Professional Documents
Culture Documents
MODUL KELISTRIKAN
OTOMOTIF
anwar
anwar corp.
11/1/2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
merupakan modul kompetensi yang berisi tentang materi jaringan kabel,
saklar dan sistern penerangan.
B. PRASARAT
Untuk menempuh kegiatan pemelajaran modul pemasangan, pengujian dan
perbaikan sistem penerangan dan wiring ini siswa dipersyaratkan untuk
mempelajari dahulu modul :
2
A. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat
3
g. Membantu siswa dalam menentukan perbedaan jenis-jenis penerapan
dari hasil kegiatan belajar.
B. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini siswa diharapkan :
4
C. KOMPETENSI
Modul OPKR-50-007 B membentuk kompetensi memasang, menguji dan memperbaiki sistem penerangan dan wiring. Uraian
kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
KODE : OPKR-50-007B
4
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Memasang sistem Pemasangan dilaksanakan Wiring diagram sistem Cermat dan teliti Undang-undang K 3. Memasang dan
penerangan dan tanpa menyebabkan keru- pene-rangan otomotif dalam penggunaan Pemahaman peratuan merangkai sistem
wiring kelistrikan. sakan terhadap komponen Prinsip kerja sistem pene- alat ukur elektronik pemerintah. penerangan dan wiring
atau sistem lainnya. rangan Cermat dan teliti Prosedur pemasangan Melaksanakan
Informasi yang benar di- Identifikasi kerusakan dan dalam proses Cara kerja sistem perbaikan sistem
akses dari spesifikasi pabrik metoda perbaikan penyambungan kabel kelistrikan dan komponen kelistrikan
dan dipahami. Standar prosedur yang sesuai untuk
Pemasangan/bahan yang keselamat-an kerja penggunaan.
sesuai. Prinsip-prinsip kelistrikan
Sistem kelistrikan dipasang dan penerapan pada
dengan menggunakan per- wiring/ penerangan.
alatan dan tehnik yang Prosedur perbaikan
sesuai. sistem kelistrikan .
Seluruh kegiatan instalasi/
pemasangan dilaksanakan
berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures),
undang-undang K 3 (Kese-
lamatan dan Kesehatan
Kerja), peraturan
perundang-undangan dan
prosedur/ kebijakan
perusa-haan.
5
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Menguji sistem Sistem kelistrikan diuji Prosedur pengujian Cermat dan teliti Prinsip-prinsip kelistrikan Melaksanakan
kelistrikan. tanpa menyebabkan sistem penerangan dan dalam pengujian dan penerapan pada pengujian sistem
kerusakan terhadap sistem kelistrikan sistem kelistrikan wiring/ penerangan. penerangan dan
komponen atau sistem. Prinsip kerja sistem Memahami pengujian kelistrikan
Informasi yang benar di- penerangan sistem kelistrikan
akses dari spesifikasi Identifikasi kerusakan
pabrik dan dipahami. dan metoda perbaikan
Tes/pengujian dilakukan Standar prosedur
untuk menentukan keselamatan kerja
kesalah-an/kerusakan
dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang
sesuai.
Mengidentifikasi
kesalahan dan
menentukan tindakan
perbaikan yang
diperlukan.
Seluruh kegiatan
pengujian dilaksanakan
berdasarkan SOP
(Standard Operation
Procedures), undang-
undang K 3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan prosedur/
kebijakan perusa-haan.
6
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memperbaiki sistem Sistem kelistrikan Prosedur pemeriksaan Cermat dan teliti dalam Penggunaan alat ukur Memeriksa kerusakan
kelistrikan diperbaiki tanpa sistem kelistrikan pemeriksaan dan per- kelistrikan sistem kelistrikan
menyebabkan keru-sakan Prosedur perbaikan sistem baikan sistem Identifikasi kerusakan Memperbaiki sistem
terhadap komponen atau kelistrikan. kelistrikan Prosedur pemeriksaan kelistrikan
sistem lainnya. Standar prosedur Semangat tinggi dan keru-sakan sistem
Informasi yang benar di- keselamat-an kerja. bekerja keras untuk kelistrikan
akses dari spesifikasi mencapai hasil terbaik Prosedur perbaikan
pabrik dan dipahami sistem kelistrikan
Perbaikan yang perlu dilak-
sanakan menggunakan
per-alatan, teknik dan
bahan yang sesuai.
