You are on page 1of 7

Makalah Sejarah

Akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha


dengan kebudayaan Indonesia

Disusun Oleh:

Aisyah Amatullah M. (02)


Amanda Putri S. (04)
Elkandy Rachmantara (13)
Imam Nugroho (17)
Makalah Sejarah

Kata Pengantar

Alhamdulillah. Selalu diawali dengan asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Untaian puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin para
pejuang dan pembela kebenaran hingga akhir aman, Rasulullah SAW, juga pada
keluarganya para sahabatnya dan pengikut jalan perjuangannya.
Tiada kata yang dapat terucap melainkan kalimah “Alhamdulillah”. Dikarenakan
telah rampungnya Makalah Sejarah yang sederhana ini. Suatu kehormatan bagi kami,
dapat mengerjakan sekaligus menyelesaikan makalah yang merupakan Tugas Seajarah
ini, karena di dalam pengerjaannya, kami mendapatkan berbagai macam ilmu terutama
tentang Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha dengan Kebudayaan Indonesia.
Kami ucapkan Terima Kasih sebanyak-banyaknya kepada orang-orang yang
telah banyak membantu dalam pembuatan praktikum ini, yang jika disebutkan satu-
persatu, tentu Kata Pengantar-nya akan jadi satu makalah.
Akhirul Kata, Selamat Menikmati Laporan praktikum ini. Saran dan kritik sangat
kami harapkan demi “Kesempurnaan” Laporan ini.

Cimahi, September 2010

Penulis

2
Makalah Sejarah

PERKEMBANGAN TRADISI HINDU-BUDHA DI


INDONESIA
 
 
Fakta tentang Proses Interaksi Masyarakat
Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para
pedagang India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia guna
menunggu musim yang baik. Mereka pun melakukan interaksi dengan penduduk
setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu-
Budha di Indonesia dapat dibedakan atas 3 periode sebagai berikut.
1.     Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol
sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak
ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-
kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.
2.     Periode Tengah (Abad XI-XVI M)
Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut
disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia
kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme
(perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan zaman
kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur lahir
aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara
kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi bukan
hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur.
3.     Periode Akhir (Abad XVI-sekarang)
Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode
sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan
politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi pura
tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang
Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha
Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak yang berasal
dari Bali bukan lagi dari India.
 
AKULTURASI
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya Akulturasi.
Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu
dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur
asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di
Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan
penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan
unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:
1.      Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi
sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan
kebudayaan Indonesia.
2.      Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan
kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan
mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di
Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih
terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses
pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Hasil akulturasi
tersebut tampak pada.
1.     Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat
Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
2.     Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini
disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh
sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3.     Sistem Pemerintahan

2
Makalah Sejarah

Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh


kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan
anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri
Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun.
Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati,
dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah
kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala
suku.
4.     Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia
dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum
mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat
Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
      Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan
sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan di
kalangan pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi,
bahasa Jawa Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang merupakan turunan dari bahasa
Sansekerta.
      Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan
sekolah-sekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem
pendidikan tersebut kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem
pendidikan yang banyak diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia.
      Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang
merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh :
  Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
  Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
  Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
  Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
  Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
      Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti
berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan
kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai
dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan dan
pengajaran mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang karena
berawal dari hubungan dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan
tempat-tempat pendidikan yang dikenal dengan pasraman. Di tempat inilah rakyat
mendapat pengajaran. Karena pendidikan tersebut maka muncul tokoh-tokoh
masyarakat Hindu yang memiliki pengetahuan lebih dan menghasilkan berbagai
karya sastra.
Rakyat Indonesia yang telah memperoleh pendidikan tersebut kemudian
menyebarkan pada yang lainnya. Sebagian dari mereka ada yang pergi ke tempat
asal agama tersebut. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan melakukan ziarah.
Sekembalinya dari sana mereka menyebarkan agama menggunakan bahasa sendiri
sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat asal.
Agama Budha tampak bahwa pada masa dulu telah terdapat guru besar agama
Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti, Sakyakirti, Dharmapala. Bahkan raja
Balaputra dewa mendirikan asrama khusus untuk pendidikan para pelajar sebelum
menuntut ilmu di Benggala (India)
5.     Kepercayaan
Sebelum masuk pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia, bangsa Indonesia mengenal
dan memiliki kepercayaan yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang (animisme
dan dinamisme). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia
mulai menganut agama Hindu-Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan
asli seperti pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan dewa-dewa alam. Telah
terjadi semacam sinkritisme yaitu penyatuaan paham-paham lama seperti
animisme, dinamisme, totemisme dalam keagamaan Hindu-Budha.
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara
dari Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh
leluhur masih terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3

