You are on page 1of 15

Pembangkit listrik

Pembangkit listrik adalah suatu rangkaian alat atau mesin yang merubah energi
mekanikal untuk menghasilkan energi listrik, biasanya rangkaian alat itu terdiri dari Turbin
dan Generator Listrik. Fungsi dari Turbin adalah untuk memutar Rotor dari Generator Listrik,
sehingga dari putaran Rotor itu dihasilkanlah energi listrik. Listrik yang dihasilkan dinaikkan
dulu voltasenya menjadi 150 KV s/d 500 KV melalui Trafo Step Up. Penaikan tegangan ini
berfungsi untuk mengurangi kerugian akibat hambatan pada kawat penghantar sela proses
transmisi. Dengan tegangan yang ekstra tinggi maka arus yang mengalir pada kawat
penghantar menjadi kecil.

Tegangan yang sudah dinaikkan kemudian ditransmisikan melalui jaringan Saluran


Udara Ekstra Tinggi (SUTET) ke Gardu Induk/GI, untuk diturunkan voltasenya menjadi
tegangan menengah 20 KV,kemudian tegangan menengah disalurkan melalui Jaringan
Tegangan Menengah (JTM),ke Trafo-trafo Distribusi.Di trafo-trafo distribusi voltasenya
diturunkan dari 20 KV menjadi 220 volt dari trafo-trafo distribusi disalurkan melalui Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) ke Pelanggan Listrik.
GENERATOR LISTRIK

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal
sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor
adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong
muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak
menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan
sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya.
Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh
melakui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol
tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apapun sumber energi
mekanik yang lain.

Pengembangan

Sebelum hubungan antara magnet dan listrik ditemukan, generator menggunakan prinsip
elektrostatik. Mesin Wimshurst menggunakan induksi elektrostatik atau "influence".
Generator Van de Graaff menggunakan satu dari dua mekanisme:

• Penyaluran muatan dari elektroda voltase-tinggi


• Muatan yang dibuat oleh efek triboelectric menggunakan pemisahan dua insulator

Generator elektrostatik tidak efisien dan berguna hanya untuk eksperimen saintifik yang
membutuhkan voltase tinggi.

Faraday
Cakram Faraday

Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial dihasilkan


antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Dia
membuat generator elektromagnetik pertama berdasarkan efek ini, menggunakan cakram
tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah
yang kecil. Desain alat yang dijuluki ‘cakram Faraday’ itu tidak efisien dikarenakan oleh
aliran arus listrik yang arahnya berlawanan di bagian cakram yang tidak terkena pengaruh
medan magnet. Arus yang diinduksi langsung di bawah magnet akan mengalir kembali ke
bagian cakram di luar pengaruh medan magnet. Arus balik itu membatasi tenaga yang
dialirkan ke kawat penghantar dan menginduksi panas yang dihasilkan cakram tembaga.
Generator homopolar yang dikembangkan selanjutnya menyelesaikan permasalahan ini
dengan menggunakan sejumlah magnet yang disusun mengelilingi tepi cakram untuk
mempertahankan efek medan magnet yang stabil. Kelemahan yang lain adalah amat kecilnya
tegangan listrik yang dihasilkan alat ini, dikarenakan jalur arus tunggal yang melalui fluks
magnetik.

Dinamo

Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga untuk
industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada abad 21. Dinamo
menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran mekanik menjadi listrik
arus bolak-balik.

Dinamo pertama berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte Pixii,
seorang pembuat alat Prancis. Alat ini menggunakan magnet permanen yang diputar oleh
sebuah "crank". Magnet yang berputar diletakaan sedemikian rupa sehingga kutub utara dan
selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat. Pixii menemukan bahwa
magnet yang berputar memproduksi sebuah pulsa arus di kawat setiap kali sebuah kutub
melewati "coil". Lebih jauh lagi, kutub utara dan selatan magnet menginduksi arus di arah
yang berlawanan. Dengan menambah sebuah komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-
balik menjadi arus searah.

