You are on page 1of 11

TEORI ORGANISASI MODERN

• Teori Organisasi modern memandang semua unsur organisasi sebagai satu


kesatuan.
• menyesuaikan diri Sistem Terbuka dengan perubahan-perubahan lingkungan.
Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi
bagianbagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang
menyeluruh.
3. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, kalar dan vertikal.
1. Teori neoklasik menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi.
2. Teori modern memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep yang lebih maju
bersifat tertutup◊Teori klasik bersifat◊Teori modern terbuka (berdasarkan analisa konseptual
,dan didasarkan data empiris, serta bersifat sintesa dan integratif. istem terbuka pada hakikatnya merupakan
transformasi terdiri dari aliran informasi, bahan, dan energi. Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja
bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Terdiri dari subsistem :
1. Tujuan
2. Manajerial
3. Teknis
4. Psikososial
5. Struktural
• Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel,
multidimensional, multivariabel, probabilistik. Organisasi terdiri dari 3 unsur :
1. Unsur struktur makro
2. Unsur proses yang bersifat makro
3. Unsur perilaku anggota yang bersifat mikro
Pertanyaan dalam teori organisasi modern
1. Apa yang merupakan bagian dari sistem?
2. Apa yang menyebabkan mereka bergantung?
3. Proses-proses inti apa dalam sistem yang menghubungkan bagian-bagian secara bersama dan memberikan
penyesuaian satu dengan yang lain?
4. Tujuan apa yang hendak dicapai melalui sistem?

TEORI NEOKLASIK

Hugo Munsterberg
Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristi individu dalam organisasi-organisasi. Sebagai
tambahan Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya thd organisasi.
Percobaan Hawthorne
Percobaan Hawthorne merupakan kristalisasi teori neoklasik
Percobaan pertama: meneliti pengaruh perbedaan tingkat penerangan (cahaya) dalam pekerjaan thd produktivitas kerja atau
efisiensi para karyawan.
Percobaan kedua: April 1927, percobaan ini melibatkan kelompok kecil pekerja, yang terdiri di enam orang gadis pekerja pada
perakitan listrik.
Dari hasil penelitian: hubungan sosial atau manusiawi diantara peneliti dan penyelia lebih penting dlm menentukan
produktivitas.
Kontribusi penting studi Hawthorne:
Organisasi adalah suatu sistem terbuka di mana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat. Studi tsb juga
menekankan pentingnya sikap karyawan.
KRITIK DAN “USUL”PERUBAHAN NEOKLASIK PADA TIANG DASAR ORGANISASI FORMAL.

Pembagian Kerja (Division of Labor)


Teori neoklasik mengemukakan perlunya:
1. partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan
2. perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari spesialisasi
3. manajemen bottmom up: memberi kesempatan bagi junior untuk berpartisipasi
Struktur Organisasi
Struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions)
PANDANGAN NEOKLASIK THD ORGANISASI FORMAL
Titik tekanan teori neoklasik adalah pada 2 elemen pokok dlm organisasi: perilaku individu dan kelompok pekerja.
-fenomena organisasi informal: orang-orang yang bergabung menjadi suatu kelompok; kelompok alamiah yang
terbentuk sbg hasil interaksi diantar para karyawan.
Faktor-faktor yang menentukan munculnya org. formal:
1. Lokasi
2. Jenis Pekerjaan
3. Minat (Interests)
4. Masalah-masalah khusus
FILSAFAT PANCASILA

1.1. PENDAHULUAN

Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap nilai-nilai luhur
bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut terkristalisasi dan terakumulasi
dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak Bangsa (Founnding Fathers) yang
tidak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam, berlandaskan pada
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas yang dirumuskan secara cermat dan seksama
dalam hiarkhis yang harmonis sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Setelah mengkaji pembahasan ini diharapkan pembaca mampu:

1). Memahami 4 (empat) landasan Filsafat Pancasila 2). Memahami Filsafat Pancasila sebagai
filsafat yang theisme (berketuhanan) 3). Memahami Filsafat Pancasila sebagai paradigma
pembangunandalam berbagai aspek kehidupan yang meliputi bidang ekonomi,hukum, sosial
budaya, politik, hankam dsb. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

1.2. Landasan Filsafat Pancasila.

1). Landasan etimologis.

Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansa kerta yang ditulis dalam huruf Dewa
Nagari. Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama Panca artinya lima dan Syila ( huruf i
pendek) artinya batu sendi. Jadi Pancasyila berarti batu sendi yang bersegilima. Kedua Panca
artinya lima Syiila (huruf i panjang) artinya perbuatan yang senonoh sesuai dengan makna
kesusilaan. Pancasyiila berarti lima perbuatan yang senonoh.

2). Landasan Historis.

Secara histories Pancasila dikenal secara tertulis oleh Bangsa Indonesia sejak abad ke XIV
pada zaman Majapahit yang Tertulis pada 2 (dua) kitab yaitu Sutasoma dan Nagara
Kertagama.

*. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca Syiila Krama yang
merupakan 5 (lima) pedoman yaitu: è. Tidak boleh melakukan kekerasan.è. Tidak boleh
mencuri.è. Tidak boleh dengki.è. Tidak boleh berbohong.è. Tidak boleh mabuk (minum
minuman keras).

*. Buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53. bait 2
(dua) yang tertulis sebagai berikut: Yatnang gegwani Pancasyiila kertasangkarabhiseka
krama.

*. Selama berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata Pancasila, baru pada
tanggal 1 (satu) Juni 1945 pada rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI)I
kata pancasila digemakan kembali oleh Bung Karno untuk memenuhi permintaan ketua
BPUPKI dr.Rajiman Wedyodiningrat dasar Negara Indonesia merdeka. Pancasila yang
disampaikan Bung Karno sebagai berikut:è. Kebangsaan Indonesia.è. Internasionalisme atau
Perikemanusiaan.è. Mufakat atau Demokrasi. è Kesejahteraan Sosial danè
Ketuhanan.Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA Yaitu: Sila pertama
dan kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ketiga dan keempat menjadi Sosio Demokrasi
dan Ketuhanan.

Trisila masih bias diperas menjadi EKASILA yaitu GOTONG

*. Pancasila rumusan Bung Karno dikaji angota panitia lainnya dan dirumuskan kembali pada
tanggal 22 Juni yang dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA, oleh Muhammad Yamin disebut
JAKARTA CHARTER.

Pancasila dalam Piagam Jakarta >>> 1). Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syare’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya.2). Perikemanusiaan yang adil dan beradab.3). Persatuan
Indonesia.4). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.5). Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada waktu diundangkan UUD’45 tanggal 18 Agustus 1945 rumusan Pancasila berbeda
dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan tersebut sebagai berikut: >>>> 1).
Ketuhanan Yang Maha Esa.2). Peri kemanusiaan yang adil dan beradab.3). Persatuan
Indonesia.4). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.5). Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perumus Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD’45 adalah: Mochammad


Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso,Kasman Singodimedjo, Wahid Hasjim dan Mochammad Hasan

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pada bulan Desember 1949 NKRI menjadi
Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil persetujuan pemerintah Republik Indonesia
dengan Kerajaan Belanda yang dikenal Konperensi Meja Bundar (KMB), RIS terdiri atas 16
negara bagian. Usia RIS berakhir pada bulan Mei 1950 NKRI terbentuk kembali.

Mulai tahun 1950 sampai 1959 Indonesia diberlakukan Undang-Undang Dasar Sementara
Th.1950 (UUDS’50). Sifat pemerintahan Parlementer dan menganut demokrasi liberal.

Perubahan pemerintahan maupun bentuk Negara tetap mempertahankan Pancasila sebagai


Dasar Negara. Sifat Konsistensi mempertahankan Pancasila mencerminkan kesadaran dari
bangsa Indonesia akan pentingnya Pancasila sebagai norma dasar/fundamental norm/grund
Norman bagi kokohnya NKRI

3). Landasan Yuridis.

