Professional Documents
Culture Documents
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
• Target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi
(diabetes, gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg
• Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
• Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria
Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap factor resiko atau kondisi
penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus
dilaksanakan hingga mencapai target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis.
Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan
tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan factor-faktor resiko serta
penyakit penyerta lainnya.
Terapi nonfarmakologis terdiri dari:
• Menghentikan merokok
• Menurunkan berat badan berlebih
• Menurunkan konsumsi alcohol berlebih
• Latihan fisik
• Menurunkan asupan garam
• Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang
dianjurkan oleh JNC 7:
• Diuretika, terutama jenis Thiazide atau Aldosteron Antagonist
• Beta Blocker (BB)
• Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)
• Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
• Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
Hipertensi tingkat I
Tekanan darah ≥ 140/90 - ≤ 159/99 mmHg
Hipertensi tingkat 2
Tekanan darah ≥ 160/100 mmHg
Gagal jantung
Gagal jantung dalam bentuk disfungsi ventrikel sistolik dan diastolic terutama
disebabkan oleh hipertensi dan penyakit jantung iskemik. Sehingga penatalaksaan
hipertensi dan profil lipid yang agresif merupakan upaya pencegahan terjadinya
gagal jantung. Pada pasien asimptomatik dengan terbukti disfungsi ventrikel
rekomendasinya adalah ACEI dan BB. Pada pasien simptomatik dengan disfungsi
ventrikel atau penyakit jantung “end stage” direkomendasikan untuk
menggunakan ACEI, BB, dan ARB bersama dengan pemberian diuretic “loop”.
Pada situasi seperti ini pengontrolan tekanan darah sangat penting untuk
mencegah terjadinya progresifitas menjadi disfungsi ventrikel kiri.
PEMANTAUAN
Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus datang kembali untuk
evaluasi lanjutan dan pengaturan dosis obat sampai target tekanan darah tercapai.
Setelah tekanan darah tercapai dan stabil, kunjungan selanjutnya dengan interval
3-6 bulan, tetapi frekuensi kunjungan ini juga ditentukan oleh ada tidaknya
komorbiditas seperti gagal jantung, penyakit yang berhubungan seperti diabetes
dan kebutuhan akan pemeriksaan laboratorium.
Strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan:
• Empati dokter akan meningkatkan kepercayaan, motivasi dan kepatuhan
pasien
• Dokter harus mempertimbangkan latar belakang budaya kepercayaan pasien
serta sikap pasien terhadap pengobatan
• Pasien diberi tahu hasil pengukuran tekanan darah, target yang masih harus
dicapai, rencana pengobatan selanjutnya serta pentingnya mengikuti rencana
tersebut.
Penyebab hipertensi resisten:
1. Pengukuran tekanan darah yang tidak benar
2. Dosis belum memadai
3. Ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat antihipertensi
4. Ketidakpatuhan pasien dalam memperbaiki pola hidup
• Asupan alkohol berlebih
• Kenaikan berat badan berlebih
5. Kelebihan volume cairan tubuh
• Asupan garam berlebih
• Terapi diuretika tidak cukup
• Penurunan fungsi ginjal berjalan progresif
6. Adanya terapi lain
• Masih menggunakan bahan/obat lain yang meningkatkan tekanan darah
• Adanya obat lain yang mempengaruhi atau berinteraksi dengan kerja obat
antihipertensi
7. Adanya penyebab hipertensi lain/sekunder
Jika dalam 6 bulan target pengobatan (termasuk target tekanan darah) tidak
tercapai, harus dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis atau
subspesialis. Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup.
Penghentian pengobatan cepat atau lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan
darah sampai seperti sebelum dimulai pengobatan antihipertensi. Walaupun
demikian, ada kemungkinan untuk menurunkan dosis dan jumlah obat
antihipertensi secara bertahap bagi pasien yang diagnosis hipertensinya sudah
pasti serta tetap patuh terhadap pengobatan nonfarmakologis. Tindakan ini harus
disertai dengan pengawasan tekanan darah yang ketat.
DAFTAR PUSTAKA