You are on page 1of 8

By Kadek Arsana

BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Bumi Indonesia
dianggap sebagai laboratoium kebumian yang paling habat untuk dapat
mengeksplorasi sumber-sumber alam yang ada di Indonesia. Namun keterbatasan
ilmu untuk mengelola sumber daya alam tersebut menjadi kendala untuk melangkah
leboh lanjut. Sehingga kita perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk
mengungkap suatu informasi yang terdapat didalam perut bumi. Salah satu cara
adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi
berdasarkan konsep fisika.
Di dalamnya termasuk juga meteorology, elektrisitas atmosfer dan fisika
ionesfer. Penelitian feofisika untuk mengetahui kondisi dibawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran diatas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi.
Dari pengukuran ini dapat ditapsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di
bawah permukaan bumi baik itu secara vertical maupun horizontal. Dalam skala
yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk
menentukan struktur bumi, secara local yaitu untuk eksplorasi mineral dan
pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi
deoteknik (penentuan pondasi bangunan dll). Survey geofisika yang sering
dilakukan selama ini antara lain metode elektromagnetik.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan elektromagnetik?


1.2.2 Jelaskan tentan metode elektromagnetik!
1.2.3 Jelaskan tentang metode elektromagnetik VLF?

1
1.2.4 Apa saja parametr yang digunakan pada metode elektromagnetik VLF?
1.2.5 Jelaskan tentang metode ground penetrating radar (GPR)

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gelombang elektromagnetik.


1.3.2 Untuk mengetahui metode elektromagnetik.
1.3.3 Untuk mengetahui metode elektromagnetik VLF.
1.3.4 Untuk mengetahui parameter pada metode elektromagnetik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ELEKTROMAGNETIK
Teori elektromagnetik merupakan suatu teori yang menjelaskan hubungan
antara medan listrik dan medan magnet, yang menimbulkan rambatan gelombang
elektromagnet. Teori ini dikemukakan oleh James clark Maxwell pada tahun 1865.
menurut Maxwell, medan listrik yang berubah akan menimbulkan medan magnet,
sementara itu, Faraday berpendapat bahwa perubahan medan magnet menimbulkan
medan listrik. Jadi sifat saling terkait dan berkelanjutan antara medan listrik dan
medan magnet inilah yang menyebabkan timbulnya gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang padauan antara medan listrik dengan
medan magnet, disebabkan oleh muatan listrik bergerak dipercepat.
Kemudaian Maxwell menurnkan persamaan rambatan gelombang
elektromagnetik itu dalam ruang hampa sebesar :

1
c  1x10 8 m / s
 o o

dimana  o
= permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12 C/N.m2)

 o
= permeabilitas ruang hampa (12,6 x 10-7 Wb/A.m)

c = cepat rambat gelombang elektromagnetik

2.2 METODE ELEKTROMAGNETIK


Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah
metode elektromagnetik. Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk

3
eksplorasi benda-benda konduktif. Perubahan komponen medan akibat variasi
konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bahwa permukaan. Medan
elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja membangkitkan
medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi. Pengukuran semacam ini disebut
teknik pengukuran aktif. Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi
oleh besarannya sumber yang dibuat. Teknik pengukura lain adalah teknik
pengukuran pasif. Tenik ini memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari
sumber yang tidak sengaja dibangkitkan. Gelombang elektromagnetik seperti ini
berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 kHz) adalah yang biasa
disebut VLF. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan
yang luas.

2.3 METODE ELEKTROMAGNETIK VLF (VERY LOW FREQUENCY)


Metode ini bertujuan untuk mengukur harga daya konduktivitas batuan
berdasarkan pengukuran gelombang elektormagnetik skunder. Metode ini
memanfaatkan gelombang hasil induksi elektomagnetik yang berfrekuensi sangat
rendah. Karna frekuensinya yang cukup rendah, gelombang ini memiliki penetrasi
yang cukup dalam. Gelombang ini juga menjalar ke seluruh dunia dengan atenuasi
yang kecil dalam pandu gelombang antara permukaan bumi dan ionosfer.
Karena induksi gelombang tersebut, maka di dalam medium oleh batuan
akan timbul arus induksi. Arus induksi inilah yang menimbulkan medan skunder
yang dapat ditangkap di permukaan bumi. Besarnya kuat medan elektromagnetik
skunder ini sebanding dengan besarnya daya hantar listrik batuan (rho), sehingga
dengan mengukur kuat medan pada arah tertentu, maka secara tidak langsung kita
dapat mendeteksi daya hantar listrik batuan dibawahnya.
Metode yang digunakan adalah Tilt Angle, yaitu mendeteksi struktur
konduktif dan kontak geologi. Seperti daerah yang retal-retak (cracks) adalah rongga
yang titik air adalah hanya berisi udara saja. Xona alterasi adalah meneralisasi, xona
patahan dan dyke. Pada batuan sediment akan baik untuk penentuan keberadaan
lempeng, variasi ketebalan bedrock juga untuk mengetahui pelamparan zat-zat
pencemaran lingkungan.

