You are on page 1of 6

Aktivitas sintesis protein menurut ilmu biologi molekuler modern adalah mekanisme yang dikodekan oleh

informasi genetik dalam DNA yang dapat diekspresikan dalam bentuk protein struktural dan protein katalitik yang
akan memainkan peranan penting dalam pertumbuhan, diferensiasi dan fungsi dari seluruh sel hidup.
Protein adalah molekul makro yang berperan dalam hampir semua fungsi sel yaitu: sebagai bahan pembangun
struktur sel dan membentuk enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia di dalam sel; meregulasi
ekspresi gen, memungkinkan sel untuk bergerak dan berkomunikasi antar sel.
Proses sintesis protein secara umum terbagi atas proses transkripsi dan translasi. DNA yang merupakan media
untuk proses transkripsi suatu gen berada di dalam kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang
proses transkripsi berjalan, biasanya didahului oleh adanya signal dari luar yang menandakan akan adanya
kebutuhan suatu protein untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel
maupun jaringan. Kemudian RNA polymerase II akan mendatangi daerah regulator element dari gen yang akan
ditranskripsi. Kemudian RNA polymerase ini akan menempel (binding) di daerah promoter spesifik dari gene
yang akan disintesis proteinnya, daerah promoter ini merupakan daerah consesus sequences, pada urutan -10
dan -35 dari titik inisiasi (+1) yang mengandung urutan TATA-Box sebagai basal promoter. Setelah itu,
polimerase ini akan membuka titik inisiasi (kodon ATG) dari gene tersebut dan mengkopi semua informasi
secara utuh baik daerah exon maupun intron, dalam bentuk molekul immature mRNA (messenger RNA ).
Kemudian immature mRNA ini diolah pada proses splicingdengan menggunakan small nuclear RNA (snRNA)
complex yang akan memotong hanya daerah intron, dan semua exon akan disambungkan menjadi satu urutan
gen utuh tanpa non-coding area dan disebut sebagai mature mRNA (Gambar 2).

Gambar 2. Proses splicing dari pematangan mRNA.


