You are on page 1of 11

tentang mereka

jenis anak berkebutuhan khusus...


A tunanetra
B tunarungu
C tunagrahita
D tunadaksa
E tunalaras
F tunawicara
G tunaganda
H HIV/aids
I gifted
J talented
K kesulitan belajar
L lambat belajar
M autis
N narkoba
O Indigo

...Tentang Mereka...
Anda mungkin menyebut mereka dengan sebutan 'anak cacat', tapi
sesungguhnya mereka adalah anak 'Luar Biasa'. Luar biasa dalam menghadapi
kekurangan yang mereka punya, dan luar biasa dalam menggali kelebihan yang
ada dalam diri mereka. dan kini mereka disebut ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS.
Anak berkebutuhan khusus bukan semata-mata anak cacat, bodoh, dan memiliki
banyak kekurangan lainnya. Ada di antara jenis anak berkebutuhan khusus yang
memiliki kelebihan jauh dibanding anak biasa yang lain dan karena kelebihan
mereka itulah mereka tergolong anak berkebutuhan khusus agar kelebihan
mereka dapat tersalur dengan baik dan dapat menyeimbangkan kelebihan
mereka dengan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Anak berkebutuhan khusus juga butuh pendidikan, untuk itu ada sebuah sekolah
khusus yang disebut Sekolah Luar Biasa (SLB). Hanya saja di Indonesia sendiri
keberadaan SLB masih belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari masih belum
lengkapnya SLB untuk semua jenis anak berkebutuhan khusus.
Selain SLB, di Indonesia sedang dirintis sekolah INKLUSI, yaitu sekolah biasa
yang dapat juga menangani anak berkebutuhan khusus. Sekolah inklusi ini
masih dikembangkan sampai sekarang.

-UP-
...Jenis Anak Berkebutuhan Khusus...
Ada 15 jenis anak berkebutuhan khusus yang biasa dinamai dengan huruf mulai
dari A - O. Berikut ini merupakan susunan penamaan anak berkebutuhan khusus
yang terbaru:

A = TUNANETRA
Tunanetra merupakan gangguan dalam kemampuan penglihatan.
Tunanetra bisa diakibatkan bawaan sejak lahir atau juga kecelakaan.
Dalam membantu membaca, tunanetra menggunakan huruf khusus yang disebut
huruf braille. Hanya saja keberadaan buku braille ini masih terbatas. Tapi sudah
ada percetakan-percetakan yang menertbitkan bukunya dalam dua jenis huruf
tersebut. Bahkan sudah ada Al-Quran braille untuk tunanetra yang beragama
Islam.

-UP-

B = TUNARUNGU
Tunarungu merupakan masalah dalam kemampuan mendengar.
Tunarungu dapat disebabkan bawaan sejak lahir atau gangguan pendengaran.
Biasanya tunrungu menjadi tunaganda karena biasanya tunarungu diikuti dengan
tunawicara. hal ini disebabkan adanya gangguan pendengaran sejak lahir
membuat anak tidak biasa berlatih berbicara karena anak belajar berbicara dari
apa yang mereka dengar. Tunarungu dapat dibantu dengan alat bantu dengar.
Tunarungu biasa menggunakan bahasa isyarat. Bahasa isyarat adalah bahasa
yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir,
bukannya suara, untuk berkomunikasi. biasanya dengan mengkombinasikan
bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi
wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka.
Pada kenyataannya belum ada bahasa isyarat internasional yang sukses
diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat
bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama.
Untuk Indonesia, sistem yang sekarang umum digunakan adalah Sistem Isyarat
Bahasa Indonesia (SIBI) yang sama dengan bahasa isyarat America (ASL -
American Sign Language)

-UP-

C = TUNAGRAHITA
keterbelakangan mental.
Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara signifikan
berada di bawah rata-rata normal. Bersamaan dengan itu pula, tunagrahita
mengalami kekurangan dalam tingkah laku dan penyesuaian. Semua itu
berlangsung atau terjadi pada masa perkembangannya. Dengan demikian,
seorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga faktor, yaitu:
(1) keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata,
(2) ketidakmampuan dalam perilaku adaptif,
(3) terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun.
Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tunagrahita biasanya
dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan secara
umum biasanya diukur melalui tes Inteligensi yang hasilnya disebut dengan IQ
(intelligence quotient).

