You are on page 1of 24

Qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
Kelimpahan dan Sifat-sifat Unsur
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
Halogen
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Kimia
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Disusun Oleh

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
Irene Josephine Susanto XII.2 / 18
Iskandar Setiadi XII.2 / 19
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Narayan Coanapesy XII.2 / 26

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Sekolah Menengah Atas Katolik Ricci I
Jl. Kemenangan III / 47
Jakarta Barat
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
Oktober 2010

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
Kata Pengantar
Pertama-tama, penyusun mengucapkan puji syukur atas penyertaan Tuhan Yang
MahaEsa karena atas kehendakNya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan laporan
praktikum ini.
Tujuan pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas Kimia. Selain itu,
pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang golongan-
golongan halogen. Paper ini dibuat berdasarkan referensi dari berbagai sumber.

Dalam pembuatan paper ini, terdapat beberapa hambatan-hambatan seperti sulitnya


mencari data dan informasi yang konkrit.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu
penulis dalam pembuatan laporan ini. Orang-orang tersebut ialah:

1. Bu Lita Lituina selaku guru kimia yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis.
2. Orang Tua penyusun yang telah memberikan dorongan kepada penyusun.
3. Orang-orang lainnya yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan ilmu para pembaca.

Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Oktober 2010

Penulis

2|Page
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pengertian Halogen...............................................................4
II. Sifat-Sifat Fisis Halogen......................................................7
III. Sifat-Sifat Kimiawi Halogen
III.1 Kelarutan Halogen..........................................................................11
III.2 Daya Kereaktifan Halogen.............................................................11
III.3 Jenis-Jenis Reaksi Halogen............................................................13
III.4 Daya Oksidasi Halogen..................................................................16
IV. Kegunaan Halogen
IV.1 Fluorin.............................................................................................17
IV.2 Klorin..............................................................................................18
IV.3 Bromin............................................................................................19
IV.3 Iodin................................................................................................19
V. Pembuatan Senyawa Halogen.............................................20
Abbreviation............................................................................22
Bibliography............................................................................23

3|Page
I. Pengertian
Halogen
Apa yang dimaksud dengan Halogen?
Halogen, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
hals yang berarti garam/laut dan genes yang berarti
pereaksi, merupakan sebuah sebutan untuk unsur
kimia pada golongan 7A (Grup 17 IUPAC Style).

Unsur-unsur pada golongan ini biasanya


membentuk ion bermuatan negatif satu. Agar mencapai stabilitas, biasanya unsur dalam
golongan ini akan mencari pasangan satu elektron agar bermuatan stabil. Ion negatif inilah
yang kemudian disebut ion halida. Secara garis besar, ada 5 unsur penyusun golongan
halogen, yaitu Fluorin, Klorin, Bromin, Iodin, dan Astatin. Walau demikian, Astatin jarang
diikutsertakan dalam pembahasan karena merupakan unsur radioaktif dan berumur pendek.
Selain itu, sebenarnya masih ada unsur Uus (Ununseptium) yang masih belum ditemukan
sampai sekarang.

Unsur-unsur golongan halogen dapat ditemukan dibeberapa tempat. Fluorin biasanya


ditemukan diatas permukaan tanah, Klorin ditemukan didalam air laut, dan demikian juga
dengan Bromin maupun Iodin yang dapat diperoleh dari air laut. Sedangkan astatin sendiri
adalah hasil dari pemboman unsur bismuth dan partikel alfa (radioaktif).

Sejarah

Fluorin, yang bernomor atom 9, berasal dari bahasa latin


yaitu fluere yang artinya “to flow”, pertama kali ditemukan oleh
Carl William Scheele pada tahun 1771. Walau demikian,
sebenarnya penggunaan Fluorine telah ditemukan sejak tahun
1530 oleh Georgius Agricola, yang menggunakan fluorite (lih
gambar) CaF2 untuk menggabungkan logam atau mineral-mineral
lain (fungsinya sebagai perantara). Percobaan yang dilakukan dalam menemukan Fluorine
adalah dengan mencampurkan CaF2 dengan larutan H2SO4 sehingga terbentuk 2HF + CaSO4.

4|Page
Karena kereaktifannya yang tinggi, membuat senyawa murni Fluorin berjalan lambat
karena Fluorine juga dapat bereaksi dengan banyak jenis gas (misalnya H). Setelah banyak
ilmuwan terbunuh dalam percobaannya, pada tahun 1886, Henri Moissan pada akhirnya
berhasil menemukan cara untuk mengisolasi gas fluorin murni.

Klorin, unsur dengan nomor atom 17, adalah unsur terbanyak


ke-20 yang ada di muka bumi. Klorin berasal dari bahasa Yunani,
khlôros yang artinya “pale green”. Penggunaan Klorin sudah
dilakukan sejak jaman dahulu kala yaitu dengan menggunakan
NaCl sebagai garam. Unsur Klorin
yang terisolasi ditemukan pada
tahun 1774 oleh Carl William
Scheele. Reaksi yang dilakukan oleh ilmuwan berkebangsaan
Swedia ini adalah 4HCl + MnO2 → MnCl2 + 2H2O + Cl2.
Walaupun pada saat penemuannya, Carl menganggap Cl2
yang ditemukan adalah suatu senyawa yang berikatan dengan
oksigen yang disebut muriaticum. Hal ini dikarenakan teori
senyawa asam yang masih berikatan dengan O2. Pada tahun 1810, Sir Humphry Davy
akhirnya menyatakannya sebagai unsur yang berdiri sendiri. Pada tahun 1823, Michael
Faraday berhasil mengisolasi Klorin dalam bentuk liquid untuk pertama kali.