Seluruh kegiatan
perbaikan/ repair
dilaksanakan berda-sarkan
SOP (Standard Operation
Procedures), undang-
undang K3 (Kesela-matan
dan kesehatan Kerja),
peraturan perundang-
undangan dan prosedur/
kebijakan perusahaan
7
D. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-007B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur
dan dapat dipertanggung jawabkan :
8
9
BAB II
PEMELAJARAN
1. Memasang sistem
penerangan dan wiring
2. Menguji sistem
penerangan dan wiring
3. Memperbaiki sistem
penerangan dan wiring
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : MEMASANG SISTEM PENERANGAN DAN WIRING
b. Uraian Materi 1
Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan
pengendara dimalam hari. Sistem ini dinagi 2 sistem penerangan :
10
Lampu besar
Lampu belakang
Lampu rem
Lampu jara
Lampu hazard
Lampu mundur
Sistem Penerangan
Lampu meter
A. LampuPenerangan
Besar dalam
Lampu ruangan
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untulk menerangli jalan
dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan
lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan
dari salah satu switch oleh dimmir switch.
11
Tipe lampu besar
Ada 2 (dua) tiPe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak
terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament
terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya,
dimana pada sernisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah
sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya
putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti
dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti
berikut:
12
Gambar 1.3 Lampu besar tipe Sealeed Beam
Cara
memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa
saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel
pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai
kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti
bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
13
B. Lampu-lampu lainnya.
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari
sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di
depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan
disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang
disebut dengan lampu belakang (tail light).
2) Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai
isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang
yang mengikuti seat kendaraan mengerem.
14
Gambar 1.6 lampu rem
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman sepert! pada
fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan,
belakang dan sisi kendaman bahwa pengendara bermaksud untuk membelok
atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai
120 kaii setiap menitnya.
15
keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh
lampu mengedip serempak.
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala
bila lampu belakang menyala.
16
6) Lampu mundur
7) Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan
!ebat.
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik
tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat
(pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu
jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh
menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.
17
Gambar 1.11 Rangkaian lampu kabut
Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi
lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar
lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan
aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut
melalui sekering dan relay.
8) Larnpu ruangan
18
Gambar 1.12 Lampu ruangan
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang
memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada
instrumen panel.
19
C. Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat
dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan
beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat
dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai
penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai
dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single -
end dan double filament pada bo!a lampu single end.
Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
20
Gambar 1. 14. Mengganti bola lampu
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset)
dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi
pernasangan lampu.
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan
langsung dengan socket terminal.
21
Gambar 1.16 Memasang dan melepas bola lampu
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada
gambar berikut:
22
Gambar 1. 18. Cara memasang bola lampu
C. Rangkuman 1
Dengan mempelajari lembar kegiatan 1 diharapkan siswa dapat menyebutkan
jenis-jenis lampu penerangan,dan cara memasang jenis-jenis lampu pada sistem
penerangan dalam kendaraan.
D. Tugas 1
1) Pelajarilah uraian materi pada lembar kegiatan 1 tentang sistem penerangan,
jenis-jenis lampu sistem penerangan dan cara memasangnya.
E. Test formatif 1.
23
1. - Penerangan luar meliputi :
a) Lampu besar
b) Lampu belakang
c ) Lampu rem
d) Lampu jarak
e) Lampu tanda belok
f) Lampu hazard
g) Lampu plat nomer
h) Lampu mundur
a) Lampu meter
b) Lampu ruangan
2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada
malam hari .
4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan pada saat
memasang tekan bola lampu pada lubang socket.
g. Lembar kerja 1
24
2) Keselamatan Kerja
a). Hati-hati pada saat merangkai komponen
b). Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c). Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui oleh instruktur /
pembirnbing / guru praktek
d). Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e). Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak bermiyak
f). Ruang praktek harus terang
g). Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan bahan pada tempat
yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c). Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan pada masing-masing
sistem penerangan
d). Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian (SOP)
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4) Tugas
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
25
2. Kegiatan Belajar 2 : Menguji sistem penerangan dan wiring
b. Uraian Materi 2
Selain pemasangan komponen-komponen sistem penerangan yang tidak kalah
pentingnya itu pengujian sistem penerangan. Komponen-komponen yang perlu kita
periksa pada sistem penerangan dan wiring adalah : baterai, saklar utama, sekering,
lampu-lampu, relay, wiring atau pengkabelan.
