You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

PENGHITUNGAN KUANTITAS MIKROBA: HITUNG CAWAN (TPC)


DAN BIOMASSA (METODE TURBIDIMETRIK)

Pelaksanaan Praktikum : September 2010

Dosen Pembimbing :
1. Dr. Ni’matuzahroh
2. Fatimah, S.Si, M.Kes
3. Nita Citrasari, S.Si., M. T.

Oleh :
1. Ati Maulin (080911001)
2. Febri Eko W. (080911010)
3. Zefanya Hesa S. L. (080911024)
4. Nuril Ayu A. (080911039)
5. Nazar Fahmi A.S. (080911048)

DEPARTEMEN BIOLOGI
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2010
BAB I

1.1 TUJUAN
1. Mengetahui jenis dan menguasai cara-cara pembuatan media
pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui dan menguasai teknik pemindahan mikroba dengan cara
aseptik.

BAB II

2.1 DASAR TEORI


2.1.1 Pembuatan media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran unsur zat
hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan dan pertumbuhan
mikroba. Media digolongkan menjadi:
1. Berdasarkan bentuknya, terdiri dari media padat, media
semi padat, dan media cair.
2. Berdasarkan susunan kimia, terdiri dari:
a. Media sintetik/media siap saji, adalah media yang dibuat
dari bahan-bahan yang diketahui dengan pasti yang
biasanya banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik.
b. Media non sintetik/media alami, adalah media yang
dibuat dari bahan-bahan alami yang susunan kimianya
tidak diketahui dengan pasti.
c. Media semi-sintetik adalah media yang tersusun oleh
campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan sintetis.
3. Berdasarkan fungsi, terdiri dari media penguji, media
diperkaya, media selektif, media diferensial, media untuk
menghitung mikroba dan media khusus.
Adapula persyaratan tertentu bagi media, agar mikroorganisme
dapat tumbuh dan berkembangbiak di dalam media tersebut,
yaitu:
a. Dalam keadaan steril, artinya sebelum diinokulasi
mikroorganisme tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme lain yang
tidak diinginkan.
b. Harus mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
c. Mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme.
Pada dasarnya semua media kultur adalah cair, semisolid, dan
solid. Medium yang cair dan tidak mengandung agen solid
disebut medium cair (medium broth). Medium cair yang ditambah
dengan agen solid yang disebut agar menghasilkan medium solid
atau semisolid. Agar merupakan ekstrak dari rumput laut yang
merupakan karbohidrat kompleks yang penyusun utamanya yaitu
galaktosa dan tidak mengandung nutrisi.
Medium solid membutuhkan agar sekitar 1,5 hingga 1.8%.
Sedangkan konsentrasi kurang 1% dari tersebut akan menjadi
menjadi semisolid. Agar bertindak sebagai agen pemadat yang
sangat baik karena pada suhu 1000C berupa larutan sedangkan
pada suhu 400C memadat.
Oleh karena itu organisme terutama yang patogen dapat
dikultivasi pada temperatur 37,50C atau sedikit lebih tinggi tanpa
rasa kuatir medium akan meleleh. Medium solid mempunyai
keuntungan karena dapat memadat sehingga dapat ditumbuhi
mikroorganisme dengan menggunakan teknik khusus untuk
mengisolasi koloni yang berlainan. Pada saat masih cair, medium
solid dalam tabung reaksi diletakkan miring dengan sudut ±150,
sehingga saat medium mendingin dan memadat akan membentuk
agar miring (slant agar), yang berguna untuk menyimpan kultur
murni untuk keperluan subkultur. Ketika medium dalam tabung
tidak dimiringkan, saat memadat akan menjadi agar tegak (agar
deep tube), yang berfungsi untuk keperluan mempelajari
kebutuhan gas mikroorganisme. Sedangkan medium yang
diletakkan dalam dalam labu Erlenmeyer, dapat dicairkan dalam
waterbath kemudian dituang dalam cawan petri menjadi agar
cawan datar (agar plate).
2.1.2 Teknik pemindahan secara aseptik
Mikroorganisme terdapat dimana-mana, oleh karena itu
mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki dapat masuk
kedalam biakan murni melalui aliran udara, kontak tangan yang
tercemar, atau melalui tersentuhnya media atau permukaan tabung
bagian dalam oleh benda yang belum disterilkan. Biakan murni
adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies tunggal
Sehingga untuk mencegah mikroorganisme lain yang tidak
dikehendaki perlu digunakan teknik aseptik, dimana semua
peralatan maupun media pertumbuhan yang akan digunakan pada
teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik.
Beberapa metode untuk memindahkan biakan murni dari satu
wadah ke wadah yang lain secara aseptik:
a. Metode streak/gores adalah metode memindahkan
mikroorganisme dengan cara menggoreskan ujung jarum ose
loop pada permukaan media.
b. Metode spread/sebar adalah metode memindahkan
mikroorganisme dengan cara meneteskan biakan bakteri lalu
disebarkan dengan alat spread dari gelas bentuk L secara
merata.
c. Metode pour plate/cawan tuang adalah metode memindahkan
mikroorganisme dengan cara meneteskan biakan bakteri
kemudian menuangkan larutan nutrient.
BAB III

