You are on page 1of 11

Dalam keterampilan menyimak akan dibahas mengenai: (1) pengertian

menyimak, (2) tujuan menyimak, (3) ragam menyimak, dan (4) faktor-faktor
yang mempengaruhi menyimak.

Pengertian Menyimak

Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa


yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk
menguasai suatu bahasa.

Anak kecil yang mulai belajar berbahasa, dimulai dengan menyimak


rentetan bunyi yang didengarnya, belajar menirukan, kemudian mencoba untuk
menerapkan dalam pembicaraan. Setelah masuk sekolah, anak tersebut belajar
membaca dari mengenal huruf atau bunyi bahasa yang diperlihatkan oleh guru
sampai pada mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kegiatan menirukan bunyi-
bunyi bahasa tersebut. Pada situasi ini, anak sudah mulai menulis. Demikian
seterusnya sampai anak bisa mengutarakan isi pikiran melalui bahasa lisan
maupun bahasa tulisan, dan mampu memahami isi pikiran orang lain yang
diungkapkan melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan.

Pengertian menyimak menurut Tarigan adalah:

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-


lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan (1987:28).

“Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan


bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas
makna yang terkandung di dalamnya” (Tarigan, 1991:4).

“Menyimak sebagai proses mendengarkan, mengenal, serta


menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak bermakna mendengarkan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi” (Anderson dalam
Tarigan, 1987:28).

Menyimak adalah salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang


fasilitator. Menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk
kuping kiri keluar kuping kanan” atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar
untuk memahami apa yang dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak
bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks maupun insting.
(Adnan, http://jejakkelana. wordpress.com).

Berdasarkan pendapat di atas dan dikaitkan dengan penelitian ini, maka


menyimak yang dimaksud di sini adalah menyimak siaran berita radio melalui
media rekaman. Jadi, menyimak siaran berita radio melalui media rekaman
adalah mendengarkan dengan penuh perhatian tentang apa yang disampaikan atau
terdapat dalam siaran berita radio tersebut.

Tujuan Menyimak

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tak pernah terlewati.


Secara sadar atau tidak sadar perbuatan menyimak yang dilakukan mempunyai
tujuan tertentu. Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan, dan memahami komunikasi.

Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan atau memahami bahan


simakan. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa “tujuan utama menyimak
adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat
dalam bahan simakan” (Tarigan, 1991:4).

Kalau ada orang bertanya: “Apa fungsi menyimak bagi Anda?” maka secara
praktis kita dapat memberi jawaban, antara lain:

1. Saya menyimak untuk memperoleh informasi yang ada hubungan atau


sangkut-pautnya dengan pekerjaan atau profesi saya.

2. Saya menyimak agar saya menjadi lebih efektif dalam hubungan-


hubungan antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat
kerja, dan dalam kehidupan masyarakat.

3. Saya menyimak untuk mengumpulkan data agar saya dapat membuat


keputusan-keputusan yang masuk akal.

4. Saya menyimak agar dapat memberikan responsi yang tepat terhadap


segala sesuatu yang saya dengar (Hunt dalam Tarigan, 1987:55).

Memang, tujuan orang untuk menyimak sesuatu itu beraneka ragam, antara
lain:

1. Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara; dengan perkataan lain,
menyimak untuk belajar.

2. Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap


sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
dipergelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); pendeknya dia
menyimak untuk menikmati keindahan audio maupun visual
(audiovisual).
3. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat menilai apa-apa
yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis,
dan lain-lain); singkatnya, menyimak untuk mengevaluasi.

4. Ada orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa


yang disimak itu (misalnya: pembaca cerita, pembacaan puisi, musik dan
lagu, dialog, diskusi panel, perdebatan); pendek kata, orang itu
menyimak untuk mengapresiasi materi simakan.

5. Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dapat


mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-
perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh
dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini
merupakan bahan penting untuk menunjang dalam mengkomunikasikan
ide-idenya sendiri.

6. Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat
membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan
arti (distingtif) mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini
terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang
asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).

7. Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dapat memecahkan
masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara mungkin
memperoleh banyak masukan berharga.