Secara yuridis butir-butir Pancasila tercantum pada pembukaan UUD’45 alinea ke IV, yang
diejawantahkan dalam pasal-pasal UUD’45. Dalam TAP MPR RI No,XVIII/MPR/’98 dikukuhkan
Pancasila sebagai dasar Negara harus konsisten dalam kehidupan bernegara. Dalam TAP MPR
RI No.IV/MPR/’99 diamanatkan agar visi bangsa Indonesia tetap berlandaskan pada
Pancasila.

4). Landasan Kultural

Pancasila yang besumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa Indonesia tercermin dari
keyakinan akan Kemahakuasan Tuhan YME dan kehidupan budaya berbagai suku bangsa
Indonesia yang saat kini masih terpelihara, seperti gotong royong, asas musyawarah mufakat.
1,3. Filsafat Pancasila Filsafat Theisme.

Secara garis besar keterkaitan filsafat dengan agama dapat dikelompokkan kedalam 3 (tiga)
kelompok . Pertama filsafat yang menjunjung tingggi nilai agama (Theisme). Kedua filsafat
yang mengabaikan nilai agama (sekuler). Ketiga filsafat yang meniadakan nilai agama
(Atheis),

Filsafat Pancasila dikatagorikan sebagai filsafat theisme. yang mempunyai 4 (empat) cirri
dari filsafat yang theisme:1). Moral dapat diusut bersumber dari Tuhan YME 2). Moral bersifat
universal.3). Manusia adalah ciptaan Tuhan YME, berkat karuniaNya menjadi
Khalifah/pemimpin dimuka bumi.4). Esensi kehidupan manusia.* Berasal dari Tuhan YME.*
Hidup di dunia semata-mata hanya mengabdi pada Tuhan YME * Akhir dari kehidupan di
dunia kembali pada Tuhan YME.

Filsafat Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh yaitu:Sila-sila Pancasila
merupakan satu kesatuan organis; Sila-sila Pancasila saling mengkualifikasi dan sila-sila
Pancasila merupakan satu kesatuan majemuk tunggal.

1.4.. Filsafat Pancasila sebagai Sumber Imajinasi.

Filsafat bangsa landasan idealis bangsa tersebut menggapai cita-citanya merupakan


sumber imajinasi yang mengilhami anak bangsa dalam meletakkan dasar membangun
berbagai aspek kehidupan. Dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dituntut pula kemampuan
berimajinasi, kreatif dan kemampuan menyesuaikan diri dalam berbagai kehidupan (adaptif).
Pada pembukaan UUD’45 tencam dalam 1 (satu) kata kecerdasan. Insan Pancasila yang
menjadi cita-cita bangsa sekurang-kurangnya memiliki 3(tiga) kecerdasan. Pertama
kecerdasan spiritual, kedua kecerdasan intelektual dan ketiga kecerdasan emosional.

Sebagai contoh bagi anak bangsa yang berkecimpung dalam bidang ekonomi, melahirkan
ekonomi yang berparadigma Pancasila. Ekonomi Pancasila terdiri atas 2 (dua) aliran.
Pertama aliran yuridis formal yang dipelopori oleh Sri Ediswasono dan Potan Arif Harahap.
Kedua alran orientasi yang dipelopori oleh Emil Salim, Mubyarto, Sumitro Djojohadikusumo,
Yuyun Kartasasmita dkk.

Aliran yuridis formal berlandaskan pembangunan ekonomi yang berfihak pada rakyat dan
aspek pemerataan yang berlandaskan pada latar belakang jiwa pembukaan UUD’45 dan
pasal 33 UUD’45 serta sebagai pelengkap Psl.23(1), Psl. 27 (2), Psl.34.

Aliran orientasi bertitik tolak dari Pancasila sebagai ideologi terbuka dan menghubungkan
sila-sila Pancasila dalam peri kehidupan perekonomian.

