Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam I
oleh
1. Alfian ikhsan 0901050107
2. Arif Budi Setyawan 0601050005
3. Anggun Wardoyo 0901050021
4. Arifin lukmana 0901050043
5. Azhar Firdaus 0901050070
6. Fahmi Idrus 0901050031
7. Kuat Priyadi 0901050027
8. Mushthofa luthfi 0901050099
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Ibadah dan Ruang Lingkupnya”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Studi Islam I yang diampu oleh bpk. Ibnu Hasan S. Ag, M.Si.
Pada kesempatan ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini baik secara moril maupun materil. Tidak lupa
kami sampaikan ucapan terima kasih kepada bpk. Ibnu Hasan, S.Ag, M.Si selaku Dosen Mata
Kuliah Studi Islam I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
makalah ini. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
ide serta bantuan kepada kami.
Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi khasanah ilmu pen getahuan bagi kita
semua.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pengertian dan Arti Ibadah...............................................................................3
B. Macam-Macam Ibadah ....................................................................................6
C. Prinsip-Prinsip Ibadah.......................................................................................10
D. Seputar Bid’ah didalam Ibadah.......................................................................
BAB II PENUTUP............................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti firman Allah pada QS. Adzariat 56 yang menyebutkan bahwa tugas
manusia adalah beribadah, maka sudah selayakknya kita asbertekat untuk selalu
beribadah dengan sebenar-benarnya yaitu ibadah yang dilandasi dengan iman.
Ibadah menurut sebagian orang diartikan sebagai keharusan atau kewajiban,
namun pokok dari ibadah adalah bentuk penghambaan yang merupakan kebutuhan
bukan suatu aturan yang bersifat mengekang. Ibadah merupakan suatu yang dicintai
dan diridhoi-Nya.
Ketika manusia hendak beribadah, seharusnya mengetahui dengan benar
esensi, sumber dan tatacaranya sehingga tidak memunculkan sesuatu yang disebut
bid’ah.
B. Rumusan Masalah
"Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha
Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." [Adz-Dazariyat : 56-
58]
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia
adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala . Dan
Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang
membutuhkannya; karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka
menyembahNya sesuai dengan aturan syari'atNya. Maka siapa yang menolak
beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembahNya tetapi
dengan selain apa yang disyari'at-kanNya maka ia adalah mubtadi' (pelaku bid'ah).
Dan siapa yang hanya menyembahNya dan dengan syari'atNya, maka dia adalah muk-
min muwahhid (yang mengesakan Allah).
b. Khauf (takut)
“KARENA ITU JANGANLAH KAMU TAKUT KEPADA MEREKA, TETAPI
TAKUTLAH KEPADA-KU, JIKA KAMU BENAR-BENAR ORANG YANG
BERIMAN.チH (QS. ALI IMRAN: 175).
c. Rajaf (pengharapan)
“UNTUK ITU, BARANGSIAPA MENGHARAP PERJUMPAAN DENGAN
TUHANNYA, MAKA HENDAKLAH IA MENGERJAKAN AMAL YANG SHALEH
DAN JANGANLAH IA MEMPERSEKUTUKAN SEORANGPUN DALAM
BERIBADAH KEPADA TUHANNYA.チH (QS. AL-KAHFI: 110).
i. Nadzar
“MEREKA MENUNAIKAN NADZAR DAN TAKUT AKAN SUATU HARI YANG
AZABNYA MERATA DI MANA-MANA.” (QS. AL-INSAN: 7).
Ketiga prinsip ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam
pondasi ibadah dan tidak boleh dikatakan ibadah jika hanya mengambil salah satunya.
Ada beberapa pendapat ulama yang mengatakan bahwa:
1) Barang siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan cinta maka dia
adalah zindiq ( orang yang menyembunyikan kekafiran ), pengakuan cinta
kepada Allah tanpa ada rasa hina, takut, mengharap dan tunduk kepada
Allah, adalah pengakuan dusta.
2) Barang siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa takut maka
dia adalah harury ( kawarij, yang menganggap setiap orang berdosa besar
telah kafir ), karena orang yang hanya mempunyai rasa takut saja, jika terus
dalam keadaan seperti itu, akan selalu berburuk sangka kepada Allah dan
berputus asa dari rahmat-Nya.
3) Barang siapa yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa Raja' maka
dia adalah murji' ( orang yang menganggap amal shalih tidak berpengaruh
terhadap imannya, selama masih ada iman dalam hatinya ). karena orang
yang hanya memiliki sikap Raja' saja, jika terus dalam keadaan demikian,
maka orang tersebut akan berani malakukan maksiat dan merasa aman dari
makar Allah.
