Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Laela Khikmiyah
NIM: 3150402021
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
Ketua Jurusan Sejarah
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal :10 Oktober 2006
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengesahkan
Dekan,
iii
PERNYATAAN
Semarang,
September 2006
Laela khikmiyah
NIM: 3150402021
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Keberhasilan dapat dicapai dengan doa dan usaha yang maksimal dan kesabaran
adalah bagian dari suatu perjuangan untuk mencapai kemenangan “
ii
PRAKATA
Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat, rahmat dan hidayah NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Skipsi berjudul “ Kutil Tokoh Lokal Dalam Revolusi Sosial di Tegal tahun
1945-1946 “. Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata Satu
1. Prof. Dr. AT. Sugito, SH, MM, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Sunardi, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan ijin
3. Drs. Jayusman, M. Hum, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial yang
studi.
iii
7. Bapak Sahmad, sebagai kepala Legiun Veteran Kota Tegal, Bapak Karso,
8. Bapak dan Ibu pihak Musium Mandala Bhakti yang telah membantu dalam
9. Orang tuaku yang telah memberikan semangat dan doa pada penulis dalam
10.Teman-teman angkatan 2002 yang selalu ada di dalam hati dan selalu
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu Penulis.
saran dan kritik senantiasa Penulis harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat
Semarang, September
2006
Penulis
iv
SARI
Laela Khikmiyah. Kutil Tokoh Lokal dalam Revolusi Sosial di Tegal tahun
1945-1946.Program Studi Ilmu Sejarah/S1. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Semarang. 81 Halaman.
v
terjadi di Tegal pada tahun 1945-1946 di latar belakangi dengan keadaan
masyarakat Tegal yang secara ekonomi sangat memprihatinkan, munculnya
kekuatan sosial yang berdasarkan Idiologi dengan munculnya kelompok
Leggaong (bandit) adalah bagian dari berkobarnya revolusi sosial di Tegal tahun
1945-1946 berdampak pada kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi dan juga
kondisi politik masyarakat Tegal. (3) Peranan Kutil dalam menggerakan revolusi
sosial diantaranya Munculnya dia sebagai seorang tokoh yang mempunyai
pengaruh sangat besar. Caranya menarik simpati dan bentuk kepemimpinannya
adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam peristiwa tiga daerah. Kutil
adalah orang yang dijadikan tokoh sentral yang memimpin “aksi pendombrengan”
diwilayah Tegal. Ia sebagai tokoh yang dijadikan ciri dalam peristiwa tiga daerah,
pengaruhnya begitu besar dengan latar belakang pendidikan yang dia peroleh
hanya sampai kelas dua sekolah rakyat, namun kemampuannya mengerahkan
masa dengan jumlahnya yang ribuan untuk ikut dalam gerakannya, menuruti
segala perintah dan ucapannya adalah kelebihan yang dimilikinya, serta sikap
yang berani memperjuangkan nasib rakyat dengan mengangkat orang-orang yang
berasal dari kalangan sendiri duduk dalam jabatan pemerintah. Gerakan yang dia
pimpin adalah gerakan yang spontanitas, namun strukturnya secara sederhana
sudah terbentuk.
vi
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul............................................................................................ i
Persetujuan Pembimbing............................................................................ ii
Pernyataan .................................................................................................. iv
Prakata........................................................................................................ vi
Daftar isi..................................................................................................... x
B. Perumusan Masalah................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan.................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka..................................................................... 7
G. Metode Penelitian................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan............................................................. 14
vii
B. Masa Sekolah ......................................................................... 17
C. Masa Dewasa.......................................................................... 18
BAB V. PENUTUP................................................................................... 79
A.Simpulan .................................................................................... 79
B.Saran ........................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 84
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Pemalang ………………………………………………………. 94
ix
DAFTAR FOTO
halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
endemis.
ini dianggap sangat komplek dan di jadikan dasar suatu kelompok untuk
(Lucas.1989:193)
yang terjadi ini tidak hanya terjadi di Tegal saja namun meliputi juga
1
2
(Lucas 2004:147)
sosial rakyat, sebab setelah terjadi proklamasi, keadaan tidak menjadi lebih
keadilan, karena rakyat selama ini merasa dibodohi, rakyat selalu saja
Revolusi Sosial tidak hanya terjadi pada bidang politik saja tetapi
juga terjadi pada bidang ekonomi dan sosial. Kemunculan tiga kelompok
sosial baru di daerah Tegal memberi perubahan pada bidang politik dan
sosial. Kelompok ini berpangaruh dan mempunyai peran yang luas dalam
unsur terpenting.
2
3
Islam di pekalongan pada tahun 1918. diteruskan oleh gerakan PKI dan
meletus pada tahun 1927 tetapi baru tercapai pada bulan Oktober sampai
Di Tegal saat itu juga PKI mempunyai pengaruh yang sangat besar di Jawa
Pekalongan menjadi sebuah pusat dari kegiatan politik yang radikal dan
kelompok komunis.
3
4
kurang tegas yang masih memegang tradisi lama yang selalu menunggu
perintah dari atas atau pusat adalah alasan rakyat menginginkan pergantian
4
5
sosial.
bagian lain yang merupakan ikatan atas bawah dan mempunyai tugas yang
berbeda-beda.
diperolehnya.
anggota polisi setempat oleh sekelompok orang yang marah, peristiwa itu
5
6
dasarkan asas “ Sama rata sama rasa”. Kelompok yang diketuai Kutil
diluar kota. Tidak ada yang membayar untuk pembagian itu dan tidak ada
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas alasan penulis memilih judul Kutil Tokoh Lokal
C. Tujuan Penelitian
1945-1946
6
7
Revolusi Sosial
D. Manfaat penulisan
lokal.
penulisan ini perlu dibatasi ruang lingkup kajiannya. Ruang lingkup ini
meliputi:
a. Skope Tematikal
b. Skope Temporal
7
8
kapan peristiwa itu terjadi. Dalam penulisan ini yang diambil adalah
F. Tinjauan Pustaka
Dalam tema yang berjudul Kutil Tokoh Lokal dalam Revolusi Sosial
E.Lucas yang berjudul One Soul One Struggle setelah sebelumnya menulis
Dalam bukunya, one soul one struggle (peristiwa tiga daerah seri
hanya melengkapi bukunya yang pertama. Dilihat dari isinya antara buku
aspirasi lewat tulisan yang berupa kritikan dan sindiran, tulisannya lebih
yang digunakan juga jauh lebih banyak sehingga menambah faliditas data
Isi buku secara keseluruhan antara bukunya yang pertama yang terbit
pada tahun 1986 dengan bukunya kedua yang terbit tahun 2004 tidak
susunan dari setiap babnya pun sama. Namun secara keseluruhan isi dari
8
9
buku ini tetap menarik, walaupun sebagian besar sumber yang diperoleh
Buku ini, menceritakan secara urut mulai dari kaum Nasionalis dan
Jepang.
Pada bab lima bagian dari buku ini adalah bagian yang sangat
sosial, termasuk juga tokoh Kutil juga banyak diulas dibagian ini. Pada
Timur Mahardika tahun 2000 adalah buku yang berjudul Gerakan Masa.
ini dilakukan oleh rakyat. Secara prinsip merupakan gerakan yang lahir
gerakan sosial yang terjadi di Tegal adalah gerakan yang terjadi akibat
9
10
dan sinergi antar berbagai komponen yang ada berupa sumber daya
saja membutuhkan:
masih tradisional. Kelebihan buku ini, pada buku yang di tulis Timur
buku ini, kebanyakan yang dibahas adalah gerakan masa yang terjadi pada
10
11
G. Metodologi Penelitian
sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan
1. Heuristik
a. Studi Kepustakaan
11
12
berupa majalah dan Koran yang terbit pada tahun itu) Peneliti
a. Perpustakaan UNNES
b. Wawancara
sejarah.
2. Kritik Sumber
12
13
Kritik Intern
Kritik Ekstern
dengan cara membandingkan antara data yang satu dengan data yang
lain.
