Professional Documents
Culture Documents
Negara
Posted on 9 November 2008 by Ruhcitra
Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi pokok
negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa dalam negara-
negara yang ada atau pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya negara,
tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan sebagainya. Ilmu Negara
menekankan hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk
umum) dan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara tidak
membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal umum itu dalam suatu negara tertentu. Maka Ilmu
Negara bernilai teoritis.
M. Solly Lubis, SH, dalam bukunya Ilmu Negara berpendapat bahwa Ilmu Negara
mempelajari negara secara umum mengenai asal-usul, wujud, lenyapnya, perkembangan dan
jenis-jenisnya. Obyek ilmu negara bersifat abstrak dan umum, tak terikat ruang, tempat,
waktu dan bersifat universal.
1. menyelidiki pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara dan Hukum Tata Negara;
dan
2. merupakan ilmu dasar bagi Hukum Tata Negara Positif (HTN hic et nunc).
Dengan kata lain, seorang yang akan mempelajari Hukum Tata Negara harus terlebih dulu
memahami Ilmu Negara, karena Ilmu Negara memberikan dasar-dasar teoritis Hukum Tata
Negara dan Hukum Tata Negara merupakan realisasi dari teori-teori Ilmu Negara.
Prof.Mr. W. Prins: Hukum Tata Negara ialah hukum yang menentukan aparatur negara
yang fundamental yang langsung berhubungan dengan setiap warga masyarakat.
Prof.Mr. C. van Vollenhoven: Hukum Tata Negara merupakan hukum tentang distribusi
kekuasaan negara.
Prof.Dr.Mr. L.J. van Apeldoorn: Hukum Tata Negara (dalam arti sempit) adalah hukum
yang menunjukkan orang yang memegang kekuasaan pemerintah dan batas-batas
kekuasaannya.
A.V. Dicey: Hukum Tata Negara ialah seluruh peraturan yang secara langsung maupun tidak
langsung mengenai pembagian kekuasaan dan pelaksana tertinggi suatu negara.
Prof.Mr. R. Djokosutono: Hukum Tata Negara ialah hukum mengenai konstitusi negara dan
konstelasi negara, dan karena itu hukum tata negara disebut juga hukum konstitusi negara
(Constitutional Law).
Maurice Duveger: Hukum Tata Negara ialah hukum yang mengatur organisasi dan tugas-
tugas politik dari suatu lembaga negara.
Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara memiliki pokok bahasan yang sama, yaitu
negara.
Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara termasuk ilmu sosial dan memiliki obyek
penelitian yang sama, yaitu manusia yang berkeinginan hidup dan berkembang dalam
tata kehidupan bernegara.
Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara memiliki dalil-dalil dan rumusan/ definisi yang
bersifat nisbi (relatif) berbeda sesuai dengan sudut pandang ahli yang
mengemukakannya.
Sifat-sifat Negara
Negara memiliki sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi kedaulatan yang dimilikinya
dan yang membedakannya dari organisasi lain yang juga memiliki kedaulatan.
1. Sifat memaksa, yang berarti bahwa negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan
kekerasaan fisik secara legal agar peraturan undang-undang ditaati sehingga
penertiban dalam masyarakat tercapai dan tindakan anarkhi dapat dicegah.
2. Sifat monopoli, yang berarti bahwa negara memegang monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama masyarakat. Dalam hal ini, negara dapat melarang suatu aliran
kepercayaan atau politik tertentu yang membahayakan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing), yang berarti bahwa
seluruh peraturan undang-undang dalam suatu negara berlaku untuk semua orang
yang terlibat di dalamnya tanpa kecuali. Apabila ada orang yang dibiarkan berada di
luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha kolektif negara ke arah tercapainya
masyarakat yang dicita-citakan akan gagal karena menjadi warga negara tidak
berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership) sebagaimana berlaku dalam
asosiasi/ organisasi lain yang keanggotaannya bersifat sukarela.