. Efektivitas biaya
integrasi yang baik. Tujuan perancangan Biaya keseluruhan yang telah disebutkan di atas
seharusnya mencari solusi untuk mendapatkan harus memperhitungkan depresiasi dan bunga
biaya keseluruhan yang sekecil-kecilnya dengan investasi dan juga biaya kerja oleh adanya jendela,
kemungkinan penghematan energi, kinerja visual, penghalangan cahaya alami (shading), dan sistem
dan kenyamanan visual yang yang sebesar- pencahayaan buatan.
besarnya. Latar belakang pemikiran konsep
4. Kontrol dinamis
integrasi ini adalah bahwa bangunan dirancang
Sebagai aturan umum, sistem penghalangan
untuk bertahan selama waktu yang panjang,
cahaya alami yang statis kurang efisien
sedangkan biaya untuk energi bersifat tidak
dibandingkan sistem yang dapat dikontrol secara
terduga dan dapat berfluktuasi terhadap waktu.
dinamis. Misalnya, perangkat penghalangan cahaya
Lagipula, biaya-biaya yang bergantung kepada
yang statis akan mengurangi jumlah cahaya alami
produktivas penghuni bangunan selalu merupakan
yang masuk, bahkan saat cahaya matahari tidak
bagian terbesar dari keseluruhan biaya kerja
terlalu terang. Akibatnya, lebih banyak lampu
(operating costs). Sehingga, sedikit saja penurunan
listrik harus digunakan dibandingkan jika
kinerja—yang dikorbankan demi penghematan
digunakan penghalangan cahaya yang dapat
energi—sebenarnya menghasilkan kerugian yang
dikontrol. Demikian juga, sistem pencahayaan

2
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

buatan yang dikontrol dengan sebuah saklar utama Juga telah ditemukan bahwa jika hanya
cenderung untuk memakan energi dibandingkan memberikan informasi yang sedikit, seperti
dengan sistem yang menggunakan saklar yang pemandangan langit pada jendela vertikal atau
banyak untuk keperluan yang berbeda-beda. langit-langit, jendela itu dianggap hanya sebagai
Semakin banyak variabel yang dapat dikontrol, sumber cahaya alami dan memiliki signifikansi
semakin besar penghematan energi suatu sistem. psikologis subyektif yang kecil—tidak ada
hubungan visual dengan luar ruangan dan
Tingkat fleksibilitas tertinggi diperoleh dari sistem perasaan lepas dari isolasi spasial dinding
kontrol yang terintegrasi yang secara bersamaan ruangan. Menarik untuk dicatat bahwa meskipun
memantau cahaya buatan dan sistem tingkat kepuasan terhadap ruang terkait dengan
penghalangan cahaya demi pemanfaatan cahaya ukuran jendela ruangan, tidak berarti harus ada
alami yang sebesar-besarnya dan penggunaan jendela bagi untuk setiap orang dalam setiap area
energi yang sekecil-kecilnya untuk cahaya buatan kerja. Kebanyakan orang sudah cukup merasa puas
dan pendinginan. jika mereka tahu bahwa mereka mampu melihat
keluar, dengan memutar atau sedikit mengangkat
JENDELA DALAM SISTEM YANG kepala mereka.

TERINTEGRASI Ketinggian jendela juga seharusnya


memperhitungkan pemandangan yang dapat
Peran jendela telah disebutkan di atas. Selain
dilihat melaluinya. Biasanya bawah jendela
melewatkan cahaya alami dan menyediakan
memberikan informasi lebih banyak daripada
ventilasi di dalam bangunan yang udaranya tidak
bagian atas. Sehingga, secara subyektif, jendela
dikondisikan, jendela memiliki peran psikologis
yang relatif rendah dan lebar lebih diinginkan.
subyektif, mempertahankan hubungan visual
Namun, jendela yang lebih tinggi lebih efisien
dengan luar ruangan sebagaimana yang ditemukan
dalam memberikan pencahayaan alami bagi bagian
oleh Marcus (1), Ne’eman dan Hopkinson (2),
interior yang lebih dalam.
Keighley (3), dan Seidl (4).
Di sisi yang lain, memasang kaca dengan
Di dalam penelitian mereka akan ukuran jendela
berlebihan pada dinding eksterior tidak akan
minimum yang dapat diterima, Ne’eman dan
berdampak positif secara subyektif; justru akan
Hopkinson (2) menemukan bahwa tingkat
menyebabkan kerugian termal dan masalah silau,
kepuasan terhadap jendela bergantung kepada
bahkan dapat menimbulkan keluhan akan
informasi visual yang dapat diperoleh melaluinya.
kurangnya privasi dan keamanan pribadi.
Telah ditemukan bahwa di dalam interior ruangan,
kepuasan terhadap lebar jendela meningkat Keputusan akhir akan luas jendela seharusnya
sampai 30% lebar dinding, dengan lokasi jendela diserahkan kepada perancang. Pada tempat kerja,
di dalam sudut horizontal sekitar 60°. Sudut ini lebar minimal seharusnya selalu dipenuhi. Setelah
harus diukur dari bidang kerja (lihat Gambar 1). itu, luas area jendela yang dibuat tranparan harus
diatur berdasarkan tujuan perancangan. Pada
tempat tinggal, pertimbangan psikologis subyektif
harus diperhatikan lebih lagi.

