Professional Documents
Culture Documents
Gambar. 7.1
- Normalizing
- Tempering - Martempering
Heat Treatment
- Cementation
- Nitridation
Surface Hardening
- Nitrocementation
- Chemical Heat Treatment
- Sulfo Nitridation
Dengan metoda heat treatment seperti tersebut di atas, maka sifat mekanis
bahan dapat diarahkan, yaitu dengan merubah struktur mikro, akibat perlakuan
panas ini, bangun kristal berubah demikian pula komposisi struktur berubah pula.
Dengan melakukan heat treatment terhadap logam akan diperoleh beberapa
keuntungan tertentu tergantung tipe heat treatment yang mana dilaksanakan,
diantaranya perbaikan yang dapat dicapai adalah :
1. Menghilangkan atau menurunkan derajat kerapuhan
2. Logam bebas dari tegangan dalam
3. Logam bersifat lebih lunak dan kemudian dapat diproses lebih lanjut
4. Setelah melalui perlakuan secara kimia, logam dapat memiliki lapisan
yang lebih keras
Dengan perbaikan-perbaikan seperti di atas, bahan dasar logam tidak lagi
seutuhnya menentukan secara 100% sifat akhir 7ogam. Bahan dasar (Basic
Materials) menurut penelitian hanya berpengaruh 60% saja. Dengan
mempergunakan dam berdasarkan prinsip diagram CCT (Continuous Cooling
Temperature) dan dengan memperhatikan komposisi kimia bahan dasarnya,
maka tindakan perlakuan panas terhadap suatu benda/komponen untuk maksud
menaikkan sifat mekanisnya pasti dapat tercapai. Hasil dari perlakuan panas
dengan nyata akan terlihat setelah dilakukan pengujian mikrostruktur. Setelah
pembentukan benda melalui proses permesinan, perlakuan yang sering
dilakukan adalah perubahan struktur : FERRIT dan CEMENTIT. Proses
perlakuan panas yang dapat terjadi seperti pada bagan di bawah ini :
1. MARTENSIT
2. PERLIT HALUS
+
FERRIT MARTENSIT
Dipanasi
+
CEMENTIT
3. PERLIT
4. SPHERRODIZE
Gambar 7.2
Keterangan :
1. Pendinginan CEPAT
2. Pendinginan SEDANG
3. Pendinginan LAMBAT
4. Pendinginan SANGAT LAMBAT
Bagan diatas memberikan pandangan jelas, bagaimana finishing dari segi sifat
mekanis bahan dapat dilaksanakan. Yang paling utama harus diperhatikan
adalah tingginya suhu pemanasan dan penahan selang waktu yang tepat.
Beberapa Contoh
1. Austenisasi.
AC3, sehingga diperoleh struktur dasar Austenit stabil dan merata di seluruh
Proses
1. 0 – 1 ............................ α + Pt.
3. 2 – 3 ............................ α → δ.
4. 3 – 4 ............................ Pemanasan δ.
5. 4 – 5 ............................ Struktur δ.
6. 5 – 6 ............................ Pendinginan δ.
7. 6 – 7 ............................ δ → α ( struktur α + δ ).
struktur δ → α + Fe3C.
9. 8 – 9 ............................ Pendinginan α + Pt.
struktur α + Pt.
2. Full Annealing.
3. Spheroidizing Annealing.
berlangsung lama hingga mencapai suhu di atas temperatur kritis AC1, sekitar
dengan kecepatan penurunan (25˚ – 30˚) C/jam sampai suhu 600˚ C. Dengan
peristiwa ini akan di peroleh struktur perlit yang lamelar menjadi bentuk
globular.
4. Hardening.
keras sekali.
600˚ C / detik.
270˚ C / detik.
sebagai berikut :
- Menjadi keras.
- Mengandung sisa-sisa tegangan dalam.
5. Tempering.
menguntungkan, seperti sifat keras dan rapuh. Perubahan fisik ini harus
ditanggulangi, yaitu dengan cara pemudaan ini, sehingga sifat rapuh menjadi
4. Pada suhu 300˚ C, terjadi transformasi Fe3C terjadi Fe3C dan martensit
ke Sorbit.
5. Mulai pada suhu 300˚ C terjadi struktur Sorbit baru dan mulai pada