Professional Documents
Culture Documents
Jurnalistik online
Oleh
Zainal Abidin Achmad
Isi Media Massa
Fakta
(news)
Opini
(pendapat)
4. REPORTASE
Mirip feature tapi isinya tentang perjalanan
Contoh:
Nonton Kesodo ke Gunung Bromo
5. BERITA INVESTIGASI
(Indept News)
Berita mendalam untuk mengungkap fakta
tersembunyi atau ditutup-tutupi oleh penguasa.
Syarat: Fakta harus akurat.
Butuh keberanian dan ketekunan
Contoh: Pengungkapan kasus ijazah palsu di Universitas
Teknologi Surabaya (UTS)
6. PROFIL
Materi : Tampilkan sosok pribadi
(public figure)
Isi : aktivitasnya, kisah suksesnya,
keunikannya, prestasi, atau
kisah ringan.
Disertai foto close-up atau setengah badan.
Ragam Sajian Opini :
1. ARTIKEL
2. KOLOM
3. TAJUK RENCANA /EDITORIAL
4. POJOK
5. RESENSI (buku, kaset, film)
6. PANDUAN / TIPS
1. ARTIKEL
Materi : Gagasan dan pendapat
penulis.
Gagasan bisa dari literatur
(asal disebutkan)
Pendekatan: Analisis, kritis
2. KOLOM
Gaya : Longgar, sering model
bahasa tutur.
Isi : Ringan tapi cerdas.
kritik ketimpangan
sosial.
Kadang kontemplatif
Contoh : Gendam Modern
5. RESENSI
Resensi = Menimbang.
Komentar atas hadirnya buku baru, film baru,
lagu, lukisan baru, atau karya budaya lainya.
6. PANDUAN / TIPS
Materi : Pedoman praktis menangani suatu.
Disukai sebab punya manfaat praktis, mudah
dicerna.
Contoh : 6 Kebiasaan Buruk Para Penulis
Sekian
MENULIS FEATURE
Mengapa kamu menulis? “Karena kebelet!”, kata Putu Wijaya. Mengapa
memilih menulis feature? “Karena kebelet, asyik dan fun!”, kata saya sendiri.
Bagaimana tidak kebelet menulis kalau kita banyak membaca. Ya! Bagaikan
sampah di Leuwigajah di mana kandungan kimianya kemudian meledak.
Demikian pula kalau kita banyak membaca buku, majalah, Koran, dan internet
pasti ingin meledak. Ledakan itu bisa berupa ngomong, tapi biasanya orang lain
nggak mau meluangkan waktu untuk ngedengerin omongan kita.
Kalau menulis kita tingal menulis. Kalau tidak dimuat di media massa ya
minimal menulis catatan harian. Siapa yang nyangka catatan harian Soe Hok
kemudian difilmkan. Juga catatan harian Anne Frank, seorang anak biasa
dibukukan, surat-menyurat Moh. Roem dan Cak Nur juga dibukukan, surat
Chicken Soup for The Surviving Soul diceritakan ada seorang yang terkena
kanker kemudian kakinya harus diamputasi dan dia sering menulis surat
surat-surat itu dibukukan dan menjadi best seller di Amerika Serikat, dan
khan “Berkata-katalah yang baik atau diam”. Begitu pula menulis kalau kita
menulis yang baik dan bermanfaat khan bagus, bukannya menulis untuk
berghibah alias menceritakan aib orang lain salah sedikit bisa jatuh ke fitnah.
Memangnya menulis feature itu asyik dan fun? Iya! Sebelum menulis
feature itu khan kita harus mengumpulkan data dulu sebanyak-banyaknya baik
Ibaratnya menulis straight news itu adalah musik klasik sebagai dasar
bermusik (musik baku) dan menulis feature adalah musik jazz yang penuh
dengan improvisasi. Kalau dalam sepak bola menulis straight news adalah
sepak bola Inggris yang to the point, kalau menulis feature itu adalah
permainan Brasil yang penuh improvisasi dan jogo bonito (sepak bola indah)
berimprovisasi tentu saja kita harus menguasai yang baku terlebih dahulu.
Untuk menulis feature, sebelumnya kita harus mengumpulkan data dan fakta
sebanyak mungkin tentang yang akan kita tulis. Pengalaman saya dalam
menulis feature kalau kita menguasai yang bakunya yaitu fakta sebanyak-
banyaknya maka kita bebas memilih-milih dan memilah-milah fakta mana yang
akan kita ambil untuk feature yaitu terutama yang unik dan mengandung
human interest. Ketika saya saya akan menulis di Hidayatullah tentang K.H.