13
14
3. Interpretasi
4. Historigrafi
pengalaman).
14
15
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan.
masa dewasa
15
16
Bab V Penutup
diajukan.
16
BAB II
A. Masa Kecil
Kutil bernama asli Sakhyani. Dalam bahasa jawa yang berarti “Bintil
Kecil” (yang menempel di kulit). Atau bisa juga di artikan “pencopet”. Ia diberi
nama sebutan Kutil karena memang Sakyani kecil raut mukanya berbintil-bintil
berwarna hitam. Sesudah dewasa bintil-bintil itu hilang, namun demikian nama
Ia adalah anak kedua seorang pedagang emas dari Taman dekat Pemalang
menurut anggapan umum dia berasal dari Madura. Secara kelakar dia di juluki
Kaligung merupakan sumber mata air dari masa ke masa, yang mengalir
dari gunung sampai laut melewati daerah Kabupaten Tegal. Pada masa dulu
Kaligung airnya masih sangat jernih, karena merupakan air yang berpasir dan
dijadikan sumber air bagi penduduk yang berada disekitar aliran sungai. Tapi
sekarang Kaligung adalah sungai yang sudah dalam dengan kondisi air yang kotor
dan keruh. Hal ini disebabkan adanya penambangan pasir dan batu kali oleh
Kaligung berada tepat belakang rumah Kutil. Kali tersebut digunakan sebagai
16
17
berlabuh. Disamping itu pula dahulu di sekitar tempat tinggal Kutil dijadikan
sebagai dermaga pelabuhan, itu terbukti dengan adanya tali-tali besar kapal yang
dililitkan dipaku besar sebagai pengait (wawancara dengan Bapak Taim, Juni
2006). Namun pada saat kutil di Pesayangan kaligung sudah berpindah letaknya
lebih jauh dari jalan raya yang dikenal dengan sebutan jalan Perpil. Pemindahan
Kaligung ke Perpil lebih disebabkan karena sering terjadi banjir yang cukup besar
kadang airnya meluap sampai sekitar depan pasar (wawancara dengan Bapak
Taim, Juni 2006). Tinggalnya yang diseberang sungai Gung yang menyebabkan
asal mula timbul kekaburan mengenai julukan yang dikaitkan dengan asalnya
yang dari Madura. Di Jawa orang Madura dan orang yang berasal dari luar Jawa
disebut orang seberang. Selain itu juga orang-orang Madura di Jawa dianggap
memiliki sifat yang keras sehingga sesuai dengan perwatakan Kutil sebagai anak
yang nakal “bangor” (dalam logat Tegal) Ia jarang menuruti orang tuanya. (Lucas,
2004:153)
B. Masa Sekolah
hanya bisa membaca dan menulis sedikit, sedangkan tulisan tangannya hampir
tidak terbaca. Sekolah Rakyat adalah sekolah yang didirikan oleh pemerintah
Jepang khusus untuk anak-anak pribumi (orang Indonesia), Sekolah Rakyat pada
saat itu setingkat dengan SD sekarang. Sekolah Rakyat diperuntukan untuk orang-
orang pribumi yang mau belajar, mereka datang ke sekolahpun karena pegawai
pendidikannya terdiri dari pendidikan militer, baca tulis dan olah raga orang-orang
tidak bayar. Yang diajarkan diantaranya untuk kelas satu diajarkan Huruf Jawa,
kelas dua diajarkan Huruf Latin, membaca huruf Abjad dan bahasa Melayu
diajarkan kelas empat. Sekolah rakyat dahulu dalam satu Kecamatan hanya ada
satu sekolah saja . Kecamatan Talang pada waktu itu hanya mempunyai satu
Sekolah Rakyat yaitu di Ekoproyo (wawancara dengan Bapak Karso, Juni 2006)
Masa kecil Kutil dilewati sama seperti anak-anak yang lain, tidak ada hal yang
C. Masa Dewasa
pangkas rambut di desa Kajen yang terletak di pinggir jalan raya selatan Tegal.
Pangkalan cukur Kutil menjadi satu-satunya pangkalan cukur yang ada di daerah
itu. Disamping meja cukurnya, ada sebilah pedang panjang (gobang) tergantung di
dinding di sebelah kaca. Tentu saja ini menyebabkan dari pada berkelahi dengan
dia, tukang cukur yang lainnya di desa itu lebih baik angkat kaki cepat-cepat.
Pangkalan cukur Kutil mengenakan tarif yang cukup mahal bagi pelanggannya.
Orang yang cukur dikenakan biaya 5 sen. Bagi orang biasa itu ibarat uang
anak-anak cina dan pegawai pegadaian (wawancara dengan Bapak Wastap, Juni
2006).
untuk dijual kembali. Sifat kreatifnya didukung karena Desa Pesayangan adalah
desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai tukang emas,
dan suku cadang sepeda). Dari jaman Kutilpun masyarakat Pesayangan sudah
berdagang sampai keluar kota, kota Bandung adalah kota yang paling besar
memesan emas ataupun perak dari daerah ini (wawancara dengan Bapak Taim,
Juni 2006). Pada tahun 1937 Kutil mencalonkan diri dalam pemilihan lurah Desa
Kajen, tetapi kalah “hanya satu suara saja” selama masa pendudukan Jepang Kutil
Watak dan sifat Kutil sudah terbentuk sejak kecil, karena latar
belakangnya yang berasal dari Madura membawa pengaruh watak yang keras.
mempunyai adat istiadat yang keras, keras dalam tutur katanya, tetapi mereka juga
mereka sangat senang bekerja, memiliki perasaan persaudaraan yang kuat, dan
terbentuk karena dipengaruhi oleh letak geografis Madura yang berada di daerah
pantai, dimana orang pantai cara berbicaranya lebih keras, emosinya masih sulit
temannya yaitu Slamet dan Washari ke Digul dalam perjuangan Sarekat Rakyat.
Mereka melarikan diri dan pulang ke Tegal dengan terlebih dahulu membunuh
sudah Kutil tunjukkan dari dahulu ketika dalam perjalanan ketiga orang itu
berjanji “Nanti kalau lapar, diantara kita siapa yang akan dibunuh, itu yang akan
mempunyai empat orang anak, dua anaknya laki-laki bernama Khambali dan
Sapi’i dan dua anak perempuannya bernama Fatimah dan Rokhmah. Istrinya pada
pangkalan potong rambut suaminya (Wawancara dengan Bapak Taim, Juni 2006)
Kutil sebagai guru agama biasa bepergian jauh dengan sepeda untuk
memimpin pengajian al-Qur’an. Dia sering pulang kerumah lewat tengah malam
Nilai-nilai keislaman pada waktu itu memang kuat, terlihat dari penuhnya masjid
21
maupun Mushola yang dipadati dengan banyaknya orang sholat. Mereka sholat
sampai di halaman depan Masjid (wawancara dengan Bapak Wastap, Juni 2006).
tidak selalu menjalankan ibadah sholat lima kali sehari. Penduduk setempat
menyebutnya santri, menggunakan istilah itu dalam arti lama yang berarti orang
suci.
lama dan orang-orang golongan Pangreh Praja dengan orang pilihannya, orang
adalah pejabat yang ditunjuk dan diangkat oleh penjajah. Segala keputusan dan
perintah dari atasan dan masih menganut sistem penjajahan. Selain itu Kutil juga
oleh pemerintah baik jatah bahan pakaian, terlebih jatah beras. Tidak ada yang
ataupun Pangreh Praja mendapat jatah yang sama. Kutil menganut paham sama
rasa, sama rata semua orang sama, karena pada tahun 1945 masa awal
orang-orang yang kelaparan perutnya kempes, yang terlihat hanya tulang dan
kebanyakan dari mereka akhirnya meninggal. Pemikirannya yang lain ialah, ingin
mendirikan dan merebut kekuasaan Kabupaten dan Tiga Daerah. Dia ingin
22
pemerintahan yang sah pada waktu itu, Dia bercita-cita memerintah penuh dan
sendiri yang nantinya menjadi hukum yang berlaku dalam masyarakat. Ia tidak
Masyarakat pada waktu itu menginginkan pemerintahan Rakyat, apa yang dimiliki
diangkat oleh rakyat, pemerintahan yang ada adalah untuk kesejahteraan rakyat.
disambut gembira oleh Rakyat karena mereka menganggap Kutillah yang akan
merubah nasib mereka jauh lebih baik. Pemikiran Kutil lahir dari penderitaan
yang Ia alami. Bagaimana beratnya hidup dijajah dan kini setelah Indonesia
pakaian dan terutama beras tidak dibagikan secara merata. Tindakan maupun
keputusan yang mereka ambil juga dirasa sangat lamban karena menunggu
seperti pabrik tekstil dan gudang padi. (wawancara dengan Bapak Karso, Juni
tidak berperikemanusiaan.