2
Makalah Sejarah

hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari, serta masih banyak
hal-hal yang dilakukan oleh masyarakat Jawa.
6.     Seni dan Budaya
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-
bidang dibawah ini:
Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara
seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk
perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan
hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang
mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai
pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga
candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa.
Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti
pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di
Bangun Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi
Selatan). Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada
Candi Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
 
Periode Patung Relief
Periode Awal Patung para dewa Hindu-Budha Berciri Naturalis (alami) misalnya relief
seperti Brahma, Wisnu, Siwa candi Borobudur menggambarkan
kehidupan Sidharta Gautama. Sedangkan
relief Prambanan mengambarkan
Ramayana dan Kresnayana.
Periode Tengah Di Jawa Timur dibuat patung raja-raja Di Jawa Timur unsur Indonesia semakin
di Indonesia yang merupakan titisan kuat tamapk pada relief Candi Panataran
para dewa. Contoh Patung Tribuana yang tidak naturalis melainkan bergaya
sebagai Parwati/Kertanegara sebagai wayang. Menunjukkan pada kepercayaan
Siwa. memuja roh nenek moyang.
Periode Akhir Patung di Bali sudah banyak Di Bali relief yang mencolok berupa
menggambarkan makhluk-makhluk candi-candi yang dibuat di tebing sungai
seram (demon) merupakan makam raja seperti yang ada
di Gunung Kawi (Tampak Siring)
Seni Sastra dan Aksara
Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat.
Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah
dan Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa
melawan Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan
perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa.
Bahasa Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India.
Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan
aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa
sehingga menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi
aksara Jawa sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa
berkembang menjadi huruf Nagari.
7.     Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya
sudah memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya
Hindu-Budha di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki
bangsa Indonesia sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan
teknologi masyarakat Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan
pertanian.
Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota
pelabuhan, ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa
Indonesia yang awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi
kemudian mulai dapat membuat perahu bercadik.

2
Makalah Sejarah

Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat
pula pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu
maupun Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Budha
yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam penulisan
prasasti-prasastri pada batu-batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan,
dan teknik penulisan yang tinggi. Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi
dilakukan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi yang
baik mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya Hindu-Budha di
Indonesia. Tampak pada relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada
zaman Majapahit.
8.     Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya :
        Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun
Saka yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah)
pada waktu raja Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari.
Oleh orang Bali, tahun Saka tidak didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi
sistem Chandra Pramana (tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354
hari. Musim panas jatuh pada hari yang sama dalam bulan Maret dimana
matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus. Hari tersebut dirayakan sebagai Hari
Raya Nyepi.
        Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati
peristiwa dengan tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf
berupa susunan kalimat/ gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan
dalam bentuk kalimat. Contoh:
Sirna Ilang Kertaning Bumi = 1400 S = 1478 M
Sirna         = 0                                          Kertaning       = 4
Ilang         = 0                                          Bumi               = 1
Çurti Indria Rasa = 654 S = 732 M
Çurti         = 4
Indria       = 5
Rasa          = 6
Hayama Vayu Rasa =  682 S
9.     Filsafat
Lahir Astrologi yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan alam semesta/ astronomi.
Contoh : orang memberi nama anak berdasarkan hari, tanggal, bulan lahirnya.
Adanya buku primbon sebagai pedoman hidup dan tatanan tradisi yang semula
hanya merupakan catatan turun temurun. Ajaran Hindu-Budha penuh dengan
upacara keagamaan. Falsafah agama tersebut mengajarkan hal-hal yang bersifat
pasifistis yaitu ajaran yang menuju pada kehidupan damai, menerima apa yang
menjadi takdir karena semuanya ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

2
Makalah Sejarah

Daftar Pustaka
http://www.freewebs.com/rinanditya/akulturasibudaya.htm
http://hasheem.wordpress.com/bahan-ajar/materi-ips-kls-vii/

You might also like