Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum
Disusun oleh:
-Iskandar S.
-Marsella
-Nathania
-Victor H.
SMA Ricci 1
Jakarta
Tahun 2009
KATA PENGANTAR
Kimia. Selain itu, pembuatan laporan ini juga bertujuan untuk menambah
kepada penyusun.
penyusun.
Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan ilmu para pembaca.
Akhir kata, penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca.
Penulis
I. Judul : Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm.
II. Tujuan: Untuk mengetahui reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam
reaksi kimia.
III. Teori:
Pada suatu reaksi kimia, tentunya terdapat suatu pelepasan atau
penyerapan kalor. Berdasarkan Hukum I termodinamika, disebutkan bahwa
energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat
dimusnahkan. Dengan hukum kekekalan energi ini, dikatakan bahwa energi
kinetik dan energi potensial dari suatu benda sebelum dan sesudah reaksi
tidak pernah dimusnahkan. Energi kinetik dan energi potensial adalah energi
yang dimiliki oleh suatu zat /sistem yang disebut dengan energi dalam (U).
Energi kinetik adalah suatu energi yang dimiliki benda ketika terjadinya
suatu pergerakan/ pergesekan yang berhubungan dengan kecepatan.
Sedangkan energi potensial adalah energi yang timbul karena interaksi gaya
suatu benda dengan yang lain (seperti gravitasi bumi).
Energi dalam suatu sistem ditentukan oleh jumlah mol, suhu dan
tekanannya. Energi dalam suatu sistem tergolong sifat ekstensif, yaitu
tergantung pada jumlah zat.
Kalor (q) = m.c. ∆T dimana m adalah massa zat, c adalah kalor jenis zat
( J/g K) dan ∆T adalah perubahan suhu.
Kerja/Usaha (w) = F x s dimana F adalah gaya dan s adalah perpindahan /
jarak.
Dari uraian diatas, dapat dituliskan bahwa energi adalah penjumlahan dari
kalor ditambah usaha/kerja.
∆E = q + w
Pada volume tetap ( V= 0) maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
kerja / usaha pada sistem tersebut sehingga dapat dituliskan w=0. Maka
dapat dikatakan, pada sistem tertutup ∆E = q, yaitu energi total pada sistem
tertutup adalah kalor yang dimiliki sistem tersebut.
Entalpi (H) adalah suatu satuan yang menyatakan kalor reaksi yang
berlangsung pada tekanan tetap. Sehingga dapat dituliskan q p = ∆H . Sehingga
dapat dituliskan kerja pada sistem sebagai w = − Px∆V .
Dari uraian diatas, tentunya kita dapat mengatakan bahwa kalor dapat
mengalir masuk kedalam sistem maupun mengalir keluar ke lingkungan. Reaksi
eksoterm adalah suatu reaksi yang membebaskan kalor dari sistem ke
lingkungan. Reaksi endoterm adalah suatu reaksi yang menyerap kalor,
sehingga kalor mengalir dari lingkungan ke sistem.
Tentunya hal ini juga dapat mempengaruhi suhu sekitarnya. Ketika kalor
mengalir keluar dari sistem, maka suhu pada sistem tersebut akan menjadi
lebih panas karena kalor dilepaskan, sebagaimana kita tahu bahwa suhu akan
meningkat bila lingkungan terjadi penyerapan kalor. Sementara pada reaksi
endoterm, entalpi pereaksi akan lebih kecil daripada hasil reaksi sehingga
suhu sistem menjadi lebih rendah karena temperatur lingkungan yang lebih
tinggi akan mengalirkan kalor kedalam sistem . Seperti yang kita ketahui,
sebagai contoh sederhana adalah angin darat dan angin laut, dimana
temperatur memiliki prinsip mengalirkan kalor dari yang suhu lebih panas ke
suhu lebih dingin.
Dapat dituliskan bahwa :
Reaksi endoterm ∆H = H p − H r > 0
Reaksi eksoterm ∆H = H p − H r < 0
VI. Pengamatan:
2. a. Pencampuran Ba (OH ) 2 . H 2O
8
dan NH 4Cl
b. Pemeriksaan larutan dengan
kertas lakmus merah
3. a. Pemanasan campuran Fe dan S
b. Ketika pemanasan dihentikan.
4. a. Pemanasan CuCO3
b. Ketika pemanasan dihentikan
Pengamatan:
Percobaan pertama: Pengujian kertas lakmus merah pada H 2O tetap
menghasilkan warna merah. Sedangkan pengujian kertas lakmus biru pada
H 2O tetap menghasilkan warna biru. Ketika dimasukkan CaO , suhu menjadi
lebih hangat. Ketika diuji dengan kertas lakmus merah, warnanya berubah
menjadi biru dan ketika diuji dengan kertas lakmus biru, warnanya tetap biru.