BAB III
penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Jepang dilakukan secara menyeluruh dan
mendalam.
misalnya golongan elit intelektual, adapun golongan yang status sosialnya turun.
setempat dengan rakyat yang berakar pada sifat-sifat feodal yang mulai longgar.
Para kepala desa yang ada di Tegal hanya dijadikan sebagai alat didalam
beragama Islam dan sangat fanatik. Kefanatikannya terlihat nyata pada adat
fanatiknya sekalipun bermain sepak bola tetap memakai sarung tidak boleh
memakai celana. Orang arab saat itu mendapatkan tempat yang lebih tinggi
16
17
penduduk pribumi yang sebagian besar dari mereka hidup di pedesaan dan sedikit
sekali yang hidup di kota. Mereka terdiri dari orang kaya yaitu para pangreh praja,
lurah, para pedagang kaya dan selebihnya para petani yang berdiam di desa.
Bangsa Cina (Tionghoa) pada waktu itu sangat dipercaya sebagai kaki
Karesidenan Pekalongan. Baik sebagai petani penggarap atau buruh tani ataupun
sebagai pemilik sawah atau tanah. Di daerah pantai tanahnya kurang subur karena
memberi aroma teh dan polowijo. Di daerah daratan rendah keadaan tanahnya
subur, karena adanya pengairan yang baik dari sungai-sungai yang melewati
daratan itu sehingga ditanami padi dan polowijo di musim kemarau. Sawah-sawah
yang lain ditanami tebu untuk memenuhi kebutuhan pabrik gula yang terdapat
didaerah itu. Dalam masa pemerintahan Belanda hampir diseluruh sawah daratan
rendah ditanami tebu untuk mencukupi kebutuhan pabrik gula itu sesuai dengan
seperti kopi, teh, kayu jati, Pinus. Didalam pemerintahan Belanda kopi merupakan
hasil ekspor utama didaerah ini disamping teh dan gula, karet, kina dan panili.
wilayah Tegal bagian utara adalah lautan dan pantai penghasil perikanan, selain
antara bangsa asing dengan penduduk pribumi. Hal ini berarti menaikkan tingkat
hal olahraga yang menyeluruh dari kota sampai desa adalah merupakan perhatian
mereka terhadap kesehatan jasmani dan rohani bagi rakyat Indonesia. Selain itu
telah memberikan kepercayaan yang besar dalam diri mereka yang akan sangat
Jepang ternyata ketentuan wajib militer ini meliputi seluruh lapisan usia dari anak-
anak sampai yang tua akhirnya menimbulkan kehidupan sosial yang memburuk.
lapar maupun kudisan yang merajalela bahkan hampir setiap hari terdapat orang
bidang hukum dan politik. Dalam bidang politik, pemerintahan Jepang segera
pemerintah terhadap korp pangreh praja merupakan bentuk dari salah satu
pedesaan.
batas otonomi dari pemerintahan desa. Hal ini terbukti dengan pengangkatan
kepala desa berdasarkan kriteria tertentu dan melalui serangkaian prosedur tes dan
seleksi hal ini bertujuan agar kepala desa mengerti Administrasi pemerintah dan
Tegal juga dalam bidang keorganisasian. Pada masa pergerakan nasional sudah
melepaskan diri dari penjajahan Jepang. Namun pada masa itu Jepang melarang
organisasi kepemudaan.
20
Mobilitas tersebut dalam bentuk barisan Sainendan, Keibodan, Heiho dan Peta.
penggunaan senjata dan sikap kedisiplinan yang selalu digembleng dalam latihan-
latihan.
bagi bangsa Indonesia, untuk melawan penjajah. Para pemuda yang dilatih militer
perjuangan kemerdekaan, misalnya Peta yang dibentuk oleh Jepang. Mereka tidak
sepenuhnya patuh pada Jepang, tetapi dibalik semuanya mereka juga melatih para
mengubah sikap hidup dan pandangan rakyat Tegal. Budaya Jawa yang selalu
pasrah dan menerima apa adanya tidak dianut lagi oleh sebagian pemuda.
Pemuda Tegal mulai berjiwa reaksioner terhadap semua yang berkenaan dengan
kebijakan Jepang.
Revolusi sosial yang terjadi di Tegal kurang lebih tiga bulan setelah
tidak hanya terjadi di Tegal saja namun, terjadi juga di daerah-daerah lain seperti
Penyebabnya adalah adanya sikap menunggu perintah yang sudah menjadi pola
berinisiatif dan sikap kepatuhan seorang abdi yang terpuruk oleh latar belakang
Idiologi inilah kelompok yang membentuk Front Rakyat yang di sebut Gabungan
Badan Perjuangan Tiga Daerah (GBP3D). Kelompok ini terbentuk pada tanggal
cabang Tegal. dengan tujuan utama front adalah merebut stuktur karesidenan
dalam kekuasaan organisasi yaitu di Tegal, Brebes, dan Pemalang. Gerakan ini
pemimpin Barisan Pelopor dan Badan Pekerja di Tegal dan Brebes. AMRI Slawi
mereka anti Fasis dan tidak berkompromi dengan Belanda. Pengikutnya yaitu
kesempatan untuk merombak struktur pemerintahan yang lama ke arah yang lebih
demokratis. Tetapi karena pada tahun 30-an sewaktu mereka kembali dari
Digul/penjara lain. mereka selalu dalam pengawasan Belanda, dan tidak boleh
dan berusaha mempengaruhi sikap Pangreh Praja ke arah yang lebih mendukung
22
republik yang baru. Diantara mereka ada yang duduk dalam GBP3D yang di
nasional lewat dua tokoh yang berasal dari Tegal yang pertama Supeno, anggota
partai Sosialis dan badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP)
yang kemudian menjadi menteri pembangunan dan pemuda dalam kabinet Hatta
Pekalongan pada awal 1947 tokoh kedua ialah Subagio Mangunraharjo pemimpin
Kelompok ketiga di dalam Aliran Kiri yang menguasai GBP3D ialah PKI
bawah tanah. Di mulai akhir tahun 30-an di Surabaya. Widarta dan K.Mijaya cs,
mereka di masa pendudukan Jepang, antara lain di Lasem, Blitar, dan Pemalang.
Meskipun dengan jaringan lokal yang terbatas, ikut menentukan cita-cita Gerakan
terpukulnya GBP3D. Di Tiga daerah itu selain perbedaan pandangan dalam aliran
kiri tentang bagaimana revolusi itu harus di jalankan juga terdapat perbedaan
Selain kaum Kiri yang ada dalam Peristiwa Tiga Daerah elemen lain yang
juga sangat penting adalah kelompok Islam. mengapa kaum agama ikut arus
Revolusi dan apa cita-cita Islam pada waktu itu. Islam nasionalis sejak zaman
yang tokohnya antara lain K.H.Abu Suja’i (Pemimpin partai sarekat Islam
23
Indonesia di Tegal) yang menjadi Bupati Tegal pada waktu Peristiwa Tiga
Daerah. yang diangkat oleh komplotan Kutil. Di Tegal, 22 persen camat baru
yang terpilih terdiri dari golongan Islam Nasionalis. Di Pemalang kelompok ini
disebut sebagai Santri rakyat, dengan maksud untuk membedakan mereka dari
Daerah.
dua orang di Tegal dan dua orang lagi di Brebes dan tujuh anggota lainnya K.