1) Baterai
baterai dapat kita periksa dengan baterai checker, sehingga kita dapat
mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah jelek. Jika hasilnya
masih baik berarti masih dapat kita gunakan sedangkan apabila kondisinya kurang
baik maka perlu ditambah air accu atau perlu dicharger.
2) Saklar utama
Dengan menggunakan avometer kita dapat mengidentifikasi dan sekaligus
memeriksa kondisi saklar utama.
Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas selanjutnya tinggal
menyambungkan dengan komponen-komponen sistem penerangan yang lain.
Apabila hubungan-hubungannya tidak baik maka perlu adanya perbaikan.
3) Fuse
Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik yang mengalir pada
sustui rangkaian dalam suatu sistem. Untuk itu fuse perlu diuji kondisinya apakah
masih dapat digunakan ataukah harus diganti. Kita dapat menguji kodisi fuse
secara visual, kalau tidak dapat dengan cara visual, kita dapat menggunakan alat
yaitu avometer. Apabila kita lihat filamen pada fuse terputus berarti kondisi fuse
jelek. Apabila terlihat tidak putus maka kita perlu memastikannya dengan bantuan
avometer. Apabila kita hubungkan kedua ujung fuse dengan Ohmmeter jarum
menunjuk berarti kondisi fuse masih baik dan apabila jarum tidak menunjuk (
26
pada posisi hambatan terbesar ) berarti kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan
penggantian.
4) Lampu
Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak menyala, maka terlebih
dahulu lampu kita lepas dari dudukannya. Kemudian kita gunakan ohmmeter
untuk memeriksanya. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki
filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa
komponen yang lain. Apabila jarum tidak menunjuk berarti lampu putus, maka
harus diganti.
5) Relay
Sistem penerangan tidak bekerja sakah satu penyebab diantaranya adalah relay
rusak. Kerusakan relay ini biasa disebabkan oleh lamanya pemakaian. Untuk
selang yang menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada yaitu terminal
30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan ohmmeter dan
baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan terminal 85 dan
86. Apabila jarum menunjuk berarti kumparan penghasil medan magnet tidak
putus. Untuk memastikan kerja dari relay kita bisa menggunakan baterai. Terminal
30 dan 86 kita hubungkan dengan terminal (+) baterai dan terminal 85 kita
hubungkan dengan (-) baterai sementara tes lamp kita hubungkan antara (-)
baterai dengan terminal 87 relay, bila tes lamp menyala berarti relay dalam
keadaan baik, Bila tidak menyala berarti relay harus diganti.
6) Wiring ( Pengkabelan )
Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena keteledoran mekanik dan
usia mobil. Pemasangan pengkabelan yang tidak rapi setelah proses perbaikan
mesin ataupun body sering menjadi penyebab kesalahan ataupun kerusakan
wiring. Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel akan mudah tersentuh
oleh pengguna ataupun alat pada saat proses perbaikan, hal ini akan berakibat
kabel putus atau hubungan singkat. Karena usia mobil juga dapat menimbulkan
kerusakan pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil yang sudah tua maka pada
pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan bila sering terjadi tekukan-
tekukan maka kabel akan cepat putus. Untuk itu perlu diadakan pengecekan dan
pengujian pada wiring jika terjadi sistem penerangan tidak bekerja dengan baik.
27
Untuk melakukan pengujian wiring maka kita memerlukan alat bantu Avometer.
Untuk mengetahui putus tidaknya suatu kabel dan untuk melihat ada tidaknya
tegangan pada suatu kabel. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan
jalan menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada
hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus, maka perlu kita perbaiki.
Setelah kita memahami cara pengujian atau memeriksa kerja atau tidaknya masing-
masing komponen di dalam sistem penerangan. Selanjutnya kita harus bisa menguji
kerja keseluruhan sistem penerangan. Cara menguji sistem penerangan pada setiap
mobil yang ada tidak sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya letaknya yang
berbeda. Caranya yaitu dengan mengoperasikan saklar utama sistem penerangan.
Pada saat saklar utama sebelah kanan kita putar sekali maka lampu kota harus hidup,
dan bila kita putar dua kali maka lampu kota dan lampu kepala harus hidup. Pada
saat lampu kota hidup maka lampu-lampu yang lain yang harus hidup diantaranya
lampu pada meter kombinasi, lampu plat nomer, lampu kota belakang. Kalau saklar
sebelah kanan kita geser ke belakang maka lampu tanda belok sebelah kanan harus
menyala dan bila digeser ke depan maka lampu tanda belok sebelah kiri menyala.