KEDALAMAN PENETRASI CAHAYA


ALAMI DAN RELASINYA TERHADAP
CAHAYA BUATAN
Secara umum telah diketahui bahwa di dalam
bagian dalam ruang yang menerima cahaya alami
melalui jendela, iluminansi di dekat jendela
tersebut relatif tinggi. Kemudian menurun secara
drastis di bagian yang lebih dalam. Iluminansi
Gambar 1. Penelitian ukuran minimum jendela aktual bergantung kepada cahaya alami di luar,
yang dapat diterima (2). penghalang luar, koefisien transmisi jendela, dan

3
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

bentuk dan koefisian refleksi interior ruangan. bergantung kepada luminansi sumber, luminansi
Kedalaman yang seharusnya dijangkau oleh cahaya latar belakangnya, ukuran sumber, dan posisinya
alami juga bergantung kepada jenis aktivitas di terhadap arah pandang.
dalam ruangan yang bersangkutan. Sebuah
penelitian menarik dilakukan oleh Matsuura (5) Sumber-sumber silau dari cahaya alami adalah
pada “Turning-off Line in Perimeter Areas for cahaya matahari dan langit cerah yang dilihat
Saving Lighting Energy in Side-Lit Offices”. Pada melalui bukaan/jendela. Cahaya matahari langsung
tulisannya, dia menyarankan untuk membagi harus selalu dikontrol untuk menghindari silau
pemasangan sistem pencahayaan ke dalam dua yang berlebihan. Pada hari-hari cerah, langit juga
bagian besar. Pencahayaan pada bagian dalam dapat menyebabkan silau yang sangat menganggu.
ruangan tidak berinteraksi dengan cahaya alami,
Jendela biasanya lebih besar dari luminer,
sehingga harus terus menyala sepanjang hari.
sehingga perbedaan antara sumber silau dan latar
Sedangkan pencahayaan pada sekitar bagian garis
belakangnya yang ditangkap oleh retina mata tidak
batas (perimeter) dapat dimatikan selama siang
terlalu kontras. Sehingga, silau cahaya alami tidak
hari jika kondisi memungkinkan.
bisa dihitung dengan prosedur perhitungan yang
Pilihan untuk mematikan pencahayan di wilayah sama dengan silau luminer.
yang dekat dengan jendela dapat dilakukan secara
Di dalam tulisannya, Collins et al. (6), melalui
sederhana dengan fungsi mati-nyala. Namun, pada
percobaan laboratorium, menunjukkan korelasi
perkembangannya, metode yang lain telah
yang masuk akal dengan dengan rumus silau
ditemukan. Mati-nyalanya sekelompok lampu
Hopkinson-Cornell. Mereka juga menunjukkan
dapat dilakukan dengan memasang sensor
bahwa jika luas jendela lebih besar 2% dari luar
fotoelektrik untuk kemudian mengontrol nyala-
lantai, ukuran jendela tidak berpengaruh banyak
hidup lampu sesuai dengan jarak lampu dari
pada silau yang ditangkap oleh orang yang melihat
jendela. Pada sistem yang lebih canggih, dapat
langsung pada jendela.
dilakukan peredupan otomatis di semua lampu
pada seluruh ruangan yang memanfaatkan cahaya Mereka menyarankan para perancang untuk
alami. mengurangi silau dari cahaya alami dengan
menempakan lokasi kerja yang sesuai sehingga
Peredupan otomatis biasanya akan menghemat
orang-orang sebisa mungkin tidak perlu melihat
energi yang lebih besar dari kontrol mati-hidup.
langit atau permukaan cerah lainnya di luar
Pengubahan yang kontinu pada cahaya juga lebih
ruangan. Selain itu, disarankan penggunaan
diinginkan dibandingkan perubahan drastis sistem
peneduh (shading) untuk mengurangi luminansi
mati-hidup. Namun, tentu saja, semakin canggih
jendela. Mereka juga merekomendasikan
dan kompleks sebuah sistem pencahayaan, akan
penggunaan permukaan berwarna cerah di sekitar
semakin mahal biayanya. Sehingga, perhitungan
jendela, supaya kontras silau cahaya alami lebih
kelayakan secara ekonomis dan masa
kecil.
pengembalian modal harus memasukkan
keuntungan dari penghematan energi. Dalam Tambahan cahaya buatan jauh dari jendela
banyak kasus yang sederhana, kontrol mati-hidup digunakan hanya untuk mengurangi kontras
otomatis bisa lebih optimal secara ekonomis. (sehingga mengurangi silau), tidak terlalu
disarankan demi alasan energi. Namun, dalam
Penting untuk diperhatikan bahwa untuk
sistem integrasi, bagaimanapun cahaya buatan
memaksimalkan penghematan energi, harus
tetap diperlukan. Sehingga, jika dirancang dengan
digunakan lampu berefisiensi tinggi, dilakukan
baik, cahaya buatan tetap dapat menjadi solusi
pembersihan, pemeliharaan, dan penggantian yang
untuk mengontrol silau cahaya alami.
teratur dalam jangka waktu tertentu.
Sebagai kesimpulan, perancangan terintegrasi
SILAU PADA CAHAYA ALAMI mencakup penerimaan cahaya alami, perangkat
peneduh yang dapat dikontrol, dan penggunaan
Kenyamanan visual adalah salah satu kriteria
cahaya buatan dapat secara efektif membatasi
paling penting dalam perancangan pencahayaan.
silau yang menganggu.
Namun, kenyamanan visual ini tidak dapat dicapai
jika ada silau. Secara umum, tingkat kesilauan

