Professional Documents
Culture Documents
sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang mengakui pentingnya sains
dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung. Pada umumnya siswa
merasa bahwa sains sulit, dan untuk mempelajari sains harus mempunyai kemampuan
memadai seperti bila akan menjadi seorang ilmuan.
Mendefinisikan sains secara sederhana, singkat dan yang dapat diterima secara universal
sangat sulit dibandingkan dengan mendefinisikan ilmu-ilmu lain.
Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus dilakukan dan
diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah, melalui keterampilan
menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menggunakan
keterampilan spesial, mengkomunikasikan, memprediksi, menduga, mendefinisikan
secara operasional, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol
variabel, melakukan eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang sebagai sikap ilmiah
yang mencakup rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima
perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains terdiri atas tiga
komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak hanya terdiri atas kumpulan
pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga merupakan kegiatan atau proses aktif
menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran sains yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir analitis deduktif dengan menggunakan berbagai peristiwa alam dan
penyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan
menggunakan matematika serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap percaya diri. Melalui pelajaran fisika diharapkan para siswa memperoleh
pengalaman dalam membentuk kemampuan untuk bernalar deduktif kuantitatif matematis
berdasar pada analisis kualitatif dengan menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan dalam pembelajaran fisika untuk meneliti masalah-
masalah harus melalui kerja ilmiah, yang disebut metode ilmiah yaitu: merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan ekperimen, menganalisis
data pengamatan, serta menarik simpulan. Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan
hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir,
tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah.
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan
dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak habis-
habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya
informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya,
yaitu tekhnologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin
sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini adalah tekhnologi hari esok" merupakan
semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah.
Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya
mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung
makna teknologi (the meaning of technology).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler bahwa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun
secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.
Dari uraian di atas Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Obyek,
menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar. Setiap guru
harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai
alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu
sekolah. Usman Samatowa menegemukakan empat alasan sains dimasukan dikurikulum
yaitu:
• Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada
kemampuan bangsa itu dalam bidang sains, sebab sains merupakan dasar
teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur
elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas
mengenai berbagai gejala alam.
• Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan
dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan
pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian".
Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan
menyelidiki hal ini.
• Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
• Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan
pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
0 komentar:
Poskan Komentar
IPA
Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang diharapkan dari materi ini adalah Anda:
1. memiliki keterampilan membuat putusan ilmiah berdasarkan pengamatan tentang
fenomena alam/ kejadian di lingkungan sekitar.
2. menguasai dimensi IPA
3. mampu membedakan berbagai macam kebenaran IPA
4. menunjukkan posisi IPA dalam bidang empat ilmu.lainnya
Gambar 1
Dari gambar di atas, (S) sebagai subjek pencari tahu, dan (B) adalah sebagai subjek orang
yang melakukan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek yang dipelajari, diberi label
dengan (B), sedang mengidentifikasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis,
melakukan pembuktian hipotesis dengan mengumpulkan data dan informasi serta
mengolahnya yang diakhiri dengan kesimpulan, dan dilanjutkan dengan
mengkomunikasikannya kepada pihak lain melalui lisan ataupun tulisan. Untuk itu
diperlukan kemampuan bahasa, kemampuan berpikir logis yang didukung dengan
pengalaman faktual dan objektif. Apabila dari apa yang diamati, atau yang dipelajari itu
ternyata merupakan jawaban benar dari hipotesis yang dirumuskan, berarti kita
mendapatkan suatu pengetahuan yang benar, inilah yang dikatakan sebagai hakekat dari
mencari pengetahun yang objektif dan faktual.
Apabila Anda ditanya orang,” apa itu pengetahuan objektf dan faktual ?”, tentu
Anda menjawab, pengetahuan yang benar, bukan ?, karena didukung dengan fakta realita.
Namun sesungguhnya kebenaran itu dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu
kebenaran objektif/ faktual, kebenaran logis, kebenaran subjektif, dan kebenaran
konsensus.