Apabila digeser ke atas maka lampu jarak jauh akan menyala sesaat sesuai lampunya
kita geser ke atas. Apabila kita geser ke bawah, walaupun kita lepas maka lampu
kepala yang menyala adalah lampu jarak jauh. Untuk menghidupkan lampu hazard
biasanya disebelah depan saklar utama dilengkapi saklar untuk lampu hazard. Untuk
saklar yang sebelah kiri biasanya digunakan untuk wiper dan washer. Pada saat posisi
kunci kontak ON dan posisi transmisi pada kecepatan mundur maka lampu mundur
akan menyala. Begitu juga pada saat pedal rem diinjak maka lampu rem akan
menyala. Untuk lampu ruangan dapat menyala pada saat pintu terbuka atau memang
saklarnya dihidupkan oleh penumpang ataupun sopir. Jika yang terjadi tidak seperti
di atas atau lampu-lampu ad yang tidak bekerja maka kita harus cek per komponen
dan kita perbaiki.
c. Rangkuman 2
Setelah mempelajari lembar kerja belajar 2 ini diharapkan siswa mengetahui cara
menguji sistem penerangan dan wiring diantaranya adalah pengujian :
1. Baterai
28
Baterai dapat kita uji dengan menggunakan baterai checker, apabila baik maka
dapat kita gunakan lagi, apabila jelek maka harus kita perbaiki dengan cara diisi air
aki atau dicharger.
2. Saklar utama
Dengan menggunakan avometer kita dapat menguji saklar utama, jika kondisinya
masih baik maka dapat kita gunakan, namun jika kondisinya jelek dapat kita
perbaiki atau diganti.
3. Fuse
Dengan bantuan avometer kita juga bisa menguji fuse. Apabila jarum ohmmeter
bergerak maka fuse baik.
4. Lampu
Dengan menggunakan ohmmeter kita dapat memeriksa apakah lampu putus atau
baik.
5. Relay
Untuk mengecek relay kita perlu baterai dan teslamp, jika kondisi masih baik maka
bisa kita gunakan, tetapi kalau jelek harus kita ganti.
6. Wiring / Pengkabelan
d. Tugas 2
e. Tes formatif 2
29
2. Jelaskan cara memeriksa wiring !
1. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila
jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain.
Apabila jarum tidak menunjuk berarti lampu putus.
2. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua
colok ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak)
berarti kabel putus
g. Lembar kerja 2
2) Keselamatan Kerja
a). Hati-hati pada saat merangkai komponen
b). Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c). Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui oleh instruktur /
pembirnbing / guru praktek
d). Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e). Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak bermiyak
f). Ruang praktek harus terang
g). Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan bahan pada tempat
yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
30
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c). Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan pada masing-masing
sistem penerangan
d). Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian (SOP)
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan berlajar 2.
31
3. Kegiatan Belajar 3 : Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring
b. Uraian materi 3
3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat, dan tidak terang waktu mesin
berputar lambat.
Peristiwa ini dapat terjadi pada sernua lampu atau sebagian saja. Tidak menyalanya
lampu dapat disebabkan oleh :
Apabila sernua lampu tidak menyala, maka kemungkinan besar yang dapat
terjadi adalah:
a. Tidak adanya aliran arus pada sakelar lampu (gambar 3.1). Untuk itu, maka
lakukan hal-hal sebagai berikut:
32
1.1.1 Periksalah sekering yang menghubungkan saklar lampu dengan baterai
33
1. Lampu kepala 8. Lampu indikator jarah jauh
7. Sakelar dim
34
Gambar 3.2 Teslamp ( lampu tester )
1.1.2. Setelah ternyata pada sekering sampai dengan baterai tidak ada
gangguan, maka selanjutnya periksa terminal B pada sakelar lampu
dengan menggunakan lampu tester.
Kalau semua lampu besar tidak menyala, berarti tidak ada aliran arus pada
sakelar dim. Untuk menentukan di manakah letak gangguan, maka lakukanlah
pemeriksaan sebagai berikut :
1). Kalau lampu parkir tidak menyala, berati gangguan terletak di antara
baterai dengan sakelar lampu.