8. Selanjutnya ada lagi orang yang tekun menyimak sang pembicara untuk
meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama
ini diragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasive
(Logan dan Shrope dalam Tarigan, 1987:56).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan


menyimak dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu:

1. Menyimak bertujuan untuk belajar

2. Menyimak bertujuan untuk menikmati

3. Menyimak bertujuan untuk mengevaluasi

4. Menyimak bertujuan untuk mengapresiasi

5. Menyimak bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide

6. Menyimak bertujuan untuk membedakan bunyi-bunyi


7. Menyimak bertujuan untuk memecahkan masalah

8. Menyimak bertujuan untuk meyakinkan

Ragam Menyimak

Seperti yang diketahui bahwa tujuan menyimak adalah untuk memperoleh


informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak
disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Inilah yang merupakan tujuan
umum. Di samping tujuan umum itu terdapat pula berbagai tujuan khusus, yang
menyebabkan adanya aneka ragam menyimak, yaitu:

1. Menyimak Ekstensif, yang terdiri atas; menyimak sosial, menyimak


sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif.

2. Menyimak Intensif, yang terdiri atas; menyimak kritis, menyimak


konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksplorasif, menyimak
interogatif, dan menyimak selektif (Tarigan, 1987:35).

2.2.3.1 Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan menyimak


mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak
perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru (Tarigan, 1987:35-36).

Penggunaan yang paling dasar adalah untuk menangkap atau mengingat


kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru
dengan cara baru. Keuntungan mengingatkan bahan lama kepada para siswa,
bahwa mereka melihat hal itu secara wajar dalam lingkungan yang asli dan
alamiah, bukan hanya sekedar dalam hubungan kelas, tempat pertama kali
disajikan secara formal.

Yang termasuk kelompok menyimak ekstensif sebagai berikut.

1. Menyimak Sosial

Menyimak Sosial (social listening) atau menyimak konversasional


(conversational listening) ataupun menyimak sopan (courtreous listening)
biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang
mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian
semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk
membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan
(Dawson dalam Tarigan,1987:37).
Dapat dikemukakan bahwa menyimak sosial paling sedikit mencakup
dua hal, yaitu menyimak secara sopan santun dan penuh perhatian terhadap
percakapan dan menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dalam
proses komunikasi.

2. Menyimak Sekunder

Tarigan (1987:38) menyatakan bahwa “menyimak sekunder (secondary


listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual
listening) dan secara ekstensif (extensive listening).” Menyimak ini lebih
bersifat umum tanpa ada bimbingan. Apa yang didengar oleh penyimak bukan
menjadi tujuan utama. Salah satu contoh, bila menikmati musik sementara
ikut berpartisipasi dalam kegiatan menulis atau melukis.

3. Menyimak Estetik

Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak apresiatif


(appreciational listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak
kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif (Tarigan, 1987:38).
Menyimak estetik mencakup menyimak musik, puisi, menikmati cerita, teka-
teki yang dapat mengapresiasikan terhadap suatu hal tertentu. Menyimak
estetik bertujuan untuk siswa agar dapat menyimak musik, puisi, dan drama.
Sehingga dapat menikmati dan mengapresiasikan cerita-ceritanya dalam
lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru atau siswa.

4. Menyimak pasif

Menyimak pasif (passive listening) adalah penyerapan suatu ajaran tanpa


upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya pada saat belajar dengan
kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta
menguasai sesuatu bahasa. Untuk melakukan hal ini, perlu mempergunakan
teknik-teknik tertentu yang bermanfaat, antara lain:

1) Berilah otak dan telinga kesempatan menyimak banyak-banyak.

2) Tenang dan santai.

3) Jangan memasang rintangan bagi bunyi.

4) Berikanlah waktu yang cukup bagi telinga dan otak.

5) Beri kesempatan bagi otak dan telinga bekerja, sementara mengerjakan


sesuatu yang lain (Nida dalam Tarigan, 1987:39-40)

2.2.3.2 Menyimak Intensif


Tarigan (1987:40) menyatakan bahwa “menyimak intensif diarahkan pada
suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.”
Dalam kegiatan ini diperlukan pengarahan dari guru. Salah satu cara yang
sederhana untuk melatih tipe menyimak seperti ini adalah menyuruh siswa
menyimak tanpa memberi teks tertulis sekali atau dua kali, misalnya teks
mengenai suatu paragraf yang mengandung beberapa penghubung kalimat. Tugas
siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi. Kemudian memberikan
teks tertulis dengan mengosongkan tempat penghubung-penghubung kalimat itu
berada. Tugas siswa adalah mengisinya tanpa menyimak rekaman lagi.

