You are on page 1of 7

Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau Sains, antara lain sifat

sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang mengakui pentingnya sains
dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung. Pada umumnya siswa
merasa bahwa sains sulit, dan untuk mempelajari sains harus mempunyai kemampuan
memadai seperti bila akan menjadi seorang ilmuan.

Ada tiga alasan perlunya memahami sains antara lain,

1. pertama bahwa kita membutuhkan lebih banyak ilmuan yang baik,


2. kedua untuk mendapatkan penghasilan,
3. ketiga karena tiap kurikulum menuntut untuk mempelajari sains.

Mendefinisikan sains secara sederhana, singkat dan yang dapat diterima secara universal
sangat sulit dibandingkan dengan mendefinisikan ilmu-ilmu lain.

Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan


pemahamannya. Carin mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and
exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “Suatu kegiatan
berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan
serangkaian rahasia alam”.

Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman


jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam sekitar
melalui cara-cara sistematis. Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang
fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud pengetahuan deklaratif, akan tetapi belajar
sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi
bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan
metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan


bahwa sains selain sebagai produk juga sebagai proses tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin yang menyatakan bahwa sains
sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori sains.
Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris didalam sains dan konsep, prinsip, hukum-
hukum, teori merupakan kegiatan-kegiatan analisis didalam sains.

Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan
diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan
menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan
keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan
secara operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol
variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang sebagai sikap ilmiah
yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima
perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains terdiri atas tiga
komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan
pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif
menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.

Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan berbagai peristiwa alam dan
penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan
menggunakan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap percaya diri. Melalui pelajaran fisika diharapkan para siswa memperoleh
pengalaman dalam membentuk kemampuan untuk bernalar deduktif kuantitatif matematis
berdasar pada analisis kualitatif dengan menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan dalam pembelajaran fisika untuk meneliti masalah-
masalah harus melalui kerja ilmiah, yang disebut metode ilmiah yaitu: merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan ekperimen, menganalisis
data pengamatan, serta menarik simpulan. Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan
hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir,
tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah.

Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains


Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik), dan life sciences
(ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu, astronomi, kimia,
geologi, mineralogy, eteorologi, dan fisika. sedangkan life science meliputi astronomi,
fisiologi, zoology, citologi, embriologi, mikrobiologi.

IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan
dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak habis-
habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya
informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya,
yaitu tekhnologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin
sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini adalah tekhnologi hari esok" merupakan
semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah.

Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya
mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung
makna teknologi (the meaning of technology).

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun
secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.

Dari uraian di atas Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek,
menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru
harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai
alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu
sekolah. Usman Samatowa menegemukakan empat alasan sains dimasukan dikurikulum
yaitu:

• Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada
kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar
teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur
elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas
mengenai berbagai gejala alam.

• Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan
dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan
pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian".
Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan
menyelidiki hal ini.

• Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

• Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan
pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

Diposkan oleh Ade Sanjaya di 13.10

0 komentar:

Poskan Komentar
IPA
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang diharapkan dari materi ini adalah Anda:
1. memiliki keterampilan membuat putusan ilmiah berdasarkan pengamatan tentang
fenomena alam/ kejadian di lingkungan sekitar.
2. menguasai dimensi IPA
3. mampu membedakan berbagai macam kebenaran IPA
4. menunjukkan posisi IPA dalam bidang empat ilmu.lainnya

Hakekat Mencari Pengetahuan


Sudah kita ketahui bahwa pengetahuan yang ada pada manusia berawal dari adanya rasa
ingin tahu terhadap suatu realita pada objek tertentu. Rasa keingintahuan ini mendorong
seseorang untuk lebih mempelajari dengan saksama agar mendapatkan suatu pengetahuan
yang akurat dan benar. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah operasional yang
strategis dan tepat. Sebagai arahan, langkah apa saja yang harus dilakukan, perhatikan
gambar di bawah ini:

Gambar 1

Dari gambar di atas, (S) sebagai subjek pencari tahu, dan (B) adalah sebagai subjek orang

yang melakukan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek yang dipelajari, diberi label
dengan (B), sedang mengidentifikasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis,
melakukan pembuktian hipotesis dengan mengumpulkan data dan informasi serta
mengolahnya yang diakhiri dengan kesimpulan, dan dilanjutkan dengan
mengkomunikasikannya kepada pihak lain melalui lisan ataupun tulisan. Untuk itu
diperlukan kemampuan bahasa, kemampuan berpikir logis yang didukung dengan
pengalaman faktual dan objektif. Apabila dari apa yang diamati, atau yang dipelajari itu
ternyata merupakan jawaban benar dari hipotesis yang dirumuskan, berarti kita
mendapatkan suatu pengetahuan yang benar, inilah yang dikatakan sebagai hakekat dari
mencari pengetahun yang objektif dan faktual.
Apabila Anda ditanya orang,” apa itu pengetahuan objektf dan faktual ?”, tentu
Anda menjawab, pengetahuan yang benar, bukan ?, karena didukung dengan fakta realita.
Namun sesungguhnya kebenaran itu dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu
kebenaran objektif/ faktual, kebenaran logis, kebenaran subjektif, dan kebenaran
konsensus.

