You are on page 1of 6

Tafsir Surat Al Ghosiyah

Kuliah malam tadi membahas surat Al Ghosiyah


Al Ghosiyah diambil dari kata al ghosya - yaghsa yang artinya pingsan. Al ghosiyah artinya hari
kiamat, yang karena dahsyatnya hari itu maka orang-orang menjadi pingsan. Pada surat ini Allah
swt menggambarkan kedahsyatan hari kiamat, kondisi orang-orang kafir dan kondisi orang-
orang beriman pada saat itu.

26 Nopember 2007
Surat Al Ghasiyah
Hari kiamat dinamai oleh Allah dengan banyak nama, dan semua nama tersebut menakutkan dan
menggetarkan hati, termasuk Al Ghasiyah. Al Ghasiyah diambil dari ayat pertama di surat
tersebut.
Setelah Allah swt menyebutkan sebagian dari suasana hari kiamat dalam surat Al A'la, Allah swt
menjelaskan dengan lebih detail lagi tentang hari kiamat, surga dan neraka serta apa yang
dialami oleh para penghuninya dalam surat Al Ghasiyah ini. Allah swt menjelaskan bagaimana
nasib ahli neraka yang penuh dengan penderitaan dan para penghuni surga yang penuh dengan
kebahagaiaan.
Diantara keutamaan surat ini adalah bahwa Rasulullah saw sangat mencintai surat ini. Beliau
selalu membaca surat al A'la dan surat Al Ghasiyah pada hari Jum'at dan hari raya (hr. imam
muslim, abu dawud, nasa'i).

Ayat 1:

Artinya: "Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?"


Pertanyaan retorik ini merupakan penggambaran akan kebesaran /kedahsyatan dari apa yang
ditanyakan. Adalah sudah menjadi kebiasaan manusia ketika hendak menggambarkan suatu hal
yang sangat dahsyat dengan menanyakan "Tahu-kah kamu akan...?". Demikianlah dalam ayat
ini, melalui pertanyaan retorik tersebut, Allah swt menggambarkan kedahsyatan dari apa yang
ditanyakan tersebut, yakni Al Ghasiyah, hari kiamat.

Ayat 2:

Artinya: "Banyak muka pada hari itu tunduk terhina"


Allah swt menerangkan kondisi orang-orang kafir, yakni wajah mereka penuh ketakutan, hina,
tertunduk. Di dunia mereka merasa tinggi, merasa hebat dan merasa sombong. Di akhirat mereka
dibuat hina oleh Allah swt.

Ayat 3

Artinya: "Bekerja keras lagi kepayahan"


Mereka capek-capek bekerja di dunia.
Ayat 4

Artinya: "Memasuki api yang sangat panas (neraka)"


Akan tetapi akhirnya mereka di bakar dalam api neraka. Kata "haamiyah" berarti panas yang
sangat panas, puncaknya panas.

Ayat 5

Artinya: "Diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas"
Minumannya dari air yang sangat panas... Kata "aaniyah", memiliki arti yang sama dengan
"haamiyah" pada ayat sebelumnya, yakni panas yang sangat panas, yang merupakan puncaknya
panas.

Ayat 6

Artinya: "Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri"
Tidak ada makanan lagi bagi mereka kecuali kayu dhorii' yakni sejenis pohon berduri yang
sangat menjijikan lagi pahit rasanya. Tidak ada satu binatangpun yang mau memakannya. Pada
keadaan yang masih segar, pohon itu disebut sibriq. Unta masih mau memakan yang segar ini,
tetapi setelah menjadi dhorii', tidak ada lagi yang mau memakannya.

Ayat 7

Artinya: "yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar"


Semakin dimakan semakin terasa lapar...

Inilah gambaran Allah tentang neraka. Begitu mengerikannya sehingga para sahabat ketika
mendengar ayat-ayat ini tersungkur menangis karena merasa takut. Kondisi tersebut tidak kita
dapati sekarang ini, dimana ayat-ayat ini hanya menjadi informasi saja yang tidak menyentuh
hati.
Secara logika, jika untuk mencari kesenangan duniawi saja seseorang harus bekerja keras, apatah
lagi untuk bisa masuk surga, dimana kesenangan tiada batasnya. Rasulullah saw dan para sahabat
tidak pernah berhenti bekerja keras.
Kondisi umat islam dewasa ini hampir menyerupai kaum kafir, dimana mereka bekerja keras
tiada kenal lelah untuk mencari kehidupan dunia. Hanya, orang muslim diselingi dengan sebentar
shalat. Itupun secukupnya saja.

Pada ayat-ayat selanjutnya kemudian Allah swt menceritakan kondisi orang-orang beriman...

Ayat 8

Artinya: "Banyak muka pada hari itu berseri-seri"


Wajah orang2 yang mentaati Allah akan penuh dengan kesenangan.
Orang-orang yang dimaksud disini bukan hanya beriman, tetapi adalah orang-orang yang
mentaati Allah swt dalam segala halnya. Termasuk yang bersungguh-sungguh mencari ilmu.
Kewajiban mencari ilmu yang diisyaratkan oleh Allah swt dan rasulnya adalah kewajiban
mencari ilmu agama, bukan ilmu duniawi. Untuk urusan duniawi, Allah swt sudah memberikan
kemampuan kepada manusia dan makhluk-makhluk lainnya untuk bisa bertahan dan
memperkembangkan hidupnya.