4
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

KARAKTERISTIK SPEKTRAL Jenis-jenis lampu fluoresen yang efisien adalah


sumber cahaya buatan yang paling digemari untuk
Cahaya alami memiliki karakteristik intensitas, integrasi secara umum. Untuk penilaian warna
arah, dan spektrum yang berubah-ubah. Pada yang akurat, gunakan lampu de-Luxe yang kurang
kasus khusus ketika sebuah pekerjaan visual efisien namun memiliki sifat renderasi warna yang
membutuhkan penilaian warna yang akurat, perlu unggul. Ada juga lampu “tri-phosphor”, yang lebih
dibuat distribusi spektral secara spesifik. efisien dari lampu de-Luxe. Namun lampu ini harus
digunakan dengan hati-hati. Sebab, meskipun
Sebaliknya, cahaya buatan memilik distribusi
memiliki renderasi warna menyeluruh yang baik,
spektral yang tetap, sehingga dapat didefinisikan
distorsi mungkin terjadi pada sejumlah panjang
secara presisi (lihat Gambar 2).
gelombang yang konstan.
Meskipun demikian, untuk hampir semua kegiatan
kerja, tidak ada keperluan yang spesifik akan ARAH ALIRAN CAHAYA
pembedaan warna, sehingga banyak lampu dapat
dipilih untuk diintegrasikan dengan cahaya alami Sifat arah cahaya alami, yang datang paling banyak
datang dari samping melalui jendela, berbeda
untuk memenuhi aspek kualitatif dari kondisi
lingkungan visual secara menyeluruh. Namun, dengan sifat arah cahaya buatan, yang pada
umumnya datang dari atas. Namun, harus diingat
pencahayaan buatan sebaiknya memiliki tampilan
warna yang baik dan memiliki karakteristik yang bahwa resultan aliran cahaya dari cahaya alami
maupun buatan tidak memiliki sifat arah yang kuat
cocok dengan cahaya buatan dan juga warna cat
interior ruangan. di dalam ruangan yang memiliki inter-refleksi dari
semua permukaan. Namun, ada sebuah
pengecualian bagi cahaya matahari langsung, yang
secara umum sebaiknya dibatasi penetrasinya atau
bahkan dihalangi secara keseluruhan karena
potensi silau yang dihasilkan.