1. Tuna grahita ringan biasanya memiliki IQ 70 –55


2. Tunagrahita sedang biasanya memiliki IQ 55 – 40
3. Tunagrahita berat biasanya memiliki IQ 40 – 25
4. Tunagrahita berat sekali biasanya memiliki IQ <25

Para ahli indonesia menggunakan klasifikasi:


Tunagrahita ringan IQnya 50 – 70,
Tunagrahita Sedang IQnya 30 – 50,
Tunagrahita berat dan sangat berat IQnya kurang dari 30.

-UP-

D = TUNADAKSA
Pengertian Anak Tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya dan dari segi
anatominya.
1. Dari segi fungsi fisik,
tunandaksa diartikan sebagai seseorang yang fisik dan kesehatannya
mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan didalam berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan
program dan layanan khusus.
2. Pengertian yang didasarkan pada anatomi
biasanya digunakan dalam kedokteran. Daerah mana ia mengalami kelainan.

-UP-

E = TUNALARAS
Anak tunalaras, yang dimaksud disini adalah anak yang mengalami
hambatan/kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial,
bertingkah laku menyimpang dari norma-norma yang berlaku dan dalam
kehidupan sehari-hari sering disebut anak nakal sehingga dapat meresahkan/
mengganggu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Anak nakal yang dimaksud di sini adalah anak yang sangat berlebihan
kenakalannya. Misalnya saja anak kecil yang sudah mencuri bahkan membunuh.

PENGGOLONGAN ANAK TUNALARAS....


Penggolongan anak tunalaras dapat ditinjau dari segi gangguan atau hambatan
dan kualifikasi berat ringannya kenakalan, dengan penjelasan:
1. Menurut jenis gangguan atau hambatan
a. Gangguan Emosi
Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud dalam
tiga jenis perbuatan, yaitu: senang-sedih, lambat cepat marah, dan releks-
tertekan.
Secara umum emosinya menunjukkan sedih, cepat tersinggung atau marah,
rasa tertekandan merasa cemas.

b. Gangguan Sosial
Anak ini mengalami gangguan atau merasa kurang senang menghadapi
pergaulan. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup bergaul.
Gejala-gejala perbuatan itu adalah seperti sikap bermusuhan, agresip, bercakap
kasar, menyakiti hati orang lain, keras kepala, menentang menghina orang lain,
berkelahi, merusak milik orang lain dan sebagainya. Perbuatan mereka terutama
sangat mengganggu ketenteraman dan kebahagiaan orang lain.

2. Klasifikasi berat-ringannya kenakalan


Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman untuk menetapkan berat
ringan kriteria itu adalah:
a. Besar kecilnya gangguan emosi, artinya semikin tinggi memiliki perasaan
negative terhadap orang lain. Makin dalam rasa negative semakin berat tingkat
kenakalan anak tersebut.

b. Frekwensi tindakan, artinya frekwensi tindakan semakin sering dan tidak


menunjukkan penyesalan terhadap perbuatan yang kurang baik semakin berat
kenakalannya.

c. Berat ringannya pelanggaran/kejahatan yang dilakukan dapat diketahui dari


sanksi hukum.

d. Tempat/situasi kenalakan yang dilakukan artinya Anak berani berbuat


kenakalan di masyarakat sudah menunjukkan berat, dibandingkan dengan
apabila di rumah.

e. Mudah sukarnya dipengaruhi untk bertingkah laku baik. Para pendidikan atau
orang tua dapat mengetahui sejauh mana dengan segala cara memperbaiki
anak. Anak “bandel” dan “keras kepala” sukar mengikuti petunjuk termasuk
kelompok berat.

f. Tunggal atau ganda ketunaan yang dialami. Apabila seorang anak tunalaras
juga mempunyai ketunaan lain maka dia termasuk golongan berat dalam
pembinaannya.
Maka kriteria ini dapat menjadi pedoman pelaksanaan penetapan berat-ringan
kenakalan untuk dipisah dalam pendidikannya.
-UP-

F = TUNAWICARA
Tunawicara merupakan gangguan verbal pada seseorang sehingga mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi melalui melalui suara.
Tunawicara sering dikaitkan dengan tunarungu.(baca tunarungu)