Pada tahap berikutnya, mRNA ini diproses lebih lanjut pada proses translasi di dalam ribosom, dalam tiga
tahapan pokok yaitu inisiasi sebagai mengawali sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasi sebagai
asam amino methionine. Proses ini berlangsung dengan bantuan initiation factor (IF-1, IF-2 dan IF3) dan
enzim tRNA-methionine synthethase (pada bakteri diawali oleh formyl methionine) sehingga tRNA dan asam
amino methionine membentuk ikatan cognate dan bergerak ke ribosom tempat sintesis protein berlangsung.
Langkah selanjutnya adalah elongasi atau pemanjangan polpeptida sesuai dengan urutan kodon yang dibawa
oleh mRNA.
Pada proses elongasi ini diperlukan elongation factor complex. Seperti juga proses inisiasi enzim tRNA-amino
acid synthethase berperan dalam pembentukan cognate antara tRNA dan asam amino lainya dari sitoplasma
yang sesuai dengan urutan kodon mRNA tersebut. Proses elongasi akan berhenti sampai kodon terminasi dan
poly-adenyl (poly-A), dan diakhiri sebagai proses terminasi yang dilakukan oleh rho-protein. Polipeptida akan
diproses sebagai molekul protein yang fungsional setelah melalui proses post translation di retikulum
endoplasmik (RE) hingga tingkat jaringan.
Secara sederhana proses sintesa protein tersebut di atas sebenarnya dapat dijelaskan sebagai berikut: di dalam
nucleus sel, gen (DNA) ditranskipsi ke dalam RNA. RNA ini kemudian menjadi subyek untuk proses modifikasi
dan mengontrol post-transkripsi, menghasilkan mRNA matang yang kemudian ditransportasikan ke luar nucleus
dan masuk ke dalam cytoplasma, dimana mRNA akan translasikan ke dalam sebuah protein. mRNA
ditranslasikan oleh ribosomes yang mengikatkan tiga-basa sebagai kodon dari mRNA ke tiga-basa antikodon
dari tRNA yang cocok. Protein yang baru disintesa kemudian dimodifikasi lagi, seperti diikatkan ke molekul
efektor sehingga menjadi aktif secara penuh.
Beberapa poin yang tidak boleh diabaikan dalam membahas sintesis protein pada serangga adalah: 1).
Serangga termasuk dalam klas hewan yang menunjukkan ragam bentuk (form) paling banyak. 2). Morfogenesis
dan reproduksi pada serangga dikontrol oleh hormone. 3). Satu ciri karakteristik dari serangga holometabola
adalah adanya perubahan bentuk dari larva menjadi dewasa pada saat metamorfosa
2. Síntesis dan penyimpanan protein dalam badan lemak
Badan lemak serangga merupakan organ utama dari proses metabolisme berbagai macam bahan biokimia dan
peranannya sangat menentukan terutama pada stadia pradewasa serangga holometabola. Oleh karena itu
komposisi kandungan badan lemak sangat tinggi dibandingkan dengan organ lainnya. Pada larva tua dari lebah
madu (honey bee) kandungan badan lemaknya mencapai 65% dari total berat tubuh, sedangkan pada
larva blow fly sekitar 50% total berat tubuh dan pada pupa Cecropis sekitar 40%nya. Selama perkembangan
larva, organ ini bertanggung jawab dalam síntesis berbagai protein hemolimfa yang utama dan pada saat yang
sama merupakan tempat penyimpanan komponen-komponen tersebut.
2.1. Protein hemolimfa
Protein yang ada dalam hemolimfa serangga disintesis di dalam badan lemak. Rata-rata síntesis protein pada
badan lemak tinggi pada awal pertumbuhan larva dan kemudian cepat menurun sejalan dengan umur larva.
Sebagai konsekuensi dari aktifnya síntesis protein dalam badan lemak selama awal stadia larva, maka total
konsentrasi protein dalam hemolimfa meningkat dengan cepat dan mencapai maksimum pada pertumbuhan
larva sempurna. Protein hemolimfa disimpan sebagai vesikel untuk transpor lipid, karbohidrat dan hormon, tetapi
mungkin juga berfungsi sebagai enzim.
Síntesis dan pelepasan spesifik protein hemolimfa oleh badan lemak dari larva yang sedang tumbuh dan
pembuangan serta penyimpanan protein-protein tersebut pada jaringan yang sama selama perkembangan lanjut
dikontrol oleh hormon.
Pembentukan butiran protein menunjukkan adanya hubungan dengan aksi ekdison. Ovari diduga juga
memproduksi hormon yang mengambil alih fungsi ekdison. Butiran protein muncul beberapa jam lebih dulu
daripada aktifnya sekresi ekdison selama perkembangan, diduga hormon ini secara tidak normal mentriger
pembentukan butiran.
Secara umum serangga memiliki ciri khas, yaitu:
1. Level asam amino tinggi di dalam darah mencapai 100-300 kali dibandingkan darah manusia,
2. Asam amino yang tinggi tersebut penting untuk osmoregulasi,
3. Beberapa asam amino berfungsi sebagai neural transmitter,
4. Detoksifikasi beberapa metabolit dapat efektif melalui interaksi dengan asam amino,
5. Beberapa asam amino berpartisipasi dalam sintesis fosfolipid,
6. Prolin sebagai sumber enerji pada saat terbang,
7. Beberapa asam amino terlibat dalam proses morfogenetik, yaitu: triptofan untuk formasi pigmen mata
dan tirosin dalam proses sklerotisasi kutikula.
2.2 Protein kuning telur (vitellogenin)
Daintara fungsi utama badan lemak pada serangga dewasa adalah melakukan proses sintesis protein kuning
telur (vitellogenin) yang akan dilepas ke dalam hemolimfa untuk diambil oleh oosit yang sedang tumbuh. Ada 2
waktu periode sintesis vitellogenin yaitu: pada akhir masa stadia pupa farat dan pada saat protein hilang akibat
perkembangan oosit.
Untuk mengaktivasi proses sintesis protein menyertakan berbagai hormon dan untuk melepasnya tergantung
pada berbagai faktor internal dan eksternal seperti status penuaan, pengambilan makanan, fotoperiod dan
kawin. Sebagai contoh pada proses pematangan telur nyamuk Aedes aegepty, produksi yolk dimulai setelah
konsumsi darah, kemudian diikuti dengan pelepasan neurosekretori dari otak yang menginduksi produksi
hormon oleh ovary. Ekdison dapat menginisiasi perkembangan ovarian A. aegeptytanpa harus mengkonsumsi
darah terlebih dahulu, hal ini dibuktikan dengan penelitian menginjeksikan β-ekdison pada imago nyamuk yang
tidak makan dan kemudian badan lemaknya dikulturkan dengan pelabelan H3-fenilalanin.
Pada periode reproduktif kondisi asam amino adalah:
- Meningkat dua hari masa kehidupan imago,
- Konsentrasinya tinggi pada imago kawin dibandingkan yang masih virjin,
- Glutamat, α-alanin, glisin dan histidin melimpah di dalam telur,
- Aktivitas protease peningkatannya lebih cepat pada betina dibandingkan pada jantan.
Daftar bacaan