Pentingnya sifat arah pada pencahayaan dalam


bidang kerja sangat bergantung pada pola aktivitas
dalam ruangan itu sendiri. Sama seperti orang-
orang yang biasanya tidak terlalu memperhatikan
sifat spektral dari pencahayaan, di hampir semua
kasus, mereka cenderung untuk mengabaikan
perbedaan arah sumber cahaya yang sampai
bidang kerja mereka. Ini bukan berarti
karakteristik arah cahaya tidak penting, tetapi
bahwa mereka cukup memenuhi syarat untuk
kebanyakan aktivitas visual. Namun, dalam
beberapa kegiatan, seperti deteksi yang teliti pada
tekstur, sifat arah dapat berpengaruh signifikan.

INTEGRASI, IKLIM, DAN ENERGI


Jenis integrasi yang diinginkan secara alamiah
bergantung kepada faktor-faktor lokal seperti
iklim, keberadaan cahaya alami, biaya energi
Gambar 2. Distribusi spektrum daya dari (atas) listrik, beban waktu puncak, dll. Pada daerah
cahaya bulan; (tengah) lampu pijar; dan (bawah) dengan iklim sedang atau dingin yang
lampu fluoresen putih. membutuhkan pendinginan yang sangat sedikit,
perhatian terhadap penggunaan energi cahaya
Integrasi berhasil jika orang-orang di dalam
listrik mungkin tidak dilakukan dengan sangat
ruangan tidak sadar, atau setidaknya tidak
antusias. Alasannya adalah karena penggunaan
mempermasalahkan, bahwa sebagian interior
energi listrik bagi lampu juga dapat berkontribusi
diterangi oleh cahaya alami dan sisanya oleh
bagi kebutuhan pemanasan. Selain itu, cahaya
cahaya buatan.

5
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

alami pada iklim dingin relatif lebih sedikit per 1. Integrasi tunggal (mono) dengan cahaya
tahunnya, dibandingkan wilayah panas. alami dominan:
a) melalui jendela pada dinding vertikal (lihat
Di sisi lain, di daerah beriklim tropik atau panas, Gambar 3)
cahaya alami harus dimanfaatkan semaksimal b) melalui langit-langit (lihat Gambar 4)
mungkin karena melimpah dan memiliki efikasi
luminus yang tinggi (100–120 lm/W), 2. Integrasi tunggal (mono) dengan cahaya
dibandingkan dengan lampu listrik dengan buatan dominan:
distribusi spektral yang mirip (40-70 lm/W, sudah a) sama dengan butir 1.a) di atas (lihat Gambar
termasuk rugi-rugi pada balast). Pendekatan ini 5)
mengasumsikan bahwa tersedia strategi b) sama dengan butir 1.b) di atas
pengaturan jendela untuk mengontrol radiasi
matahari yang berdampak bagi beban 3. Integrasi antar-ruang—di bangunan yang
pendinginan. menggunakan cahaya alami pada ruangan di dekat
jendela dan pencahayaan buatan pada ruangan di
Pemakaian daya untuk pencahayaan adalah bagian bagian dalam (lihat Gambar 6).
yang tak terpisahkan dalam manajemen energi
secara keseluruhan. Jika hanya dilihat dari sisi 4. Integrasi transisional—pengaturan tingkat
pertimbangan energi, semakin efisien energi adaptasi di lokasi orang masuk atau meninggalkan
pencahayaan buatan, semakin sedikit keuntungan bangunan tanpa jendela.
yang diperoleh dari pemanfaatan cahaya alami.
Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
ada pertimbangan lain yang perlu diperhatikan
supaya cahaya alami menjadi sumber yang baik
bagi pencahayaan interior ruang.

METODE INTEGRASI
Satu jenis teknik integrasi tidak dapat mencakup
semua jenis bangunan dan kegiatan, sehingga telah
dilakukan banyak upaya untuk mengklasifikasi
metode-metode integrasi secara komprehensif.

Pada sebuah laporan mengenai integrasi cahaya Gambar 3. Ruang kantor dengan cahaya alami
alami dan buatan, yang diajukan oleh Longmore dominan di sekitar perimeter. Louver otomatis
(7) kepada CIE Daylighting Committee TC-4.2, digunakan untuk menghindari cahaya matahari
dianjurkan untuk mengklasifikasi integrasi langsung dan silau dari langit.
berdasarkan jenis bangunan: kantor, kantor
dengan mesin, ruang komputer, ruang mesin,
bangunan industri, ruang rumah sakit,
perpustakaan, dan dapur komersial, dan binatu.
Meskipun banyak, daftar ini belum dapat
mencakup semua jenis bangunan.

Pendekatan yang lain telah diadopsi di Jerman (4).