4
2.4 PARAMETER ELEKTROMAGNET VLF
Adapun parameter elektromagnet VLF yang penting adalah

2.4.1 Pemancar
Pemancar ini mulai dibangun sejak perang dunia I, digunakan untuk
komunikasi jarak jauh karena kemampuannya untuk komunikasi gelombal
dengan pelemahan yang sangat kecil pada gelombang bumi ionesfer.
Penetrasinya cukup efektif hingga dapat menembus laut dalam.
2.4.2 Pengaruh Atmosfer
Sumber nois yang utama adalah radiasi medan elektromagnetik
akibat kilat atmosfer baik di tempat dekat atau jauh dari lokasi pengukuran.
Pada frekwensi VLF radiasi medan ini cukup dapat melemahkan sinyal yang
dipancarkan oleh pemancar. Daerah yang cukup banyak badai tersebut
adalah Amfira tengah dan Asia tenggara termasuk Indonesia.
Nois kedua adalah variasi diurnal medan elektromagnetik bumi dimana
terjadi pergerakan badai dari arah timur ke barat yang terjadi mulai siang
hingga sore hampir malam.
2.4.3 Rambatan Gelombang Elektromagnetik
Pada elektromagnetik VLF dengan frekuensi <100 KHz, arus
pergeseran akan lebih kecil dari arus konduksi karena permitivitas dieletrik
batuan rata-rata cukup kecil dan konduktivitas target biasanya > 10-2 S/m.
hal ini menunjukkan efek medan akibat arus konduksi memegang peranan
penting ketika terjadi perumbahan konduktivitas batuan.
2.4.4 Pelemahan (Atenuasi) Medan
Pelemahan medan ini mempengaruhi kedalaman. Kedalaman pada
saat amplitudo menjadi 1/e (kira-kira 37%) dikenal sebagai skin depth atau
kedalaman kulit. Kedalaman ini dalam metode elektromagnetik disebut


sebagai kedalaman penetrasi gelombang, yaitu kedalaman = 504
f

dimana  adalah resistivitas dalam ohm-meter, dan f adalah frekuensi.

5
2.5 Metode Ground Penetrating Radar (GPR)
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode goefisika dengan
menggunakan teknik elektromagnetik yang dirancang untuk mendeteksi objek yang
terkubur di dalam tanah dan mengevaluasi kedalaman objek tersebut. GPR juga
dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik permukaan bawah
tanah tanpa mengebor ataupun menggali tanah. Sisterm GPR terdir atas pengirim
(transmitter), yaitu antena yang terhubung ke sumber pulsa (Generator Pulsa)
dengan adanya pengaturan timing circuit, dan bagian penerima (receiver) yang
kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing) serta display sebagai
tampilan outputnya.
Berdasarkan blok diagram di atas, masing – masing blok mempunyai fungsi
yang cukup penting dan saling ketergantungan. Hal ini dikarenakan GPR merupakan
suatu sistem mulai dari penghasilan pulsa pada pulse generator lalu melewati blok-
blok yang ada kemudian sampai pada blok display dimana kita dapat melihat bentuk
dan kedalaman objek yang dideteksi. Namun dalam hal ini antena memegang
peranan yang sangat penting karena menentukan unjuk kerja dari sistem GPR itu
sendiri. Adapun faktor yang berpengaruh dalam menentukan tipe antena yang
digunakan, sinyal yang ditransmisikan, dan metode pengolahan sinyal yaitu :
1. Jenis objek yang akan dideteksi
2. Kedalaman objek
3. Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik.
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra dari letak
dan bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan tanah. Untuk
menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus memenuhi empat
persyaratan sebagai berikut:
1. Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah
2. Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien
3. Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang dideteksi.
4. Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Teori elektromagnetik merupakan suatu teori yang menjelaskan hubungan
antara medan listrik dan medan magnet, yang menimbulkan rambatan
gelombang elektromagnetik.
3.1.2 Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Perubahan komponen medan akibat variasi konduktivitas
dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan.
3.1.3 Metode elektromagnet VLF (Very Low Frequency) digunakan untuk
mengukur harga daya konduktivitas batuan berdasarkan pengukuran
gelombang elektromagnetik sekunder.
3.1.4 Adapun parameter elektromagnet VLF yang penting adalah : pemancar,
pengaruh Atmosfer, rambatan gelombang elektromagnet dan pelemahan
(atenuasi) medan.
3.1.5 Metode GPR digunakan untukmendeteksi obyek yang terkubur di dalam
tanah dan mengevaluasi kedalaman objek tersebut. Selain tiu dapat juga
diguanakan untuk mengetahu kondisi dan karakteristik permukaan bawah
tanah tanpa mengebor ataupun menggali tanah.

3.2 SARAN
Pada parameter elektromagnetik VLF yang kedua (pengaruh atmosfer) noise
kedua adalah variasi diurnal medan elektromagnetik bumi, dimana pergerakan badai
dari arah timur kebarat yang terjadi mulai siang hingga sore hampir malam, maka
disarankan pengukurna VLF di Indonesia dilakuakn pada bulan musim kemarau
(Mei-Juli) dimulai pagi hari jam 06.00-12.00 siang saja.

7
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Setyawan, lilik Hidayat. Kamus Fisika Bergambar. Purwokerto: Pakar Raya, 2004.
http//:www.metode-seismikdanelektromagnetik.com

You might also like