Bernard JB & Allen ME. 1997. Feeding captive insectivorous animals: Nutritional aspects of insects as food.
Doctoral Dissertation, Michigan State University, East Lansing, MI.

Rockstein M. 1978. Biochemistry of insects. Academic Press. Inc. USA.


http://www.pertaniansehat.or.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=83

SUBSTANSI GENETIKA DAN SINTESIS PROTEIN

DNA
DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein.

Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu:


1. gula 5 karbon (deoksiribosa)
2. gugus fosfat
3. basa nitrogen.
Bentuk DNA adalah rantai double heliks berpilin ke kanan. Dalam DNA terdapat struktur-struktur di
atas. Namun, jika diambil 1 lempeng yang mengandung ikatan fosfat, gula dan basa nitrogen, maka
lempeng tersebut disebut nukleotida. Jika plat itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka disebut
nukleosida. Maka, DNA adalah polimer dari nukleotida.
Gula deoksiribosa pada DNA merupakan gula lima karbon yang kehilangan 1 atom oksigen. Gula
deoksiribosa memegang basa nitrogen pada atom karbon nomor 1, sedangkan atom C nomor 5
berikatan dengan gugus fosfat. Gugus fosfat ini saling berikatan dengan gugus fosfat lainnya
membentuk ikatan fosfodiester. Karena DNA merupakan rantai ganda dan atom-atom karbon
mempunyai aturan diatas untuk mengikat basa nitrogen dan gugus fosfat maka satu rantai DNA
terlihat berdiri tegak sedangkan rantai pasangannya justru terbalik. Maka pada notasi penulisan kode
genetik DNA, ditulis 5’-kode genetik-3’, sedangkan untuk rantai pasangannya justru ditulis 3’-kode
genetik-5’. Pengaturan ini disebut konfigurasi antiparalel.
Ada 4 jenis basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu adenine, thymine, cytosine dan guanine.
Berdasarkan struktur cincinnya, maka ada 2 kelompok basa nitrogen yaituu purin(adenine dan
guanine yang bercincin 2) dan pirimidin(cytosine dan thymine yang bercincin satu, pada RNA, thymin
diganti oleh uracil). Basa Purin selalu berpasangan dengan basa pirimidin melalui ikatan hidrogen.
Adenine selalu berpasangan dengan hymine melalui 2 ikatan hidrogen sedangkan cytosine
berpasangan dengan guanine melalui 3 ikatan hidrogen.

REPLIKASI DNA
Replikasi DNA berarti penggandaan. Ada 3 model replikasi DNA yaitu :
1. Model konservatif. Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa memisahkan
rantai-rantainya
2. Model semi konservatif. Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian bereplikasi
3. Model dispersig. Model ini menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi potongan-potongan yang
kemudian bereplikasi
Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model semi-konservatif.

Replikasi membutuhkan sesuatu untuk direplikasi, sesuatu yang mereplikasi dan batu bata yang
membuat replikasi. DNA parental(DNA induk) bertindak sebagai cetakan (template). Proses replikasi
terbagi atas 3 tahap:
• Inisiasi. Replikasi tidak berlangsung pada titik acak pada DNA namun berlangsung pada awal yang
disebut tempat awal replikasi. Protein inisiator menempel pada daerah tersebut kemudian berikatan
menyebatkan rantai heliks terbuka untuk menunjukkan satu rantai yang digunakan untuk membangun
rantai baru.
• Elongasi. DNA polimerase bertugas untuk memasangkan basa nitrogen baru dengan rantai DNA
lama sehingga terbentuklah rantai DNA yang baru. DNA polimerasememanmbahkan basa-basa baru
ke ujung 3 rantai yang ada, kemudian mereka mensintesis dari arah 5’ ke 3’ dengan menyediakan
rantai basa pasangan untuk cetakan. DNA polimerase juga butuh primer untuk memulai sintesis,
primer ini bisa berupa pasangan basa nitrogen tertentu (Poly A atau TATA Box) atau rantai RNA
• Terminasi. Replikasi berakhir saat DNA Polimerase mengenali daerah basa nitrogen yang diulang-
ulang, daerah ini disebut telomer.Maka terbentuklah rantai DNA yang baru.