Ayat 9

Artinya: "Merasa senang karena usahanya"


Tafsir dari ustad: Karena usaha yang mereka lakukan di dunia diridhoi Allah swt.
Perlu diperhatikan bahwa untuk mencapai ridho Allah diperlukan ilmu. Fenomena yang banyak
ditemui adalah banyak orang islam masih salah dalam melaksanakan ibadahnya, seperti wudhu,
shalat, dan ibadah-ibadah lainnya. Bagaimana mungkin amalan-amalannya tersebut diridhoi
Allah swt kalau dilakukan dengan salah?
Orang yang berprofesi sebagai karyawan seringkali berkorban untuk perusahaan, akan tetapi
untuk mengorbankan waktu sedikit untuk Allah swt jarang sekali dilakukan. Bagaimana
mungkin Allah swt meridhoinya jika demikian adanya. Rasulullah sw mengatakan bahwa Allah
sangat pencemburu, tidak ada yang lebih pencemburu dibanding Allah swt.
Kebanyakan manusia memprioritaskan urusan-urusan dengan Allah pada urutan belakang
dibandingkan dengan urusan-urusan dunia, bagaimana mungkin Allah meridhoi?

Ayat 10

Artinya: "dalam surga yang tinggi"

Ayat 11

Artinya: "tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna"


dalam surga itu tidak ada pembiaraan yang sia-sia. semua pembicaraan disana bermanfaat.
Ini mengajarkan kita untuk berbicara hanya yang bermanfaat. Seorang muslim akan memilih
untuk diam ketimbang berbicara yang tidak ada manfaatnya, karena yakin bahwa setiap
ucapannya, sekecil apapun, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt. Bisa jadi hal
yang dianggap sepele dari perkataannya malah menjerumuskannya ke jurang neraka,
na'udzubillah...

Ayat 12

Artinya: "Di dalamnya ada mata air yang mengalir"


di surga ada air yang mengalir terus menerus... dari berbagai jenisnya... madu, susu, khamr dan
lain sebagainya...
Air yang mengalir merupakan simbol keindahan, karena itu banyak manusia membauat rumah-
rumah mewah dengan air mengalir di dalamnya. Akan tetapi banyak manusia yang berbuat
maksiat dihadapan keindahan milik Allah tersebut.
Ayat 13

Artinya: "Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan"


Di surga ada kasur-kasur yang empuk dan tinggi (tebal)... ini juga merupakan lambang
keindahan, kenikmatan dan kemewahan.

Ayat 14

Artinya: "dan gelas-gelas yang terletak (didekatnya)"


dan gelas-gelas yang tersedia... dimana kita berada, disana tersedia gelas-gelas tersebut, apa yang
diinginkan, maka akan segera didapatinya yang diinginkannya itu... Itu semua karena di dunia
mereka memilih yang halal daripada yang haram.
Ketika Rasulullah saw mi'raj beliau melihat seseorang yang memakan bangkai daging yang
busuk padahal disebelahnya ada daging yang baik. Jibril menjelaskan bahwa itu adalah seorang
pezina, yang lebih memilih wanita yang haram daripada istrinya yang halal.

Ayat 15

Artinya: "dan bantal-bantal sandaran yang tersusun"


dan bantal-bantal yang berjajar... dimana kita berjalan disitulah bantal-bantal berjajar, siap untuk
menjadi tempat beristirahat dan bersenang-senang...

Ayat 16

Artinya: "dan permadani-permadani yang terhampar"


Dan permadani yang dihampar... sebagai lambang kebesran dan kemewahan... semua penguni
surga dihamparkan permadani...
Akan tetapi banyak manusia yang lalai...

Setelah itu Allah swt menyebutkan bukti2 akan kepastian hari kiamat...

Ayat 17

Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan"
Allah swt menyebutkan unta karena unta adalah binatang yang sangat dekat dengan mereka.
Penciptaan dan fenomena unta merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan. Unta menyimpan
air di pori-pori kulitnya dan di punuknya untukbisa bertahan dalam waktu yang lama...

Ayat 18

Artinya: "dan langit, bagaimana ia ditinggikan?"


langit diangkat oleh Allah swt tanpa tiang... tidak ada yang dapat menandingi ciptaan Allah tsb...
Sehebat-hebatnya bangunan yang dibuat manusia masih memerlukan tiang, tidak demikian
dengan langit... Maha Besar Allah...

Ayat 19

Artinya: "dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?"


dan gunung bagaimana ia ditegakkan... gunung merupakan pasak-pasak yang menahan bumi dari
keguncangan.
Jika gunung dicabut maka bumi akan hancur, jika gunung berguncang maka bumi juga akan
berguncang...

Ayat 20

Artinya: "dan bumi bagaimana ia dihamparkan?"


dan bagaimana bumi dihamparkan... padahal bumi ini bulat... padahal bumi ini bergerak dengan
cepat, berputar mengelilingi matahari, berputar di porosnya, mengapa manusia tidak terlempar
keluar dari bumi?

Ayat 21

Artinya: "Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan"
maka sampaikanlah peringatan kepada mereka sesungguhnya kewajiban kamu menyampaikan
peringatan...

Ayat 22

Artinya: "kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka"


tetapi bukan memaksa

Ayat 23

Artinya: "tetapi orang yang berpaling dan kafir"


kecuali orang-orang yang berpaling dan kafir...

Ayat 24

Artinya: "maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar"


mereka pasti diazab oleh allah dengan azab yang pedih...

Ayat 25
Artinya: "Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka"
Sesungguhya mereka pasti kembali kepada Allah.

Ayat 26

Artinya: "kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka"


Allah swt pasti akan menghisab/ menghitung semua perbuatannya... semua yang dilakukan
didunia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.
Demikianlah tujuan Allah swt menciptakan manusia, akan ada pertanggungjawaban dan
perhitungan di hari akhirat nanti. Mustahil Allah swt menciptakan manusia tanpa ada tujuannya.
Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya mengatakan bahwa manusia akan dimintai
pertanggungjawabannya atas empat hal, yakni usia, kesehatan, ilmu, harta.

You might also like