Tidak terdapat bau gas yang menusuk.
Jawab:
1. Reaksi diatas dapat dituliskan dalam persamaan:
Reaksi pertama:
CaO( s ) + H 2O( l ) Ca( OH )2( s )
Reaksi kedua:
Ba (OH ) 2.8H 2O ( s) +NH 4Cl ( s) BaCl2( s ) + NH 3( g ) + H 2 O(l )
Reaksi ketiga:
Fe ( s) +
S ( s) FeS ( s)
Reaksi keempat:
CuCO 3( s) CuO ( s) +CO 2( g)
Seperti yang kita ketahui, reaksi kimia dapat menyebabkan terbentuknya
endapan, terbentuknya gas, perubahan warna maupun perubahan
suhu/temperatur.
Pada reaksi pertama (1), kita dapat menyimpulkan telah terjadi reaksi
kimia karena telah terjadi perubahan suhu benda menjadi lebih hangat. Selain
itu, terjadi perubahan sifat senyawa dari netral menjadi basa. Hal ini dapat
disimpulkan dari perubahan warna lakmus merah yang menjadi lakmus biru.
Pada hasil reaksi ini telah terjadi reaksi eksoterm. Sebagai contoh lainnya, es
yang dipanaskan akan mencair dimana ini merupakan reaksi eksoterm. Pada
kasus ini kita juga menemui kenaikan suhu sehingga dapat disimpulkan hal
yang serupa.
Pada reaksi kedua (2), kita dapat menyimpulkan telah terjadi reaksi kimia
karena telah terjadi perubahan suhu benda menjadi lebih dingin. Kalor yang
diserap dari lingkungan ke sistem untuk penyerapan menimbulkan proses
endoterm dimana udara yang kalornya diserap menjadi lebih dingin. Hasil
reaksi endoterm yang terjadi merupakan suatu reaksi kimia. Selain itu
terbentuknya bau pesing dari amoniak juga merupakan ciri-ciri reaksi kimia.
Pada reaksi ketiga (3), kita dapat menyimpulkan telah terjadi reaksi kimia
karena telah terjadinya beberapa hal, yaitu telah terbentuk suatu endapan
dari hasil belerang dan besi, terbentuknya bau gas yang menyengat, dan
terjadinya perubahan warna campuran akhir merupakan ciri telah terjadinya
reaksi kimia. Hasil reaksi yang terjadi pada reaksi ini adalah reaksi endoterm
yang dilanjutkan dengan eksoterm.
Pada reaksi keempat (4), kita dapat menyimpulkan telah terjadi reaksi
kimia karena telah terjadi perubahan warna pada sistem. Hasil reaksi yang
terjadi pada reaksi ini adalah reaksi endoterm karena telah terjadi
penyerapan kalor.
3. Pada p,t yang sama, maka dapat disimpulkan jumlah entalpi pada hasil
reaksi sebagai berikut:
Percobaan pertama: Jumlah entalpi (H) berkurang karena kalor yang
terdapat dalam produk dilepaskan ke sistem dan lingkungan sehingga tabung
terasa panas.
4. Reaksi pertama:
Reaksi kedua:
Reaksi ketiga:
Reaksi keempat:
VIII. Kesimpulan:
Karena energi tidak dapat dimusnahkan, maka pastinya setiap reaksi kimia
dapat mengalami pelepasan maupun penyerapan kalor. Maka setiap reaksi
kimia dapat digolongkan dalam reaksi eksoterm maupun reaksi endoterm.
Daftar Pustaka
http://74.125.153.132/search?
q=cache:ndXb36if3RMJ:www.freewebs.com/kimiadb2/MateriBab2Sem10910.do
c+"reaksi+endoterm"+"suhu+campuran"&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://agwkimiasma.blogspot.com/2009/06/termokimia.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090922084435AAR8X1u
http://syafearadeas.blogspot.com/2009_01_01_archive.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-reaksi-
eksoterm-dan-endoterm/
http://www.id.wikipedia.org/wiki/Energi
http://www.gurumuda.com/kerja-suhu-kalor-sistem-lingkungan-energi-dalam
http://www.scribd.com/doc/7357420/Laporan-Percobaan-Kimia
Purba, Michael, 2006. Kimia, JILID 2A untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
*Peace cannot be kept by force. It can only be achieved by understanding.* (Albert Einstein)