Professional Documents
Culture Documents
Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin. sehingga tak heran bahwa
dakwah dalam Islam menjadi salah satu dari unsur yang terpenting. Karena tidak
mungkin sesuatu yang manjadi rahmat bagi seluruh alam akan dapat tersebar
keseluruh penjuru dunia tanpa disampaikan kepada orang lain di belahan dunia lain.
Akan tetapi penyampaian rahmat (pesan agama) tersebut tidak akan berjalan
dengan mulus. Hal ini disebabkan adanya kendala-kendala dalam penyampaiannya.
Sehingga di perlukan strategi, metode dan teknik untuk menyampaikanya agar dapat
tersampaikan dengan tepat dan benar.
Ada dua unsur dakwah yang begitu erat dalam keterkaitan, yaitu isi dan cara
penyampaiannya. Isi atau materi-materi dakwah akan sampai dengan tepat ke sasaran
sangat tergantung pada cara penyampaiannya atau metodenya. Begitu juga metode,
biasanya mengacu pada materinya. Dr. Quraisy Shihab berpendapat bahwa
ketidaktepatan dari keduanya sering menimbulkan persepsi yang keliru.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang metodologi dakwah dalam beberapa
sub judul yaitu Definisi Metodologi Dakwah, Urgensi mempelajari metodologi
dakwah dan Macam-macam metode dakwah.
1
A. Definisi Metodologi Dakwah
Dari segi bahasa metode berasal dari dua akar kata yaitu “meta” (melalui) dan
“Hodos” (jalan, cara)1. Sumberlain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa
Jerman methodica, yang artinya ajaran metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal
dari kata methodos yang berarti jalan 2. Di dalam bahas arab kata metode disebut
thariqat dan manhaj. Yang mengandung arti tata cara3. Sedangkan dalam Kamus
Ilmiah Populer metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk melaksanakan
sesuatu atau cara kerja. Sehingga metodologi dakwah merupakan ilmu tentang tata
cara (yang bersifat sistematis dan teratur) dalam berdakwah. Selain definisi tersebut
terdapat definisi lain dalam metode dakwah yaitu:
1
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, Cet. I, h. 61.
2
M. Munir, metode dakwah,Jakarta: Kencana, 2009, Ed. Rev. Cet. 3, h. 6.
3
Ibid., h. x.
2
Seperti halnya dalam berdagang memerlukan cara dan teknik dalam
mempromosikan barang agar laku dan banyak diminati orang, maka dalam
berdakwah diperlukan metode dalam menyampaikan pesan agama agar mudah
diterima oleh masyarakat dan tidak kaku tentunya ditunjang dengan teknik yang
benar.
Terdapat suatu kaidah yang menyatakan bahwa tata cara atau metode lebih
penting dari materi, yang dalam bahasa arab dikenal dengan Al-thariqah ahammu
min al-Maddah. Prof. Dr. H.M Menurut Yunan Yusuf Ungkapan ini sangat relevan
dengan kegiatan dakwah. Betapa pun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan
aktualnya isu-isu yang disajikan, tetapi disajikan dengan cara yang semberono, tidak
sistematis dan serampangan, akan menimbulkan kesan yang tidak menggembirakan.
Tetapi sebaliknya, walaupun materi kurang sempurna, bahan sederhana dan isu-isu
yang disampaikan kurang aktual, namun disajikan dengan cara yang menarik dan
menggugah, maka akan menimbulkan kesan yangg menggembirakan. 4
Selain itu objek dakwah sangatlah beragam dan berbeda karakter, kaya,
miskin, berpendidikan rendah, intelektual, petani, pekerja kantor dan masih banyak
ragamnya lagi dan karena perkembangan teknologi dan ilmu penetahuan yang
membawa pengaruh besar terhadap cara berpikir dan bertindak seseorang. Akibat
pengaruh tersebut manusia sekarang lebih rasional pemikirannya daripada manusia
dahulu.5 Sehingga tentunya keanekaragaman ini dan tuntutn zaman menjadi faktor
rintangan yang harus dihadapi para da’i ketika berdakwah sehingga diperlukan
keahlian serta ketepatan metode dalam menyebarkan pesan agama, juga menuntut
variasi cara dan metode yang efektif dan efisien 6 untuk tercapainya tujuan dakwah.
Dengan kata lain Oleh karena itu pengetahuan akan metode dalam berdakwah sangat
4
Ibid., h. vii.
5
6
http://koran.republika.co.id/koran/153/116852/Dr_KH_Zakky_Mubarak_MA_Berdakwah_Dengan_C
ara_Santun
3
di perlukan terutama pada zaman yang modern seperti sekarang ini yang telah banyak
dihiasi oleh teknologi.
Akan tetapi dari sekian banyak metode tersebut terdapat tiga prinsip umum
dalam berdakwah. Seperti yang telah dijelaskan di dalam kitab suci alquran surah an-
Nahl ayat 125 yaitu hikmah, mau’izhatil hasanah, dan mujadalah.
