Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN
PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN
TENTANG
PELATIHAN BUDIDAYA KAMBING ETAWA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Yang Dibimbing Oleh Bapak Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
Oleh
NAMA : -
NIM : -
KELAS : VII / A
LEMBAR PENGESAHAN
Nama :-
NIM :-
Kelas : VII / A
Pokjar : Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek
UPBJJ-UT : Malang
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan pada :
Hari : ………………………………
Tanggal : ………………………………
Mengesahkan,
Kepala UPBJJ-UT Malang
pakan ternak dan tempat pemeliharaan. Tak terkecuali ternak kambing, baik
luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan
kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing
jagung,dll).
disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi juga
Tengah1.
dilakukan secara maksimal. Belum ada upaya menggarap potensi peternakan ini
memenuhi kebutuhan pasar. Selama ini ternak kambing etawa masih sebatas
usaha sampingan.
etawa sebagai salah satu mata pencaharian yang utama dikarenakan kurangnya
etawa baik dari segi ketersediaan pakan yang berkualitas maupun teknologi
kandang.
atas keilmuan yang kami miliki akhirnya muncullah gagasan untuk mengadakan
1
http://www.iptekda.lipi.go.id/root/bulletin.asp, diakses pada hari Minggu tanggal 2 Mei 2010 pukul 14.48 WIB.
Baterai Kolong.
potensi yang ada di desa mereka secara memadai atau maksimal dan juga untuk
Baterai Kolong.
tepat.
kambing etawa dengan teknologi baterai kolon bawah yaitu karena Desa
kolong bawah.
2
Cara dimaksud yaitu kesesuain antara harga pasar dengan permintaan(penjualan sebaiknya dilakukan pada waktu
permintaan pasar sedang tinggi).
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Sosial
Status Ket
L Tamatan Ekonomi
No Nama Usia Perkawinan .
/P Ortu.
Tak kawin
SD SMP SMA
Kawin
dengan salah satu Warga Belajar yang sudah menerapkan teknologi sistem
Mei 2010 sampai dengan 29 Mei 2010, pada pukul 9.00 WIB sampai
selesai.
No
Pertemuan Waktu Tempat Materi Waktu
.
1. I Senin, Balai Desa 1. mengurus perijinan/ 2 jam
Watuagung pengajuan proposal untuk
24 Mei 2010 mengadakan pelatihan
kepemudaan pada Kepala
Desa Watuagung.
2.Sosialisali dan Konsultasi
dengan Kepala Desa dan
Perangkat Desa mengenai
program pelatihan.
2.evaluasi hasil.
teknologi baterai kolong bawah ini ditekankan pada bagaimana cara membuat
kandang, pemberian pakan (nutrisi) yang tepat sesuai umur dan berat hewan,
pengobatan ternak dari penyakit dan pemberian vaksin pada ternak serta
kandang sistem baterai kolong bawah ini hanya dijelaskan secara rinci tentang
Dalam praktik kali ini, kami dibantu langsung oleh Bapak Hadi
praktik/latihan, tata cara pemberian pakan, perlakuan terhadap hewan ternak, dll.
(berpanggung) dengan tujuan air kencing dan kotoran bisa jatuh ke bawah
melalui sela lantai panggung ( tataban ) karena kotoran dan air kencing akan
kambing.
dibuat kemiringan agar supaya kotoran mudah mengumpul , bahkan ada juga
yang di desain untuk mengumpulkan air kencing kambing yang juga bisa
1. Kangdang.3
alas dari
Esbes 2 m, 4 lembar Rp. 180.000,00 bambu
(by:ruky/7B)
Usuk Rp. 50.000,00
Reng Rp. 25.000,00
Bambu untuk alas & penutup kandang Rp. 25.000,00
Paku Rp. 10.000,00
Bata untuk dasaran(alas) Rp. 75.000,00
3
Asumsi biaya kandang didasarkan pada 2-4 ekor ternak, biaya upah kerja sengaja tidak dimasukkan karena dianggap
warga belajar mampu membuat kandang sendiri
= Rp.1.530.000,00
C. Pemilihan Bibit
4
Memilih bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah
setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik. (dikutip dari berbagai sumber)
5
Pakan bernutrisi
(gamblong,ampas tahu,kedelai selip,sentrat,tepung ikan,dll) selama 4 bulan.
6
Pasca Panen
Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar
permintaan akan kambing cukup tinggi.
7
Pada pemeliharaan tahap kedua laba bisa berkali lipat dikarenakan tidak ada biaya pembuatan kandang
D. Makanan
ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan
mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah
diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu sebagai berikut:
ramban.