1) Apabila lampu tester ticak menyala, berarti tidak ada aliran listrik.
Maka bongkar dan perbaiki sakelar lampu atau ganti dengan sakelar
baru.
35
2) Apabila lampu tester menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan
sakelar dim.
1) Kalau bola lampu putus, maka ganti dengan lampu yang baru.
2). Kalau bola lampu tidak putus, maka periksa hubungan masa pada
dudukan lampu dari kemungkinan longgar dan berkarat. Jika
demikian, maka perbaiki terlebih dahulu, hingga hubungan masa
lampu baik. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan
terletak pada masa lampu tadi. Kalau lampu masih belum menyala,
maka lanjutkan dengan pemeriksaan.
1.3.2. Periksa hubungan antara lampu dan ke sakelar dim dari kemungkinan
putus, sambungan kendor atau hubungan singkat.
36
Jika demikian, maka perbaiki sambungan atau ganti kabel hingga lampu
menyala.
Kalau semua lampu menyala tidak terang, berarti arus yang mengalir kelampu-
lampu adalah kecil. Maka lakukanlah perneriksaan sebagai berikut :
2.1.1. Periksa lampu tanda pengisian atau jarum ammeter pada dashbord
37
kapasitas sumber arus. Untuk ini, maka kurangi pemakaian alat-alat
listrik atau percepat putaran mesin.
2.1.2. Lepaskan semua bola lampu, memeriksa duduknya bola lampu dari
kemungkinan kendor dan berkarat.
4) Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus dan kotor.
Perbaiki dan bersihkan kausan dan kotoran karena dapat menjadi
hambatan yang besar.
38
Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai
berikut:
2.2.1. Periksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat
2.2.2. Apabila dengan demikian nyala lampu masih tidak terang, maka
periksalah hubungan kabel lampu tersebut yang menuju ke sakelarnya.
3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat dan tidak terang apablia mesin
berputar lambat
Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik pada lampu-lampu tergantung putaran
mesin. Makin cepat putaran, makin besar arus yang mengalir ke alat-alat, dan
sebaliknya. Jadi tidak stabil, berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja.
Baterai tidak dapat menampung kelebihan arus dari sistem pengisian dan tidak
dapat menambah kekurangan arus ke alat-alat, sewaktu sistem pengisian
menghasiikan arus kecil.
Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai. Kalau elektrolitnya habis, maka
tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit cukup, tetapi nyala lampu tidak terang,
menandakan baterai tidak dapat menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi
hubungan singkat. Oleh karenanya ganti baterai.
Apabila terjadi umur lampu yang pendek, rnenandakan bahwa kekuatan lampu
berada jauh di bawah kekuatan sumber arus. Jadi tegangan arus terlalu tinggi.
Untuk ini, maka periksa regulator tegangannya, dan setelah hingga tegangan listrik
pengeluaran dinamo / alternartor tidak lebih dari 14,8 volt. Kalau dengan menyetel
39
regulator tegangan, tidak diperoleh penurunan tegangan, maka periksa dinamo /
alternator.
Dalam kerjanya sistem ini dapat mengalami berbagai gangguan yang disebabkan
oleh beberapa hal yaitu :
40
b) Adanya tahanan yang terialu tinggi, hal ini bisa terjadi pada jaringan kabel,
sambungan berkarat atau connectornya juga mungkin berkarat dan longgar.
Hal-hal tersebut dapat langsung kita saksikan dengan panca indera kita seperti :
Untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara yang mudah, perlu kita tinjau
gangguan tersebut satu persatu terlebih dahulu dan juga harus mengetahui
sirkuit atau diagram dari lampu tanda belok (lampu sein) itu sendiri. Sirkuit /
diagram dari lampu tanda belok dapat dlihat pada gambar berikut:
41
1.1.1. Menguji kunci kontak
Dalarn hal ini kunci kontak berfungsi sebagai penghubung antara batere
dengan sekering untuk komponen pada rangkaian kelistrikan. Gangguan
yang terjadi adalah : kunci kontak tidak dapat menghubungkan arus
dengan baik.
Untuk kerusakan pada kunci itu sendiri tidak dapat diperiksa dengan
panca indra namun harus menggunakan sebuah multitester atau
Ohmeter. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur besarnya tahanan
antara terminal B (AM) dengan, terminal St kunci kontak dalam keadaan
starter den netral. Dalarn keadaan starter, tahanannya harus nol. Dan
dalam keadaan netral, tahanan kedua terminal haruslah tak terhingga.