1,5.Ringkasan

*. Filsafat Pancasila sebagai landasan idiil dalam bermasyarakat

berbangsa dan bernegara.*. Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia yang


imajinatif, kreatif adaptif yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektualdan
kecerdasan emosional berlandaskan Pancasila.*. Pancasila dikaji dari 4(empat) landasan
yaitu: Landasan histories, landa-san, landasan yuridis, landasan kultural.*. Filsafat Pancasila
tetap dipertahankan sebagai dasar Negara, walaupun terjadi perubahan system
pemerintahan*. Filsafat Pancasila merupakan filsafat yang theisme yang mempunyai 4.
(empat) ciri. *. Filsafat Pancasila sebagai sumber imajinatif dalam pembangunan .Dalam
pembangunan ekonomi ada 2(dua) aliran yaitu: Aliran yuridisFormal dan aliran orientasi.
UNDANG-UNDANG DASAR 1945

2.1.Pendahuluan

UUD’45 merupakan landasan konstutisional, sebagai pengjawantahan Filsafat Pancasila.


UUD’45 merupakan naskah yang mememuat aturan –aturan pokok penyelengaraan Negara
dan hubungan antar lembaga-lembaga Negara Eksekutif; Legislatif dan Yudikatif.

Sesuai dengan tuntutan reformasi UUD’45 telah 4(empat) kali diamandemen , pertama
Tgl.19 Oktober 1999, kedua Tgl. 18 Agustus 2000, ketiga Tgl. 9 Nopember 2001 dan
keempat Tgl. 10 Agustus 2002.. Amandemen ini mengubah secara mendasar:
a..Pemerintahan yang sentralistik menjadi destralistik. b. Penghilangan Lembaga Negara
(DPA), dan pembentukan Lembaga Negara baru (Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). c.Perubahan status MPR dari lembaga tertinggi menjadi
lembaga tinggi dan keanggotaannya yang semula beranggotakan anggota DPR, Utusan
daerah dan golongan menjadi beranggotakan anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD). D. Perubahan dan penambahan pada pasal-pasal dan ayat-ayat pada pasal-pasal.

Setelah membaca bab ini diharapkan pembaca:

• Memahami esensi dari pembukaan UUD’45.


• Memahami makna Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
• Memahami fungsi lembaga-lembaga negara.
• Memahami mekanisme pengangkatan dan pemberhentian Presiden dan atau Wakil
Presiden.

2.2. Esensi Pembukaan UUD”45.

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertulis tertinggi, alat kontrol terhadap
peraturan yang lebih rendah dari UUD ( Undang-Undang, PERPU, Peraturan Pemerintah,
KEPPRES, KEPMEN, PERDA), norma yang mengikat : Pemerintah, Lembaga Negara , Lembaga
Masyarakatn dan seluruh Warga Negara. Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas
pembukaan dan pasal-pasal. Bersifat ringkas dan fleksibel. Ringkas hanya terdiri atas 16
BAB; 37 Pasal; 4 (empat) Aturan Peralihan dan 2 (dua) Aturan Tambahan. Fleksibel atau
kenyal UUD’45 dapat diamandemen sesuai dengan tuntutan jaman dan peraturan yang
berlaku. .

Pembukaan UUD’45 terdiri atas 4 (empat) alinea. Amandemen UUD’45 tidak serta merta
mengamandemen pembukaan UUD’45, hal ini berdasarkan pada TAP MPRS/No.
XVIII/MPRS/1966 yang memuat ketetapan sebagai berikut:

*Pembukaan UUD’45 tekait dengan jiwa dan semangat proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia. Dalam Pembukaan UUD’45 tercantum dasar Negara Pancasila. Perubahan pada
pembukaan UUD’45 berdampak mencabut Pancsila sebagai dasar Negara. Hal bias
berdampak pada pembuburan Negara.

*. TAP MPRS ini tidak bisa diubah oleh lembaga Negara manapun, termasuk

oleh MPR hasil pemilu sekalipun.


TAP MPR hasil pemilupun mengukuhkan Pancasila sebagai dasar Negara yang harus
dilaksanakan secara konsisten (lihat landasan Pancasila dari aspek yuridis).