Bromin (Br), yaitu unsur yang bernomor atom 35, adalah


salah satu unsur yang korosif dan beracun. Nama Bromin
diambil dari bahasa Yunani yaitu bromos yang berarti
“Stench”. Kegunaan utamanya adalah sebagai alat untuk
memadamkan api.

Bromin ditemukan oleh Antoine Balard pada tahun


1825. Balard menemukan Bromin dari rumput laut yang ia
dapatkan di area penambangan garam di Montpellier. Rumput laut ini biasanya digunakan
untuk diambil iodinnya, tetapi ternyata ia menemukan senyawa lain yang pertama-tama
diduganya adalah ICl (Iodine Klorida), yang ternyata merupakan suatu unsur baru yang diberi
nama muride (yang namanya kemudian menjadi Br). Penggunaannya secara komersil baru
dilakukan pada tahun 1860, seperti yang digunakan untuk tujuan medis. Di tahun 1840, telah

5|Page
ditemukan aplikasi Bromine dalam pembuatan lapisan halida perak yang digunakan dalam
fotografi.

Unsur selanjutnya adalah Iodin, yang bernomor atom 53


ini ditemukan oleh Bernard Courtois pada tahun 1811.
Iodin sendiri berasal dari bahasa Yunani, iodes yang
artinya “violet”. Bernard Courtois bekerja sebagai seorang
pembuat serbuk mesiu. Pada masa perang Napoleon di
Perancis, Ia mengisolasi NaCO3 dari rumput laut yang didapatkannya di daerah Normandy
dan Brittany. Cara untuk mengisolasinya adalah dengan membakar rumput lautnya dan
abunya dibersihkan dengan air. Kemudian sisanya ditambahkan dengan H2SO4. Pada suatu
hari, Ia tidak sengaja menambahkan H2SO4 berlebih, yang kemudian menghasilkan gas
berwarna ungu.

Karena ia tidak memiliki biaya untuk melakukan riset, akhirnya ia


memberikan sampel percobaan kepada Bernard Desormes, Nicolas
Clement, Gay-Lussac, dan Andre-Marie Ampere. Ampere kemudian
memberikan sampel kepada Humphry Davy untuk diteliti. Pada akhirnya,
tahun 1813 Bernard Desormes dan Nicolas Clement memberikan
pernyataan di Imperial Institute of France, bahwa senyawa tersebut
merupakan unsur atau gabungan senyawa dengan oksigen. Empat hari kemudian, Gay Lussac
dan Humphry Davy menyatakannya sebagai unsur baru yang bernama Klorin. Royal Society
of London sulit menentukan siapa yang menemukan unsur ini pertama kali, kemudian Gay
Lussac dan Humphry Davy menyatakan Bernard Curtois sebagai orang pertama yang berhasil
mengisolasi unsur ini.

Astatin (At) merupakan unsur radioaktif yang bernomor


atom 85, dan merupakan salah satu unsur halogen dengan
massa terbesar. Astatin berasal dari bahasa Yunani, astatos
yang artinya “unstable” atau tidak stabil. Umurnya sangat
pendek, yaitu hanya beberapa menit semenjak unsur ini
terbentuk karena merupakan hasil dari reaksi radioaktif yang
dapat terurai menjadi sinar alpha. Astatin adalah salah satu
unsur terlangka di bumi, yang jumlahnya hanya mencapai 30 gram saja.

6|Page
Astatin ditemukan oleh Dale R. Corson,
Kenneth Ross MacKenzie, dan Emilo Serge pada
tahun 1940 di University of California, Berkeley
dengan menembakkan Bizmuth (gol VA) dengan
sinar alpha. Sebelum penemuannya, Dimitrij
Mendeleyev telah meramalkan senyawa ini, yang disebut dengan “eka-iodine”. Proses alami
pembentukannya sendiri baru ditemukan oleh Samuel David Black pada tahun 1942.
Ilmuwan memprediksikan hanya ada 26 gram astatin yang terbentuk melalui reaksi alami di
209
Bi  24  211
At  2 01n
muka bumi ini. Proses pembentukan Astatin melalui reaksi: 83 85

Selain kelima unsur diatas, sebenarnya terdapat satu unsur yang belum ditemukan, yang
diberi nama sementara oleh IUPAC yaitu Uus atau Ununseptium, yang bernomor atom 117.
Unsur ini diduga dapat terbentuk melalui reaksi sintesis dua senyawa, yaitu Berkelium (Bk)
dan Kalsium (Ca). Di Rusia, sedang dibentuk suatu tim untuk meneliti tentang kehadiran
senyawa ini.