-UP-

G = TUNAGANDA
yang mengalami kecacatan lebih dari 1 jenis.
KLASIFIKASI...
Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi kelainan, ada beberapa kombinasi
yang paling sering muncul dibandingkan kombinasi kelainan-kelainan yang
lainnya, yaitu:
1. Kelainan Utama Adalah Tunagrahita
a. Tunagrahita dan cerbral palsy
Ada suatu kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa anak-anak cerbral
palsy (CP) adalah anak-anak tunagrahita. Apapun penyebabnya, baik karena
genetik atau faktor lingkungan sehingga terjadi adanya kerusakan pada sistem
saraf pusat dapat menyebabkan rusaknya cerbral cortex sehingga menimbulkan
tunagrahita. Namun demikian, hubungan tersebut tidak berlaku secara umum.
Sebagai contoh, hasil-hasil penelitian yang dilakukan Holdman dan Freedheim
terhadap seribu kasus klinik mediknya, hanya dijumpai 59% dari anak-anak CP
yang dites adalah anak-anak tunagrahita (Kirk dan Gallagher, 1988). Melakukan
diagnosis untuk menentukan apakah seorang anak adalah tunagrahita diantara
anak-anak CP dengan tes inteligensi yang baku adalah sangat sulit untuk
dipercaya.

b. Kombinasi Tunagrahita dan Tunarungu


Anak-anak tunarungu mengalami berbagai masalah dalam perkembangan
bahasa dan komunikasi. Sementara itu, anak-anak tunagrahita akan mengalami
kelambanan dan keterlambatan dalam belajar. Pada anak tunaganda, bisa saja
terjadi anak tersebut mengalami tunagrahita yang sekaligus tunarungu. Anak-
anak yang demikian, mengalami gangguan pendengaran, memiliki fungsi
intelektual di bawah rata-rata dan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri
dengan lingkungannya.

c.Kombinasi Tunagrahita dan Masalah-masalah Perilaku


Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara tunagrahita dengan gangguan
emosional. Anak-anak yang mengalami tunagrahita berat ada kemungkinan
besar juga memiliki gangguan emosional. Yang tidak diketahui adalah
banyaknya anak secara pasti yang menampakkan kedua kelainan tersebut
bersama-sama. Ada gejala-gejala bahwa tunagrahita yang cukup kuat dan nyata
yang menyertai atau bersama-sama dengan gangguan emosional cenderung
untuk diabaikan atau dikesampingkan.

2. Kelainan Utama Adalah Gangguan Perilaku


a. Autisme
Anak yang mengalami autisme sulit melakukan kontak mata dengan orang lain
sehingga memberikan kesan tidak peduli terhadap orang di sekitarnya. Kelainan
utama pada anak autistik adalah dalam hal komunikasi verbal. Apabila
kegiatannya mengalami hambatan atau perubahan, maka mereka akan
berperilaku aneh serta berteriak-teriak, berjalan mondar-mandir sambil
menendang atau membenturkan kepalanya ke tembok. Kondisi ini juga sering
terjadi apabila anak dalam keadaan tegang, senang atau berada di tempat yang
asing.

b. Kombinasi Gangguan Perilaku dan Pendengaran


Memperkirakan secara pasti tentang berapa jumlah anak yang mempunyai
gangguan emosional perilaku dan yang sekaligus gangguan pendengaran
adalah hal yang sangat sulit. Hal ini sangat bergantung pada kriteria yang
digunakan untuk menentukan seberapa besar gangguan emosional dan tingkat
keparahan hilangnya pendengaran. Althshuler memperkirakan bahwa antara
satu sampai dengan tiga dari 10 anak tunarungu anak anak yang memiliki
masalah emosional.
Para ahli yang konsisten memberikan pelayanan kepada anak-anak yang
mempunyai gangguan emosional dan yang sekaligus tuli, cenderung memakai
klasifikasi kondisi anak-anak itu sebagai kondisi yang ringan, sedang dan berat.