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari
berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per
hari (jika ada air pengolahan tahu juga sangat baik), dan garam berjodium
secukupnya.
Pasar
Umum
Petani/ Pengumpul
Peternak Kecamatan
Pasar
Hewan
Blantik Pengumpul
Ru k y T./ 7B kabupaten
Konsumen Jagal
Pedagang
Bibit/Bakala
sate/Gule
n
Pedagang
Restoran/ daging Rumah
Rumah Tangga
makan
8
Tanpa mengurangi substansi dan esensi dari laporan,m acam-macam penyakit dan cara mengobatinya
tidak dijelaskan secara rinci.
9
Dikutip dari berbagai sumber.
11 5
2. X 10 = 9,2 8. X 10 = 4,2
12 12
10 4
3. X 10 = 8,3 9. X 10 = 3,3
12 12
9 3
4. X 10 = 7,5 10. X 10 = 2,5
12 12
8 2
5. X 10 = 6,7 11. X 10 = 1,6
12 12
7 1
6. X 10 = 5,8 12. X 10 = 0,8
12 12
Praktik I + Praktik II
Skor / Rata-Rata =
2
pertama dan yang kedua dapat diperoleh gambaran secara global bahwa setiap
benar.
benar.
serta aktif bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami baik kepada
gambaran dari unjuk kerja yang didasarkan pada evaluasi proses11 pada
1. Hadi P.
2. Santo
3. Afandi
4. Agus K.
11
Evaluasi proses merupakan penilaian mengenai: kemampuan warga belajar memahami,mengadaptasi dan
mengaplikasikan penjelasan yang diperoleh pada hariRabu, 26 Mei 2010 melalui unjuk kerja pada 27 &29 Mei 2010.
kurang bisa bekerjasama dengan warga belajar yang lain serta dari segi
5. Danang P.
6. Teguh W.
Rajin, aktif, mampu bekerjasama dengan warga belajar lain, serta memiliki
7. Angga Eka B.
pakan ternak kurang sesuai dengan kandungan zat gizi dari masing-masing
bahan.
BAB IV
PENUTUP
Kambing etawa sistem kolong dapat dikatakan bahwa semua warga belajar Desa
Watuagung memiliki unjuk kerja yang baik, tidak canggung dalam membersihkan
kandang, memiliki kekompakan antar warga, cekatan, dan mempunyai jiwa leader
keberadaannya perlu mendapat apresiasi dan perhatian lebih dari semua pihak
agar bisa menjadi daya guna bagi pembangunan bangsa dan negara. Untuk itulah
diperlukan suatu konsep, tatanan, dan wadah yang tepat guna menumbuh
dari warga sekitar. Pelatihan yang kami selenggarakan yang dalam hal ini dibantu
oleh P. Ridwan dan diikuti oleh tujuh (7) Warga Belajar (WB) yang kesemuanya
etawa melalui sistem baterai kolong bawah yang dilaksanakan selama lima hari
tersebut tidak banyak mengalami kendala yang berarti karena warga belajar yang
sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelatihan, serta peran serta
12
Penduduk usia produktif adalah mereka yang berumur 15-35 th (sumber Kementerian Sosial dan Tenaga Kerja)
Bahkan dapat dikatakan sukses. Ini terbukti ketika proses penyusunan laporan ini
dibuat, penulis mendengar kabar gembira dari Bapak Alfanriyanto selaku Kepala
Desa Watuagung bahwasannya tujuh (7) warga belajar yang kami bina sudah
Mulyo” dan sekarang dalam proses mengajukan proposal bantuan ternak kepada
4.2 Saran
diharapkan kepada semua warga Desa Tanggaran tidak patah semangat dan
dapat menekuni serta menyukai apa yang sudah dimiliki saat ini berupa
dan ditularkan pada orang lain dengan hati yang tulus dan iklas guna
membangun desa tercinta kearah yang lebih baik serta ikut mensukseskan
baik bagi dirinya sendiri maupun juga bermanfaat bagi orang lain, bangsa
etawa dengan sistem kolong bawah ini diharapkan kepada Kepala Desa
bisa menjadi pelecut dan inspirasi untuk lebih tanggap akan potensi yang
dimiliki oleh Desa baik potensi Sumber Daya Alam (SDA) ataupun
sebuah lapangan kerja baru yang menjanjikan dan nantinya bisa menjadi
warga belajar “Ngudi Mulyo” yang baru berdiri agar muncul kelompok
yang tinggi (pada usia produktif) disertai daya beli yang rendah yang
Keberadaan organisasi yang dalam hal ini sebagai wadah bagi para
Desa Watuagung.
antar peternak yang sudah sukses (tukar pengalaman dan informasi) serta
Daerah Tropis.