II. Sifat-sifat Fisis Halogen


Sifat-sifat fisis adalah sifat-sifat dari suatu unsur kimia yang terdapat didalam setiap
unsur kimia.

Berikut ini adalah tabel perbandingan dari sifat-sifat kelima unsur (fisis maupun kimia):

Sifat Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin


Simbol, Nomor Atom (Z) F, 9 Cl, 17 Br, 35 I, 53 At, 85
Periode, Blok 2, p 3, p 4, p 5, p 6, p
Konfigurasi Elektron [He] 3s 2 3 p5 [Ar] [Kr] [Xe] 4f14 5d10
[Ne]
2s 2 2 p5 3d 10 4 s 2 4 p5 4d 10 5s 2 5 p 5 6s2 6p5
Massa Atom (g/mol) 18.99 35.45 79.9 126.9 210
Elektron tiap kulit 2, 7 2, 8, 7 2, 8, 18 , 7 2, 8, 18, 18, 7 2, 8, 18, 32, 18, 7
Fase normal Gas Gas Cair Padat Padat
Massa Jenis (g/L) 1,7 3,2 3,1 4,93 7
Titik Lebur/Cair (K) 53,53 K 171,6 K 265,8 K 386,85 K 575 K
Titik Didih (K) 85,03 K 239,11 K 332 K 457,4 K 610 K
Titik Kritis (K) 144,13 K 416,9 K 588 K 819 K ?
Kalor Peleburan 0,51 kJ·mol−1 6,406 kJ·mol−1 10.57 kJ·mol−1 15.52 kJ·mol−1 ?
kJ·mol−1 kJ·mol−1 kJ·mol−1 kJ·mol−1 kJ·mol−1
Kalor Penguapan 6,62 20,41 29.96 41.57 40

7|Page
Kapasitas Kalor 31,3 33,95 75,69 54,44 ?
(J·mol ·K )
−1 −1

Tekanan Uap 1Pa pada 38 K 128 K 185 K 260 K 361 K


T/K
Struktur Kristal Cubic orthorhombic orthorhombic orthorhombic ?
Bilangan Oksidasi -1 ±1, 3, 5, 7 7, 5, 4, 3, 1, -1 7, 5, 3, 1, -1 ±1, 3, 5, 7
Elektronegativitas 3,98 3,16 2,96 2,66 2,2
Energi Ionisasi Pertama 1681 kJ·mol−1 1251,2 kJ·mol−1 1139,9 kJ·mol−1 1008.4 kJ·mol−1 890±40 kJ·mol−1
Potensial Reduksi 2,87 V 1,36 V 1,06 V 0,54 V 0,20 V
Standar
Jari-Jari Atom (Å) 0,57 0,79 0,94 1,15 1,43
Jari-Jari Kovalen (Å) 0,64 0,99 1,14 1,33 1,5
Jari-Jari Der Waals (Å) 1,47 1,75 1,85 1,98 2,02
Sifat Magnetik Nonmagnetic Nonmagnetic Diamagnetic Diamagnetic ?
-3
Konduktivitas Thermal 27.7 8,9x10 0,122 0,449 1,7
Energi Ikatan (kJ·mol−1) 155 242 193 151 ?
Afinitas Elektron (kJ/mol) -328 -349 -325 -295 -270

Penjelasan:

Titik Kritis (Tc) adalah suatu titik suhu dimana fase cair dan fase uap tidak dapat
dibedakan. Yang menyebabkan perbedaan fase pada titik ini adalah tekanan yang diberikan
pada unsur tersebut.

Kapasitas Kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu
unsur satu derajat. Biasanya nilai dari kapasitas kalor diukur pada suhu ruangan (RTP).

Tekanan Uap adalah suatu kesetimbangan tekanan suatu uap dalam fase yang tidak
berwujud uap. Pada suhu tertentu inilah, suatu unsur memiliki kesetimbangan dinamis antara
fase cair atau padatnya.

Struktur kristal tiap unsur berbeda-beda. Ada banyak sekali klasifikasi bentuk kristal
seperti isometrik, heksagonal, tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic, dll. Fluorin
memiliki bentuk seperti kubus, sementara klorin, bromin, dan astatin memiliki bentuk
orthorhombic. Berikut ini adalah contoh proyeksi jenis-jenis kristal orthorhombic:

8|Page
Mengapa terdapat perbedaan didalam jari-jari suatu unsur? Berikut ini adalah definisi
dari masing-masing istilah jari-jari yang digunakan:

 Jari-jari atom dihitung dari pusat suatu atom menuju kekulit terluarnya.
 Jari-jari van Der Waals adalah setengah dari jarak antara dua inti molekul atom
berbeda yang berikatan.
 Jari-jari kovalen adalah jarak diantara dua molekul yang berikatan secara
kovalen.
 Jari-jari Bohr adalah suatu satuan jari-jari yang digunakan dalam kulit elektron
dengan tingkat energi terendah. Sekarang jari-jari ini sudah tidak dipakai lagi,
karena hanya dapat diaplikasikan ke unsur dengan elektron tunggal seperti
hidrogen.
 Jari-jari ion adalah jari-jari yang dihitung dari dua unsur yang berikatan dengan
ikatan ion.

