You are on page 1of 13

RODA GIGI LURUS

I. PENDAHULUAN

Roda gigi pada umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari


logam atau non logam yang bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi.
Roda gigi sangat berguna untuk memindahkan gaya dari suatu roda gigi
ke gigi yang lain. Pada umumnya roda gigi dibuat dari bahan logam untuk
memindahkan beban yang berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat
dapat digunakan roda gigi dari bahan non logam. Teknik pembuatan roda
gigi dapat dikerjakan dengan cara di cor, dikerjakan pada mesin frais, dan
hober. Transmisi yang berubah – ubah berangsur-angsur juga dapat
diperoleh menggunakan roda-roda gigi. Salah satu maksud tersebut
adalah dipergunakan pada perkakas pemindah kecepatan, dan merubah
beban yang berat menjadi seringan mungkin. Roda gigi dipergunakan
pada kendaraan atau mesin yang memiliki gerakan putar.

Secara umum fungsi roda gigi yaitu untuk meneruskan gaya dari
poros penggerak ke poros yang digerakkan, mengubah putaran tinggi ke
putaran rendah atau sebaliknya, dapat juga memindahkan cairan dari
suatu tempat ke tempat yang lain, seperti yang digunakan pada pompa
roda gigi. Roda gigi dikelompokan menjadi tiga kelompok, sesuai
kedudukan yang diambil oleh poros yang dipergunakan dalam industri,
yaitu posisi poros yang satu terhadap poros yang lain.

1. Poros sejajar satu sama lain. Roda gigi yang dipergunakan bentuk
dasarnya adalah dua buah silinder yang saling bersinggungan
menurut sebuah garis lukis.
2. Poros saling memotong. Roda gigi yang dipergunakan adalah roda
gigi kerucut dengan puncak gabungan yang saling menyinggung
menurut sebuah garis lukis.
3. Poros saling menyilang, gigi yang dipergunakan berbentuk roda ulir.

Jenis roda gigi menurut bentuk gigi.

Berdasarkan dari bentuk giginya roda gigi yang dibahas pada bahasan ini
adalah roda gigi lurus. Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar
dengan jalur gigi yang sejajar dengan poros, pada roda gigi jenis ini
pemotongan giginya searah dengan poros gigi. Untuk permukaan
memanjang pemotongan giginya kadang-kadang dilakukan dengan arah
membentuk sudut terhadap batang gigi rack.
II. METODE DESIGN / PENGHITUNGAN

Pemakaian Nama Nama dan Pengertiannya

Pada gambar profil gigi, gambar 2, terdapat nama bagian gigi yang
penting yang harus diketahui.

1. Lingkaran puncak, adalah lingkaran yang melalui puncak roda


gigi. Diameter lingkaran puncak ini dinyatakan dengan Dk.

2. Lingkaran alas, adalah lingkaran pada alas roda gigi. Diameter


dari lingkaran ini dinyatakan dengan Dv.

3. Lingkaran jarak, dua roda yang kerja sama dinamakan lingkaran-


lingkaran khayal yang bersinggungan dengan kecepatan keliling
yang sama. Diameter lingkaran jarak dinyatakan dengan huruf D.
Garis sumbu melalui titik-titik tengah dari roda disebut juga pusat
lingkaran.

4. Jumlah gigi dari suatu roda gigi dinyatakan dengan huruf z, jumlah
putaran tiap-tiap menit dengan n.

5. Angka transmisi i adalah perbandingan jumlah putaran roda gigi


yang berputar dan yang diputar.

(1)
6. Jarak antara t adalah jarak dua gigi berturut-turut, diukur pada
lingkaran jarak. Jadi, jarak antara ialah busur A-C. Jarak antara
adalah juga sama dengan lebar lekuk+ tebal gigi, diukur pada
lingkaran jarak. Lebar lekuk ialah busur A-B, tebal gigi ialah busur
B-C.

7. Jari kutub m adalah bilangan yang diperbanyak dengan


menghasilkan jarak antara gigi-gigi.

(2)

Banyaknya gigi-gigi kali jarak antara adalah sama dengan keliling


lingkaran jarak :

(3)

Oleh karena itu , dapat juga ditulis :

(4)

Jadi,

(5)

8. Tinggi puncak Hk, adalah jarak dari lingkaran puncak sampai


lingkaran jarak.