Dinamo Gramme

Namun, kedua desain di atas menderita masalah yang sama: mereka menginduksi
"spike" arus diikuti tanpa arus sama sekali. Antonio Pacinotti, seorang ilmuwan Italia,
memperbaikinya dengan mengganti "coil" berputar dengan yang "toroidal", yang dia ciptakan
dengan mebungkus cincin besi. Ini berarti bahwa sebagian dari "coil" terus melewati magnet,
membuat arus menjadi lancar. Zénobe Gramme menciptakan kembali desain ini beberapa
tahun kemudian ketika mendesain pembangkit listrik komersial untuk pertama kalinya, di
Paris pada 1870-an. Desainnya sekarang dikenal dengan nama dinamo Gramme. Beberapa
versi dan peningkatan lain telah dibuat, tetapi konsep dasar dari memutar loop kawat yang tak
pernah habis tetap berada di hati semua dinamo modern.

Prinsip Kerja Generator sinkron

Setelah kita membahas di sini mengenai konstruksi dari suatu generator sinkron, maka
artikel kali ini akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang
akan menjadi kerangka bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron dalam
kondisi berbeban, tanpa beban, menentukan reaktansi dan resistansi dengan melakukan
percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan hubung-singkat dan percobaan resistansi
jangkar.

Seperti telah dijelaskan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa kecepatan rotor dan
frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron berbanding lurus.
Gambar 1 akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub,
dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu
penghantar a dan a’.

Untuk dapat lebih mudah memahami, silahkan lihat animasi prinsip kerja generator, di sini.

Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.


Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “Lilitan terpusat”, dalam generator
sebenarnya terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada
masing-masing alur stator dan disebut “Lilitan terdistribusi”. Diasumsikan rotor berputar
searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor
dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz).

Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f =
60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar
pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang
kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2
siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi
dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan:

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah
sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada
kumparan a – a’, b – b’ dan c – c’ pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan
gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan
seimbang besarnya fluksi sesaat :

ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )

Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub

Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar-
besarnya fluks total adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)

Dengan memakai transformasi trigonometri dari :

Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),

maka dari persamaan diatas diperoleh :

ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin
(ωt – φ) +½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)

Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber .

Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :

E maks = Bm. ℓ. ω r Volt

dimana :

Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)


ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter)

anda dapat juga membaca artikel yang terkait dengan bahasan kali ini, di:

- elektromekanis dalam sistem tenaga-1, di sini.


- elektromekanis dalam sistem tenaga-2, di sini.

Generator Tanpa Beban

Apabila sebuah mesin sinkron difungsikan sebagai generator dengan diputar pada kecepatan
sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka pada kumparan jangkar stator akan
diinduksikan tegangan tanpa beban (Eo), yaitu sebesar:

Eo = 4,44 .Kd. Kp. f. φm. T Volt


Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, sehingga tidak terdapat
pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Bila besarnya arus
medan dinaikkan, maka tegangan keluaran juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh),
seperti diperlihatkan pada gambar 3. Kondisi generator tanpa beban bisa digambarkan
rangkaian ekuivalennya seperti diperlihatkan pada gambar 3b.

Gambar 3a dan 3b. Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban

Generator Berbeban

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan
berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:
• Resistansi jangkar Ra
• Reaktansi bocor jangkar Xl
• Reaksi Jangkar Xa

a. Resistansi Jangkar
Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan
jatuh/fasa) dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

b. Reaktansi Bocor Jangkar


Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas
pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor.

c. Reaksi Jangkar
Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan
menimbulkan fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan pada
kumparan medan rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan sebesar :

Interaksi antara kedua fluksi ini disebut sebagai reaksi jangkar, seperti diperlihatkan pada
Gambar 4. yang mengilustrasikan kondisi reaksi jangkar untuk jenis beban yang berbeda-
beda.

Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d. Kondisi Reaksi Jangkar.

Gambar 4a , memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani tahanan (resistif)
sehingga arus jangkar Ia sefasa dengan GGL Eb dan ΦA akan tegak lurus terhadap ΦF.

