Professional Documents
Culture Documents
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
Kelimpahan dan Sifat-sifat Unsur
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
Halogen
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Kimia
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Disusun Oleh
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
Irene Josephine Susanto XII.2 / 18
Iskandar Setiadi XII.2 / 19
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Narayan Coanapesy XII.2 / 26
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Sekolah Menengah Atas Katolik Ricci I
Jl. Kemenangan III / 47
Jakarta Barat
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
Oktober 2010
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
Kata Pengantar
Pertama-tama, penyusun mengucapkan puji syukur atas penyertaan Tuhan Yang
MahaEsa karena atas kehendakNya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan laporan
praktikum ini.
Tujuan pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas Kimia. Selain itu,
pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang golongan-
golongan halogen. Paper ini dibuat berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu
penulis dalam pembuatan laporan ini. Orang-orang tersebut ialah:
1. Bu Lita Lituina selaku guru kimia yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis.
2. Orang Tua penyusun yang telah memberikan dorongan kepada penyusun.
3. Orang-orang lainnya yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan ilmu para pembaca.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2|Page
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pengertian Halogen...............................................................4
II. Sifat-Sifat Fisis Halogen......................................................7
III. Sifat-Sifat Kimiawi Halogen
III.1 Kelarutan Halogen..........................................................................11
III.2 Daya Kereaktifan Halogen.............................................................11
III.3 Jenis-Jenis Reaksi Halogen............................................................13
III.4 Daya Oksidasi Halogen..................................................................16
IV. Kegunaan Halogen
IV.1 Fluorin.............................................................................................17
IV.2 Klorin..............................................................................................18
IV.3 Bromin............................................................................................19
IV.3 Iodin................................................................................................19
V. Pembuatan Senyawa Halogen.............................................20
Abbreviation............................................................................22
Bibliography............................................................................23
3|Page
I. Pengertian
Halogen
Apa yang dimaksud dengan Halogen?
Halogen, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
hals yang berarti garam/laut dan genes yang berarti
pereaksi, merupakan sebuah sebutan untuk unsur
kimia pada golongan 7A (Grup 17 IUPAC Style).
Sejarah
4|Page
Karena kereaktifannya yang tinggi, membuat senyawa murni Fluorin berjalan lambat
karena Fluorine juga dapat bereaksi dengan banyak jenis gas (misalnya H). Setelah banyak
ilmuwan terbunuh dalam percobaannya, pada tahun 1886, Henri Moissan pada akhirnya
berhasil menemukan cara untuk mengisolasi gas fluorin murni.
5|Page
ditemukan aplikasi Bromine dalam pembuatan lapisan halida perak yang digunakan dalam
fotografi.
6|Page
Astatin ditemukan oleh Dale R. Corson,
Kenneth Ross MacKenzie, dan Emilo Serge pada
tahun 1940 di University of California, Berkeley
dengan menembakkan Bizmuth (gol VA) dengan
sinar alpha. Sebelum penemuannya, Dimitrij
Mendeleyev telah meramalkan senyawa ini, yang disebut dengan “eka-iodine”. Proses alami
pembentukannya sendiri baru ditemukan oleh Samuel David Black pada tahun 1942.
Ilmuwan memprediksikan hanya ada 26 gram astatin yang terbentuk melalui reaksi alami di
209
Bi 24 211
At 2 01n
muka bumi ini. Proses pembentukan Astatin melalui reaksi: 83 85
Selain kelima unsur diatas, sebenarnya terdapat satu unsur yang belum ditemukan, yang
diberi nama sementara oleh IUPAC yaitu Uus atau Ununseptium, yang bernomor atom 117.
Unsur ini diduga dapat terbentuk melalui reaksi sintesis dua senyawa, yaitu Berkelium (Bk)
dan Kalsium (Ca). Di Rusia, sedang dibentuk suatu tim untuk meneliti tentang kehadiran
senyawa ini.
Berikut ini adalah tabel perbandingan dari sifat-sifat kelima unsur (fisis maupun kimia):
7|Page
Kapasitas Kalor 31,3 33,95 75,69 54,44 ?
(J·mol ·K )
−1 −1
Penjelasan:
Titik Kritis (Tc) adalah suatu titik suhu dimana fase cair dan fase uap tidak dapat
dibedakan. Yang menyebabkan perbedaan fase pada titik ini adalah tekanan yang diberikan
pada unsur tersebut.