Dalam kemampuan magnetisnya, Fluor dan Klorin tergolong


nonmagnetik sementara Bromin dan Iodin tergolong diamagnetik.
Apa perbedaannya? Secara garis besar, kemampuan magnetis adalah
kemampuan suatu benda untuk menciptakan medan magnet ketika
didekatkan dengan medan magnet. Diamagnetik termasuk salah satu
sifat magnetik yang rendah. Dengan sifat diamagnetik, kedua benda
dapat saling tolak menolak. Dalam ilmu fisika, diamagnetik terjadi
ketika suatu benda memiliki nilai permeabilitas magnetik (μ0) yang
kurang dari 1. Karena disini kita akan membahas tentang garis besar reaksi kimia unsur-unsur
halogen, maka untuk penjelasan lebih lanjut mengenai sifat magnetisme tidak akan dibahas
disini.

9|Page
Lalu apa yang dimaksud dengan Konduktivitas thermal? Konduktivitas thermal adalah
sebuah nilai ukur yang digunakan untu k mengetahui daya suatu benda dalam menyerap
panas. Biasanya nilai standar diukur pada 300 K (27 Celcius) dan diukur dalam
W·K−1·m−1( Watt/Kelvin.mol) .

Struktur

Dalam senyawa bebas, unsur-unsur halogen seperi fluorin, klorin,


bromin, dan iodin berstruktur molekul diatomik (X2). Kestabilan molekul
ini tergantung pada setidaknya dua hal, yaitu besar jari-jari atomnya, dan
jarak antara kedua inti atom (proton) dalam molekul diatomik ini.
Berdasarkan konsepnya, seharusnya dari Fluorin ke periode dibawahnya
semakin tidak stabil / mudah berikatan karena gaya tarik-menarik antara
elektron dan inti atom yang semakin lemah karena pertambahan panjang
jari-jarinya. Tetapi kita dapat melihat bahwa ternyata besarnya energi
ikatan diatomik unsur diatas bila diurutkan dari yang terbesar ke terkecil
adalah Cl – F – Br – I. Mengapa F lebih reaktif dibandingkan Cl? Hal ini dipengaruhi juga
akibat gaya tolak menolak antara kedua inti atom F, sehingga energi ikatan yang dimilikinya
adalah energi tarik menarik elektron dengan inti atom, dikurangi dengan gaya tolak menolak
kedua inti atomnya. Dari dasar inilah kita mendapat kesimpulan bahwa Fluorin merupakan
salah satu senyawa yang reaktif.

Titik didih dan titik lebur golongan halogen didasarkan pada sifat bahwa molekul
halogen diatomik adalah non-polar. Hal ini menyebabkan terjadinya gaya dispersi antara
kedua molekul. Seiring bertambah besarnya ukuran molekul, maka gaya dispersi yang terjadi
antara dua unsur tersebut akan semakin besar. Hal ini menyebabkan semakin tingginya nilai
titik didih maupun titik lebur dari unsur golongan halogen dari atas kebawah.

Dalam temperatur kamar (RTP), seperti disebutkan diatas, dapat diketahui bahwa
wujud fluorin dan klorin adalah gas, wujud bromin adalah zat cair, sedangkan wujud iodin
dan asetin adalah padat. Untuk warna masing-masing unsur, seperti yang dapat dilhat pada
gambar bagian I, bahwa gas fluorin berwarna kuning muda, gas klorin berwarna hijau muda
(cairannya berwarna kuning tua), bromin merah tua, dan iodin padat berwarna hitam (wujud
gasnya berwarna ungu).

10 | P a g e
III. Sifat-sifat Kimiawi Halogen

III.1 Kelarutan Halogen

Halogen sendiri dapat diklasifikasikan sebagai larutan non-polar. Semua unsur


golongan ini mudah larut dengan pelarut non-polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) dan
beberapa jenis senyawa organik lainnya. Golongan Halogen juga dapat dilarutkan dalam air.
Hanya saja, kelarutannya berkurang dari fluorin ke iodin, dimana fluorin terurai sempurna
menjadi HF ketika direaksikan dalam air.

2 F2( g )  H 2O( l )  4 HF( aq )  O2( g )


Reaksi Fluorin dengan air :

X 2( g )  H 2O( l )  HX ( aq )  HXO
Reaksi Halogen lain dengan air:

Sebagai tambahan informasi untuk larutan fisisnya, larutan klorin berwarna hijau muda,
bromin berwarna coklat merah, larutan iodin berwarna coklat. Sedangkan larutan iodin dalam
pelarut yang tak beroksigen seperti CCl4 berwarna merah ungu.

III.2 Daya Kereaktifan Halogen

Elektronegativitas adalah sebuah istilah yang digunakan dalam menyatakan


kemampuan suatu unsur dalam mengikat elektron. Keelektronegativitas ini biasanya diukur
dalam skala Pauling, yang biasanya berkisar antara 0 sampai 4 (semakin besar skalanya,
maka daya suatu unsur dalam mengikat elektron semakin besar).