Abdullah Syafi’I, saya menulis dalam waktu hanya setengah jam. Karena riset
di lapangan sudah saya lakukan selama 3 hari dan fakta di kepala saya sudah
banyak karena ketika kelas 2 SMP saya rajin mendengarkan radio Asy
tulisan ini dibilang bagus oleh awak redaksi Hidayatullah. Ketika saya hendak
menulis tentang Ki Hajar Dewantara saya cukup mudah juga karena saya
mempunyai banyak buku tentangnya dan langsung saya pilih Kesulitan timbul
Hajar banyak kisah menarik misalnya ketika dia di Belanda dia sering masak
jeroan kambing dan tetelan dan orang Belanda merasa kasihan karena di sana
makanan seperti itu adalah makanan anjing. Untuk Cipto juga banyak kisah
adalah orang yang ikut arus. Ketika semua orang non kooperasi dia ikutan.
Ketika trend nya adalah kooperasi dia ikut-ikutan kooperasi. Sayapun tidak
Sebenarnya apa sich feature itu? Feature adalah sebuah tulisan tentang
fakta yang cara memberitakan faktanya dengan gaya sastra baik itu gaya
cerpen, roman, novel, puisi, atau prosa liris. Di feature ini harus ada unsur
yang unik, kemudian juga ada human interest-nya. Misalnya berita tentang
tokoh baik yang sudah meninggal atau masih hidup atau peristiwa misalnya
berita tentang demam Piala Dunia di Jerusalem ternyata membuat orang
Arab dan Israel berdamai dan sama-sama menonton bola.
Sebenarnya kalau Babad Tanah Jawi itu adalah fakta ttg sejarah
Jawa, maka dia adalah feature, ternyata Babad itu bercampur antara fakta
dengan mitos. Kita sebagai muslim yakin bahwa Al Quran adalah fakta dan
gaya bahasanya sastra melebihi sastra lainnya di seluruh dunia maka Al Qur-
Sebenarnya tulisan feature di dunia modern dimulai ketika ada gerakan post
modernisme. Modernisme lebih sering menceritakan narasi besar. Sejarahpun
sejarah orang besar kata Thomas Carlyle. Lalu gerakan post modernisme lahir
dan mengkritik adanya centrum/ center/ pusat yang disebut narasi besar.
Lalu menurut post modernisme tidak ada narasi besar, tidak ada centrum,
semua sejajar. Michelle Foucault pun mulai menulis sejarah orang gila dan
sejarah sex terutama homosexual yang selama ini tidak dianggap penting.
Sejarawan lain mulai menulis sejarah petani, sejarah olah raga, sejarah local,
sejarah kota, sejarah desa, sejarah profesi, dan lain-lain.
Di dunia jurnalisme lahir New Journalism yaitu menulis berita dengan
gaya sastra. Kemudian kalau wartawan menulis berita tidak disebut menulis
berita melainkan disebut menulis cerita. Cerita yang dipilihpun bukan narasi
besar melainkan narasi kecil, dipilih yang unik dan mengandung human
interest. Sebuah buku dari Anis Abiyoso dan Ahmadun Yosi Herfanda yaitu
Teror Subuh di Kanigoro pun termasuk New Journalism dan bentuk tulisannya
adalah feature.
b. Feature peristiwa masa sekarang. Cari yang unik dan ada human
atau bahasa kasar dari para pemilik modal pers, “menjual air
tidak jadi ujian nasional karena semua seragam, uang, dan kartu
tentang TKI misalnya bisa ditulis TKI yang gagal total dan yang
kita bisa improvisasi dan menulis feature yang bagus misalnya ketika
sampai ketemu yang unik. Misalnya saya ketika menulis tentang sejarah
Konferensi Asia Afrika saya tidak menemukan yang unik akhirnya terus
gedung KAA ketika konferensi itu bocor ketika hujan dan ada panitia
dan delegasi yang melepas jasnya untuk mengepel lantai yang basah.
