You are on page 1of 7

Nama : irvan Haq Dzul karoma

Pengertian Populasi

Populasi (population) yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu bila disebutkan
kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut ada benarnya, karena itulah makna populasi yang sesungguhnya.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer, dan
digunakan pada berbagai displin ilmu.

Dalam metode penelitian kata populasi, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi
penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.1

Karena pengertian populasi yang demikian di atas, maka populasi menjadi amat
beragam. Dan berikut ini adalah beberapa pengelompokan populasi, yaitu:

1. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:


a. Populasi terbatas (Populasi terhingga); yaitu populasi yang dinyatakan dengan angka
(diberikan batasan secara kuantitatif).
Contoh: Pemerintah membangun 500.000 RSS
 Terbatas: jumlah 500.000 RSS
 Karakter sama/tertentu: RSS

Polisi menembak 40 orang curanmor


 Terbatas: jumlah orang 40
 Karakter sama/ tertentu: curanmor
b. Populasi tak terbatas (Populasi tak terhingga): yaitu populasi yang tidak dapat
ditentukanbatas-batasnya secara kuantitatif, apabila dimintai keterangan lebih lanjut
mengenai jumlahnaya yang pasti tidak dapat menjawab saat itu juga.
Walaupun demikian tetep mempunyai karakter sama/tertentu.

1
Masyhuri dan M. Zainuddin. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2008)., hal.
Contoh: pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan perumahan pegawai golongan I dan
pegawai golongan II, supaya dapat dijangkau maka disediakan tipe RSS.
 Tak terbatas: berapa jumlah pegawai golongan I dan pegawai golongan II.
 Karakter sama/tertentu: RSS

Perhutani menanam sejumlah pohon perindang jalan tahun 1999.

 Tak terbatas: sejumlah pohon


 Karakter sama/tertentu: perindang jalan

2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang
lingkup yang lebih dipersempit, yang digolongkan menjadi
a. Populasi teoritis: yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas, memungkinkan
hasil penelitian berlaku untuk populasi yang lebih luas.
Contoh: Pemerintah membangun 300.000 RSS selama tahun anggaran pelita IV (1993-
1998). Untuk mengetahui bagaimana kualitas RSS yang sudah dibangun, apakah
pola teknik dapat dipertahankan atau harus diubah maka harus diteliti RSS yang
sudah dibangun sejak tahun pertama (1993/1994) Pelita IV.
b. Populasi tersedia: (accessible population): yaitu populasi turunan dari populasi teoritis
yang akan dilakukan peneliitan dengan mempertimbangkan jumlah dan, waktu dan tenaga
yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada populasi
teoritis.
Contoh: Dari contoh populasi teoritis akan diteliti RSS yang dibangun tahun pertama
(1993/ 1994) Pelita IV.
Dalam kasus ini dipilih yang lokasinya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang
dibangun tahun pertama Pelita IV.
Hal ini dilakukan mengingat dana yang tersedia sedikit dan peneliti juga tinggal
di Yogyakarta.

3. Populasi berdasarkan variasi unsur pembentuk sumber data


a. Populasi bersifat homogen: yaitu populasi di mana sumber datanya yang unsur-unsur
pembentuknya memiliki sifat-sifat yang sama.
Populasi semacam ini banyak dijumpai dalam bidang ilmu keteknikan.
Contoh: satu bagian semen portland + 4 bagian pasir + air secukupnya kemudian diaduk
dan dicetak menjadi 20 buah batako yang satu dengan yang lain akan sama.
Oleh karenanya apabila batako tersebut akan diuji, cukup diambil beberapa
contoh sampel saja.
Hal ini perlu diperhatikan, terlebih apabila pengujian tersebut harus merusak
sampel.
b. Populasi bersifat heterogen: yaitu populasi dio mana pembentuk sumber data yang unsur-
unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan
lebih lanjut batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Semua penelitian di bidang sosial/humaniora yang obyeknya manusia atau gejala
kehidupan selalu berhadapan dengan populasi bersifat heterogen. Dalam menghadapi hal
demikian akan terjadi/timbul permasalahan dalam pengambilan sampel.
Contoh: 1. Prenelitian tentang persepsi masyarakat tentang pengobatan alternatif.
 Masyarakat yang bagaimana
 Tingkat pendidikan
 Umur
 Status
 Jenis kelamin
 Pengertian tentang/prihal pengobatan alternatif sendiri

2. penelitian tentang batik tradisional

 tradisional
 cara mengerjakannya
 motifnya
 siapa yang mengerjakan
 tingkat pendidikan
 umur
 status
 jenis kelamin

Populasi yang secara kuantitatif jumlahnya cukup besar sering tidak mungkin
dijangkau seluruhnya. Kendalanya adntara lain terbatas dana, waktu dan tenaga disamping itu
hasilnya belum tentu obyektif. Keadaan seperti ini yang mengharuskan dari sejumlah
populasi ditetapkan sejumlah sampel
Suatu penelitian yang obyeknya atau populasinya kecil sehingga sangat
memungkinkan dilakukan penelitian untuk semua obyek. Apabila hal ini dapat dilakukan
maka dikenal dengan penelitian populasi atau penelitian dengan sampel total. Apabila
jumlah populasi cukup besar dan penelitian dilakukan pada seluruh populasi maka penelitian
ini disebut dengan sensus.2

Dalam penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai sekelompok subyek yang


hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subyek ini hendaklah harus
memiliki cirri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek
lainnya. Cirri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai cirri lokasi, akan tetapi dapat
terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Misalny, “jumlah penduduk di desa A”- ini
berarti semua penduduk di desa tersebut akan dikenai generalisasi penelitian. Agar lebih
focus atau spesifik, maka dapat dikatakan, “penduduk di desa A” dari jenis kelamin, atau
usia tertentu, atau yang telah menikah, atau para janda, dan sebagainya. Dengan demikian,
tidak semua penduduk di desa A menjadi anggota populasi tetapi yang diperlukan dalam
penelitian saja yang menjadi anggota populasi.