Kapasitas Kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu
unsur satu derajat. Biasanya nilai dari kapasitas kalor diukur pada suhu ruangan (RTP).
Tekanan Uap adalah suatu kesetimbangan tekanan suatu uap dalam fase yang tidak
berwujud uap. Pada suhu tertentu inilah, suatu unsur memiliki kesetimbangan dinamis antara
fase cair atau padatnya.
Struktur kristal tiap unsur berbeda-beda. Ada banyak sekali klasifikasi bentuk kristal
seperti isometrik, heksagonal, tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic, dll. Fluorin
memiliki bentuk seperti kubus, sementara klorin, bromin, dan astatin memiliki bentuk
orthorhombic. Berikut ini adalah contoh proyeksi jenis-jenis kristal orthorhombic:
8|Page
Mengapa terdapat perbedaan didalam jari-jari suatu unsur? Berikut ini adalah definisi
dari masing-masing istilah jari-jari yang digunakan:
Jari-jari atom dihitung dari pusat suatu atom menuju kekulit terluarnya.
Jari-jari van Der Waals adalah setengah dari jarak antara dua inti molekul atom
berbeda yang berikatan.
Jari-jari kovalen adalah jarak diantara dua molekul yang berikatan secara
kovalen.
Jari-jari Bohr adalah suatu satuan jari-jari yang digunakan dalam kulit elektron
dengan tingkat energi terendah. Sekarang jari-jari ini sudah tidak dipakai lagi,
karena hanya dapat diaplikasikan ke unsur dengan elektron tunggal seperti
hidrogen.
Jari-jari ion adalah jari-jari yang dihitung dari dua unsur yang berikatan dengan
ikatan ion.
9|Page
Lalu apa yang dimaksud dengan Konduktivitas thermal? Konduktivitas thermal adalah
sebuah nilai ukur yang digunakan untu k mengetahui daya suatu benda dalam menyerap
panas. Biasanya nilai standar diukur pada 300 K (27 Celcius) dan diukur dalam
W·K−1·m−1( Watt/Kelvin.mol) .
Struktur
Titik didih dan titik lebur golongan halogen didasarkan pada sifat bahwa molekul
halogen diatomik adalah non-polar. Hal ini menyebabkan terjadinya gaya dispersi antara
kedua molekul. Seiring bertambah besarnya ukuran molekul, maka gaya dispersi yang terjadi
antara dua unsur tersebut akan semakin besar. Hal ini menyebabkan semakin tingginya nilai
titik didih maupun titik lebur dari unsur golongan halogen dari atas kebawah.
Dalam temperatur kamar (RTP), seperti disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa
wujud fluorin dan klorin adalah gas, wujud bromin adalah zat cair, sedangkan wujud iodin
dan asetin adalah padat. Untuk warna masing-masing unsur, seperti yang dapat dilhat pada
gambar bagian I, bahwa gas fluorin berwarna kuning muda, gas klorin berwarna hijau muda
(cairannya berwarna kuning tua), bromin merah tua, dan iodin padat berwarna hitam (wujud
gasnya berwarna ungu).
10 | P a g e
III. Sifat-sifat Kimiawi Halogen
X 2( g ) H 2O( l ) HX ( aq ) HXO
Reaksi Halogen lain dengan air:
Sebagai tambahan informasi untuk larutan fisisnya, larutan klorin berwarna hijau muda,
bromin berwarna coklat merah, larutan iodin berwarna coklat. Sedangkan larutan iodin dalam
pelarut yang tak beroksigen seperti CCl4 berwarna merah ungu.
11 | P a g e
Pada golongan Halogen, dapat dilihat dari data diatas bahwa elektronegativitas Fluorin
adalah yang terbesar, dimana semakin kebawah, nilai konstanta elektronegativitasnya
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Fluorin mengikat elektron dalam
golongan halogen adalah yang terbesar. Hal ini dikarenakan faktor jari-jari atomnya yang
paling kecil, sehingga mudah menangkap elektron.
Berikut ini adalah contoh proses penyerapan elektron oleh unsur-unsur golongan
halogen.
Pada baris pertama adalah reaksi energi pemutusan ikatan dan pada baris kedua adalah
reaksi afinitas elektron, dimana suatu unsur menangkap elektron dari udara bebas.
12 | P a g e
Untuk Fluorin, Bromin, dan Iodin, dengan cara yang sama berturut-turut didapatkan
fluorida (HF).