11 | P a g e
Pada golongan Halogen, dapat dilihat dari data diatas bahwa elektronegativitas Fluorin
adalah yang terbesar, dimana semakin kebawah, nilai konstanta elektronegativitasnya
menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Fluorin mengikat elektron dalam
golongan halogen adalah yang terbesar. Hal ini dikarenakan faktor jari-jari atomnya yang
paling kecil, sehingga mudah menangkap elektron.

Sedangkan afinitas elektron adalah energi penyerapan


yang dibutuhkan suatu atom untuk menyerap satu elektron
yang netral dalam wujud gas sehingga terbentuk ion negatif
satu. Semakin negatifnya nilai dari afinitas elektron,
menunjukkan semakin besar kecenderungan suatu atom unsur
untuk menyerap elektron. Secara normal, untuk golongan
halogen, afinitasnya dari semakin negatif ke semakin positif.
Tetapi ada pengecualian untuk Fluorin dan Klorin, dimana afinitas Klorin (Cl) lebih besar
dibandingkan afinitas elektron dari fluorin. Hal ini terjadi karena kecilnya ukuran dari atom
fluorin, yang menyebabkan gaya tarik menarik antara suatu elektron yang sudah berikatan
dengan inti atom menjadi besar. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa elektronegativitas
dipengaruhi oleh energi ikatan dan afinitas elektron.

Kemudian apa hubungannya dari elektronegativitas dan afinitas elektron dalam


kecenderungan suatu unsur untuk bereaksi? Dalam reaksinya, walau afinitas elektron dari
Fluorin lebih kecil dibandingkan Klorin, tetapi Fluorin paling cenderung untuk bereaksi. Dari
sinilah diketahui bahwa, ada faktor lain yang mempengaruhi penangkapan elektron yaitu
energi pemutusan ikatan H Fluorin yang lebih kecil dibandingkan Klorin.

Berikut ini adalah contoh proses penyerapan elektron oleh unsur-unsur golongan
halogen.

F2( g )  2 F( g ) H= +155 kJ


2F( g )  2e  2 F  ( g ) H= 2 x -328 kJ = -656 kJ
 F2( g )  2e  2 F  ( g ) H= -501 kJ

Pada baris pertama adalah reaksi energi pemutusan ikatan dan pada baris kedua adalah
reaksi afinitas elektron, dimana suatu unsur menangkap elektron dari udara bebas.

12 | P a g e
Untuk Fluorin, Bromin, dan Iodin, dengan cara yang sama berturut-turut didapatkan

hasil H = -456 kJ, -457 kJ, dan -439 kJ.

III.3 Jenis-Jenis Reaksi Halogen

 Reaksi dengan logam


Golongan Halogen biasanya berikatan dengan logam yang memiliki bilangan oksidasi
tertinggi. Misalnya Besi (Fe), golongan halogen akan cenderung berikatan dengan Fe3+
dibandingkan dengan Fe2+. Berikut ini adalah contoh reaksi halogen dengan logam:
2 Al  3Br2  2 AlBr3 , dimana Al merupakan Al3+ dan Br -. Contoh lainnya adalah besi

dengan Klorin melalui reaksi


2 Fe  3Cl2  2 FeCl3 yang menggunakan Fe3+ dan Cl-.

 Reaksi dengan Hidrogen (Membentuk Asam)


Golongan ini bila bereaksi dengan hidrogen dapat membentuk hidrogen halida (HX).
Kereaktifan golongan halogen dari fluorin ke iodin semakin berkurang, sehingga fluorin dan
klorin dapat menghasilkan ledakan ketika direaksikan dengan gas hidrogen, sementara
bromin dan iodin bereaksi perlahan-lahan. Berikut ini adalah reaksi yang terjadi:

H 2  X 2  2 HX , sebagai contoh Fluorin dengan gas hidrogen yang menghasilkan hidrogen

fluorida (HF).

 Reaksi dengan Basa


Reaksi ikatan antara Oksigen dengan Fluorin disini tidak dapat berjalan secara
langsung, tetapi melalui perantara lain. Reaksi yang dilakukan untuk membentuk oksigen

2 F2( g )  2 NaOH ( aq )  OF2( aq )  2 NaF( aq )  H 2O( l )


difluorida adalah: .
Nantinya OF2 yang terbentuk ini akan diubah melalui reaksi kompleks yaitu

OF2( aq )  2 SO2( aq )  S2O5 F2( aq )


(pyrosulfuryl fluorida),yang merupakan salah satu senyawa
berbahaya perusak lapisan ozon dan sering digunakan sebagai alat pembasmi hama.
Contoh lainnya adalah reaksi antara Klorin, Bromin, dan Iodin, yang melalui reaksi
disproporsionasi dalam basa.

13 | P a g e
Sebagai contoh, pada suhu RTP, reaksi yang terjadi antara klorin dengan basa adalah:

Cl2( g )  2 NaOH ( aq )  NaCl( aq )  NaClO( aq )  H 2O(l )


. Reaksi ini menghasilkan garam NaCl
dan senyawa NaClO.
Pada suhu dipanaskan, yang akan terbentuk dari reaksi penggabungan klorin dan basa

Cl2( g )  6 NaOH ( aq )  5 NaCl( aq )  NaClO3( aq )  3H 2O( l )


NaOH adalah: , dimana dibutuhkan 3x
lebih banyak dari Natrium hidroksida.