Populasi juga tidak mengenal batas wilayah, misalkan: “remaja suku jawa, usia 25
tahun, belum menikah, pendidikan minimal SMU”–jadi yang mencakup criteria suku jawa
yang mempunyai criteria suku tersebut tidak peduli di dalam atau di luar negeri, merupakan
anggota populasi dalam penelitian.

Semakin sedikit karakteristik populasi yang diidentifikasikan, maka populasi akan


semakin heterogen, karena berbagai cirri subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya,
semakin banyak cirri subyek yang diisyaratkan sebagai populasi (yaitu semakin spesifik
karakteristik populasi), maka populasi itu akan semakin menjadi homogen.

Peneliti, yang hasil penelitiannya hendak diterapkan pada suatu populasi, harus
menentukan terlebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-
cara pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti dapat menentukan heterogenitas
populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat
memperkirakan besarny sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi
kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku.

2
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah
Mada Unversity Press, 2004), hal. 47-50
Mengapa peneliti itu mempelajari sampel bukan populasi? Pada dasarnya sampel pada
penelitian didasari oleh pertimbangan efisiensi sumberdaya (waktu, biaya, dan tenaga).
Disamping itu, studi populasi seringkali tidak mungkin untuk dilakukan untuk jangka
panjang, apabila karakteristik subyek dan fariabel penelitiannya meyangkut aspek
perkembangan (development). Misalnya penelitian terhadap kelompok remaja usia 15 – 17
tahun – tidak dapat dilakukan bila pelaksanaannya memerlakukan waktu bertahun-tahun,
dikarenakan kemudian akan banyak individu yang semula memenuhi ciri populasi menjadi
individu yang tidak lagi tercakup dalam populasi sejalan dengan bertambahnya usia sebagian
dari mereka. Karena itulah populasi yang homogen akan memudahkan dalam teknik
pengambilan sampel, biasanya peneliti cukup menggunakan teknik acak sederhana.3

Pengertian sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek
yang merupakan sumber data.4 Sampel sering juga disebut sebagai “contoh,” yaitu himpunan
bagian (subset) dari suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan
gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu populasi disebut
penarikan sampel atau sampling. Populasi yang ditarik sampelnya pada waktu melaksanakan
penelitian disebut target population, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu melakukan
penelitian disebut sampling population. Daftar nama satuan analisis pada sampling
population ini sering disebut dengan sample frame. Target population dan sampling
population dapat berbeda sebagai konsekuensi dari perbedaan waktu antara perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam jarak waktu tersebut populasinya bisa berubah, bertambah,
atau berkurang karena berbagai sebab. Oleh karena itu, jarak waktu antara perencanaan dan
pelaksanaan jangan terlalu lama.

Masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel adalah cara penarikan sampel dan
ukuran besar sampel. Hal ini sangat tergantung pada sifat populasi, terutama pada
ketersebaran anggota dalam wilayah penelitian atau dalam kategori-kategori tertentu. Atau,
dengan kata lain tergantung pada variasi populasi. Oleh karena itu, sebelum sampel
ditentukan, perlu digambarkan terlebih dahulu karakteristik populasi yang diteliti, terutama
untuk mengetahui sejauh mana keragaman atau variasi di antara satuan-satuananalisis dalam
populasi yang bersangkutan.5
3
Masyhuri, Mzainuddin, Op.Cit., hlm. 152-153
4
Sukandarrumidi, Op.Cit., hlm. 50
5
W.Gulo. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Grasindo, 2007)., hal. 78-79
1. Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a. Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi;
Apabila populasi dicirikan oleh warna, dimensi dan kekerasan bahan maka sampel
juga dicirikan oleh hal yang sama.
b. Mewakili dari populasi
Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil
sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota
populasi.
c. Dapat digunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis
Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi.
2. Tujuan pengambilan sampel
a. Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti, hal ini akan lebih bermanfaat
apabilacara pengujian obyek dilakukan hingga rusak.
b. Dengan membatasi jumlah populasi bahkan wilayah populasi berusaha untuk
membuat generalisasi hasil analisis.
c. Berusaha untuk mempersingkat waktu, memperkecil dana ataupun tenaga peneliti.

Untuk itu dalam persoalan penarikan sampel dari sejumlah populasi agar tidak terjadi
kekeliruan dalam melakukan penelitian perlu dipenuhi beberapa persyaratan.

3. Taapan menentukan sampel

Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama, karena pengambilan sampel yang keliru
mengakibatkan hasil penelitian akan bias atau tidak valid. Tahapan tersebut adalah:

a. Tentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan jumlah sampel, baru
kemudian menentukan populasi).
b. Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi kateoritis dengan cara
melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang
lingkup dalam usaha melakukan generalisasi.
c. Perlu diperhatikan sekali lagi pengambilan sampel yang salah, hasil penelitian
akan bias.6

6
Sukandarrumidi, Op.Cit., hlm. 50-51

You might also like