Mijaya (di Tegal) dan Amir (di Pemalang) yang paling aktif.
kelompok itu menyebar di kalangan Eropa termasuk negeri Belanda. Pada abad
pusatnya.
membaginya menjadi Sarekat Islam Merah yang di pimpin oleh Semaun dan
Sarekat Islam putih yang di pimpin oleh HOS Cokroaminoto. Sarekat Islam merah
bergabung dengan ISDV dan pada tahun 1920 membentuk Perserikatan Komunis
Masalah lain yang dihadapi PKI bawah tanah di Tiga Daerah yaitu; bahwa
para tokohnya Widarta, Bung Kecil dan K.mijaya (juga residen Baru Sarjio dan
sekretarisnya Muroso) berasal dari luar daerah dan bukan orang setempat,
Tegal di ketuai oleh Sardjono. saat itu juga PKI mempunyai pengaruh yang sangat
Karesidenan Pekalongan menjadi sebuah pusat dari kegiatan politik yang radikal
dan para pengikut PKI di Tegal dan Pekalongan adalah tokoh-tokoh penggerak
komunis.
yang menjadi otak dari segala kegiatan perjuangan PKI di Tiga Daerah. Tokoh
lain penggerak perjuangan politik Tegal adalah Parno Sutikno, seorang pegawai
25
(Lucas,1989:196)
sebagai pusat kegiatan kelompok PKI Kamijaya. Dijalankan secara ilegal dengan
kegiatan operasional bawah tanah. yang bekerja sama dengan kekuatan progresif
setempat dan kader PKI bawah tanah di Hutan Sukowati Pemalang seperti
Secara politik Kamijaya mengikuti garis politik Tan Malaka seperti pada
marah, bahwa ia tidak suka campur tangan saudara Sayuti Melik dalam masalah
Melik sebagai golongan nasional, mempunyai rentan jauh dalam segi pemikiran
maupun Idiologinya.
menerapkan revolusi yang mempunyai tiga segi yaitu politik, ekonomi, dan
26
militer. Ketiga segi tersebut mampu mengadakan revolusi jangka panjang yang di
golongan Komunis pusat oleh ajaran Tan Malaka yang membakar semangat
perjuangan dalam mencapai kemerdekaan 100 persen yang berisi tujuh pasal
yaitu:
3. Tentara rakyat (dalam arti, Kemauan tentara sesuai dengan kemauan rakyat)
354)
memanfaatkan jalannya revolusi. Apabila pada suatu saat timbul kegentingan dan
alat-alat pemerintah menjadi lemah serta tidak berdaya menguasai situasi, maka
kelompok yang terorganisasikan mereka ”hidup” dalam dunia “hitam” atau dunia
27
“bawah” atau dunia “bengkok” yaitu dengan membalikan nilai-nilai dari dunia
“Lurus”.
ekstorsi, anti pemerasan oleh pihak penguasa, tuan tanah, pihak pabrik dan
perkebunan.
kelompok Leggaong (bandit) yang tumbuh dan berkembang pada saat itu,
kelompok Kutil adalah kelompok yang memiliki tempat dan kedudukan tersendiri
pada saat itu. Kelompok yang muncul akibat sikap ketidak puasan atau sebagai
dua:
1. Bandit biasa
belakang apapun.
2. Bandit sosial
1. Perampok berkawan
2. Seorang yang mencuri, membunuh dengan cara kejam dan tanpa rasa malu
(gangster)
Sartono Kartodirjo, yang di maksud gerakan sosial lebih menitik beratkan pada
sekuler (Suhartono,1995:103)
hal-hal yang sifatnya riil dan Ekonomis, artinya menghadapi kepentingan primer
(Suhartono,1995:105)
sebagai aksi protes di tingkat lokal. Kelompok sosial ini memainkan peranan
Revolusi sosial yang terjadi di Tegal kurang lebih dua setengah bulan
penjual makanan, Penjahit, Petani miskin, tukang besi dan penjual Jamu.
Jepang tidaklah menjadi lebih ringan, berton-ton padi yang di setorkan setelah
kepada masyarakat, mereka menunggu perintah terlebih dahulu dari atasan. Hal
(Lucas,2004:147)
berupa aksi dombreng yang intinya gerakan ini merupakan tindakan membuat
malu para pejabat yang korup di depan umum. Gerakan perbanditan ini
struktur menunjukan hubungan antara satu bagian dengan bagian lain yang
dengan jagoan yang bernama Kutil yang bernama asli Syakyani sebagai tukang
cukur. Dia dianggap mempunyai kekuatan doa-doa, jimat dan dianggap Ratu Adil
Kutil tidak punya Jimat, ataupun doa-doa. Kekuatan pada dirinya terletak
Kyai Makdum adalah teman Kutil. Kyai Makdum memiliki kekuatan istimewa
dan dapat menyembuhkan orang sakit, kepada Kyai inilah kelompoknya meminta
nasihat dan mendapat azimat dan mantra. Azimat tersebut berupa pandonga
slamet (minta doa selamat) Kyai Makdum memberikan segelas air putih untuk
diminum sebelum berangkat. Segelas air putih yang diminum dipercaya akan
tidak hanya itu, mereka juga membawa bambu runcing yang sudah diberkati.
perlawanan dan pemberi kekebalan serta penangkal roh jahat. Karena langkanya
senjata api (hanya dua orang tokoh AMRI, lainnya disamping Kutil yang
memilikinya) adanya perlindungan semacam itu dirasa lebih penting artinya, baik
bagi kaum Leggaong maupun bagi Kaum Revolusiner (Wawancara dengan Bapak
anggapan bahwa Kyai Makdum adalah guru Kutil dan seperti anggapan
Kyai terkenal.
31
masyarakat. Kutil mengangkat dirinya sendiri, karena dia merasa sebagai seorang
rakyat. Dukungan rakyat terbukti dengan tidak ada satupun orang yang berani
dengan dia apalagi menentangnya dan setiap tindakan maupun perintahnya benar-
benar dijadikan hukum oleh masyarakat pada saat itu. Tindakan yang dilakukan
dengan tidak segan-segan dia akan membunuh dengan cara yang kejam. Kutil
tampil sebagai jagoan Republik (walaupun disiang bolong) yang ingin membalas
Perbanditan yang terjadi di Talang jelas terlihat, masa revolusi sosial yang
terjadi kurang lebih tiga bulan, menunjukan bahwa perbanditan pada masa
pengikutnya pun terdiri dari tidak hanya orang-orang dari golongan bawah saja
melainkan juga orang-orang dari kalangan agama yang notabene namanya sudah
32
sendiri. Disamping itu juga hubungan kekeluargaan antara masyarakat sudah tidak
tidak dapat ditinggalkan, jika berani menghindar hukuman berat menanti. Tenaga-
penduduk dan keharusan menyerahkan hasil padi bagi para petani telah
Koloni Belanda (NICA) bahkan dalam Agetasinya dalam suatu rapat di Brebes
dianggap bersalah.
munculnya tokoh Kutil yang terkenal dengan tindakannya yang tidak mengenal
masa revolusi sosial di tegal, dijadikan tokoh utama dalam setiap gerakan, razia,
satu rapat di Kecamatan Moga, Pemalang selatan. Awal bulan Oktober rakyat
meminta agar padi dibagikan. Camat yang sedang pergi membuat suasana
suasana, namun rakyat yang berkumpul malah menjadi marah dan melempari
menunjukkan bahwa pemerintah setempat sudah tidak punya waktu lagi untuk
bertindak, karena pada akhir minggu kedua bulan Oktober tindakan pemerintah
dimulai.
