Professional Documents
Culture Documents
1
Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi
pengembangan diri manusia dan pembentukan dan pengembangan
masyarakat yang berperadaban (masyarakat madani).
Syariah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh.
http://soni69.tripod.com/Islam/syariah.htm
2
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan
tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan,
yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur
dan gila.
3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri
orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar
kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu
akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang
dapat dinilai baik atau buruk.
4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara
5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak
yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-
mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin
mendapatkan suatu pujian.
http://firmans.web.id/definisi-akhlak.html
3
Kharijiyah, sebagai kelompok disebut khawarij yakni
segolongan umat Islam yang semula pengikut Ali bin Abi Thalib,
kemudian keluar dan memisahkan diri dari Ali karena todak setuju
kepada sikap Ali terhadap Mu’awiyah dalam menyelesaikan
perselisihan (politik) mereka dengan berunding yang kemudian
dilanjutkan dengan arbitrasi (perwasitan atau tahkim).
Murji’ah berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan
seorang mukmin, tidaklah menyebabkan orang itu keluar dari
agama Islam, kecuali ia musyrik
Syi’ah terdiri dari 3 aliran, yaitu: Itsna ‘Asyariyah, Sab’iyah
dan Zaidiyah. Berpendapat bahwa hanya Ali bin Abi Thalib serta
keturunannya yang berhak menjadi khalifah. Jika kita bandingkan
aliran-aliran dalam Islam, terdapat beberapa hal menarik dalam
aliran syi-ah, yaitu:
1. Dikalangan syi’ah pintu jihad tidak pernah ditutup.
2. Peranan imam sebagai punggawa hukum dominan dan putusan-
putusanya dipatuhi oleh para pengikutnya.
3. Masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral. Cara
menarik garis keturunan ini menentukan kedudukan para ahli
waris dalam pembagian warisan.
Jabariyah, berpendapat bahwa manusi terpaksa/dipaksa
melakukan sesuatu yang telah ditentukan Allah, manusia tidak
mempunyai ikhtiar, kemauan dan kekuasaan untuk menentukan
pilihan sendiri mengenai perbuatannya.
Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai qadar
(kuasa) untuk menentukan segala perbuatannya.
Muktazilah, mempergunakan akal manusia dalam
menjelaskan keyakinan agama.
Ahlussunnah wal jama’ah (sunni), berpegang teguh pada
sunah nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mengenai
akidah
2. Syari’ah
Syari’ah sebagai sistem mempunyai dua jalur, yaitu:
a. Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni.
Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan
langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah – tambah atu
dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan
secara rinci oleh Rasulnya, karena sifatnya yang tertutup
tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada
dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai
4
perbuatan yang dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan
Rasulnya. Misalnya Shalat, zakat, puasa dan haji
b. Jalur horizontal , ditempuh dengan mengikuti kaidah – kaidah
mu’amalah. Tentang kaidah mu’amalah, hanya pokok –
pokoknya saja yang ditentukan dalam Al-Qur’an dan hadist.
Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat
untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam
bidang mu’amalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya
semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan
tersebut ada larangan dalam Al-Qur’an dan al- Hadits.
5
c. Sikap Qana’qh, sikap merasa cukup dengan rezki yang halal
betapapun sedikitnya.
d. Sikap ingat selalu pada-Nya
e. Sikap kusyuk dan tekun beribadat (shalat, puasa, zikir) dan
lain – lainnya
(2) Filsafat, berasal dari bahasa arab yang berarti falsafah yang
diturunkan dari bahasa Yunani Philosophia, artinya cinta kepada
pengetahuan atau cinta pada kebenaran. Sedangkan menurut kamus
besar bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
karena, asal dan hukumnya. Filsafat adalah pemikiran rasional,
kritis, sistematis dan radikal tentang suatu obyek. Obyek pemikiran
kefilsafatan adalah segala yang ada, yaitu Tuhan, manusia dan
alam.
Filsafat Islam adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis
dan radikal tentang aspek-aspek agama ajaran Islam. Al-Qur’an
sejak semula telah memerintahkan manusia untuk menggunakan
akalnya. Akal adalah potensi luar biasa yang dianugrahkan Allah
kepada manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh
pengetahuan tentang berbagai hal, dapat membedakan mana yang
benar mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk,
mengetahui rahasia hidup dan kehidupan dan seterusnya. Oleh
karena itu agama dan ajaran Islam memberikan tempat yang
tertinggi kepada akal, karena akal dapat digunakan memehami
agama dan ajaran Islam sebaik – baiknya dan seluas – luasnya.
(3) Politik, didalam Islam kekuasaan politik kait mengait al-hukm.
Perkataan al-hukn dan kata – kata yang terbentuk dari kata tersebut
dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur’an. Dalam bahasa Indonesia,
perkataan al-hukm yang telah dialih bahasakan menjadi hokum
intinya adalah peraturan, undang – undang, patokan atau kaidah dan
keputusan atau vonis (pengadilan).