Makna Pembukaan UUD’45

1). Jiwa Undang- Undang Dasar

Pada pembukaan UUD tercantum Pancasila sebagai dasar Negara yang merupakan norma
dasar/fudamential norm/grund Norman bagi penyelenggara Negara, Lembaga Negara dan
lembaga masyrakat serta seluruh Warga Negara. Keimanan bangsa Indonesia atas karunia
Tuhan YME, bahwa berhasil nya perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah merupakan
karunia yang luar biasa dari Tuhan YME. Tercantum cita-cita Nasional bangsa Indonesia yaitu:
Persatuan & keSatuan, kesejahteraan, kecerdasan dan perdamaian dunia.

2). Mempunyai Nilai Universal dan Lestari.

Kaum kolonial dalam melindungi perilakunya yang melanggar HAM menjajah dan menjarah
kekayaan bangsa-bangsa lain (Indonesia) mencari legitimasi dengan konsep-konsep yang
membenarkan perilaku mereka. Geopolitik yang dikemukakan oleh Ratzel. Kjellen dan
Haushoffer dasarnya membenarkan perilaku penjarahan dan pelanggaran HAM nenek
moyang mereka. Intisari dari konsep mereka adalah agar bangsa tetap eksis harus ekspansi
dan hanya bangsa unggul yang

pantas menguasi dunia dengan cirri-ciri fisik orang Eropa (rasis). Perumusan pada alinea
pertama pembukaan UUD’45 merupakan penolakan paradigma rasis tersebut, mengubah
pandangan dunia pada paradigma baru sebagaimana tercantum sbb: Bahwa sesungguhnya
Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai perikemanusiaan dan peri- keadilan.

3). Sumber cita hukum dan cita moral.

Filsafat Pancasila sebagai filsafat yang theisme yang merupakan Sumber dari segala sumber
hukum. Filsafat Pancasila sebagai kristalisa si dan akumulasi nilai-nilai luhur budaya
Indonesia, dimana budaya bangsa Indonesia budaya yang religius. Sudah tentu dapat ditarik
benang merah Filsafat Pancasila bersumber dari nilai-nilai agama. Paradigma hukum
berlandaskan agama dapat diruntut sbb:

*Lex Eterna ialah hukum-hukum Tuhan dan hanya Tuhan YME sendiri yang memahaminya
atas segala apapun yang terjadi, yang sedang terjadi, bakal terjadi. Bangsa Indonesia
meyakininya dengan keimanan.
*Lex Divina ialah Tuhan YME menyampaikan firman-firmanNya pada Manusia pilihan, dalam
wahyu yang tertulis di kitab-kitab suci.
*Lex Naturalis ialah hukum –hukum Tuhan berkaitan dengan alam dan manusia merupakan
bagian dari alam. Berlaku hukum casualitas (sebab- akibat) *Hukum positip ialah produk
hukum yang dibuat oleh penyelenggara Negara (DPR& Presiden) yang seyogianya mengacu
pada butir 2 & 3. disamping nilai-nilai budaya masyarakat dan perkembangannya.

4). Sumber Motivasi dan Aspirasi

Sumber Daya Manusia yang berkualitas akan memiliki kemampunyai berimajinasi sebagai
buah pikir yang kreatif dari pengusaan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Para ekonom
telah mengungkapkan konsep membuahkan konsep-konsep baru, bahkan saat kini suatu hal
mungkin ga-

gasan, teknologi sudah terwujud hanya belum dipublikasikan saja.


2.3. Makna Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dalam BAB I ,Pasal 1 (1) tercantum :”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang
berbentuk Republik”. Bentuk Negara kestuan ini merupakan bentuk kenegaraan yang paling
kokoh, karena susunan Negara hanya satu Negara saja (tidak ada Negara dalam negara
sebagaimana negara serikat).

Pasal 1 (3). Tercantum : “Negara Indonesia adalah Negara hukum”

Dengan demikian hukum dijunjung tinggi baik oleh pemerintah maupun rakyat sebagai
warga Negara dalam berbagai bentuk kegiatan

Fungsi Lembaga-Lembaga Negara Pada UUD’45 yang sudah diamandemen lembaga-lembaga


negara
adalah:

1). Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Berdasarkan hasil amandemen anggota MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. MPR tidak lagi sebagai lembaga tertinggi negara,
namun sebagai lembaga tinggi negara sebagai lembaga-lembaga negara lainnya.