radikalnya. Sebelum perang, pada tanggal 7 Oktober malam hari, sehari setelah
Rumah “Den Mas” Harjowiyono, lurah desa Cerih, dikepung oleh rakyat. Rakyat
mengancam akan membakar rumah itu, bila lurah tidak mau keluar. Pada pagi
mereka apa kesalahannya. Ia dilucuti dan diberi pakaian goni, sedangkan istrinya
diberi kalung padi, suami istri ini diarak, diiringi bunyi gamelan milik lurah yang
diperlakukan seperti ayam, dipaksa minum air mentah dalam tempurung kelapa
35
dan makan dedak (kulit padi) kemudian lurah dan kelurganya ditahan di
Revolusi sosial yang terjadi di Tegal dimulai antara tanggal 20-25 Oktober
latihan baris-berbaris setiap pagi atas perintah dari pimpinannya dalam rangka
persiapan untuk menghadapi musuh Belanda. Sebagai inti gerakan ini berasal dari
orang-orang yang berjalan kaki, naik sepeda, dokar maupun dengan kendaraan
bermotor mereka, diberhentikan dan diperiksa satu persatu dengan cara yang tidak
Pamong Praja, polisi negara langsung diseret dan dibawa ke markas. Demikian
pula bila terdapat orang yang membawa barang-barang atau pakaian yang
bercorak Merah Putih Biru, mereka diseret secara beramai-ramai dengan tuduhan
NICA kaki tangan Kolonial Belanda. Kelompok pemuda ini juga memberlakukan
ketentuan, kepada siapa saja yang berjalan melewati markas penjagaan Pemuda
MERDEKA!
36
yang cepat dalam mengambil keputusan yang semata-mata untuk kepentingan dan
gerakan.
namun kelompok itu sebagian besar terdiri dari orang-orang yang usianya sekitar
Agustus 1945, negara Indonesia dihadapkan pada banyak persoalan baik dibidang
masih cukup kuat mengakar pada kehidupan masyarakat. Sedang dibidang politik,
berjalan sangat lambat, karena aktivitas masyarakat dipusatkan pada usaha usaha
menjadi nyata. Kedatangan tentara sekutu dari Semarang adalah salah satu faktor
Daerah ini adalah kekerabatan yang telah berlangsung lama dalam kehidupan
sekolah pada masa ini secara umum tidak meningkat, karena pelajaran yang
diajarkan sangat sedikit. Mereka sering kali diggerakkan untuk melakukan kerja
tanaman liar untuk diserahkan kepada pihak Jepang. Hal ini sering dilakukan
dan banyak masyarakat yang tidak sekolah. Berakhirnya peristiwa tiga daerah
pondok pesantren, guru agama, dan Kyai. Guru agama pada saat itu mempunyai
kedudukan yang istimewa karena masyarakat pada saat itu menganggap guru
agama adalah orang yang pantas dihormati dan merupakan tokoh yang
kharismatik. Status haji dan Kyai dianggap sebagai simbol martabat sosial. Peran
Kyai dan guru agama mempunyai pengaruh yang sangat penting, mereka
38
Misalnya ketika pemimpin TKR Kol H. Iskandar Idris akan dibunuh, yang
berpengaruh dalam masyarakat adalah para ulama, kelompok Elite Birokrasi yaitu
aparatur pemerintah seperti bupati, patih, wedana, camat termasuk juga kepala
desa atau bekel. Seorang kepala desa berperan sebagai pelindung rakyat,
pihak pemerintah. Pada waktu peristiwa tiga daerah meletus semua aparatur
yang berdampak pada bidang ekonomi. Ekonomi perang peninggalan Jepang telah
bagi rakyat. Masalah gizi pada jaman Jepang masih menjadi penyakit rakyat
terkena penyakit busung lapar dengan ciri-ciri perut besar dan buncit, tubuh kurus
oleh masyarakat bahkan, hukum rimba masih melekat pada jiwa masyarakat
Tegal, “Siapa yang kuat dialah yang dapat”. Semboyan itu muncul pada saat
rakyat tidak bisa mempertahankan haknya karena kedudukan priyayi yang lebih
terhadap daerah lain. Kamijaya sebagai golongan kiri yang berhasil menyusup
negara dengan melihat kenyataan bahwa tanah yang membentang luas dan hutan
yang menghijau merupakan bagian hak milik negara, sehingga rakyat harus
antara lain:
ciri pada tahun tersebut adalah negara dalam keadaan lemah, namun
masyarakat dalam keadaan yang cukup kuat. Karena itu ketika cita-cita
daerah itu kaya dengan pabrik-pabrik tekstil dan sumber daya alam, tetapi
yaitu:
Tiga
Daerah
(Kutoyo,1979:98).
menurun dan pemenuhan kebutuhan pokok berkurang serta terjadi krisis moral.
untuk memperbaiki ekonomi sebelumnya yang dianggap tidak sesuai lagi dengan
keadaan yang diharapkan oleh kelompok Kamijaya, antara lain sebagai berikut:
2. Pembagian dan pembelian bahan makanan yang diatur oleh badan sentral
ketangan pemerintah
(KPR)
pangan sangat terbatas. Kondisi sosial ekonomi masyarakat Tegal pada masa
3. Dengan adanya Kereta Api, pengangkutan jadi lebih lancar dan banyak hasil
mengurangi pengangguran.
perkebunan kopi dan tebu untuk mencukupi kebutuhan rakyat Tegal. Penduduk
tiga daerah, akan tetapi masyarakat tetap berusaha meningkatkan kebutuhan hidup
sesuai dengan kemampuan mereka. Ada yang mulai membuat kerajianan Poci
43
(tempat teh) untuk memenuhi kebutuhan keluarga Pangreh Praja dan para pejabat
pemerintahan Tegal dan ada juga yang sudah mulai berdagang di pasar walaupun
tingkat pedesaan. Campur tangan pemerintah Jepang terhadap Korp pangreh Praja
desa. Kepala desa diangkat berdasarkan kriteria tertentu secara demokratis. Pada
makanan dan sumber tenaga dapat lebih mudah. Kepala desa berperan penting,
antara lain:
c. Pengumpulan padi
44
d. Perekrutan Romusha
Akibatnya timbul kebencian masyarakat terhadap pamong praja pada waktu itu.
dan kemiskinan.
akibatnya para pejabat tidak mempunyai wibawa dan pemerintah sendiri tidak
golongan pangreh praja dan golongan pemuda dengan aksi gerakan daerah.
Jepang.
45
daerah yang sah dan disetujui oleh masyarakat Tegal. Pangreh praja yang telah
Kyai diangkat menjadi Bupati, Wedana, dan Camat untuk menggantikan pejabat
lama yang berasal dari masa pemerintahan Jepang. Adanya pengangkatan Pangreh
dibidang pemerintahan yang masih dapat kita rasakan sampai sekarang adalah:
a. Strkturisasi yang dibentuk pada masa pemerintahan Jepang masih tetap ada
b. Jabatan kepala desa tidak dapat turun temurun akan tetapi melalui tes terlebih
pemerintahan baru masih berlanjut. Pada tanggal 11 Desember itu juga, Sarjio
menyerah dan jatuh ketangan rakyat, semua sebutan dan gelar kepriyayinan harus
hubungan antara pejabat dan rakyat harus didasari oleh prinsip tersebut. Sebutan
250)
pemimpin yang demokratis adil dan bijaksana serta dapat meningkatkan struktur
Setelah Peristiwa tiga daerah berakhir, maka pada tanggal 1 Januari 1946
Gondo Suwito dan sejak saat itu TKR di Tegal tidak lagi masuk ke dalam
pula TKR laut telah disempurnakan dan terbentuklah ALRI Pangkalan IV Tegal,
pemerintahan baru dan pangreh praja baru yang diinginkan masyarakat yaitu
Pekalongan
47
Sejak bulan Maret 1946, Resimen XIII Tegal, ALRI Pangkalan IV Tegal
a. Resimen XIII Tegal ke front Bandung Utara, Lembang- Ciater dan Front
Bandung
Barat.
e. Laskar rakyat Tegal, ke Front Karawang Timur dan Front Semarang Barat
Tegal menjadi lebih aman dan sistem pemerintahan yang stabil dan dinamis.