 Reaksi dengan air

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dibagian kelarutan senyawa halogen, fluorin
akan bereaksi dengan halogen membentuk Hidrogen Fluorida (HF) dan Oksigen, sementara
halogen lainnya akan mengalami reaksi auto-redoks dalam air yang menghasilkan asam
halida dan senyawa HXO, dimana X adalah unsur halogen (Hypo...ous), misalnya HClO
(Hypochlorous).

Reaksi Fluorin dengan air:

2 F2( g )  H 2O( l )  4 HF( aq )  O2( g )

Reaksi Halogen lain dengan air:

X 2( g )  H 2O( l )  HX ( aq )  HXO( aq )
Misalnya Klorin melalui reaksi Cl2  H 2O( l )  HCl( aq )  HClO( aq )

 Reaksi dengan Non-logam dan Metaloid.

Ada tujuh unsur yang dikelompokkan sebagai metaloid, yaitu boron (B), silikon (Si),
germanium (Ge), arsen (As), antimon (Sb), telurium (Te), polonium (Po), dan astatin (At).

Dalam jumlah terbatas, reaksi halogen dengan fofor (P), arsen (As), dan antimon (Sb)
akan menghasilkan trihalida sedangkan jika jumlahnya berlebih akan menghasilkan
pentahalida. Perhatikan contoh reaksi dibawah ini:

P4  6Cl2  4 PCl3
P4  10Cl2  4 PCl5

14 | P a g e
Sedangkan reaksinya dengan metaloid maupun non logam dapat dilihat dari contoh
reaksi dibawah ini:

Si  2 F2  SiF4
2 B  3F2  2 BF3 , sehingga dapat disimpulkan reaksi non-logam dan metaloid dengan

golongan halogen akan membentuk suatu ikatan senyawa baru.

 Reaksi dengan Hidrokarbon

Halogen yang bereaksi dengan hidrokaron biasanya mensubtitusikan atom hidrogennya.


Semakin kebawah, reaksi semakin sulit terjadi, dimana iodin sudah tidak dapat bereaksi
dengan golongan hidrokarbon.

Dibawah ini adalah reaksi yang terjadi dari metana dengan Klorin:

CH 4( aq )  Cl2( g )  CH 3Cl( aq )  HCl( aq )


, yang menghasilkan asam klorida sebagai hasil
sampingan dan metil klorida.

Atau reaksi antara gas fluorine dengan metana melalui persamaan:

CH 4( aq )  F2( g )  CH 3 F( aq )  HF( aq )
, menghasilkan metil fluorida dan asam fluorida.

 Reaksi Antar Halogen

Reaksi antar Halogen secara umum dapat dituliskan melalui persamaan reaksi:

X 2  nY2  2 XYn , dimana Y adalah halogen yang lebih elektronegatif dengan n adalah

bilangan 1,3,5, atau 7. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa fluorin adalah
senyawa yang paling mudah bereaksi, sehingga tipe XY7 hanya dapat dibentuk oleh Fluorin,
yaitu senyawa IF7.

Dibawah ini adalah contoh reaksinya:


Br2  5 F2  2 BrF5 dan Cl 2  3F2  2ClF3 .

15 | P a g e
 Reaksi Pendesakan Antar Halogen (Dengan Ionnya)
Dalam golongan halogen, dengan perbedaaan daya oksidasi (yang akan dibahas
dibagian selanjutnya) maka halogen periode atas dapat mengoksidasi unsur halida yang ada
dibawahnya, tetapi tidak dapat berlangsung sebaliknya. Perhatikan tabel dibawah ini:

F- Cl- Br- I- At-


F2 - + + + +
Cl2 - - + + +
Br2 - - - + +
I2 - - - - +
At2 - - - - -
Yang diberikan tanda minus menunjukkan bahwa tidak terdapat reaksi sementara tanda
positif menunjukkan terjadinya reaksi. Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh
dibawah ini:
Cl2( g )  2 NaBr( aq )  2 NaCl( aq )  Br2(l )
Br2(l )  2 NaCl( aq ) 
 (tidak ada reaksi)
Hal ini menunjukkan bahwa klorin dapat mengikat elektron dari Br sehingga terjadi
reaksi. Sedangkan untuk sebaliknya, tidak akan ada reaksi yang timbul.

III.4 Daya Oksidasi Halogen

Daya Oksidasi Halogen adalah kemampuan suatu unsur halogen untuk memecahkan
diri menjadi ion-ionnya. Secara umum, halogen merupakan unsur yang merupakan oksidator
kuat. Daya oksidasi golongan halogen menurun dari atas kebawah, dan sebaliknya daya
reduksinya bertambah dari atas kebawah. Untuk mengetahui tentang daya oksidasi ion halida,
dapat dilihat dari potensial elektrodenya.