(6)

9. Tinggi alas Hv, adalah jarak dari lingkaran – jarak sampai lingkaran
– alas.

(7)

10. Puncak gigi ialah bagian gigi diatas lingkaran jarak.

11. Alas gigi ialah bagian gigi antara lingkaran jarak dan lingkaran
alas.

12. Profil gigi ialah bentuk penampang lintang tegak lurus dari gigi.

Perbandingan Putaran Dan Roda Gigi

Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan pada


poros penggerak dan (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter
lingkaran jarak bagi (pitch diameter) , dan
adalah modul ( Daftar Modul Standar JIS B 1701 – 1973 ), maka
perbanddingan putaran adalah :

(8)

Harga imerupakan perbandinganantara jumlah gigi pada roda gigi


dan pada pinion yang disebut sebagai perbandingan roda gigi atau
perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi.
Roda gigi biasanya dipakai untuk reduksi ( u < 1 atau i > 1 ), tetapi
adakalanya juga bisa dipakai untuk menaikkan putaran ( u > 1 atau i <
1 ). Jarak sumbu poros a (mm) dan diameter pitch bagi dan (mm)
dapat dinyatakan sebagai berikut :

(9)

Profil batang gigi standar memiliki tebal gigi (mm). Sudut tekan
, tinggi kepala gigi (addendum) :

(mm) (10)

Dan tinggi kaki gigi (deddendum) :

(mm) (11)

Dimana k adalah faktor tinggi kepala yang besarnya = 1 dan


adakalanya = 0,8 , 1,2 , dst, kelonggaran puncak (clearance)
(mm), berharga = 0,25 x modul atau lebih. Batang gigi yang
mempunyai tinggi kepala dan tinggi kaki
Agar profil pahat dapat memotong kelonggaran
puncak, harus dipertinggi dengan dibandingkan dengan
batang gigi dasarnya. Dengan demikian tinggi kepala pahat menjadi
(12)

Roda gigi yang disebut roda gigi lurus standar dibentuk pada posisi
dimana lingkaran jarak bagi yang berdiameter menggelinding
tanpa slip pada garis datum batang gigi dasar.
III. CONTOH KASUS

Perencanaan roda gigi lurus sebagai berikut

Kemudian dibuat flow chart untuk merencanakan roda gigi lurus


standar
FLOWCHART PERENCANAAN RODA GIGI
LURUS

START b a

Daya yang akan


ditransmisikan P (kW) 13. Bahan masing-
Putaran poros (rpm) masing gigi, perlakuan
Perbandingan reduksi panas
Jarak sumbu poros (mm) Kekuatan tarik (
Kekerasan permukaan
gigi

Faktor koreksi
14. Tegangan lentur yang diizinkan ,
()
3. Daya Rencana (kW) Faktor tegangan kontak

4. Diameter sementara lingkaran 15. Beban lentur yang diizinkan


jarak bagi , (mm) persatuan lebar (kg/mm)
Beban permukaan yang diizinkan
persatuan lebar (kg/mm)
5. Modul pahat Harga minimum
Sudut tekanan pahat (kg/mm)

16. Lebar sisi

6. Jumlah gigi ,
Perbandingan gigi
17. Bahan poros dan
7. Diameter lingkaran jarak bagi perlakuan panasnya
( roda gigi standar ) , (mm) Bahan pasak dan
perlakuan panasnya
Jarak sumbu poros (mm)

8. Kelonggaran sisi
18. Perhitungan diameter poros
(mm)
(mm)
Kelonggaran puncak
Penentuan pasak dan alur pasak
(mm)
(mm)
9. Diameter kepala , (mm) Tebal antara dasar alur pasak dan
Diameter kaki , (mm) dasar kaki
Kedalaman pemotongan (mm)

10. Faktor bentuk gigi,Y2


T

11. Kecepatan keliling (m/s)


Gaya tangensial (kg)

12. Faktor dinamis Y

a
c

20. Modul pahat


Sudut tekanan pahat
Jumlah gigi ,
Jarak sumbu poros (mm)
Diameter kepala , (mm)
. Lebar sisi
Bahan roda gigi dan perlakuan panasnya
Bahan poros dan perlakuan panasnya
Diameter poros (mm)

STOP

END

DAFTAR TABEL UNTUK RODA GIGI

TABEL HARGA MODUL STANDAR (JIS B 1701 – 1973)


TABEL PERHITUNGAN KELONGGARAN BELAKANG GIGI

TABEL FAKTOR BENTUK GIGI


TABEL FAKTOR DINAMIS

TABEL TEGANGAN LENTUR YANG DIIZINKAN PADA BAHAN RODA GIGI


TABEL FAKTOR TEGANGAN KONTAK PADA BAHAN RODA GIGI
TABEL HARGA K STANDAR RODA GIGI LURUS

TABEL KAPASITAS BEBAN RODA GIGI


TABEL BEBAN, BAHAN, DAN CARA PERLAKUAN PANAS BAHAN RODA GIGI

You might also like