BAB IV
Dalam Revolusi Tiga Daerah pengaruh Kutil sangat besar, selain dijadikan
sebagai The Great Man, seorang pemimpin yang dalam setiap perkataannya
rendah saja, tetapi orang kaya yang berpendidikanpun tunduk dan patuh pada
makanan, penjahit, petani miskin, tukang besi, penjual jamu. Seperti badan-badan
perjuangan lainnya, tugasnya ditetapkan sendiri oleh dia yaitu mencari sisa-sisa
agen NICA.
Revolusi sosial di Talang mulai lebih awal dari pada di tempat-tempat lain
dan tujuan AMRI bentukan Kutil dimasa Revolusi Sosial adalah pembagian
kekayaan. Tujuan lain adalah menumpas setiap orang yang dicurigai menjadi agen
16
17
kharisma yang begitu besar. Ia seakan-akan diangkat oleh massa, dan merasa
dirinya sebagai pemimpin karena di puja-puja, di percaya rakyat secara penuh dan
pengaruhnya.
mengadakan Razia umum, kereta Api yang lewat pada saat itu dihentikan, kereta
tombreng ke jalan dan banyak juga yang dibunuh, Ada juga yang dirazia di
diberlakukan sama seperti itu (Wawancara dengan Bapak Karso, Juni 2006).
dari tanggal itu), sasarannya tidak hanya ditunjukkan untuk golongan Pangreh
Praja saja. Namun ditunjukkan juga kepada Polisi, Asrama Polisi, wilayah yang
18
dengan cara yang tidak berperikemanusiaan. Seperti yang dialami oleh diri
secara beramai-ramai, baru setelah babak belur ditanya, mau ikut siapa? Setelah
dijawab mau ikut Kutil barulah dia dilepaskan. Dengan anggapan bahwa tindakan-
tindakan mereka tidak akan mendapatkan hukuman dari yang berwajib, mereka
Sahmad 2006).
negara yaitu Singa, dia adalah orang yang paling sulit dibunuh karena Singa
tubuhnya. Singa akhirnya meninggal dengan cara dimasukan dalam lubang yang
telah dibuat oleh orang-orang Cina di dekat jembatan Kaligung dan dikubur
hidup-hidup (Wawancara dengan Bapak Sadum, Juni 2006). tindakan Keji dan
brutal dari Massa pemuda pimpinan Syakyani ternyata tidak ada yang menuntut.
hal ini membawa akibat tindakan –tindakan yang lebih brutal dilakukan Syakyani.
Ia dan anak buahnya mulai mengadakan tindakan teror kepada rakyat. Rumah-
rumah penduduk di teror dan di gedor, setiap orang di dobrak untuk keluar dari
rumahnya kecuali orang yang sudah tua dan sedang sakit. Mereka di haruskan
19
untuk mengikuti gerakan-gerakannya dan kepada siapa saja yang tidak mau
Pada saat itu, beribu-ribu massa Rakyat membanjiri jalan besar Talang
menunggu komando dari Algojonya Kutil dan sejak saat itu pula Massa pemuda
yang brutal itu kemudian memblokade jalan ke jurusan selatan Slawi. praktis
seluruh daerah Talang di kuasai massa rakyat. jalan raya Talang yang biasanya di
tidak ada lagi kendaraan yang berani lewat di jalan tersebut. Perbanditan pada saat
itu situasinya memuncak menjadi lebih gawat dan timbul Pembunuhan lagi yang
1. R saleh
orang yang di anggap menentangnya. dan pada setiap malam harinya terjadi
terdengar berita kematian karena ulah keji massa rakyat pimpinan Syakyani.
Dalam situasi yang demikian orang tidak boleh berkata keliru atau secara
bersenda gurau sekalipun dengan teman sendiri. Sebab salah-salah bisa dianggap
menentang sehingga pada waktu itu orang-orang menjadi terdiam diri tidak berani
berkata apa-apa, kecuali apa yang di katakan oleh Kutil dan komplotannya harus
Seperti yang menimpa Dastra dari desa Harjosari Adiwerna, Dastra adalah
seenaknya sendiri, oleh massa Rakyat dia dinggap tidak menyetujui gerakan
rakyat, Ia langsung di seret dan di pukul kepalanya dengan pukul besi, kepalanya
dengan berseragam lengkap, Camat yang masih muda dan belum berpengalaman.
berbicara di depan umum di Lemah Duwur, di depan Makam Kuno Tegal Arum.
21
Ia mengatakan bahwa Presiden Sukarno telah di tahan oleh NICA yang baru saja
Setelah selesai pidato, Suparto tidak segera meninggalkan rapat dan Ia di bunuh
2006).
ada orang yang tidak sengaja menginjak rambut yang sudah gembel akibat darah
yang sudah kering karena banyaknya darah yang keluar. Kaki orang tersebut
dengan cepat-cepat orang itu angkat dan ternyata kepala Camat Adiwerna pecah.
Contoh lain dari tindakan kelompok Kutil yaitu dengan brutal menjarah
dan membunuh orang-orang yang sebetulnya mereka tidak tahu apa-apa, Slamet
(23 tahun) anak sulung Wedana Adiwerna menjadi sasaran amarah kelompok
Kutil. Ia mendapat surat dari pimpinan API yang mengatakan bahwa harta milik
keluarganya dapat diambil di markas API Kejambon dengan sebuah truk pinjaman
dari kantor Kabupaten, Slamet berangkat ke Markas API dan Ia tak pernah
kembali, Ia di bunuh sangat Keji dan brutal dengan cara di tangkap dan di ikat
kedua tangan dan kakinya kemudian di angkat dan di jatuhkan di atas batu besar
ke Adiwerna waktu itu sepi sekali tidak ada kendaraan lewat, karena di setiap 25
meter ada rintangan jalan dari kayu atau bambu. Di pinggir-pinggir jalan banyak
orang dan anak-anak yang membawa bambu runcing, semua orang yang lewat
22
harus memberi salam “Merdeka” kepada mereka. Di setiap pos jaga terkumpul
meja kursi dan barang-barang rampasan dari orang-orang cina yang melewati pos
itu.
terpengaruh ketika itu adalah kecamatan Talang, Adiwerna, Slawi sebagai pusat
gerakan. Di Brebes meliputi Brebes kota, Jatibarang, Losari Timur dan Tonjong
Pemalang kota, Petarukan dan Comal dengan pimpinan Supangat dan Idris.
Dalam Revolusi Sosial yang terjadi di Tegal, pengaruh Kutil sangat besar,
itu terbukti dari banyaknya orang-orang yang menjadi pengikut dan ikut dalam
ikut bergerak dan berjuang bersama, tidak ada paksaan, maupun janji-janji yang
Kutil berikan.
Masyarakat pada waktu itu berada dalam keadaan dan situasi yang sulit
orang yang tidak ikut dengan sendirinya dianggap adalah pengkhianat dan
dahulu di Bank Rakyat (bank BRI cabang Talang sekarang) yang dijadikan
orang yang akan dibunuh, bahkan apabila orang itu sudah dalam penyekapan,
orang tersebut di suruh naik di Podium dan diperlihatkan pada massa dan secara
dalam istilah bahasa Tegal dikenal dengan “Tung Tung Grumbung” Yaitu
keluar dari rumah. Tua, muda kecuali orang yang sedang sakit, berjalan di jalan
raya dan bergabung dengan massa lainnya. Mereka bergabung ikut mengeksekusi
dari rumah-kerumah dan mengatakan “harus ikut” namun apabila Kutil melihat
sendiri ada masyarakat yang tidak ikut bergerak pada saat itu juga. Ia tidak segan-
itulah dengan sendirinya, masyarakat apabila terdengar ada aba-aba dan Kutil
tidak setuju dengan gerakan itu meninggalkan rombongan massa dan berjalan
Persenjataan yang digunakan pada saat itu masih sangat sederhana. yang
pertama digunakan adalah senjata yang dibuat dari bahan bambu yang diruncingi
yaitu bambu runcing atau pada saat itu masyarakat menyebutnya dengan nama
cocolan. Ada beberapa senjata api hasil rampasan tentara Jepang dan polisi yang
telah dibunuh dan hanya beberapa orang saja yang menggunakan. Kutil sendiri
pada saat itu tidak menggunakan senjata apa-apa. Ia bertindak sebagai pemimpin
pengaruh yang sangat besar, terutama perkataan Kutil yang seperti dijadikan
hukum dalam masyarakat. Sebagai contoh pada saat itu sudah dilakukan
menggunakan angus. Laki-laki itu diarak dijalan raya dengan diikuti massa yang
berada dibelakang dengan membawa kaleng kosong, kentongan kayu (atau apa
saja) yang dipukul oleh para pengaraknya. Bunyi kentongan tergantung pada
jumlah dan irama pukulannya. Di desa Jawa, ditempat Lurah biasanya ada
tabuhan yang disebut kentongan yang terbuat dari potongan kayu besar dan
dilubangi, sehingga apabila dipukul keluar bunyi “Thong” dari kata “Thong”
tanda-tanda waktu rapat desa, kebakaran, pencurian, atau tanda bahaya lainnya.