Hakekat Pengetahuan IPA


Hakekat IPA adalah ”IPA sebagai produk, dan IPA sebagai proses”. Secara definisi, IPA
sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep,
prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah strategi atau cara yang
dilakukan para ahli saintis dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi
adanya temuan-temuan tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. Maka
dari itu IPA sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA sebagai proses.
Untuk memperjelas pengetahuan kita tentang hakekat IPA perlu dikemukakan istilah-
istilah ”fakta, konsep, prinsip, dan teori” sebagai berikut:
1. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-
benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
objektif. Contohnya fakta; Atom hidrogen mempunyai satu elektron.; markuri adalah
planet terdekat dengan matahari; dan air membeku pada suhu 00C.
2. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan
penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contoh:
semua zat tersusun atas partikel-partikel; benda-benda hidup dipengaruhi oleh
lingkungan; materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan
energi.;
3. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsp IPA.
Contohnya: udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep
udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan;
4. Teori ilmiah merupakan karangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep,
dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori bisa juga dikatakan sebagai
model, atau gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Contoh,
teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana
kabut dan awan terbentuk.

Kedudukan IPA dalam Bidang Empat Ilmu


Bidang empat ilmu yang dimaksud adalah MIPA, Teknologi, Sosial Budaya, dan
Filsafat-Teologi. Masing-masing bidang empat ilmu ini mengajukan pertanyaan
mendasar. MIPA, ”mengapa sesuatu fenomena itu terjadi?”; Teknologi, ”bagaimana cara
menggunakan sesuatu itu untuk membuat manusia lebih nyaman?”; Sosial Budaya,
”bagaimana sebaiknya agar hidup manusia bisa selaras dengan lingkungan?”; Filsafat-
Teologi, ”mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh dilakukan agar kehidupan yang
sekarang atau yang akan datang tetap baik?”.
Di dalam Purnell’s; Concise Dictionary of Science (1983), yang terjemahannya
”IPA adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksprimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-hipotesa”. Jadi, sekali pun Anda dalam IPA bebas
mempelajari segala sesuatu, ketika akan menggunakannya perlu dipikirkan hal-hal lain
yang juga mendasar. Pertama, apakah cukup merusak atau tidak. Kedua, apakah
melanggar etika- estetika atau tidak. Ketiga, apakah ini benar, dan (karena itu) boleh
dilakukan atau tidak. Jika, tidak merusak, jika tidak melanggar etika dan estetika, dan jika
itu benar dan boleh, maka lakukanlah. Tetapi, kalau ketiga pertanyaan itu ada jawaban
yang negatif, maka lupakan saja rencana Anda. Karena, mungkin akan merusak, mungkin
melanggar etika- estetika, mungkin melanggar moral. Maka dari itu, IPA dalam
implementasinya tidak lepas keterkaitannya dengan ilmu-ilmu lain sebagaimana
keterkaitannya ilmu lain itu dengan ilmu lainnya.
Untuk lebih jelasnya dari ketiga hal di atas, silahkan Anda kerjakanlah soal-soal
berikut:
1. Mengapa adanya ilmu pngetahuan pada manusia dikarenakan adanya rasa ingin tahu?
2. Buatkan bagan yang menggambarkan hubungan antara Anda, suatu fenomena, dan
putusan yang Anda buat !
3. Untuk menemukan kebenaran ilmiah tentang IPA diperlukan langkah-langkah
kegiatan ilmiah, langkah-langkah kegiatan apa saja yang dimaksud?
4. Dikatakan IPA sebagai produk tidak bisa dipisahkan keterkaitannya dengan hakekat
IPA sebagai proses, mengapa?, Jawaban disertai dengan contohnya masing-masing!
5. ”Mengapa gempa harus terjadi ?”; ”Cara apa yang harus dilakuan agar gempa tidak
terjadi?”; Cara mana yang efektif dilakukan agar gempa itu betul-betul tidak
berdampak negatif bagi penghuni sekitar areal gema?”, dari pertanyaan-pertanyaan
yang tiga ini, mana pertanyaan yang merupakan pertanyaan yang dikemukakan oleh
bidang IPA?
6. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang fakta, konsep, prinsip, dan teori serta berikan
contohnya masing-masing dua!
7. Apa perbedaan mendasar antara kebenaran objektif dengan kebenaran konsensus, dan
berikan contohnya masing-maing dua!
8. Menurut ”geosentrisme” tentang tatasurya, bumilah yang menjadi pusat edar alam
semesta, bukan matahari”, apakah pernyataan tersebut bisa dikatakan sebagai
konsepsi ?
9. Lumpur panas yang menimpa keluarga kita di Jawa Timur sampai saat masih belum
bisa diatasi, ”mengapa harus terjadi demikian?”, pertanyaan ini adalah salah satu
pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan bidang ilmu .............,
karena .......................
10. Hukum Archimides merupakan IPA sebagai produk, kapan ia sebagai proses?

You might also like