Gambar 4b, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat generator dibebani kapasitif ,
sehingga arus jangkar Ia mendahului ggl Eb sebesar θ dan ΦA terbelakang terhadap ΦF
dengan sudut (90 -θ).

Gambar 4c, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat dibebani kapasitif murni yang
mengakibatkan arus jangkar Ia mendahului GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan memperkuat
ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.
Gambar 4d, memperlihatkan kondisi reaksi jangkar saat arus diberi beban induktif murni
sehingga mengakibatkan arus jangkar Ia terbelakang dari GGL Eb sebesar 90° dan ΦA akan
memperlemah ΦF yang berpengaruh terhadap pemagnetan.

Jumlah dari reaktansi bocor XL dan reaktansi jangkar Xa biasa disebut reaktansi Sinkron Xs.

Vektor diagram untuk beban yang bersifat Induktif, resistif murni, dan kapasitif diperlihatkan
pada Gambar 5a, 5b dan 5c.
Gambar 5a, 5b dan 5c. Vektor Diagram dari Beban Generator

Berdasarkan gambar diatas, maka bisa ditentukan besarnya tegangan jatuh yang terjadi,
yaitu :

Total Tegangan Jatuh pada Beban:

= I.Ra + j (I.Xa + I.XL)


= I {Ra + j (Xs + XL)}

= I {Ra + j (Xs)}

= I.Zs

Menentukan Resistansi dan Reaktansi

Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus dilakukan
percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:

• Test Tanpa beban ( Beban Nol )


• Test Hubung Singkat.
• Test Resistansi Jangkar.

Test Tanpa Beban

Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan Sinkron dengan rangkaian jangkar terbuka
(tanpa beban) seperti diperlihatkan pada Gambar 6. Percobaan dilakukan dengan cara
mengatur arus medan (If) dari nol sampai rating tegangan output terminal tercapai.

Gambar 6. Rangkaian Test Generator Tanpa Beban.

Test Hubung Singkat

Untuk melakukan test ini terminal generator dihubung singkat, dan dengan Ampermeter
diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut (Gambar 7). Arus medan
dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum. Selama proses test arus
If dan arus hubung singkat Ihs dicatat.

Gambar 7. Rangkaian Test Generator di Hubung Singkat.

Dari hasil kedua test diatas, maka dapat digambar dalam bentuk kurva karakteristik seperti
diperlihatkan pada gambar 8.

Gambar 8. Kurva Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah Generator.

Impedansi Sinkron dicari berdasarkan hasil test, adalah:

, If = konstatn

Test Resistansi Jangkar

Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output sehingga
dua fasa terhubung secara seri, Gambar 9. Resistansi per fasa adalah setengahnya dari yang
diukur.
Gambar 9. Pengukuran Resistansi DC.

Dalam kenyataannya nilai resistansi dikalikan dengan suatu faktor untuk menentukan nilai
resistansi AC efektif , eff R . Faktor ini tergantung pada bentuk dan ukuran alur, ukuran
penghantar jangkar, dan konstruksi kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 s/d 1,6 .

Bila nilai Ra telah diketahui, nilai Xs bisa ditentukan berdasarkan persamaan:


Generator memasok listrik yang rodanya berputar akibat tekanan ban ke sebuah
papan .listrik dari generator disimpan dalam sebuah aki yang menjadi sumber snergi lalu lintas
-Generator
_Papan ditanam dibawah jalan
-Pegas ditanam dibawah jalan

Ketika aliran listrik padam ,lampu pengatur lalu lintas ikut padam .Akibatnya ,arus lalu
lintas aka kacau.

Dalam rancangan kali ini putaran roda gila ditransmisika untuk menghasilka listrik
yang dibangkitkan oleh generator guna menyalaka traffic light,.Dengan demikian polisi tidur
yang digunakan bisa berfungsi lebih maksimal.Tidak hanya memberikan peringatan tetapi
juga menghasilkan energi.

You might also like