Klasifikasi bangunan untuk keperluan integrasi
dibagi berdasarkan residen atau bukan residen. Gambar 4. Rancangan jendela pada langit-langit
dengan cahaya alami dominan.
Pendekatan lebih komprehensif dilakukan dengan
klasifikasi metode integrasi, bukan jenis bangunan
(8; 9). Kemudian setiap bangunan dapat dirancang
dengan menggunakan metode integrasi yang
sesuai, yang juga dapat mempertimbangkan
persyaratan dan kendala lokal. Metode-metode
integrasi yang diajukan adalah:

6
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

faktor-faktor lingkungan seperti termal, visual,


dan, sampai tingkat tertentu, akustik. Namun, pada
tulisan ini hanya akan dibahas terutama
lingkungan visual yang melibatkan pencahayaan
alami dan buatan.

Saklar manual pada bagian-bagian sistem


pencahayaan buatan sebenarnya memberikan,
pada tingkat tertentu, kesan “dinamis”. Namun
sayangnya, penggunaan kontrol dinamis manual
tidak populer. Karena itu, integrasi dinamis paling
baik jika dilakukan dengan kontrol otomatis.
Gambar 5. Rancangan kantor dengan cahaya Saat ini sudah dapat digunakan perangkat otomatis
buatan dominan berteknologi tinggi, yang memungkinkan berbagai
jenis pilihan sistem kontrol.
5. Integrasi luar ruangan—untuk kegiatan-
kegiatan di luar dari siang hari sampai malam. Kontrol dinamis ini seharusnya bertujuan untuk
Tidak ada perpindahan ruangan, tapi transisi pemanfaatan sebesar-besarnya dari cahaya alami
tingpencahayaan yang berubah terhadap waktu dan penggunaan cahaya buatan sekecil-kecilnya
harus diintegrasikan dengan baik sepanjang untuk menciptakan kondisi lingkungan visual yang
kegiatan. efisien dan menyenangkan. Penggunaan energi
untuk pencahayaan seharusnya dianalisis sebagai
Karakteristik utama dari masing-masing metode
bagian dari penggunaan energi bangunan secara
integrasi ini digambarkan pada Tabel 1.
keselurhan. Strategi perancangan yang baik
terutama mengarah kepada biaya pencahayaan
INTEGRASI DINAMIS CAHAYA minimum dan bukan penghematan maksimal.

ALAMI DAN CAHAYA BUATAN


Kontrol dinamis adalah sebuah dimensi yang
relatif baru di dalam teknik integrasi. Sistem
kontrol ini seharusnya memperhitungkan semua

Gambar 6. Desain denah ruangan rumah sakit dengan cahaya alami dominan pada kamar
pasien di dekat jendela dan cahaya buatan pada ruangan-ruangan bagian dalam.