Hukum yang berlaku pada masyarakat saat itu adalah hukum “Tombreng-
tombreng” suara pukulan dari kaleng kosong, kentongan atau apa saja sebagai
25
tanda untuk menyiarkan berita bahwa mereka telah menangkap pencuri desa,
pamong desa yang dianggap korupsi (Wawancara dengan Bapak Sahmad, Juni
dilepaskan dan tidak jadi dibunuh namun sebaliknya ketika Kutil mengatakan
pembunuhan. Perkataan Kutil pada saat itu benar-benar menjadi hukum yang
dipatuhi masyarakat.
Situasi di luar kota Tegal setiap hari selalu timbul huru-hara, keributan-
orang yang dianggap menentang. Dalam situasi seperti itulah cara dan pandangan
rakyat sudah tidak bisa dibenarkan lagi, rakyat menganggap pandangan Kutillah
paham lain serta oknum-oknum yang bertentangan dengan jiwa Pancasila. Pada
hakekatnya Peristiwa Tiga daerah merupakan akses revolusi yang kalau tidak ada
kewaspadaan dan kecepatan bertindak dari pada TKR Resimen XVII dapat
Dalam Tri Upaya sakti dinyatakan bahwa Revolusi Indonesia yang di jiwai
kita terima manakala kita selalu ingat kondisi dan situasi pada saat tercetusnya
Revolusi. Kondisi dimana rakyat dan bangsa Indonesia berjuang dan menghimpun
saat itu masyarakat Indonesia di hadapkan pada suatu krisis. Krisis kelaparan,
masyarakat banyak yang meninggal karena tidak mampu makan (Arsip Peristiwa
Situasi Kota yang tidak terkendali yaitu dengan kacaunya keadaan sangat
hitam.
Kumunis, dugaan itu lebih diperkuat lagi dengan akan dibunuhnya orang-orang
komandan resimen XVII tiba di markas yang masih sepi, yang ada hanya petugas
jaga piket. Haji Iskandar Idris lalu memerintahkan kedua orang petugas masing-
masing Tjasmuan dan Ambari untuk memanggil Kyai Bisri dan Kyai Muchidin,
diajak pergi ke daerah tersebut untuk memberi nasehat kepada murid dan
santrinya yang banyak menjadi pengikut gerakan pada saat itu. Kemudian Kyai
Bisri, Kyai Muchidin, H. Iskandar Idris dengan berkendaraan sedan dikawal oleh
dua ulama itu memasuki daerah Talang dihentikan oleh massa rakyat. Kendaraan
terpaksa berhenti dan untuk selanjutnya kedua ulama Kyai Bisri dan kyai
Muchidin dibawa ke selatan, dimasukan kedalam bangunan rumah tua yang tidak
digunakan, yang dijadikan tempat tahanan. Termasuk juga Kardinah yang juga
daya pikat dan daya hidup yang panjang. Sidney Hook menyatakan:
2. Lepas setuju atau tidak bahwa dalam sekalian bentuknya yang terselubung
ukuran yang sudah pasti berbeda dengan masyarakat yang sekarang. Konsep
mengenai masa depan diberi kerangka dan batas-batas yang lebih spesifik,
inilah yang oleh Ignas Kleden dikatakan sebagai Utopia yang digunakan oleh
3. Mereka percaya akan kebebasan, sehingga banyak orang yang kemudian juga
sosial memberi tempat bagi faktor eksogen (luar) di mana pada beberapa teori
29
(Prasetyo,2002:178)
Bentuk Kepemimpinan Kutil pada masa revolusi sosial, tidak terlihat jelas.
Bentuk gerakan pada saat itu boleh dikatakan berantakan, semrawud dalam bahasa
Tegal. Gerakan itu adalah gerakan spontanitas, tidak memegang hukum tetapi
Menggunakan Bank Rakyat (Bank BRI Cabang Talang sekarang) sebagai markas
bendera merah putih, sebagai simbol perlawanan rakyat. Tidak ada struktur yang
resmi dan jelas. Namun secara sederhana struktur dalam gerakan itu sudah ada
walaupun bentuknya masih sederhana dan tidak tertulis jelas dalam susunan
struktur sebuah gerakan. Struktur yang sederhana itu terlihat dengan adanya
pembagian tugas yang lumayan jelas, Bagi orang-orang yang berada di bawah
Kutil. Kutil sebagai komandan tertinggi mempunyai dua ajudan yang selalu
menemani dia kemanapun. Mereka berjalan layaknya dua tentara yang siap
mendapat perintah dari komandannya, Dua ajudan Kutil bernama Rasyan dan
Abdul Manaf. Setiap pulang dari markas cara berjalan mereka seperti orang yang
berbaris, dan memakai senjata Klewan. Anggota yang lain ada juga yang tugasnya
cina apabila ada orang yang berteriak di jalan dan mengumumkan bahwa harus
membuat lubang, dengan sendirinya orang-orang Cina keluar dari dalam rumah
Gung.
Tidak hanya itu saja, Kutil juga memerintahkan agar orang-orang pribumi
yang bekerja pada orang-orang cina sebagai pembantu (dalam bahasa Tegal lebih
dikenal dengan sebutan babu) segera keluar dari pekerjaannya dan tidak
diperbolehkan bekerja pada orang-orang Cina lagi. Dan apabila ada orang yang
diantaranya pencurian, penggarongan tidak ada. keadaan desa dan wilayah Tegal
pada saat itu tenang dari pencurian dan penggarongan. Rumah tidak di kuncipun
barang-barang dan kekayaan lainnya aman karena tidak ada yang berani mencuri
apalagi menggarong. Mereka takut pada kutil, takut apabila tindakannya ketahuan
karena Kutil tidak hanya menindak orang-orang yang dianggap Probelanda saja.