42
Gb. 3.6. (a). Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci kontak dalam keadaan
netral
(b). Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci kontak dalam keadaan
starter.
Apabila terjadi hal yang demikian, berarti alat-alat bantu tidak dapat
bekerja dengan sempurna. Untuk itu, maka sekering yang putus harus
segera diganti, dudukan yang longgar dan berkarat harus segora di
kokohkan dan dibersihkan.
Kalau kita khat konstruksinya, maka flaser ada tiga macam yaitu
43
a. Flaser Induksi
b. flaser bimetal
a. Flaser Induksi
44
kontak platina lambat, nyala lampu tidak terang, lampu berkedip
pelan-pelan.
Pada flaser kawat pijar, bila kumparan K terbakar, maka tidak dapat
timbul medan magnet lagi, sehingga kontak platina tidak menutup.
Akibatnya lampu menyala tidak berkedip. Bila resistor R atau kawat
pijar KP putus, maka flaser tidak dapat mengalirkan arus lagi. Lampu
tanda belok tidak bekerja.
Apabila filamen lampu putus, maka lampu itu sendiri tidak menyala,
juga menyebabkan pasangan lampu yang searah tidak berkedip,
karena arus yang mengalir pada flaser menjadi kecil.
45
Apabila tegangan listrik yang bekerja pada sstem lampu tanda belok rendah.
Akibatnya lampu tidak, dapat bekerja dengan baik. Arus yang mengalir rendah
pula. Lampu-lampu, menyala tidak terang dan tidak berkedip. Rendahnya
tegangan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu: a. Sistem pengisian tidak
bekerja.
c. Flaser rusak
46
menyala, maka periksa terminal arus masuk, dan keluar
sekering dari ada tidaknya aliran arus.
2) Kalau pada terminal arus masuk sekering, tidak ada aliran listrik,
berarti gangguan ada pada kunci kontak. Untuk ini, periksa
sambungan kabel-kabel pada terminal AM dan ACC dari
kemungkinan terlepas, kendor atau berkarat dan jika demikian
maka perbaikilah. Kemudian periksa hubungan terminal AM -
ACC kunci kontak dengan menggunakan lampu tester atau
multitester. Dalam keadaan ON kedua terminal harus
berhubungan dan dalam keadaan OFF harus tidak berhubungan.
Kalau ternyata kunci kontak rusak, maka gantilah dengan kunci
kontak yang baik. Kemudian hidupkan lampu-lampu tanda
belok. Bila lampu-lampu menyala, berarti gangguan ada pada
kunci kontak.
47
1.3.2. Lampu sebelah tidak menyala
48
Untuk ini, maka pertarna periksalah hubungan masa dari lampu-
lampu terhadap kemungkinan kendor atau berkarat. Keraskan
duduknya masa. Bila lampu-lampu sekarang menyala dan berkedip,
berarti gangguan disebabkan oleh hubungan mesa yang kurang balk.
Bila lampu-1ampu tidak berkedip, maka periksa kapasitas (watt) dari
lampu-lampu tersebut, ada kemungkinan lebih kecil dari kapasitas
yang telah ditentukan oleh flasernya. Gantilah bola lampu yang
ternyata kapasitasnya lebih kecil dengan bola lampu yang sesuai
besar kapasitasnya.
Berikut
label perbaikan untuk, mengatasi gangguan pada sistem penerangan dalam kendaraan
Hanya satu lampu tidak Bola lampu putus, soket Ganti bola lampu
rangkaian kabel atau
49
menyala (lampu luar) masa rusak Perbaiki seperlunya
Lampu besar tidak men- Sekreing "HEAW putus Ganti sekring dan
yala periksa
Relay kontrol lampu
besar, rusak, Hubungan singkat
Periksa relay
Swit kontrol lampu
besar,rusak Periksa swit
Lampu besar jauh atau Swit kontrol lampu rusak Periksa swit
kilatan lampu besar tidak Rangkaian kabel, rusak
Perbaiki seperlunya
menyala
Lampu rem tidak menyala Sekering “STOP” putus Ganti sekring dan
Swit lampu rem, rusak. periksa
Rangkaian kabel atau
hubungan singkat
masa, rusak
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu rem tetap rnenyala Swit lampu rem, rusak Setel atau ganti swit
50
menyala) masa rusak
Salah satu arah (lampu Swit lampu tanda belok, Periksa swit
tanda belok tidak berkedip) rusak
Perbaiki seperlunya
Rangkaian kabel atau
masa, putus
Lampu tanda belok tidak Sekering "ENGINE" putus Ganti sekring dan
bekerja periksa
Flasher, rusak
hubungan singkat
Swit lampu tanda belok,
rusak Periksa flasher
c. Rangkuman 3
Pada dasarnya dalam perbaikan suatu komponen pada sistem penerangan diperlukan
pengetahuan tentang jaringan. kabel (sirkuit.) diagram dari rangkaian dan juga
sirkuit (diagram komponen itu sendiri, sehingga dengan model kompetensi ini
diharapkan mampu melakukan perbaikan dengan melakukan pemeriksaan dan
pengujian dari masing-masing kamponennya. Maka dengan dasar tersebut mampu
melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring itu sendiri.