F2( g )  2e  2 F  ( aq ) E   2,87V
Cl2( g )  2e  2Cl  ( aq ) E  = +1,36V
Br2(l )  2e  2 Br  ( aq ) E   1, 06V
I 2( s )  2e  2 I  ( aq ) E   0,54V
At2( s )  2e  2 At  ( aq ) E   0, 20V

Dengan nilai potensial sel yang semakin besar, seperti yang telah dibahas sebelumnya
pada bab sel volta, kita dapat mengetahui bahwa Fluorin akan lebih cepat bereaksi secara
spontan dibandingkan unsur Klorin, yang diikuti oleh Bromin, Iodin, dan Astetin.

16 | P a g e
IV. Kegunaan Halogen
Secara umum, seperti yang kita ketahui bahwa unsur-unsur halogen berikatan
membentuk garam. Dari definisi inilah, kita mengetahui bahwa halogen dapat digunakan
untuk membuat campuran senyawa-senyawa garam. Kecuali Astatin yang masih belum
banyak diketahui kegunaannya, kecuali dalam bidang radiologi medis, fluorin, klorin,
bromin, dan iodin masih memiliki banyak kegunaan lainnya. Marilah kita bahas satu persatu.

IV.1 Fluorin

 Penggunaan senyawa fluorin yang terkenal adalah untuk


pembuatan senyawa klorofluorokarbon (CFC) yang disebut
juga freon. Freon biasanya digunakan sebagai cairan untuk
mendinginkan pada AC maupun kulkas. Teknologi ini
menggunakan pemisahan isotop U-235 dan U-238 melalui
difusi gas. Freon juga digunakan sebagai aerosol pada
bahan-bahan semprot. Walau demikian, penggunaan CFC sudah mulai dikurangi
karena dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon.
 Hidrogen Fluorida (HF) sering digunakan untuk membuat tulisan diatas kaca. Hal ini
dikarenakan HF dapat melarutkan kaca melalui reaksi:
SiO2( s )  4 HF( aq )  SiF4( g )  2 H 2O( l )

Selain itu, HF juga digunakan sebagai komponen dalam lampu bohlam.


 Natrium Fluorida (NaF) yang digunakan untuk senyawa penggusir serangga
(insektisida).
 Digunakan dalam elektrolisis Alumunium.
 Senyawa pembuatan Teflon (Polietrafluoroetilena), yaitu
sejenis plastik yang tahan panas dan anti-lengket untuk
barang rumah tangga.
 Penggunaan SnF2 dalam pasta gigi, yaitu untuk mencegah
kerusakan pada gigi.
 Penggunaannya dalam alat-alat kedokteran, seperti sebagai obat anti-depresan.

17 | P a g e
IV.2 Klorin

 Klorin didapat dari elektrolisis larutan NaCl.


 Klorin dapat digunakan untuk pembuatan bahan baku industri
plastik maupun karet sintetis.
 Pembuatan tetraklorida ( CCl4 ) untuk pelarut organik.
 Pembuatan etil klorida ( C2H5Cl ) untuk membuat TEL (Tetra Etil
Lead) sebagai bahan aditif pada bensin.
 DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) sebagai bahan
insektisida.
 Sebagai bahan pemutih, pada air kolam renang maupun tekstil
melalui reaksi dengan natrium hidroksida yaitu:
Cl2( g )  2 NaOH ( aq )  NaCl( aq )  NaClO( aq )  H 2O(l )
, dimana
NaClO (Natrium Hipoklorit) yang dihasilkan merupakan zat
pemutih yang akan digunakan.
 Sebagai asam halida untuk membersihkan permukaan logam dari karat, atau yang
disebut electroplating dengan menggunakan HCl.
 Penetralan senyawa-senyawa basa.
 Natrium Klorida (NaCl) yang digunakan sebagai garam dapur, pengawet makanan,
maupun untuk pencair salju dinegara-negara yang memiliki musim dingin.
 Polivinil Klorida (PVC) untuk bahan pembuatan paralon.
 KCl untuk pembuatan pupuk.
 KclO3 untuk pembuatan korek api.
 Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
 Digunakan dalam baterai, yaitu sel merkuri, seperti yang pernah
dibahas dalam bab sel volta sebelumnya.
 Digunakan dalam bahan pembuatan kertas, maupun banyak hal
lainnya seperti cat, obat-obatan, antiseptik, dll.

IV.3 Bromin

 Pembuatan etilenbromida ( C2H4Br2 ), yaitu zat aditif


dalam campuran bensin bertimbel. Kegunaannya

18 | P a g e
adalah agar oksida timbel tidak melekat pada silinder knalpot kendaraan, tetapi ikut
menguap dan keluar bersama gas buangan kendaraan. (Sifatnya beracun)
 Pembuatan AgBr, yaitu bahan yang sensitif cahaya pada film fotografi. AgBr terurai
menjadi perak (Warna hitam pada film) dan bromin melalui reaksi:
2 AgBr( s )  2 Ag ( s )  Br2( l )

 Dalam pembuatan senyawa organik, seperti zat pewarna, obat-obatan, dan pestisida.
 NaBr (Natrium Bromida) sebagai bahan anti-convulsant (obat penenang).
 CH3Br (metil bromida) yang digunakan sebagai salah satu komponen dalam
penggusir serangga (insektisida).

IV.4 Iodin

 Iodoform (CHI3) digunakan sebagai bahan antiseptik.