3. Kelainan Utama Tunarungu dan Tunanetra


Apabila satu dari dua lelainan utama itu yang menyebabkan anak mengalami
gangguan, maka dalam memberikan pelayanan pendidikan, indra yang masih
baik kondisinya memperoleh perhatian utama untuk difungsikan. Bagi anak yang
tuli, maka saluran penglihatan digunakan untuk membentuk sistem komunikasi
berdasarkan isyarat, ejaan jari dan membaca bibir. Bagi anak yang mengalami
gangguan penglihatan (buta), maka program pendidikan dikompensasikan
melalui alat pendengaran.
Anak buta-tuli adalah seorang anak yang memiliki gangguan penglihatan dan
pendengaran, suatu gabungan yang menyebabkan problema komunikasi dan
problema perkembangan pendidikan lainnya yang berat sehingga tidak dapat
diberikan program pelayanan pendidikan baik di sekolah yang melayani untuk
anak-anak tuli maupun di sekolah yang melayani untuk anak-anak buta. Namun
demikian, bukan berarti anak buta-tuli harus dirampas haknya untuk
mendapatkan layan pendidikan. Dengan penangan yang baik dan tepat, anak-
anak buta-tuli masih bisa dididik dan berhasil. Contoh orang semacam ini adalah
Helen Keller.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak yang
tergolong tunaganda memiliki lebih dari satu ketidakmampuan. Walaupun
dengan metode diagnosis yang paling baik sekalipun, masih sering mengalami
kesulitan untuk mengidentifikasikan sifat dan beratnya ketunagandaan yang
dialami anak dan menentukan bagaimana kombinasi ketidakmampuan itu
berpengaruh terhadap perilaku anak.
Anak-anak yang tergolong tunaganda seringkali memiliki kombinasi-kombinasi
ketidakmampuan yang tampak nyata maupun yang tidak begitu nyata dan
keduanya memerlukan penambahan-penambahan atau penyesuaian-
penyesuaian khusus dalam pendidikan mereka. Melalui program pengajaran
yang sesuaiakan memungkinkan mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan
yang berguna, bermakna, dan memuaskan pribadinya.

-UP-

H = HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi
sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ T cell dan macrophage,
komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" - dan
menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan
pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan
kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.
akibat dari HIV ini dapat timbul berbagai macam penyakit, karena berkurangnya
daya imunitas tubuh.
Akibat dari keterbatasan inilah, orang penderita HIV/aids juga butuh perlakuan
khusus agar dapat menerima perlakuan dan pendidikan yang baik dan tetap
dapat diterima baik pula di masyarakat.

-UP-

I = GIFTED
Anak Gifted adalah anak yang tergolong cerdas istimewa.
Kondisi anak gifted tidak hanya mempunyai kecerdasan tinggi, tetapi berbagai
keunggulan yang dimilikinya dapat mengakibatkan beragam masalah, seperti
gangguan psikosomatis, psikologis, sosial, perilaku agresif, dan sebagainya.
Berbagai keunggulan yang dimiliki anak gifted ini meliputi: motivasi internal yang
tinggi, kosakata yang dikuasai banyak, mudah menerima dan mengingat
informasi yang luas dan mendalam, kreatif, senang menggunakan caranya
sendiri, rasa ingin tahu tinggi, mene-kankan kejujuran dan kebenaran, energik,
semangat tinggi, rasa humor tinggi, dan mempunyai harapan tinggi terhadap diri
sendiri dan orang lain.
Keunggulan anak gifted tersebut kemungkinan akan menjadi masalah yang
sangat berarti apabila tidak dikenali dengan tepat dan memperoleh bimbingan,
materi, metode, dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan bermacam
keunggulannya tersebut.
Problematika dapat timbul sebagai dampak dari keunggulan yang tidak
terakomodasi dalam model pembelajaran yang tepat di rumah dan di sekolah.
Problem itu meliputi tidak suka bantuan orang lain ketika sedang belajar/bekerja,
kurang minat berkomunikasi de-ngan teman sebayanya, tidak menyenangi
latihan dari awal, mengganggu kesibukan temannya yang monoton, suka
bertanya yang aneh-aneh, tampak seperti hiperaktif karena tidak ada kesibukan
yang sesuai dengan minatnya, mencari perhatian di kelas dengan mengganggu
ketenangan belajar temannya, perfeksionis dan tidak toleransi pada diri sendiri
dan orang lain sehingga mudah depresi, tidak senang pada sesuatu yang tidak
logis, dan cenderung tidak bisa kompromi dan menolak masukan dari orang tua
dan sebayanya.
Banyak pula anak gifted mengalami hambatan bicara akibat mengalami
keterlambatan dalam perkembangan kemampuan berbahasa ekspresif, yaitu
mengalami kesulitan menyampaikan apa yang dipikirkannya melalui komunikasi
verbal. Anak-anak gifted ini lebih senang menggunakan bahasa simbolik dan
mempunyai kemampuan reseptif yang baik, yaitu kemampuan dalam menerima
dan memahami komunikasi nonverbal.
Berbeda dengan anak-anak autis, mereka pada umumnya mengalami hambatan
majemuk pada perkembangan komunikasi verbal dan nonverbal, kesulitan
berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain, serta adanya perilaku
stimulatif dan repetitif.
Pada gifted penggunaan bahasa tidak meniru bahasa orang lain (original),
perkembangan bahasa dan bicara cepat, mempunyai rasa bahasa yang tinggi,
mampu melihat permasalahan dengan baik, hambatan motorik, perasaan tidak
ingin gagal, berpikir ke arah negatif dan berlebihan, dan mampu melihat
permasalah inti maupun umum.