51
d. Tugas 3
1). Analisa dan telusuri jaringan kabel pada mobil / kendaraan yang ada dalann ruangan
praktikum (stand penerangan)
2). Buatlah dalam bentuk gambar diagram pada kertas A4 setelah mengetahui hasil
pengamatan jaringan kabel dari (stand penerangan)
e. Test formatif 3
2. a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor dan berkarat.
- Periksa swit
- Perbaiki seperlunya
52
g. Lembar kerja 3
2) Keselamatan Kerja
a). Hati-hati pada saat merangkai komponen
b). Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c). Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui oleh instruktur /
pembirnbing / guru praktek
d). Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e). Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak bermiyak
f). Ruang praktek harus terang
g). Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan bahan pada tempat
yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c). Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan pada masing-masing
sistem penerangan
d). Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian (SOP)
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4) Tugas
f). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
53
g). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan berlajar 3.
54
BAB III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang terdapat pada kendaraan !
10. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang apabila mesin berputar dengan
cepat dan lampu tidak menyala terang apabila mesin berputar lambat ?
B. KUNCI JAWABAN
a) Lampu besar
b) Lampu belakang
c ) Lampu rem
d) Lampu jarak
f) Lampu hazard
h) Lampu mundur
55
- Penerangan dalam meliputi :
a) Lampu meter
b) Lampu ruangan
2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari .
3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi
selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat.
4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan pada saat memasang
tekan bola lampu pada lubang socket.
5. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum
menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum
tidak menunjuk berarti lampu putus.
6. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua colok
ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel
putus.
8. a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor dan berkarat.
- Periksa swit
- Perbaiki seperlunya
56
57
C. KRITERIA KELULUSAN
Skor
Aspek Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no 1 s.d 5
10)
Keterangan :
Kategori kelulusan :
58
BAB IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke
modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta
diklat tersebut harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul
selanjutnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Soemadi, Drs. Soejono B.Sc (1979). Sistem Kelistrikan dan Bahan Bakar Otomotif jilid
1 dan 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Step one
60
Biodata Penyusun
Nama : Mhd.Anwar.Simatupang
Nim : 508.321.020
T.T.L : 04 Januari 1990
Alamat : Jl. Denai No.6 Medan
Email : anwar_unimed@yahoo.com
Pendidikan : SDN 060816 Medan (Tahun 1996-2002).
MTS Swasta Al-Ittihadiyah (Tahun 2002-2005)
SMK-2 (Otomotif) Prayatna Medan (Tahun 2005-2008)
Pend.Teknik Mesin (S1) Unimed (Tahun 2008-Sekarang).
Kegiatan : Beasiswa Pelatihan Ms.Office 2003 (Paket perkantoran),
Pelatihan Web and Network Tingkat SLTP di Metronic
Information Tehnology Medan Tahun 2004
: Pelatihan Bahasa Inggris di Grand Student tahun 2004
: Pelatihan Skill Otomotif di Ella Service Tahun 2007
: Pelatihan Kader Sumut Independent Forum Tinggkat
Mahasiswa Tahun 2010.
Staff pengajar sementara di Perguruan Al-Masdar.
Motivasi : ‘’Ingin menjadikan dunia teknologi sebagai tulang
punggung negara Indonesia tercinta’’.
Keinginan : Ingin tampil di Black Innovation Award dan LIPI.
Moto : Jadikan dirimu menjadi amunisi yang paling berbahaya
untuk menghadapi era globalisasi.