1. Metode Al Hikmah
Kata al-hikmah terulang sebanyak 210 kali dalam al-Qur’an. Secara etimologis,
kata ini berarti kebijaksanaan, bagusnya pendapat atau pikiran, ilmu, pengetahuan,
filsafat, kenabian, keadilan, pepatah dan juga berarti al-Qur’an al-Karim. Hikmah
juga diartikan al-Ilah, seperti dalam kalimat hikmah al-tasyri’ atau ma hikmah
zalika dan diartikan juga al-kalam atau ungkapan singkat yang padat isinya.7
7
http://abdain.wordpress.com/2010/05/05/metode-dakwah-dalam-al-qur’an.
8
Ibid.
4
Muhammad Abduh berpendapat bahwa, al Hikmah adalah mengetahui
rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal.
9
http://alumnifiad.youneed.us/dakwah-kultural-f14/metodologi-dakwah-t42.htm
5
2. Metode Al Mau’idzah al Hasanah
Metode dakwah kedua yang terkandung dalam QS. Al-Nahl (16) ayat 125
adalah metode al-maw’izat al-hasanah. Maw’izat dari kata وعظyang berarti
nasehat. Juga berarti menasehati dan mengingatkan akibat suatu perbuatan,
menyuruh untuk mentaati dan memberi wasiat agar taat. Kata maw’izat disebut
dalam al-Qur’an sebanyak 9 kali. Kata ini berarti nasehat yang memiliki ciri
khusus, karena mengandung al-haq (kebenaran), dan keterpaduan antara akidah
dan akhlaq serta mengandung nilai-nilai keuniversalan. Kata al-hasanah lawan
dari sayyi’ah, maka dapat dipahami bahwa maw’izah dapat berupa kebaikan dan
dapat juga berupa keburukan.10
Cara dakwah semacam ini dengan memberi nasihat lazim ditemui dalam
masyarakat kita, dimana para da’i berceramah di mimbar-mimbar, memberi
nasihat di depan umat dalam berbagai acara dan dalam banyak kesempatan.
Kisah-kisah yang baik yang diceritakan oleh orang tua kepada anaknya,
bimbingan-bimbingan guru di sekolah, prilaku-prilaku yang baik pun termasuk
metode ini.
10
http://abdain.wordpress.com/2010/05/05/metode-dakwah-dalam-al-qur’an.
6
Al-Mujàdalah terambil dari kata جدل, yang bermakna diskusi atau perdebatan. Kata
jadal (diskusi) terulang sebanyak 29 kali dengan berbagai bentuknya di beberapa
tempat dalam al-Qur’an.
Dari kata-kata itu, yang menunjuk kepada arti diskusi mempunyai tiga obyek,
yaitu: membantah karena: (1) menyembunyikan kebenaran, (2) mempunyai ilmu
atau ahli kitab, (3) kepentingan pribadi di dunia. Dari berbagai macam obyek
dakwah dalam berdiskusi tersebut, akan dititikberatkan pada obyek yang
mempunyai ilmu. Berdiskusi dengan obyek semacam ini membutuhkan pemikiran
yang tinggi dan wawasan keilmuan yang cukup. Sebab, al-Qur’an menyuruh
manusia dengan istilah ahsan (dengan cara yang terbaik). Jidal disampaikan
dengan ahsan (yang terbaik) menandakan jidal mempunyai tiga macam bentuk,
ada yang baik, yang terbaik dan yang buruk.
metode ini dilakukan dengan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua
pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar
lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan
bukti yang kuat. Antara satu dengan lainnya saling menghargai dan menghormati
pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain
dan ikhlas menerima hukuman kebenaran tersebut.
7
Berdasarkan ketiga bentuk dakwah tersebut maka metode dakwah dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah atau muhadlarah atau pidato merupakan cara yang telah dipakai
oleh semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran-Nya. Sampai sekarangpun
metode ini paling sering digunakan oleh pendakwah sekalipun alat komunikasi
modern telah tersedia. Umumnya, ceramah diarahkan kepada sebuah publik
n(public speaking), lebih dari seorang. Sifat komunikasinya lebih banyak searah
(monolog) dari pendakwah kepada audiensi. Pesan-pesan dakwah yang
disampaikan dengan ceramah bersifat ringan, informatif, dan tidak mengundang
perdebatan. Dialog yang dilakukan juga terbatas pada pertanyaan,k bukan
sanggahan.
2. Metode Diskusi
Ini dimaksudkan untuk bertukar pikiran tentang suatu keagamaan sebagai pesan
dakwah antar beberapa orang dalam tempat tertentu.
Dibandingkan dengan metode lainnya, metode diskusi memiliki kaelebihan-
kelebihan antara lain:
a. Suasana dakwah akan tampak hidup, sebab semua peserta ikut mencurahkan
perhatiannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
b. Dapat menhilangkan sifat-sifat individualistis ndan diharapkan akan
menimbulkan sifat-sifat byang positif pada mitra dakwah seperti toleransi,
demokrasi, berpikir sistematis dan logis.
c. Materi akan dipahami secara mendalam
3. Metode Konseling
8
5. metode Pemberdayaan Masyarakat
6. Metode Kelembagaan
Penutup
Metodologi dakwah merupakan salah satu unsur yang perlu di pelajari seorang da’i
dalam berdakwah agar menjadi lebih tepat dan efisen dalam mencapai tujuan dakwah.
Hal ini disebabkan keanekaragaman objek dakwah yang menuntut variasi cara dan
metode yang efektif dan efisien.