13 | P a g e
Sebagai contoh, pada suhu RTP, reaksi yang terjadi antara klorin dengan basa adalah:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dibagian kelarutan senyawa halogen, fluorin
akan bereaksi dengan halogen membentuk Hidrogen Fluorida (HF) dan Oksigen, sementara
halogen lainnya akan mengalami reaksi auto-redoks dalam air yang menghasilkan asam
halida dan senyawa HXO, dimana X adalah unsur halogen (Hypo...ous), misalnya HClO
(Hypochlorous).
X 2( g ) H 2O( l ) HX ( aq ) HXO( aq )
Misalnya Klorin melalui reaksi Cl2 H 2O( l ) HCl( aq ) HClO( aq )
Ada tujuh unsur yang dikelompokkan sebagai metaloid, yaitu boron (B), silikon (Si),
germanium (Ge), arsen (As), antimon (Sb), telurium (Te), polonium (Po), dan astatin (At).
Dalam jumlah terbatas, reaksi halogen dengan fofor (P), arsen (As), dan antimon (Sb)
akan menghasilkan trihalida sedangkan jika jumlahnya berlebih akan menghasilkan
pentahalida. Perhatikan contoh reaksi dibawah ini:
P4 6Cl2 4 PCl3
P4 10Cl2 4 PCl5
14 | P a g e
Sedangkan reaksinya dengan metaloid maupun non logam dapat dilihat dari contoh
reaksi dibawah ini:
Si 2 F2 SiF4
2 B 3F2 2 BF3 , sehingga dapat disimpulkan reaksi non-logam dan metaloid dengan
Dibawah ini adalah reaksi yang terjadi dari metana dengan Klorin:
CH 4( aq ) F2( g ) CH 3 F( aq ) HF( aq )
, menghasilkan metil fluorida dan asam fluorida.
Reaksi antar Halogen secara umum dapat dituliskan melalui persamaan reaksi:
X 2 nY2 2 XYn , dimana Y adalah halogen yang lebih elektronegatif dengan n adalah
bilangan 1,3,5, atau 7. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa fluorin adalah
senyawa yang paling mudah bereaksi, sehingga tipe XY7 hanya dapat dibentuk oleh Fluorin,
yaitu senyawa IF7.
15 | P a g e
Reaksi Pendesakan Antar Halogen (Dengan Ionnya)
Dalam golongan halogen, dengan perbedaaan daya oksidasi (yang akan dibahas
dibagian selanjutnya) maka halogen periode atas dapat mengoksidasi unsur halida yang ada
dibawahnya, tetapi tidak dapat berlangsung sebaliknya. Perhatikan tabel dibawah ini:
Daya Oksidasi Halogen adalah kemampuan suatu unsur halogen untuk memecahkan
diri menjadi ion-ionnya. Secara umum, halogen merupakan unsur yang merupakan oksidator
kuat. Daya oksidasi golongan halogen menurun dari atas kebawah, dan sebaliknya daya
reduksinya bertambah dari atas kebawah. Untuk mengetahui tentang daya oksidasi ion halida,
dapat dilihat dari potensial elektrodenya.
F2( g ) 2e 2 F ( aq ) E 2,87V
Cl2( g ) 2e 2Cl ( aq ) E = +1,36V
Br2(l ) 2e 2 Br ( aq ) E 1, 06V
I 2( s ) 2e 2 I ( aq ) E 0,54V
At2( s ) 2e 2 At ( aq ) E 0, 20V
Dengan nilai potensial sel yang semakin besar, seperti yang telah dibahas sebelumnya
pada bab sel volta, kita dapat mengetahui bahwa Fluorin akan lebih cepat bereaksi secara
spontan dibandingkan unsur Klorin, yang diikuti oleh Bromin, Iodin, dan Astetin.
16 | P a g e
IV. Kegunaan Halogen
Secara umum, seperti yang kita ketahui bahwa unsur-unsur halogen berikatan
membentuk garam. Dari definisi inilah, kita mengetahui bahwa halogen dapat digunakan
untuk membuat campuran senyawa-senyawa garam. Kecuali Astatin yang masih belum
banyak diketahui kegunaannya, kecuali dalam bidang radiologi medis, fluorin, klorin,
bromin, dan iodin masih memiliki banyak kegunaan lainnya. Marilah kita bahas satu persatu.