Pada Sintesis protein, salah satu rantai DNA akan dikodekan oleh mRNA. Rantai yang dikodekan
tersebut disebut DNA Sense atau DNA template, sedangkan rantai pasangannya yang tidak dicetak
disebut DNA Antisense atau DNA Komplementer. Triplet kode-kode genetik DNA yang dikodekan
oleh mRNA disebut kodogen.

RNA
Berbeda dengan DNA, RNA merupakan rantai panjang lurus yang berfungsi dalam sintesis protein.
Terdapat 3 jenis RNA yaitu:
1. mRNA(messenger RNA atau RNA duta/RNAd), bertugas untuk mengkodekan kode genetik dari
DNA untuk sintesis protein. Terdapat di anak inti.sel. Triplet kode genetik pada mRNA disebut kodon.
2. tRNA(transfer RNA atau RNAt), bertugas untuk mencocokkan triplet yang ada pada mRNA dengan
protein yang sesuai. Terdapat di sitoplasma. Triplet kode genetik pada tRNA disebut antikodon.
3. rRNA(ribosomal RNA atau RNAr), bertugas untuk memasangkan kodon mRNA dengan antikodon
tRNA dan menggeser rantai-rantai supaya terbentuk polipeptida(protein). Terdapat di ribosom.

Struktur RNA(ribosenucleic acid) yaitu


• Gula 5 karbon ribosa
• Gugus fosfat
• Basa nitrogen yang persis sama dengan basa nitrogen DNA namun pada mRNA thymine diganti
dengan uracil.

PERSIAPAN SEBELUM SINTESIS PROTEIN


Sebelum sintesis protein dilakukan, perlulah diadakan persiapan yang menyeluruh, salah satunya
pemasangan asam amino pada salah satu ujung tRNA. 1 asam amino harus diikatkan pasada salah
satu ujung tRNA dengan antikodon yang benar, namun protein ini sesuai dengan kodon bukan
antikodon. Enzim yang melakukan proses ini adalah enzim tRNA aminoasil sintetase. Enzim ini
mengikatkan asam amino pada bagian sisi asam amino kemudian tRNA dengan antikodon spesifik
untuk asam aminonya. tRNA dan asam amino berikatan pada enzim sebelum akhirnya dilepaskan.
SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya
oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein
terdiri dari 3 tahapan besar yaitu:
1. Transkripsi. DNA membuka menjadi 2 rantai terpisah. Karena mRNA berantai tunggal, maka salah
satu rantai DNA ditranskripsi(dicopy, istilah lainnya). Rantai yang ditranskripsi dinamakan DNA sense
atau template dan kode genetik yang dikode disebut kodogen. Sedangkan yang tidak ditranskripsi
disebut DNA antisense/komplementer. RNA Polimerase membuka pilinan rantai DNA dan
memasukkan nukleotida-nukleotida untuk berpasangan dengan DNA sense sehingga terbentuklah
rantai mRNA. Contoh transkripsi:

Sense/Template 5’-TACCGACCGGGAAAT-3’
Antisense/Komplementer 3’-ATGGCTGGCCCTTTA-5’
mRNA 3’-AUGGCUGGCCCUUUA-5’

2. Translasi dan Sintesis. mRNA yang sudah terbentuk keluar dari anak inti sel menuju rRNA. Disana
mRNA masuk ke rRNA diikuti oleh tRNA. Ketika antikodon pada tRNA cocok dengan kodon mRNA
kemudian rantai bergeser ke tengah. Kodon mRNA berikutnya dicocokkan dengan tRNA kemudian
asam amino yang pertama berikatan dengan asam amino kedua. tRNA pertama keluar dari rRNA.
Proses ini berlangsung hingga kodon stop, ribosom subunit besar dan kecil terpisah, mRNA dan
tRNA keluar dari ribosom.