Wewenang MPR pada Pasal 3 dan Pasal 37.

è. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar. Usul perubahan diajukan sekurang-


kurangnya diajukan oleh 1/3 anggota MPR. Setiap perubahan pada pasal-pasal UUD diajukan
secara

tertulis, jelas bagian yang dusulkan beserta penjelasannya. Perubahan sekurang-kurangnya


dihadiri oleh 2/3 anggota MPR.Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan
persetujuan sekurang -kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh anggota
MPR.Khusus untuk bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.

è. Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.

è. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut


Undang-Undang Dasar

2). Presiden.

a. Syarat-syarat Calon Presiden dan Wakil Presiden

Berdasarkan pada pasal 6(1) UUD’45

Warga Negara Indonesia sejak lahir. Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas atas
kehendaknya sendiri. Tidak pernah menghianati Negara. Mampu secara rohani dan jasmani
untuk meleksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

b.Hasil amandemen mengenai pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6 A).

• Presiden dan Wakil Preisiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
• Pasangan CaPres dan CaWaPres diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta
pemilu.
• Pasangan CaPres dan CaWaPres yang akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil
Presiden adalah:
à Suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam pemilu dengan
sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari
setengah jumlah provinsi di Indonesia.

à Apabila tidak ada pasangan CaPres dan CaWaPres terpilih, dua pasangan yang
memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilu dipilih langsung oleh rakyat.
Pasangan yang memperoleh suara terbanyak dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

c. Lama jabatan (Pasal 7)

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama 5 (lima) tahun Sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanaya untuk satu kali masa jabatan.

d. Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden. (Pasal 7A)

Diberhentikan oleh MPR atas usul DPR apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum
berupa:

• Penghianatan terhadap Negara


• Korupsi
• Penyuapan
• Tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun
• Apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau
Wakil Presiden

e. Mekanisme pemberhentian Presiden dan/atau WaPres tercantum pada Pasal 7 B

* DPR mengajukan pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden sehubungan dengan


pelanggaran seperti tercantum pada pasal 7A kepada MPR setelah terlebih dahulu
mengajukan permintaan pada Mahkamah Konstitusi (MK)

* Pengajuan DPR ke MK dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya didukung oleh 2/3


anggota DPR dalam sidang paripurna yang se-kurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari jumlah
anggota DPR.

* Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR paling lama
sembilan puluh hari setelah permintaan DPR diterima MK.

* Apabila MK memutus Presiden dan/atau WaPres melakukan pelanggaran hukum (Pasal 7A).
DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan ke MPR.

* MPR wajib bersidang paling lambat tiga puluh hari sejak menerima usul DPR.

* Keputusan MPR dihadiri sekurang-kurangnya ¾ anggota MPR dan disetujui oleh 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir.

f. Landasan pergantian Presiden oleh WaPres (Pasal 8)

* Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam
masa jabatan, ia digantikan WaPres.

* Wapres kosong, Presiden mengajukan dua calon WaPres ke MPR untuk dipilih paling lambat
enam puluh hari sejak WaPres diangkat Jadi Presiden.

* Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan Melaksanakan tugas
kepresidenan apabila Presiden dan WaPres mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya secara bersamaan. MPR selambat-lambatnya tiga puluh hari
memilih pasangan Presiden dan WaPres dari 2 (dua) pasangan yangdiajukan oleh Parpol atau
gabungan Parpol yang pada pemilu seblumnya meraih suara tebanyak pertama dan kedua.

g. Kekuasaan Presiden (Pasal 4,5,10, 11, 12, 13,14,15,17 ).

Dalam menjalankan kekuasaan Presiden Republik Indonesia dibantu Seorang Wakil Presiden
berdasarkan pada UUD. Kekuasaan Presiden tidak tak terbatas, dalam menjalankan
pememerin-

tahan harus disetujui oleh Lembaga Negara lainnya maupun undang-undang. Kekuasaan itu
meliputi:

* Presiden berhak mengajukan RUU kepada DPR.

* Dalam rangka menjalankan undang-undang Presiden menetapkan peraturan pemerintah.