3.1 ALAT DAN BAHAN


3.1.1 Alat dan Bahan Pembuatan Media
1. Labu Erlenmayer
2. Pengaduk
3. Gelas Beaker
4. Kompor
5. Kapas
6. Aluminium foil
7. Nutrien Agar (NA) 23 gr/l
8. SDA 65 gr/l

3.1.2 Alat dan Bahan Pemindahan Mikroba Secara Aseptik


1. Bunsen
2. Jarum inokulasi loop
3. Cawan petri berisi media
4. Tabung reaksi berisi mikroba
5. Kapas
6. Alkohol
7. Korek
8. Tissue

3.2. PROSEDUR KERJA


3.2.1 Pembuatan media:
1) Pembuatan Media NA:
1) Menimbang berat media NA dengan menggunakan
timbangan analitik. Media NA yang yang diperlukan untuk
1 liter air adalah 23 gram, sehingga untuk 125 ml air
digunakan 2,875 gram media NA.
2) Memasukkan media NA pada labu Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 125 ml air.
3) Memanaskan bahan di atas kompor listrik sambil mengaduk
sehingga semua bahan terlarut sempurna.
4) Menutup rapat labu Erlenmeyer dengan menggunakan
kapas, kemudian melapisinya dengan aluminium foil.
5) Mensterilkan media dengan autoklaf pada tekanan 1 atm,
temperature 121ºC selama 15 – 20 menit.
6) Memanaskan media kembali, lalu menuangkannya pada
cawan petri secara aseptik hingga merata.
2) Pembuatan Media SDA:
a) Menimbang berat media SDA dengan menggunakan
timbangan analitik. Media SDA yang yang diperlukan
untuk 1 liter air adalah 65 gram, sehingga untuk 125 ml air
digunakan 8,125 gram media SDA.
b) Memasukkan media SDA pada labu Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 125 ml air.
c) Memanaskan bahan di atas kompor listrik sambil mengaduk
sehingga semua bahan terlarut sempurna.
d) Menutup rapat labu Erlenmeyer dengan menggunakan
kapas, kemudian melapisinya dengan aluminium foil.
e) Mensterilkan media dengan autoklaf pada tekanan 1 atm,
temperature 121ºC selama 15 – 20 menit.
7) Memanaskan media kembali, lalu menuangkannya pada
cawan petri secara aseptik hingga merata.
3.2.2 Pemindahan Mikroorganisme secara Aseptik dengan Metode Gores
1) Mensterilkan meja kerja dan tangan dengan menggunakan
alkohol.
2) Membagi bagian bawah cawan petri yang berisi Nutrient Agar
menjadi 4 kuadran dengan menggunakan spidol.
3) Membuka tutup cawan petri dengan mulutnya di dekat api
Bunsen.
4) Memijarkan ujung loop, lalu mendinginkannya.
5) Mengambil bakteri dengan cara memasukkan loop pada tabung
yang berisi bakteri.
6) Menggoreskan ujung loop yang berisi bakteri di atas cawan
petri dimulai dari bagian 1, dilanjutkan ke bagian 2, kemudian
bagian 3 dan yang terakhir bagian 4. Selama menggoreskan
harus hati-hati agar ujung luoop tidak keluar dari cawan petri
ataupun merusak media agar.
7) Menutup cawan petri, kemudian mengisolasi sekeliling cawan,
sehingga cawan tertutup rapat.