mRNA 3’-AUGGCUGGCCCUUUA-5’
tRNA 5’-UACCGACCGGGAAAU-3’

KODE GENETIK
Protein yang terbentuk dalam sintesis protein mengikuti kode genetik berdasarkan kode genetik
mRNA(kodon). Kode genetik itu berbentuk triplet sehingga terjadi kelimpahan kode untuk protein. 1
protein bisa mempunyai lebih dari 1 triplet genetik. Yang perlu diingat adalah triplet untuk kodon
start(awal) untuk sintesis protesin dan stop untuk menghentikan proses sintesis protein.
Kodon start: AUG, proteinnya methionine
Kodon stop : UAA,UAG, UGA

Huruf Kedua
Huruf pertama U C A G Huruf Ketiga
U UUU Phe UCU Se UAU Tyr UGU Cys U
UUC UCC UAC UGC C
UUA Leu UCA UAA Stop UGA Stop A
UUG UCG UAG Stop UGG Trp G
C CUU Leu CCU Pro CAU His CGU Arg U
CUC CCC CAC CGC C
CU CCA CAA Gln CGA A
CUG CCG CAG CGG G
A AUU Ile ACU Thr AAU Asn AGU Ser U
AUC ACC AAC AGC C
AUA ACA AAA Lys AGA Arg A
AUG Met ACG AAG AGG G
G GUU Val GCU Ala GAU Asp GGU Gly U
GUC GCC GAC GGC C
GUA GCA GAA Glu GGA A
GUG GCG GAG GGG G

Rumus cepat:mRNA=DNA komplementer=DNA antisense=kode protein


tRNA=DNA template=DNA sense=kodogen
Dari DNA ke RNA, T diganti menjadi U.
http://drveggielabandresearch.blogspot.com/2008/09/substansi-genetika-dan-
sintesis-protein.html

Sintesis protein
SATURDAY, 18. OCTOBER 2008, 05:44:52

BHINEKA TUNGGAL IKA

Sintesis protein merupakan salah satu proses anabolisme yang sangat vital bagi kehidupan. Salah
satu peranannya adalah dalam hal menampilkan karakter yang dikendalikan oleh DNA melalui kode-
kode basa nitrogen yang dimilikinya. Bagaimana sintesis protein berlangsung? Semuanya dimulai
oleh eksistensi gen atau DNA sebagai pusat pengendali semua aktivitas sel. Dalam mengekspresikan
karakternya DNA tidak dapat melakukannya sendiri karena letaknya yang sangat tersembunyi di
dalam inti sel. Sehingga DNA harus membuat salinan dirinya dalam bentuk RNA yang bisa dikatakan
serupa karena hasil cetakan DNA tetapi memiliki struktur biokimia dan fungsi yang berbeda. Oleh
DNA yang sama dibentuk 3 macam RNA sesuai dengan tugasnya masing-masing. mRNA bertugas
untuk membawa informasi genetika dari DNA untuk dibawa ke sitoplasma tepatnya di ribosom,
tRNA untuk membawa asam-asam amino sesuai dengan kode yang dibawa oleh mRNA dan rRNA
berfungsi untuk menggabungkan asam-asam amino tersebut menjadi polipeptida atau protein.
Secara umum tahapan sintesis protein dibedakan menjadi 2, yaitu: transkripsi dan translasi.
Transkripsi atau penyalinan adalah tahap pembentukan mRNA oleh DNA, sedangkan translasi adalah
tahap penterjemahan kode genetika mRNA (kodon) menjadi asam amino oleh tRNA (anti kodon) dan
selanjutnya asam-asam amino tersebut dirangkai menjadi protein oleh rRNA dalam ribosom. Protein
yang terbentuk dibedakan menjadi 2 berdasarkan fungsinya, yaitu protein struktural untuk
menyusun struktur sel dan protein fungsional berupa enzim dan hormon untuk mengatur proses
metabolisme. Protein-protein inilah yang mengekspresikan sifat-sifat sel

http://my.opera.com/Wikanpurnama/blog/2008/10/18/sintesis-protein

You might also like