Anak yang sangat cerdas pun termasuk dalam jenis anak berkebuthan khusus.
hal ini dikarenakan mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata yang
menyebabkan mereka pun butuh perlakuan khusus dalam menghadapi
kelebihan mereka. Sehingga mereka dipisahkan dari anak biasa agar mereka
dapat belajar dengan nyaman dan sesuai dengan kemampuan mereka.

-UP-

J = TALENTED
Talented adalah anak berkebutuhan khusus yang tergolong anak berbakat
istimewa.
Anak talented adalah anak yang memiliki kemapuan yang tinggi dalam bidang
tertentu, misalnya hanya dalam bidang matematik, Ilmu pengetahuan alam,
bahasa, kepemimpinan, kemampuan psychomotor, penampilan seni.

-UP-
K = KESULITAN BELAJAR
Kesulitan belajar dapat diakibatkan oleh faktor internal seperti kemalasan dan
juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Misalnya saja karena trauma yang
diakibatkan oleh pertengkaran orang tua sehingga dapat mengurangi konsentrasi
dalam belajar.

-UP-

L = Lambat Belajar (LEARNING DISABILITY)


Kurangnya kecepatan dalam menanggapi pelajaran.
Sebagaimana diketahui, disability dihubungkan dengan berkurangnya suatu
fungsi atau tidak adanya bagian tubuh atau organ tubuh tertentu. Kurangnya
fungsi suatu organ untuk belajar disebut learning disability. Learning disability
juga diartikan sebagai kelainan dalam satu atau lebih proses psychologis dasar
termasuk dalam pengertian dan penggunaan bahasa, bicara, atau menulis yang
mana ditunjukkan oleh diri anak dengan tidak baiknya kemampuan untuk
mendengar, berfikir, bicara, membaca, menulis, mengeja atau mengerjakan
penjumlahan matematik.
Sehingga orang yang mengalami learning disability memerlukan perlakuan
khusus dalam penanganan belajar, agar kemampuannya dapat terus bertambah
walaupun sukar untuk menyamai anak normal lainnya.

-UP-

M = AUTIS
Secara sederhana autis dapat diartikan orang yang asyik dengan dunianya
sendiri.
Banyak orang beranggapan bahwa anak autis adalah anak yang bodoh. Padahal
bukan itulah pengertian dari autis. Anak autis senang dengan dunianya sendiri,
bukan berarti mereka tidak cerdas. Anak autis pun terbagi dua menjadi anak
yang berIQ di bawah rata-rata dan anak yang berIQ di atas rata-rata. Karena
mereka sering asyik dengan dunia mereka sendiri, mereka butuh bimbingan
khusus agar mereka dapat bersosialisasi dengan orang lain.
Autisme sendiri merupakan spektrum dengan interval yang panjang, yakni dari
yang berat sampai yang ringan sehingga disebut autism spectrum disorder
(ASD). Anak-anak ASD adalah mereka yang mengalami keterlambatan bicara,
mempunyai rentangan inteligensi dari yang rendah (below average) hingga rata-
rata (average). Sedangkan kelompok autisme yang mempunyai inteligensi tinggi
disebut autisme asperger.
Pada umumnya, anak autis asperger baru dikenali ketika sudah kelas III atau IV
di sekolah dasar, karena anak ini tidak mengalami keterlambatan perkembangan
bicara dan ketika usia balita dikira anak gifted. Namun pada saat anak ini di SD,
kesulitan mulai tampak sebagai akibat hambatan komunikasi dan sosial, serta
mengalami kesulitan dalam pelajaran yang bersifat akademis yang disebabkan
oleh kesulitan berpikir analisis dan pemecahan masalah sebagai dampak dari
ketidakmampuan dalam kemampuan kreativitas, fantasi, dan imajinasi.
Jika kita amati dalam kegiatan di sekolah, terlihat jelas perbedaan antara
sindrom asperger dan gifted. Pada sindrom asperger dalam penggunaan bahasa
selalu sama berulang-ulang, monoton dengan intonasi khas, kesulitan dalam
penggunaan bahasa kiasan dan simbolik, sering berbicara tentang hal yang tidak
penting, tidak mampu merasakan perasaan orang lain, hanya tertarik pada
bidang yang disukainya, kurang mampu membangun relasi sosial, kesulitan
berkomunikasi nonverbal, tidak mampu melakukan kontak dan relasi sosial,
kesulitan membaca mimik dan bahasa tubuh, mampu berbicara tetapi tidak
komunikatif, dan ada gerakan stereotip dengan sikap tubuh yang aneh.
Persamaan antara gifted dan sindrom asperger,yaitu: mereka cenderung berpikir
egosentris, hambatan motorik, mampu dalam persoalan tertentu, penggunaan
bahasa yang cepat, kemampuan pemaknaan bahasa yang tinggi, kuat dalam
verbal, pengetahuan luas, daya ingat tajam, kemampuan berkomunikasi lemah,
mampu memecahkan masalah tertentu, dan tidak jarang mengalami depresi