Namun Ia juga menindak pencuri yang ketahuan mencuri, biasanya mereka diarak
jalan. Ada pada saat itu pencuri ayam yang ketahuan, ayam curiannya
Orang Cina pada saat itu diundang datang ke Markas, orang cina
ketakutan. Mereka bersedia menyerahkan harta benda atau apapun yang mereka
punya dan bersedia memenuhi apa saja yang mereka butuhkan asalkan mereka
31
tidak dibunuh. Tidak ada perlawanan sedikitpun dari mereka, ada juga beberapa
orang Cina yang melarikan diri, keluar dari wilayah Tegal meninggalkan harta
Brebes telah di kuasai oleh gerakan Massa. Tanggal 4 November 1945, gerakan
massa Tiga daerah mengadakan penyerbuan kota Tegal. Tampak ribuan Massa
keluar masuk kampung mencari orang laki-laki untuk diajak menyerbu kota
Bupati Tegal, RS. Sunaryo dengan cepat diselamatkan oleh Mansyur dari
Raden Ajeng Kardinah, adik kandung R.A.Kartini yang saat itu berada di
tengah-tengah Bupati bersama keluarga Bupati lainnya di bawa oleh massa rakyat
dan di paksa berpakaian sarung goni dan di arak keliling Kota, sehingga menjadi
serta menguasai Stasiun Kereta. Hari itu juga massa rakyat mulai mengejar-ngejar
para pejabat di kota Tegal. Mereka yang tertangkap kemudian di bunuh secara keji
tercatat:
32
1968:21)
massa rakyat selalu membaca Takbir. Mereka datang dari berbagai desa. Warga
kota Tegal yang tidak mau ikut-ikutan waktu itu menyembunyikan diri, sehingga
ada penilaian dari gerakan massa bahwa warga kota Tegal perempuan semua
sama.
bagian utara kota yang masih di kuasai oleh TKR. Perjalanan massa rakyat di bagi
antara lain menyerbu asrama polisi di Brebes, Pemalang, dan berhasil melucuti
33
senjatanya. sedang terhadap para prajurit TKR mereka masih berfikir dua kali
kemudian bubar setelah pimpinannya yang dikenal kebal terhadap senjata tewas
Pemerintah Daerah Tegal, Brebes, dan Pemalang sudah tidak berfungsi terbukti
pada pejabatnya seperti Bupati Tegal, Brebes, dan Pemalang dan Residen
oleh para dalang komplotan Kutil untuk mengangkat para pejabat dari orang-
orang mereka sendiri. Beberapa Pejabat yang diangkat oleh dalang Komplotan
mengangkat para pejabat yang sebagian besar para ulama dan tokoh agama Islam.
meresahkan masyarakat.
kota terbuka, yaitu dengan cara membuat sepi kota Pekalongan. Masyarakat di
bahwa kota Pekalongan tidak di jaga keamanannya. Taktik dan Strategi yang di
terapkan oleh TKR dengan baik dan lancar sehingga tidak dapat di ketahui oleh
Seorang dari pihak Kutil yang di kirim ke Pekalongan. Gerakan Tiga Daerah dari
yaitu Kutil alias Sakyani. Massa dari Tegal naik kereta api sedang massa dari
Pemalang naik truk kemudian dari kedua massa tersebut bertemu di depan Stasiun
Kereta Api. Laskar gerakan Tiga Daerah dengan membawa senjata dan bambu
kendaraan. Seorang prajurit TKR, Kartedjo waktu itu menyamar sebagai massa
resimen oleh prajurit Kartedjo yang menyamar. dengan mudah akhirnya para
pemimpin gerakan rakyat termasuk Kutil dapat di tangkap dan mereka kemudian
2006).
Internasional dari markas besar tentara yang isinya menyebutkan bahwa dalam
kunjungan kerja ke daerah Tegal. Dengan adanya berita tersebut mendorong TKR
dan ketertiban daerah yang telah mengancam stabilitas nasinal, dengan alasan-
1. Bahwa rakyat pada umumnya tidak setuju dengan Gerakan Rakyat Tiga
orang komunis
2. Adanya berita-berita dari Markas Besar tentara bahwa dalam waktu lima hari
pihak kepolisian serta para tokoh pejuang. Operasi yang menyeluruh dan
berjalan dengan lancar tanpa rintangan yang berarti. Beberapa orang yang
dianggap tokoh ditangkap dan ditawan di gudang kopi. Sedangkan para pemimpin
mereka sudah banyak yang melarikan diri. Kepercayaan rakyat kepada TKR dapat
2. Mayjen. Sumatupang
Stasiun Kereta Api Tegal, rombongan langsung menuju ke Stadion Sepak Bola
seperti Republik Talang, republik Slawi, Republik Tegal atau Republik Brebes.
Rapat umum tersebut berjalan tertib dan aman tanpa gangguan apapun
daerah-daerah
H. Ismail Hasan Idris, Sudarsono Amir dan para bekas tahanan tiga daerah
Sardjio dari Pemerintah pusat. Dengan demikian berarti bahwa Gerakan Badan
Perjuangan Rakyat Tiga Daerah ini adalah gerakan yang dilegalisir oleh
Sakyani, algojo Tiga Daerah karena dianggap bersalah. Sebelum hukuman mati
melarikan diri ke Jakarta, dan bekerja sebagai tukang cukur, profesi lamanya
39
Tahun 1949 wajahnya dikenali orang Slawi, dan kemudian ditahan oleh Polisi
Januari 1950. Kutil ikut diserah terimakan kepada polisi Republik, dikirim
tanggal 13 Februari 1950. Suprapto, yang menjabat Jaksa Agung RI, diminta
memastikan hukuman yang dulu dijatuhkan atas diri Kutil. Tanggal 8 April
ditolak pada tanggal 21 April 1951. Dua minggu kemudian Kutil dibawa ke pantai
dekat Pekalongan, tempat yang dipilih untuk eksekusi oleh Komandan Militer
Kota, Sudharmo, yang menjadi Kepala Staf Resimen XVII TKR di Pekalongan
semasa Peristiwa Tiga Daerah dan ikut memainkan peranan penting dalam
Menjawab ”tidak ada”. Dia menolak matanya ditutup, dan dengan berjongkok Ia
1951. (Lucas,2004:309-310).
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Sebagai langkah akhir dalam penulisan skripsi ini, penulis akan mencoba
terdahulu, yaitu:
1. Latar belakang kehidupan Kutil terutama masa kecilnya yang berasal asli dari
Jawa yang mempunyai adat istiadat yang keras, kasar dalam tutur katanya,
Penderitaan yang dia alami semasa penjajahan menjadikan dia orang yang
2. Revolusi Sosial yang terjadi di Tegal pada tahun 1945-1946 di latar belakangi
16
17
Tiga tiga daerah mengakibatkan dampak yang tidak hanya pada kondisi sosial
agama disini tampak lebih dibutuhkan untuk menguasai situasi baru. Sejumlah
kyai diangkat menjadi bupati, wedana dan camat untuk menggantikan pejabat-
Kutil yang pada saat itu belum terlihat, namun struktur secara sederhana sudah
Saran
sejarah sebagai kisah menjadi rancu dan sulit untuk dipahami secara runtut
dalam tulisannya, maka akan lahirlah tulisan yang tentunya jujur dan dapat
2. Diharapkan kepada penulis sejarah lokal agar selalu ditingkatkan, hal ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
Alfian.T. Ibrahim. 1987. Dari babad dan hikayat sampai sejarah kritis
E. Lucas Anton. 2004. One Soul one struggele (peristiwa tiga daerah).
(Rajawali Perss)
Grafiti.
Kebudayaan Daerah.
Pustaka pelajar.
Putra.
Sejarah Militer Kodam VII/ Diponegoro 1986 Sirnaning Jakso Katon Gapuraning
Tegal
Lampiran I
DAFTAR INFORMAN
1. Nama : Wastap
Umur : 70 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Kajen Rt 19/ 05 Talang
2. Nama : Sadum
Umur : 70 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Kajen Rt 15/05 Talang
3. Nama : Mustain
Umur : 74 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Kajen Rt 19/ 05 Talang
4. Nama : Tasik
Umur : 64th
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat : Desa Talang Rt 04/01
7. Nama : Roeslim
Umur : 66 th
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat : Desa Talang Rt 04/ 01 Talang
85
Lampiran II
INSTRUMEN
Pertanyaan
12. Bagaimana nasib istrinya setelah dia ditangkap dan dihukum mati pada
akhirnya.
Bab III 15. Kelompok apa saja yang muncul pada masa Revolusi
saja
20. Sejauh mana sajakah peranan Leggaong (bandit) dalam hal ini
kepala kepolisian.
menggerakkan masyarakat.
kelompoknya.
87
tangkap
Bab IV 32. Menurut anda bentuk seperti apakah pergerakan Kutil dalam Revolusi
Sosial
35. Apa cerita Kutil ( peristiwa 3 Daerah ) anda ceritakan kepada anak
37. Bagaimana reaksi rakyat/ sikap rakyat Tegal menanggapi gerakan yang
diketuai Kutil
Tegal