Sedangkan dalam bahasa Arab, dapat dipergunakan dalam
arti perbuatan atau sifat jadi sebagai perbuatan hokum bermakna
mambuat atau menjalankan keputusan, dikaitkan dengan kehidupan
bermasyarakat, arti perbuatan dalam hubungan ioni adalah
kebijaksanaan. Disini jelas terlihat hubungan al-hukm dengan
konsep atau unsur politik. Wujud kekuasaan politik menurut agama
dan ajaran Islam adalah sebuah system politik yang diselenggarakan
menurut hukum Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an. ika kita
bandingkan aliran – aliran hokum yang berkembang dikalangan
6
sunni dan syi’ah, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat,
yaitu:
a. Pintu jihan mengenai hukm tidak tertutup.
b. Imam berperan dominan dalam menentukan hukm dan
ditaati oleh pengikut- pengikutnya
c. Masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral.
Cara menarik garis keturunan ini menentukan kedudukan
para ahli waris dalam pembagian warisan.
(4) Pembaharuan dalam bahasa arabnya yaitu tajdid. Kata tajdid sendiri
secara bahasa berarti “mengembalikan sesuatu kepada kondisinya yang
seharusnya”. Dalam bahasa Arab, sesuatu dikatakan “jadid” (baru), jika
bagian-bagiannya masih erat menyatu dan masih jelas. Maka upaya tajdid
seharusnya adalah upaya untuk mengembalikan keutuhan dan kemurnian
Islam kembali. Atau dengan ungkapan yang lebih jelas, Thahir ibn ‘Asyur
mengatakan,
Pembaharuan agama itu mulai direalisasikan dengan mereformasi
kehidupan manusia di dunia. Baik dari sisi pemikiran agamisnya dengan
upaya mengembalikan pemahaman yang benar terhadap agama
sebagaimana mestinya, dari sisi pengamalan agamisnya dengan
mereformasi amalan-amalannya, dan juga dari sisi upaya menguatkan
kekuasaan agama
Pengertian ini menunjukkan bahwa sesuatu yang akan mengalami proses
tajdid adalah sesuatu yang memang telah memiliki wujud dan dasar yang
riil dan jelas. Sebab jika tidak, ke arah mana tajdid itu akan dilakukan?
Sesuatu yang pada dasarnya memang adalah ajaran yang batil –dan
semakin lama semakin batil-, akan ditajdid menjadi apa? Itulah sebabnya,
hanya Syariat Islam satu-satunya syariat samawiyah yang mungkin
mengalami tajdid. Sebabnya dasar pijakannya masih terjaga dengan sangat
jelas hingga saat ini, dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun Syariat
agama Yahudi atau Kristen –misalnya-, keduanya tidak mungkin
mengalami tajdid, sebab pijakan yang sesungguhnya sudah tidak ada.
Yang ada hanyalah “apa yang disangka” sebagai pijakan, padahal bukan.
Tidak mengherankan jika kemudian aliran Prostestan menerima
“kemenangan” akal dan sains atas agama, sebab gereja pada mulanya tidak
menerimanya, sebab teks-teks Injil tidak memungkinkan untuk itu. Dan
yang seperti sama sekali tidak dapat disebut sebagai tajdid.
Dalam Islam sendiri, seputar ide tajdid ini, Rasulullah saw. sendiri telah
menegaskan dalam haditsnya tentang kemungkinan itu. Beliau
mengatakan, yang artinya:
7
“Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk ummat ini pada setiap
pengujung seratus tahun orang yang akan melakukan tajdid
(pembaharuan) terhadap agamanya.” (HR. Abu Dawud , no. 3740)
8
kesejahteraan manusia lahir dan batin (QS. 7:31). 2. Hasilnya tidak
boleh ditimbun, yanpa dimanfaatkan untuk kepentingan sesama
manusia (QS. 9:34). 3.Tidak boleh dilakukan dengan cara yang batil
atau curang, antara lain dengan: a. Mencuri (QS. 5:38) b. Menipua
QS. 6:52) c. Melanggar janji atau sumpah (QS. 16:94) d.
Melakukan perbuatan – perbuatan lain yang bertujuan mengambil
harta orang lain tanpa izin, diluar pengetahuan dan kemauan yang
berhak. 4. Selalu ingat kepada orang – orang miskin, karena dalam
kekayaan dan pendapatan seseorang ada hak orang – orang miskin
dalam bagian zakat Dalam system ekonomi Islam , nilai – nilai
yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits dirumuskan menjadi
norma melalui ijtihad orang – orang yang memenuhi syarat untuk
berijtihad dan dipraktekan dalam masyarakatDari uraian tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sebagai agam dan ajaran
mempunyai system sendiri yang bagian – bagiannya saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang
berkembang melalui akidah. Dari akidah mengalir syari’ah dan
akhlak islam. Melalui syari’ah dan akhlak dikembangkan sistem –
system Islam dalam lembaga keluarga, masyarakat, pendidikan,
hokum, ekonomi, budaya, filsafat dan sebagainya.
Referensi Terkait:
http://lesehan-muslim.forumotion.com/akidah-akhlak-f5/definisi-aqidah-
t4.htm
http://soni69.tripod.com/Islam/syariah.htm
http://firmans.web.id/definisi-akhlak.html
http://www.scribd.com/doc/39309788/Kerangka-Dasar-Agama-
Islam