Oleh karena itu wajib bagi kita untuk menggabungkan dan tidak
memisahkan salah satunya dari prinsip ibadah kepada Allah agar ibadah kita
diterima oleh Allah selain syarat ibadah yang ditentukan Nya yaitu ikhlas dan
mutaba'ah ( mengikuti contoh dan perintah Rasulullah Shalallahu'alahi
wasallam ). ( Artikel Rambu-Rambu ibadah kita, www.salafy.or.id )
Ibadah adalah perkara tauqifiyah . Artinya tidak ada suatu bentuk ibadah pun yang
disyari'atkan kecuali berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Apa yang tidak
disyari'atkan berarti bid'ah mardudah (bid'ah yang ditolak), sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya : Barangsiapa melaksanakan suatu amalan tidak atas perintah kami, maka ia
ditolak." [Hadits Riwayat. Al-Bukhari dan Muslim]
Maksudnya, amalnya ditolak dan tidak diterima, bahkan ia ber-dosa karenanya, sebab
amal tersebut adalah maksiat, bukan ta'at. Ke-mudian manhaj yang benar dalam
pelaksanaan ibadah yang di-syari'atkan adalah sikap pertengahan. Antara meremehkan
dan malas dengan sikap ekstrim serta melampaui batas. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman kepada NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Artinya : Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana di-perintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat be-serta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas." [Hud : 112]
Ayat Al-Qur'an ini adalah garis petunjuk bagi langkah manhaj yang benar dalam
pelaksanaan ibadah. Yaitu dengan ber-istiqamah dalam melaksanakan ibadah pada
jalan tengah, tidak kurang atau le-bih, sesuai dengan petunjuk syari'at (sebagaimana
yang diperintahkan padamu). Kemudian Dia menegaskan lagi dengan firmanNya:
"Dan janganlah kamu melampaui batas."
Tughyan adalah melampaui batas dengan bersikap terlalu keras dan memaksakan
kehendak serta mengada-ada. Ia lebih dikenal dengan ghuluw.
Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengetahui bahwa tiga orang dari
sahabatnya melakukan ghuluw dalam ibadah, di mana seorang dari mereka berkata,
"Saya puasa terus dan tidak berbuka", dan yang kedua berkata, "Saya shalat terus dan
tidak tidur", lalu yang ketiga berkata, "Saya tidak menikahi wanita". Maka beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Adapun saya, maka saya berpuasa dan berbuka, saya shalat dan tidur, dan
saya menikahi perempuan. Maka barangsiapa tidak menyukai jejakku maka dia bukan
dari (bagian atau golongan)-ku." [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
1. Golongan Pertama
2.Golongan Kedua
Para shahabat bertanya : "Siapa golongan yang satu itu wahai Rasulullah ?.
Beliau menjawab : "Mereka yang berpegang dengan apa yang aku berada di atasnya
pada hari ini dan juga para shahabatku".
Yang selamat dari perbuatan bid`ah ini hanyalah ahlus sunnah wal jama`ah yang
mereka itu berpegang dengan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan apa yang
dipegangi oleh para shahabat radliallahu anhum dalam perkara ushul (pokok) secara
keseluruhannya, pokok-pokok tauhid , masalah kerasulan (kenabian), takdir, masalah-
masalah iman dan selainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan, dapat kita simpulkan bahwa
ibadah merupakan suatu kebutuhan manusia bukan kewajiban yang menimbulkan
keengganan untuk melaksanakannya. Dalam melaksnakan ibadah, harus benar-
benar dipahami sehingga tidak menimbulkan bid’ah (ibadah yang tidak dilandasi
dengan ilmu dan iman).
Ibadah merupakan sesuatu yang sangat dicintai dan diridhai oleh Allah
SWT. Allah berfirman dalam surat Az-Dzariyat:56 yang artinya
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahku.”
Ini menunjukkan bahwa kita memang diperintahkan untuk beribadah sebagai
bentuk penghambaan kepadanya.
B. Saran
Ibadah merupakan tujuan akhir yang dicintai-Nya dan diridhoi-Nya
menurut syariat Islam. Sebaiknya kita sebagai hamba Allah SWT yang senantiasa
mengharapkan ridho dan rahmatNya di dunia ataupun di akhirat selalu beribadah
kepada-Nya dengan menganggap ibadah sebagai suatu kebutuhan bukan sebagai
keharusan atau kewajiban.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat perguruan Tinggi Agama Islam Depag RI.2001. Buku Teks Pendidikan
AGAMA ISLAM PADA PERGURUAN TINGGI UMUM, Jakarta : PT. Bulan
Bintang
Azhar Basyir, H. Akhmad, MA, Pendidikan Agama Islam 1(Aqidah) Perpustakaan
fakltas Hukum UII Yogyakarta, cet 3 th. 1990
www. Islamhouse.com/pengertian ibadah
www. Salafy.or.id/ibadah didalam islam
www. abumushlih.com Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
www.muslim.or.id