unik itu biasanya saya jadikan paragraph pertama. Atau kita harus
membuat tulisan dengan judul “Kursi RI untuk Apa Jendral?” dan ini
banyak dipuji oleh pakar komunikasi. Atau misalnya dalam proses ketika
saya menulis tentang satu tahun ulang tahun KAMMI, saya menulis
KAMMI….” Lalu diubah lagi dan inilah yang muncul di Tabloid Aliansi
yaitu “Hulu Ledak gerakan reformasi yaitu KAMMI..” dan lead tulisan
saya ternyata menjadi bagus. Untuk Newspeg misalnya teman saya
tidak actual. Ketika itu ada peristiwa pembebasan tapol PKI yaitu
4. Mulailah menulis dengan kunci 3 hal yaitu: tulis, tulis, dan tulis.
LAMPIRAN
Contoh Tulisan Feature
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Dmaestro Edisi Oktober 2004
Haji Agus Salim: Guru para pemuda, ulama, dan diplomat Indonesia
Membicarakan Haji Agus Salim sangat aktual bulan Oktober ini. Dia
lahir bulan Oktober, dia gurunya para pemuda di Jong Islamieten Bond yang
ikut Sumpah Pemuda bulan Oktober 1928, bulan Oktober tahun ini juga
dimulai bulan Ramadhan dan Agus Salim adalah seorang ulama dan guru para
ulama di Indonesia. Dua bulan yang lalu (Agustus 2004) juga baru terbit buku
Amerika Serikat”. Buku itu diterbitkan oleh Pusat Kajian Indonesia di Cornell
University Amerika Serikat. Bulan Oktober ini juga kita akan mengetahui
siapa pemimpin Republik Indonesia, teladan kepemimpinan juga bias kita ambil
dari Agus Salim yang tidak mementingkan golongannya. And The Story Begin:
Dalam sebuah rapat umum ada suara mengembik dari massa yang salah
mengejeknya).
pembicaraan.
Agus Salim menjawab dgn cerdas, “Bagi saya sungguh suatu hal yang
ini untuk mendengarkan pidato saya. Hanya saying sekali bahwa mereka
kurang mengerti bahasa manusia sehingga mereka menyela dengan cara yang
ke luar untuk sekadar makan rumput di lapangan. Sesudah pidato saya ini,
masuk kembali dan saya akan berpidato dalam bahasa kambing khusus untuk
mereka. Karena di dalam agama Islam bagi kambingpun ada amanatnya. Dan
cerdas, menguasai banyak bahasa dan gurunya para diplomat Indonesia sejak
Haji Agus Salim dikenal sebagai seorang ulama, diplomat, dan penulis
yang bebas mendengarkan suara hati nuraninya, baik dalam kiprah politiknya
kemajuan. Hal ini terlihat ketika ia membuka tabir pemisah dalam pengajian
yang memisahkan laki-laki dan perempuan. Ia ingin wanita dan laki-laki setara
resmi ataupun agama yang mendominasi bangsa Indonesia. Ini terlihat ketika
pemeluk-pemeluknya”.
adalah fakta bahwa ketika usia 41 tahun (yaitu tahun 1925) Haji Agus Salim
(Ada juga yang bergabung dalam PSI yaitu Mr. Hamid Algadri). Para
Natsir, Buya Hamka, A.R. Baswedan. Buya Hamka nantinya menjadi guru Cak
Nur, Azyumardi Azra, Ruydi Hamka, dan Fachry Ali. Mohammad Natsir
menjadi guru Cak Nur, Yusril Ihza Mahendra, Amien Rais, Didin Hafiduddin,
Imaduddin Abdul Rahim, dan Deliar Noer. Mohammad Roem menjadi guru Cak
Nur dan Adi Sasono. Jadi Agus Salim menjadi akar iilmuwan, pemikir,
28 Oktober 1928.
Agus Salim selain menjadi menteri luar negeri setelah Indonesia
merdeka ia juga menjadi penasehat semua Menteri luar negeri sampai akhir
Hatta, Ahmad Soebardjo, dan lain-lain. Jadi ia bukan saja guru intelektual
Muslim Indonesia tetapi juga guru para diplomat Indonesia dan peletak dasar
kesebelas anaknya tidak ada yang menempuh pendidikan sekolah kecuali yang
bungsu, itupun setelah Indonesia merdeka dan langsung masuk SMP tidak
sekolah SD. Tetapi kecerdasan semua anaknya itu dikagumi dan diakui
walaupun mereka tidak sekolah. Agus Salim mendidik sendiri semua anaknya
itu.
Agus Salim yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 di Kota Gadang,
Bukit Tinggi Sumatra Barat dan keturunan jaksa wilayah ini memang seorang
yang cerdas. Mungkin ada faktor genetik juga dari ayahnya yang jaksa dan
menjadi lulusan HBS terbaik di seluruh Indonesia. Hal ini menyebabkan R.A.
untuk dirinya (tetapi dihalangi orangtua Kartini) agar diberikan kepada Agus
Tapi memang di balik semua musibah ada hikmah. Haji Agus Salim di
Amerika Serikat.
Belanda, Inggris, Arab, Perancis, Jerman, Turki, dan Jepang. Wajar saja
tokoh yang luar biasa. Akankah Indonesia melahirkan orang besar seperti ini
(Agung Pribadi)