You are on page 1of 4

Bangsa dan Negara

3.1 Pengantar
Manusia dapat dikatagorikan dalam berbagai kelompok. Pengelompokan atas dasar jenis kelamin
secara konvensional dikenali dengan kategori pria dan wanita. Dari segi adat dan bahasa dikenali
dengan berbagai kelompok suku bangsa, seperti suku bangsa Jawa, Sunda, Arab, dan Rusia. Lalu
berdasarkan cirri fisik biologis manusia dikelompokan menjadi beberapa ras, seperti Mongoloid,
Eropa, Melayu, Melanesia. Menurut iman kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia
berkelompok menjadi penganut agama islam (Sunni dan Syiah), Kristen Katolik, Kristen
Protestan, Katolik Ortodoks, Yahudi, Hindu, Buddha, dan Shinto. Berdasarkan juridis formal
manusia dikelompokan dalam kategori warga Negara dan kategori warga Negara asing.
Apabila permasalahan bangsa dibahas maka dua konsep lain muncul ke permukaan, yaitu suku
bangsa (ethnic group) dan ras. Suku bangsa merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan
kesamaan ciri – ciri fisik biologis, seperti warna kulit, bentuk wajah (hidung dan mata), bentuk
rambut, dan perwatakan.
3.2 Peroses Pembentukan Bangsa – Negara
Suatu Negara yang memiliki berbagai suku bangsa dan ras berupaya keras membentuk suatu
bangsa baru dengan identitas cultural yang baru pula.
Proses terbentuknya suatu Negara terpusat modern yang penduduknya meliputi satu nasionalitas
(suatu neegara) merupakan proses pembentukan bangsa – Negara. Pengertian bangsa dalam
istilah satu bangsa berbeda dengan pengertian bangsa dalam istilah bangsa – Negara (nation –
state).
Pada tingkatan perkembangan tertentu, munculnya kesadaran politik di kalangan satu atau
beberapa kelompok suku bangsa untuk berpartisipasi dalam proses politik akan membawa
meraka kepada pertanyaan yang lebih mendasar. Pertayaan ini berkaitan dengan pilihan rezim
politik. Hal ini di pertanyakan setelah melalui proses politisasi yang secukupnya.
3.3 Faktor – Faktor Pembentukan Identitas Bersama
Sebagaimana dijelaskan di atas, pembentukan bangsa – Negara sangat berkaitan dengan identitas
yang tersedia untuk menyatukan masyarakat. Faktor – factor yang diperkirakan menjadi identitas
bersama suatu masyarakat (bangsa) meliputi primordial, sacral, tokoh, bhineka tunggal ika,
konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Berikut ini secara ringkas dijelaskan
keenam factor tarsebut.
3.3.1 Primodial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah, bahasa, dan adat
istiadat merupakan faktor – faktor primodial yang dapat membentuk bangsa – Negara.
Primordial ini tidak hanya menimbulkan pola prilaku yang sama, tetapi juga melahirkan persepsi
yang sama tentang masyarakat – Negara yang dicita – citakan.
Salah satu Negara yang mengalami kesukaran dalam membentuk nasionalitas baru karena
kemajemukan suku bangsa, yakni Malaysia. Negara ini mencakup tigga kelompok masyarakat,
seperti Melayu,Cina, dan India yang jumlah anggotanya relative seimbang.
3.3.2 Sakral
Kesamaan agama yang dipeluk oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideology doktriner yang kuat
dalam suatu masyarakat merupakan facktor sakral yang dapat membentuk bangsa-negara.
Ajaran –ajaran agama dan ideology doktriner tidak menggambarkkan semata-mata bagaimana
seharusnya hidup (dalam hal ini cara hidup yang suci, agama menjanjikan surge, ideology
doktriner menjanjikan masyarakat tanpa kelas).
3.3.3 Tokoh
Kepemimpinan dari tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh masyarakat dapat pula
menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara. Pimpinan ini menjadi panutan sebab
warga masyarakat mengidentifikasi diri kepada sang pemimpin, dan ia anggap sebagai
“penyambung lidah” masyarakat.
3.3.4 Sejarah
Persepsi yang sama tantang asal-usul (nenek moyang) dan/atau persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu seperti penderitaan yang sama yang disebabkan dengan penjajahan tidak
hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga tekad dan tujuan
yang sama antarkelompok masyarakat.
3.3.5 Bhinneka Tunggal Ika
Setiap masyarakat akan memiliki kesetiaan ganda (multi loyalties) sesuai dengan porsinya.
Walaupun mereka tetap memiliki keterikatan pada identitas kelompok, namun mereka
menunjukan kesetiian yang lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam bentuk bangsa-
negara di bawah suatu pemerintahaan yang bberkeabsahan.
3.3.6 Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan yang beraneka
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3.3.7 Kelembagaan
Faktor lain yang juga berperan dalam proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga
pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik.
3.3.4 Ideologi masyarakat Nasional
Pelaksanaan hak-hak politik wargga Negara dan populisme secara efektif dalam arti sebagai
suatu realitas institusional dan dalam arti penerimaan sbjektif dari sebagian besar elit politik
yang relevan akan menjadi basis consensus bagi pelaksanaan kekuasaan pada umumnya dan
kekuasaan paksaan pada khususnya.
3.6 Integrasi Politik
Selain kesamaan identitas yang biasanya dirumuskan sebagai system nilai yang dianut
masyarakat sejumlah factor lain juga sangat penting bagi pembentukan suatu bangsa-negara.
3.6.1 Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok social budaya dalam satu-kesatuan
wilayah dan dalam suatu identitas nasional.
3.6.2 Itegrasi Wilayah Integrasi wilayah ialah pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap
wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya.
3.3.3 Integrasi Nilai
Integrasi nilai ialah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dan prinsip dasar politik, dan
prosedur-prosedur penyelesaian konflik dan permalahan bersama lainnya.
3.6.4 Integrasi Elit dengan Khalayak
Integrasi elit dengan khalayak ialah upaya untuk menghubungkan anatara golongan elit yang
memerintah dan khalayak tidak berarti melenyapkan perbedaan di antara mereka.
3.6.5 Prilaku Integratif

Prilaku integratif ialah kesediaan warga masyarakat untuk bekrja sama dalam suatu organisasi
besar dan berprilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapain tujuan organisasi.
Tugas Pengantar Ilmu Politik

Disusun Oleh :
Nama : Arlinda Novitarani
Nim :

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


Yogyakarta
2010

You might also like