BAB IV

4.1. HASIL
4.1.1. Pembuatan Media NA
Setelah didiamkan selama 24 jam, pada media NA tidak
terkontaminasi dan tidak terdapat mikroba yang tumbuh. Namun,
ketika dilihat kembali pada hari ke-2, terdapat mikroba yang
tumbuh meskipun jumlahnya hanya sedikit.
4.1.2. Pembuatan Media SDA
Setelah didiamkan selama 48 jam, pada media SDA terdapat
mikroba yang tumbuh meskipun dalam jumlah sedikit.
4.1.3. Pemindahan Mikroorganisme secara Aseptik dengan Metode Gores
setelah mengambil mikroba dari tabung kemudian digoreskan pada
media agar yang sudah disediakan, ternyata mikroba tumbuh
dengan baik.

4.2. PEMBAHASAN
Jenis – jenis media tumbuh mikroba sangat banyak jenis dan bahan
dasarnya. Menurut bentuknya media dibedakan menjadi bentuk padat,
semi padat dan cair. Menurut susunannya dibedakan menjadi media alami,
sintetik, dan semisintetik. Menurut sifatnya dibedakan menjadi media
umum, pengaya, selektif, differensiasi, penguji, dan penghitungan. Pada
praktikum mikrobiologi lingkungan tanggal 29 September 2010 hanya
dilakukan pembuatan media sintetik NA dan SDA
4.2.1. Pembuatan Media NA
Pembuatan media NA harus benar – benar steril karena
media NA merupakan media yang sangat bagus bagi tumbuhnya
mikroba. Pembuatan medium NA harus mengetahui dan
menghitung berapakah perbandingan air dan serbuk NA yang
digunakan sehingga komposisi nutrient yang ada pada medium NA
sesuai dengan kebutuhan mikroba. Selain mengetahui dan
menghitung perlu juga diperhatikan sterilisasi sebelum media NA
cair dituang di dalam cawan petri. Sterilisasi NA cair perlu
dilakukan untuk menghindari adanya bakteri pada medium NA.
Sterilisasi juga perlu diperhatikan pada saat penuangan NA cair
pada cawan petri agar media benar – benar steril.
Pada pembuatan medium NA pada praktikum mikrobiologi
lingkungan medium NA yang dibuat kelompok 2 pada hari
pertama tidak terkontaminasi apapun, tetapi pada hari kedua
terdapat mikroba pada medium NA yang dibuat meskipun sedikit.
Terkontaminasinya medium NA pada cawan petri dipengaruhi
banyak factor diantaranya kurang sterilnya media pada saat
penuangan dan atau bahkan masuknya kontaminan pada saat
pengecekan hari pertama tutup cawan bergeser atau membuka
sedikit sehingga udara yang ada kontaminan dapat masuk sehingga
medium NA terkontaminasi.