* Kekuasaan tertinggi atas Angkatan darat, Angkatan Laut dan Angkat an Udara.

* Perjanjian Internasional dengan persetujuan DPR lebih jauh diatur dengan undang-undang.

* Menyatakan keadaan bahaya ditetapkan dengan undang-undang.

* Mengangkat Duta dan Konsul (memperhatikan pertimbangan DPR)

* Menerima Duta Negara lain (memperhatikan pertimbangan DPR)

* Memberikan grasi dan rehabilitasi (memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung).

* Memberikan amnesti dan abolisi (memperhatikan pertimbangan DPR).

* Memberikan gelar, tanda jasadan lain-lain tanda kehormatan (ditur dengan undang-
undang).

* Presiden dalam menjalankan pemerintahan dibantu oleh para menteri Negara.

3). Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 19,20, 21, 22A,22B)

* Anggota DPR dipilih melalui pemilu.

* DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

* DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Rancangan Undang-Undang (RUU)


dibahas oleh DPR dan Presiden. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dan Presiden
menjadi UU setelah disyahkan Presiden. Apabila RUU yang sudah disetujui bersama dalam
tempo tiga puluh hari belum disyahkan Presiden, maka RUU sah menjadi Undang-undang.

* Fungsi DPR, fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan.

* Hak DPR, hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat.

* Hak menyetujui atau menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).

* Hak anggota DPR , hak mengajukan pertanyaan, usul dan pendapat serta hak imunitas,
mengajukan usul rancangan Undang-undang
4). Dewan Perwakilan Daerah (Pasal 22C,22D)

* Dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu

* Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota DPR..

* Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

* DPD dapat mengajukan RUU kepada DPR, ikut membahas dan mengawasi pelaksanaan
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat daerah, pembentukan dan
pemekaran daerah serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.

* DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara , pajak, pendidikan dan agama.

* Hasil pengawasan DPD disampaikan ke DPR untuk ditindak lanjuti .

5). Badan Pemeriksa Keuangan (Pasal 23E,23F,23G).

* Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bebas dan mandiri.

* Hasil laporan BPK diserahkan kepada DPR, DPD dan DPRD.

* Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan Pertimbangan DPD dan diresmikan
Presiden.

* Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota

6). Mahkamah Agung (pasal 24, 24A).

* Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung (MA) dan badan yang
berada di bawahnyadalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan meliter, lingkungan peradilan tata usaha Negara dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.

* Wewenang MA

à Mengadili tingkat kasasi à Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undan


terhadap undang-undang. à Wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.

* Syarat Hakim Agung

à Memiki integritas à Kepribadian tidak tercela. à Adil à Profesional dan à Berpengalaman di


bidang hukum

* Calon Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudisial ke DPR, ditetapkan oleh Presiden..

* Ketua dan wakil ketua MA dipilih dari dan oleh hakim agung.

7). Komisi Yudisial (pasal 24B)

* Bersifat Mandiri.

* Wewenang mengusulkan pengangkatan hakim agung,Wewenang lain dalam rangka


menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
* Syarat anggota Komisi Yudisial à Mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang
hokum.

à Memiliki integritas dan à Kepribadian yang tidak tercela. à Anggota Komisi Yudisial
diangkat dan diberhentikan Presiden dengan persetujuan DPR

8). Mahkamah Konstitusi (pasal 24C, 25)

* Wewenang à Menguji pertama dan terakhir dan bersifat final untuk menguji undang-
undang terhadap UUD. à Memutus sengketa kewenangan lembaga negara. à Memutus
pembubaran partai politik à Memutus perselisihan hasil pemilu à Memutuskan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran Presiden dan/atau WaPresmenurut UUD

* Syarat-syarat Hakim konstitusi. à Memiliki integritas. à Kepribadian tidak tercela à Adil à


Negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan à Tidak merangkap sebagai
pejabat negara.

* Keanggotaan à Berjumlah 9 (sembilan) orang yang ditetapkan Presiden à Usul hakim


konstitusi 3 (tiga) orang oleh MA, 3 (tiga) orang oleh DPR dan 3 (tiga) orang oleh Presiden.

You might also like