7
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

Tabel 1. Metode-metode integrasi cahaya alami dengan cahaya alami


Nomor 1a 1b 2a 2b 3 4 5
SPACE INTER- Integrasi Integrasi Integrasi luar
Integrasi tunggal (mono)
RELATIONSHIP antar-ruang transisional ruangan
Cahaya
alami di Cahaya
ruangan alami di Cahaya alami
SUMBER dekat luar pada siang hari;
CAHAYA Cahaya alami Cahaya listrik (buatan) jendela; ruangan; cahaya buatan
DOMINAN cahaya cahaya pada waktu
buatan pada buatan di gelap
ruangan dalam
dalam
Dalam
ruangan:
Jendela Jendela
tidak
BAGAIMANA Jendela pada langit-langit; Jendela pada langit-langit; Jendela pada
berjendela.
CAHAYA dinding- hanya dinding- hanya dinding-
Luar -
ALAMI dinding mungkin dinding mungkin dinding
ruangan:
DILEWATKAN vertikal pada lantai vertikal pada lantai vertikal
cahaya
paling atas paling atas
alami
sepenuhnya
Sumber
dominan: Untuk
Untuk Pencahayaan Intensitas
setidaknya seluruh Sumber Sumber utama
meningkatkan latar gradual
untuk bagian pada dominan di selama siang
kualitas belakang yang
PERAN sebagian ruangan. ruangan hari;
pencahayaan; dan sebagai bergantung
CAHAYA wilayah Kontak dekat dikombinasikan
menyediakan tambahan terhadap
ALAMI pada ruang. visual jendela; dengan cahaya
kontak visual terhadap fluktuasi
Ada kontak dengan luar penetrasi buatan pada
dengan luar cahaya cahaya
visual ruangan sedikit sore hari
ruangan buatan alami
dengan luar terbatas
ruangan
Tambahan
Tambahan
bagi cahaya Sumber
bagi daerah
alami di Sumber satu-
yang tidak
PERAN seluruh satu-satunya satunya Sumber satu-
dijangkau Pencahayaan fungsional;
CAHAYA ruang pada pada pada satunya pada
cahaya pencahayaan secara umum
BUATAN hari ruangan bangunan waktu gelap
alami;
berawan; dalam tidak
pencahayaan
pencahayaan berjendela
lokal
lokal
KESAMAAN
SIFAT Penting
SPEKTRAL Penting
Penting untuk
CAHAYA Berbagai sumber dengan Sama seperti Sama
tampilan TV
BUATAN untuk penilaian warna yang renderasi warna yang baik 1a seperti 2a
supaya menarik
DENGAN akurat dapat digunakan untuk
CAHAYA penilaian warna yang akurat
ALAMI
Samping
SIFAT ARAH: untuk
CAHAYA Samping Atas Samping Atas ruangan - -
ALAMI dekat
dinding
Atas untuk
CAHAYA
Atas Atas Atas Atas semuar Atas -
BUATAN
ruang
Pabrik
Kantor besar, Pabrik besar Rumah sakit,
Sekolah, besar, Stadion
Pabrik, pabrik besar, atau kecil, kantor,
CONTOH kantor kecil, struktur olahraga, kolam
museum bangunan bangunan bangunan
bengkel bawah renang
publik, teater publik publik
tanah
Kondisi visual
Kenyamanan
Eliminasi yang tidak
Pengurangan pertukaran visual,
“kejutan terganggu pada
kalor dengan udara luar; terutama
Kenyamanan visual, visual” saat lapangan dan
KEUNTUNGAN pengurangan bising luar; bagi orang-
penghematan energi optimal masuk atau layar TV
pengoptimalan secara orang yang
keluar dengan transisi
ekonomis sering keluar
bangunan dari cahaya
masuk
alami ke buatan

8
TF4101 Fisika Bangunan
Victor Samuel – 13307105

REFERENSI
1. Marcus, T. A. The function of windows: a
reappraisal. Building Sci. 1967, Vol. 2, hal. 97-121.
dikutip di Ne'eman, A comprehensive approach to
the integration of daylight and electric light in
buildings, Energy and Building, 6 (1984), 97-108.

2. Ne'eman, E. dan Hopkinson, R. G. Critical


minimum acceptable window size: a study of
window shape. Lighting Res. Technol. 1973, 2, hal.
17-29. dikutip di Ne'eman (1984), Loc.Cit

3. Keighley, E. C. Visual requirements and reduced


fenestration in offices: a study of window shape. J.
Building Sci. 1973, 8, hal. 311-320. dikutip Ne'eman
(1984), Loc.Cit

4. Ausseichendes tagesligcht und akzeptable


fensterabmessungen in wohnraumen, Dissertation.
Seidl, M. Berlin : Technical University, 1978.
dikutip di Ne'eman (1984), Loc.Cit

5. Matsuura, K. Turning-off line in perimeter areas


for saving lighting energy in side-lit offices. Energy
and Buildings. 1879, 2. dikutip di Ne'eman (1984),
Loc.Cit

6. Collins, J. B., et al. Glare from Daylight. 1982.


diberikan untuk publikasi pada Commission
Internationale de L'Eclairage Daylighting Guide;
dikutip di Ne'eman (1984), Loc.Cit

7. Longmore, J. Draft report on the Integration of


Artificial Light with Daylight, untuk dipublikasikan
kepada Commission Internationale de L'Eclairage
Daylighting Guide, dikutip di Ne'eman (1984),
Loc.Cit

8. The integration of artificial and natural lighting


in buildings in a subtropical climate (dalam bahasa
Ibrani). Ne'eman, E. Haifa : Israel Institute of
Technology, 1969, Disertasi doktoral. dikutip di
Ne'eman (1984), Loc.Cit

9. The integration of daylight with artificial light.


Ne'eman, E. dan Longmore, J. Istanbul : Proc.
Commission Internationale de L'Eclairage, 1973.
TC-3.2 Conference. hal. K-1 s.d K-16, dikutip di
Ne'eman (1984), Loc.Cit

10. Ne'eman, Eliyahu. A comprehensive approach


to the integration of daylight and electric light in
buildings. Energy and Buildings. 1984, 6, hal. 97-
108.

You might also like