4.2.2. Pembuatan Media SDA


Pembuatan media SDA sama seperti pembuatan media NA
yaitu harus benar – benar steril. Pembuatan medium SDA harus
mengetahui dan menghitung berapakah perbandingan air dan
serbuk SDA yang digunakan sehingga komposisi nutrient yang ada
pada medium SDA sesuai dengan kebutuhan mikroba. Selain
mengetahui dan menghitung perlu juga diperhatikan sterilisasi
sebelum media SDA cair dituang di dalam cawan petri. Sterilisasi
SDA cair perlu dilakukan untuk menghindari adanya bakteri pada
medium SDA. Sterilisasi juga perlu diperhatikan pada saat
penuangan SDA cair pada cawan petri agar media benar – benar
steril.
Pengecekan pembuatan media SDA dilakukan pada hari
kedua setelah praktikum mikrobiologi lingkungan dilakukan.
Setelah dilakukan pengecekkan media SDA yang dibuat
terkontaminasi oleh mikroba. Mengacu pada prosedur yang ada
seharusnya media yang dibuat tidak terkontaminasi tetapi pada
faktanya terkontaminasi. Faktor yang bias mempengaruhi yaitu saat
sterilisasi pembuatan SDA cair sebelum di tuangkan, atau saat
penuangan pada cawan petri. Terbukanya tutup labu erlenmayer
pada saat penuangan kelompok demi kelompok hal tersebut sangat
memungkinkan untuk mikroba mengkontaminasi media SDA yang
dibuat.

4.2.3. Pemindahan mikroorganisme secara aseptik mempunyai beberapa


teknik yaitu:
- teknik gores
- tektik tuang
- teknik sebar
Pada praktikum mikrobiologi lingkungan tanggal 22 September
2010 dilakukan praktikum pemindahan mikroorganisme secara
aseptik dengan teknik gores.
Teknik gores sangat membutuhkan ketelitian dalam
pelaksanaannya. Selain dalam hal menjaga kesterilan alat dan
media yang digunakan, juga harus berhati – hati ketika
menggoreskan jarum unokulasi loop pada atas media. Media yang
digunakan cukup halus sehingga harus berhati – hati untuk
mencegah rusaknya media. Kerusakan pada media akan
mengganggu pertumbuhan mikroba.
Sebelum pelakukan penggoresan pada cawan petri yang
akan digunakan terlebih dahulu menyeterilkan meja dengan alcohol
dan menyeterilkan jarum inokulasi loop dengan menggunakan
bunsen dan menunggu hingga dingin. Segala sesuatu yang
dilakukan pada pemindahan mikroba juga harus dilakukan di dekat
bunsen dengan tujuan untuk mencegah adanya mikroba lain yang
tidak diperlukan supaya tidak masuk pada cawan petri.
Penggoresan dimulai dengan menggambil mikroba yang
telah disediakan pada tabung reaksi kemudian menggoreskan pada
cawan petri yang terbuka sedikit tutupnya dengan zig zag. Kegiatan
tersebut dilakukan di dekat bunsen. Setelah selesai maka
menyeterilisasi jarum inokulasi loop dan tepian cawan petri hingga
steril.
Pada praktikum pemindahan mikroba secara aseptik media
agar yang digunakan tergores sedikit, tetapi mikroba masih tetap
dapat tumbuh pada media.

BAB V

KESIMPULAN
1. Media dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
- Berdasarkan susunan kimia
a. Media sintetik
b. Media non sintetik
- Berdasarkan konsistensinya
a. Media cair
b. Media padat
c. Media semi padat
- Berdasarkan fungsinya
a. Media diperkaya
b. Media penguji
c. Media Selektif
d. Media Khusus
e. Media diferensial
f. Media penghitungan
Pada praktikum mikrobiologi lingkungan tanggal 29 September
2010 dilakukan pembuatan media Nutrien Agar (NA) dan
Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Kesterilisasian alat dan
bahan pada pembuatan media sangat diperlukan.

2. Metode pemindahan mikroba secara aseptik, antara lain :


a. Metode streak atau gores
b. Metode spread atau sebar
c. Metode pour plate atau tuang
Untuk melakukan pemindahan mikroba secara aseptik diperlukan
ketelitian dan kehati – hatian yang tinggi dan sterilisasi yang cukup
pada alat – alat dan media yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi


Jilid 1. Jakarta: UI-Press.

Ni’matuzzharoh, dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum.


Surabaya: Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Airlangga
LAMPIRAN

Biakan mikroba

Media SDA dan NA

Metode Streak

You might also like