 Larutan iodin dalam alkohol, yang disebut tinktur iodin,
digunakan sebagai bahan antiseptik pada luka.
 Pembuatan perak iodida (AgI ) yang digunakan bersama-sama
dengan AgBr dalam film fotografi.
 Natrium iodat (NaIO3) atau Natrium iodida (NaI) yang menjadi bahan campuran
garam dapur, yang berguna untuk mencegah penyakit gondok maupun cacat mental.
 Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.
 KI (Kalium Iodida) yang digunakan sebagai obat anti jamur.
 Digunakan dalam bidang medis, industri kimia, maupun radiologi kimia.

V. Pembuatan Senyawa Halogen

19 | P a g e
Untuk mencapai aplikasi-aplikasi diatas, tentunya senyawa halogen harus diproduksi
dan ada cara pembuatannya. Untuk itulah dibagian ini akan dijelaskan beberapa penjelasan
singkat mengenai cara untuk memproduksi senyawa halogen tersebut.

Di laboratorium, senyawa halogen dapat diperoleh melalui oksidasi senyawa halida


dengan KMnSO4 dalam larutan asam, misalnya H2SO4.

  2
Reaksi yang terjadi adalah: X  MnO4  H  X 2  Mn  H 2O

 Fluorin

Untuk skala industri, pertama-tama kita mulai dari Fluorin (F2). Fluorin dibentuk
melalui suatu proses elektrolisa. KHF2 dicampurkan dengan asam fluorida (HF) cair, yang
kemudian ditambahkan senyawa LiF yang berfungsi untuk menurunkan suhu dari reaksi yang
terjadi. Secara ringkas reaksi yang terjadi adalah:

KHF2  K   HF2  Pada Anode baja : 2F  F2  2e


HF2   H   F  
sehingga terjadi reaksi Pada Katode baja : H  2e  H 2 .

 Klorin
Klorin dapat dibuat di industri melalui dua cara, yaitu proses downs, dan proses gibbs.
Proses downs dilakukan dengan cara mengelektrolisis leburan NaCl dengan NaF, dan
menggunakan anode inert yaitu karbon dan katode besi.
Reaksi yang terjadi adalah:
Pada Anode karbon : 2Cl   Cl2  2e
Pada Katode besi :Na   e  Na
Sedangkan proses Gibbs dilakukan dengan cara
mengelektrolisis larutan NaCl. (skema)
Reaksi yang terjadi adalah:
Pada Anode karbon : 2Cl   Cl2  2e
Pada Katode besi : 2H 2O  2e  2OH   H 2

 Bromin

20 | P a g e
Di Industri, untuk mendapatkan Br2 digunakan reaksi campuran Cl2 yang dihubungkan
dengan udara melalui perantara air laut ( dimana ion air laut banyak mengandung ion negatif
 
Br) sehingga terjadi reaksi : Cl2  2 Br  2Cl  Br2 .

 Iodin
Iodin di alam semesta kebanyakan merupakan campuran antara NaNIO3 dengan
NaNO3. Untuk mendapatkan iodin, maka kita harus memisahkan senyawa NaNIO3 dengan
membuat NaNO3 menjadi suatu senyawa kristal. Dengan demikian kita dapat mengambil
endapan I2 yang terbentuk, dengan catatan harus dimurnikan terlebih dahulu. Agar kita dapat
memperoleh Iodin dari NaNIO3, kita juga harus menambahkan senyawa NaHSO3 melalui

persamaan reaksi :
NaIO3  NaHSO3  NaHSO4  H 2O  I 2 .

21 | P a g e
Abbreviation
10
Angstrum: 1 x 10 meter.

Disproporsionasi: Reaksi auto-redoks, dimana satu unsur mengalami oksidasi dan reduksi
secara bersamaan.

Elektrolisis: Reaksi yang melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia.

Isolasi: Suatu upaya untuk memisahkan unsur murni dari senyawanya.

IUPAC: International Union of Pure and Applied Chemistry.

Metaloid: Unsur kimia yang memiliki sifat diantara logam dan non-logam.

Permeabilitas magnetik: Ukuran kemampuan bahan untuk membentuk garis-garis medan


magnet (fluks) dalam dirinya sendiri.

Stench: Bau yang tidak sedap / menusuk.

22 | P a g e
Bibliography

http://books.google.co.id/books?
id=X0MKJKNv3s8C&pg=PA571&lpg=PA571&dq=WARNA+DARI+MOLEKUL+HALOGEN

http://en.wikipedia.org/wiki/Astatine

http://en.wikipedia.org/wiki/Bromine

http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorine

http://en.wikipedia.org/wiki/Fluorine

http://en.wikipedia.org/wiki/Iodine

http//:www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=analisis04_03

http//:www.pustekkom.com/warna halogen: Halogen.swf. 2005

http://www.scribd.com/doc/21382148/Halogen

http//:www.wikipedia.com/halogen:Halogen.2008

http://www.3rd1000.com/elements/

Microsoft Encarta © 2010. All Rights Reserved.

Purba, Michael, 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII Semester 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

23 | P a g e
“The mystery which won’t be solved all the time is, when this periodic table will come to the
end.”

24 | P a g e

You might also like