Mungkin dalam kegiatan menyimak intensif, dapat dikatakan sebagai


kegiatan menyimak atau mendengarkan dengan sempurna, tetapi belum tentu
memahami maknanya. Oleh karena menyimak makna merupakan suatu
keterampilan penting untuk dikembangkan, haruslah disadari benar-benar isi
yang terkandung sebenarnya dari pesan tersebut dan berada dalam jangkauan
intlektual dan kedewasaan siswa.

Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok menyimak intensif


sebagai berikut.

1. Menyimak Kritis

Menyimak kritis (critical listening) adalah “sejenis kegiatan menyimak


untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik
dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat
yang dapat diterima oleh akal sehat” (Tarigan, 1987:42).

Menyimak kritis lebih cendrung meneliti letak kekurangan dan


kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara
kritis, segala ucapan atau informasi lisan yang disimak untuk memproleh
suatu kebenaran.

2. Menyimak Konsentratif

Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut a


study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan-
kegiatan yang tercakup dalam menyimak konsentratif ini adalah:

1) Mengikuti petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan.

2) Mencari dan merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat, kualitas,


waktu, urutan serta sebab-akibat.

3) Mendapatkan atau memperoleh butir-butir informasi tertentu.

4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam.


5) Merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran maupun
pengorganisasiannya.

6) Memahami urutan ide-ide sang pembicara.

7) Mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Anderson dan Dawson dalam


Tarigan, 1987: 45).

3. Menyimak Kreatif

Menyimak kreatif (creative listening) merupakan kegiatan menyimak


yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak
terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan yang
menggambarkan keindahan yang dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya
(Dawson dalam Tarigan, 1987: 46).

4. Menyimak Eksplorasif

Tarigan (1987:47) menyatakan bahwa “menyimak eksplorasif


(exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan
maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.”
Dalam menyimak seperti ini sang penyimak menyiagakan perhatiannya untuk
menjalani serta menemukan hal-hal yang menarik sebagai informasi tambahan
mengenai suatu topik.

5. Menyimak Interogatif

Tarigan menyatakan pengertian mengenai menyimak interogatif sebagai


berikut.

Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan


menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang
pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan
(1987:48).

Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit


serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara
mengintrogasi atau menanyai sang pembicara.

6. Menyimak Selektif

Merdhana (1987:32) menyatakan bahwa “menyimak selektif (selective


listening) adalah menyimak suatu wacana yang disertai dengan seleksi
tertentu terhadap kebahasaannya di samping terhadap isi pesan itu.” Dalam
menyimak selektif penyimak mungkin berhadapan dengan pesan-pesan yang
tidak perlu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak, yaitu:


(1) sikap, (2) motivasi, (3) pribadi, (4) sistuasi kehidupan, dan (5) peranan dalam
masyarakat (Hunt dalam Tarigan, 1987:97).

Pakar lain mengemukakan hal-hal yang merupakan faktor-faktor yang


mempengaruhi menyimak: (1) pengalaman, (2) pembawaan, (3) sikap atau
pendirian, (4) motivasi, daya penggerak, prayojana, dan (5) perbedaan jenis
kelamin atau seks (Webb dalam Tarigan, 1987:97).

Di samping itu, ada pula pakar yang mengemukakan faktor-faktor yang


mempengaruhi menyimak, yaitu: (1) faktor lingkungan, yang terdiri dari
lingkungan fisik dan lingkungan sosial, (2) faktor fisik, (3) faktor psikologis, dan
(4) faktor pengalaman (Logan dalam Tarigan, 1987:97-98).

Berdasarkan ketiga sumber mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi


menyimak, ketiga sumber tersebut mempunyai perbedaan dan persamaan. Setelah
dibandingkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam proses kegiatan menyimak adalah: (1) faktor fisik, (2)
faktor psikologis, (3) faktor pengalaman, (4) faktor sikap, (5) faktor motivasi, (6)
faktor jenis kelamin, (7) faktor lingkungan, dan (8) faktor peranan dalam
masyarakat.

1) Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut


menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang
yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia
terganggu atau kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada
jauh di bawah ukuran gizi yang normal, sangat lelah, serta tingkah polahnya
tidak karuan. Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal penting
dalam melakukan kegiatan menyimak. Lingkungan fisik juga mempengaruhi
dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin, dan
suara bising dapat mengganggu orang yang sedang melakukan kegiatan
menyimak.

2) Faktor Psikologis

Tarigan (1987:100) menyebutkan bahwa faktor-faktor psikologis dalam


menyimak mencakup masalah-masalah: 1) prasangka dan kurangnya simpati
terhadap para pembicara dengan aneka sebab dan alasan; 2) keegosentrisan dan
keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi; 3) kepicikan yang
menyebabkan pandangan yang kurang luas; 4) kebosanan dan kejenuhan yang
menyebabkan tiadanya perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan; 5) sikap
yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok pembicaraan,
atau terhadap sang pembicara.

3) Faktor Pengalaman

Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam


menyimak. Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya
pengalaman dalam bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang
menentang dan bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan.
Misalnya, siswa tidak akan “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan
pengertian serta pemahaman mereka.

4) Faktor Sikap

Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik


atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan yang
kurang atau tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua
sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak.
Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan
baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak
menguntungkan baginya.

5) Faktor Motivasi

“Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang.


Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu
akan berhasil mencapai tujuan” (Tarigan, 1987:103).

Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam


mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru
merupakan suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta
memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.

6) Faktor Jenis Kelamin

Berdasarkan beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa


pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara
mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.

Silverman dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa gaya


menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati, analitik,
rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan, intrusif (bersifat
mengganggu), dapat menguasai/mengendalikan emosi; sedangkan gaya
menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif, ramah/simpatik, difusif
(menyebar), sensitif, mudah dipengaruhi/gampang terpengaruh, mudah
mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan emosional (dalam
Tarigan, 1987:104).

7) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting dalam
memotivasi kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada masalah-
masalah dan sarana-sarana akustik, agar siswa dapat mendengar dan menyimak
dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Para guru harus dapat mengatur dan
menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap
siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menyimak.

Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa


dalam menyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana dimana
mereka didorong untuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga cepat mengetahui
bahwa sumbangan-sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang
mempunyai kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan
apabila seseorang mempunyai kesempatan berbicara. Jadi, suasana dimana guru
merencanakan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan anak-anak dapat
memanfaatkan situasi ruangan kelas untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi mereka.

8) Faktor Peranan dalam Masyarakat

Tarigan (1987:107) menyatakan bahwa “banyak berjalan banyak dilihat; banyak


disimak banyak diserap banyak pengatahuan.” Kemauan menyimak dapat
dipengaruhi oleh peranan dalam masyarakat. Sebagai guru dan pendidik,
dipandang perlu untuk menyimak ceramah, kuliah atau siaran-siaran radio dan
televisi yang berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Sebagai
seorang mahasiswa, diharapkan dapat menyimak lebih seksama dan penuh
perhatian daripada sebagai karyawan harian pada sebuah perusahaan setempat.
Jelaslah betapa pentingnya faktor peranan dalam masyarakat bagi peningkatan
menyimak.

sebelum menyimak harus menlalui proses menyimak. Maksudnya adalah ketika


seseorang menyimak suatu pembicaraan maka maka harus terlebih dahulu mengetahui isi
pembicaraan sehingga maksud pemahaman dari hasil yang disimaknya akan benar, selain
itu menyimak harus melalui tahapan-tahapan, yaitu tahap mendengarkan yaitu masuknya
informasi atau ujaran ke telinga, lalu tahap memahami yaitu kemudian masuk ke otak
informasi tersebut dipahami makna secara sempit, lalu tahap menginterpretasi yaitu
menafsirkan ujaran secara keseluruhan, dilanjutkan dengan tahap mengevaluasi yaitu
menilai informasi tersebut berdasarkan benar atau salah, dan terakhir tahap menanggapi
yaitu respon berupa reaksi seperti ucapan selamat dan lain-lain

You might also like