IV.1 Fluorin
17 | P a g e
IV.2 Klorin
IV.3 Bromin
18 | P a g e
adalah agar oksida timbel tidak melekat pada silinder knalpot kendaraan, tetapi ikut
menguap dan keluar bersama gas buangan kendaraan. (Sifatnya beracun)
Pembuatan AgBr, yaitu bahan yang sensitif cahaya pada film fotografi. AgBr terurai
menjadi perak (Warna hitam pada film) dan bromin melalui reaksi:
2 AgBr( s ) 2 Ag ( s ) Br2( l )
Dalam pembuatan senyawa organik, seperti zat pewarna, obat-obatan, dan pestisida.
NaBr (Natrium Bromida) sebagai bahan anti-convulsant (obat penenang).
CH3Br (metil bromida) yang digunakan sebagai salah satu komponen dalam
penggusir serangga (insektisida).
IV.4 Iodin
19 | P a g e
Untuk mencapai aplikasi-aplikasi diatas, tentunya senyawa halogen harus diproduksi
dan ada cara pembuatannya. Untuk itulah dibagian ini akan dijelaskan beberapa penjelasan
singkat mengenai cara untuk memproduksi senyawa halogen tersebut.
2
Reaksi yang terjadi adalah: X MnO4 H X 2 Mn H 2O
Fluorin
Untuk skala industri, pertama-tama kita mulai dari Fluorin (F2). Fluorin dibentuk
melalui suatu proses elektrolisa. KHF2 dicampurkan dengan asam fluorida (HF) cair, yang
kemudian ditambahkan senyawa LiF yang berfungsi untuk menurunkan suhu dari reaksi yang
terjadi. Secara ringkas reaksi yang terjadi adalah:
Klorin
Klorin dapat dibuat di industri melalui dua cara, yaitu proses downs, dan proses gibbs.
Proses downs dilakukan dengan cara mengelektrolisis leburan NaCl dengan NaF, dan
menggunakan anode inert yaitu karbon dan katode besi.
Reaksi yang terjadi adalah:
Pada Anode karbon : 2Cl Cl2 2e
Pada Katode besi :Na e Na
Sedangkan proses Gibbs dilakukan dengan cara
mengelektrolisis larutan NaCl. (skema)
Reaksi yang terjadi adalah:
Pada Anode karbon : 2Cl Cl2 2e
Pada Katode besi : 2H 2O 2e 2OH H 2
Bromin
20 | P a g e
Di Industri, untuk mendapatkan Br2 digunakan reaksi campuran Cl2 yang dihubungkan
dengan udara melalui perantara air laut ( dimana ion air laut banyak mengandung ion negatif
Br) sehingga terjadi reaksi : Cl2 2 Br 2Cl Br2 .
Iodin
Iodin di alam semesta kebanyakan merupakan campuran antara NaNIO3 dengan
NaNO3. Untuk mendapatkan iodin, maka kita harus memisahkan senyawa NaNIO3 dengan
membuat NaNO3 menjadi suatu senyawa kristal. Dengan demikian kita dapat mengambil
endapan I2 yang terbentuk, dengan catatan harus dimurnikan terlebih dahulu. Agar kita dapat
memperoleh Iodin dari NaNIO3, kita juga harus menambahkan senyawa NaHSO3 melalui
persamaan reaksi :
NaIO3 NaHSO3 NaHSO4 H 2O I 2 .
21 | P a g e
Abbreviation
10
Angstrum: 1 x 10 meter.
Disproporsionasi: Reaksi auto-redoks, dimana satu unsur mengalami oksidasi dan reduksi
secara bersamaan.
Elektrolisis: Reaksi yang melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia.
Metaloid: Unsur kimia yang memiliki sifat diantara logam dan non-logam.
22 | P a g e
Bibliography
http://books.google.co.id/books?
id=X0MKJKNv3s8C&pg=PA571&lpg=PA571&dq=WARNA+DARI+MOLEKUL+HALOGEN
http://en.wikipedia.org/wiki/Astatine
http://en.wikipedia.org/wiki/Bromine
http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorine
http://en.wikipedia.org/wiki/Fluorine
http://en.wikipedia.org/wiki/Iodine
http//:www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=analisis04_03
http://www.scribd.com/doc/21382148/Halogen
http//:www.wikipedia.com/halogen:Halogen.2008
http://www.3rd1000.com/elements/
Purba, Michael, 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
23 | P a g e
“The mystery which won’t be solved all the time is, when this periodic table will come to the
end.”
24 | P a g e