-UP-

N = ANAK KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari
'Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif'.
Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani narkotikos, yang berarti "menggigil".
Ditemukan pertama kali berasal dari substansi-substansi yang dapat membantu
orang untuk tidur.

Efek narkoba itu sangat banyak sekali. Beberapa diantaranya adalah,


Orang yang menggunakan narkoba dapat kecanduan atau ketagihan. Orang
tersebut akan berusaha bagaimana caranya agar dapat memperoleh narkoba
kembali, meskipun melalui cara-cara kriminal. Mata orang tersebut akan merah.
Bibir mereka menjadi kecoklatan, bahkan daya tahan tubuh mereka akan turun.
Ketika daya tahan tubuh mereka turun, mereka mudah sekali terserang penyakit.
Tubuh mereka akan menjadi kurus kering, dan kurang semangat.
Tanda-tanda dini anak yang telah menggunakan narkotika dapat dilihat dari
beberapa hal antara lain :
• 1. anak menjadi pemurung dan penyendiri
• 2. wajah anak pucat dan kuyu
• 3. terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak
• 4. matanya berair dan tangannya gemetar
• 5. nafasnya tersengal dan susah tidur
• 6. badannya lesu dan selalu gelisah
• 7. anak menjadi mudah tersinggung, marah, suka menantang orang tua
• 8. suka membolos sekolah dengan alasan tidak jelas
Bahaya...
Diluar bahaya yang ditimbulkan karena kecerobohan atau penggunaan
berlebihan, narkotika juga dapat menimbulkan bahaya infeksi, tertular penyakit
dan overdosis. Komplikasi ditimbulkan karena pemakaian jarum suntik yang tidak
steril. Hepatitis dan AIDS adalah penyakit yang umum ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik yang tidak steril sesama pengguna narkotika.

Karena akibatnya yang dapat mempengaruhi fisik dan mental anak korban
penyalahgunaan narkoba, maka inilah yang menyebabkan anak tersebut harus
mendapat perlakuan yang khusus pula.

-UP-

O = INDIGO
Orang yang memiliki kelebihan di bidang spiritual.
Misalnya saja orang yang sudah bisa meramal sejak anak-anak, anak yang
dapat bertelepati, anak yang dapat membaca pikiran orang lain, dll.
Istilah “indigo” berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini
merupakan kombinasi biru dan ungu, diidentifikasi melalui cakra tubuh yang
memiliki spektrum warna pelangi, dari merah sampai ungu. Istilah “anak indigo”
atau indigo children juga merupakan istilah baru yang ditemukan konselor
terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe

-UP-

Sistem penamaan ini adalah sistem penamaan yang terbaru dan belum
digunakan sepenuhnya dalam penamaan sehari-hari.

-:beranda:-:cari ilmu:-:about them:-:hall of fame:-:slb:-:sekolah inklusi:-


--:sharing ilmu:-:link:-:pojok download:-:bonus ilmu:-:contact us:-:hello:--
copyright © 2007
-design by fikimutsejakjanin-

You might also like