You are on page 1of 5

EVAPOTRANSPIRASI

Konsep Utama

 Air dapat berbentuk sebagai zat padat (es), zat cair (air) dan gas (uap air). Sejumlah
energi diperlukan untuk menguapkan air. Energi tersebut, disebut “panas laten
penguapan“ (latent heat of evaporation), yang besarnya 6 (enam) kali lipat dibanding
energi untuk memanaskan air dari 0 – 100 °C.

 Evaporasi terjadi pada berbagai level temperatur, udara menjadi jenuh (saturation
vapour pressure), dimana temperatur permukaan air meningkatkan tekanan uap di
udara.

 Tekanan uap jenuh (saturation vapour pressure=svp) meningkat dengan tingginya


temperature. Pada suhu 100 °C, svp sama dengan tekanan udara dekat permukaan laut.
Naiknya svp dengan temperatur adalah exponensial, svp meningkat 2 kali setiap
kenaikan suhu 10 °K.

 Laju Evaporasi tidak hanya tergantung pada perbedaan antara tekanan uap jenuh air
permukaan dengan udara diatasnya, tapi juga dipengaruhi oleh kecepatan angin, dan
kekasaran permukaan. Satuan laju evaporasi dapat dinyatakan dengan menurunnya level
air -lowering of water level (mm/day) atau laju konsumsi panas laten -rate of latent
heat consumption (W/m2).

Beberapa Kesalahan Umum

 Transpirasi adalah bentuk khusus kehilangan air dari permukaan basah dalam daun, yang
sangat berbeda dengan proses epavorasi.

 Embun jatuh (Dew falls).

6.1. Pendahuluan
Setiap molekul air terdiri dari dua atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Atom molekul
tersebut tersusun dalam sebuah segitiga, a triangle, yang mempunyai ikatan kohesif khusus
secara bersama sama. Itulah alasannya mengapa panas laten energi evaporasi sangat tinggi.
Evaporasi adalah proses perubahan zat cair menjadi gas dan pemin-dahannya dari suatu
permukaan ke atmosfer. Evaporasi dapat berlangsung pada permukaan laut, danau, rawah,
sungai, tanah dan permukaan yang basah.
Berdasarkan ketersediaan energi dan air; evaporasi yang terjadi pada permukaan
tanah, air atau vegetasi dibagi menjadi dua yaitu evaporasi potensial dan evaporasi aktual.

Gambar 6.1. Perubahan wujud zat cair dan energi yang dibutuhkannya pada setiap perubahan
wujud.

Evaporasi aktual adalah proses penguapan yang terjadi secara alami tergantung pada
daerah dan waktunya. Evaporasi aktual ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.
Sedangkan evaporasi potensial adalah proses penguapan yang terjadi pada suatu permukaan
penguapan pada kondisi kecukupan air dan energi. Evaporasi potensial sering diartikan
sebagai kemampuan maksimum dari suatu permukaan penguapan.
Transpirasi dikelompokkan menjadi dua yaitu transpirasi aktual dan potensial.
Transpirasi aktual adalah peristiwa yang terjadi pada tanaman yang tumbuh dalam kondisi dan
waktu tertentu. Sedangkan transpirasi potensial adalah transpirasi yang terjadi pada kondisi
jumlah ketersediaan air dan energi tidak menjadi faktor pembatas.
Kehilangan air dari permukaan tanah dan tanaman terjadi secara bersamaan dan sulit
untuk dipisahkan. Oleh karena itu istilah evapotranspirasi (ET) digunakan untuk
menguraikan proses pemindahan air ke atmosfer dari areal yang ditumbuhi tanaman.
Evapotrasnpirasi (ET) dikelompokkan menjadi 2 yaitu evapotranspirasi aktual dan
potensial. ET aktual terjadi pada tanaman yang tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu, yang
dipengaruhi oleh kondisi tanah, tanaman dan kondisi iklim pada waktu tertentu. Menurut
Penman evapotranspirasi adalah ET pada tanaman hijau, yang mempunyai ketinggian pendek
dan seragam serta menutupi permukaan tanah secara sempurna dan tidak pernah mengalami
kekurangan air.

6.2. Mekanisme Evaporasi dan Evapotranspirasi


Evaporasi merupakan proses penguapan dari suatu permukaan ke udara. Proses
ini berlangsung terus-menerus apabila ketersediaan air dan energi yang diperlukan untuk
penguapan terpenuhi. Besarnya energi untuk penguapan setiap melimeter air dengan luas 1
cm2 sebesar 540-590 kalori. Besar kecilnya energi yang diperlukan untuk penguapan
dipengaruhi oleh kondisi larutan atau airnya.

Gambar 6.2. Siklus hidrologi, menunjukkan peran evaporasi dan evapotranspirasi


http://www.physicalgeography.net/fundamentals/8(b) The Hydrologic Cycle.htm

Energi yang paling dominan untuk proses penguapan berasal dari radiasi matahari.
Disamping itu juga energi tersebut berasal dari aliran udara secara adveksi yang membawa
energi dari tempat lain. Akibat adanya radiasi netto dipermukaan sebagian besar energinya
dipergunakan untuk penguapan dalam bentuk panas laten (lE). Dalam keseimbangan energi
radiasi netto digambarkan dalam persamaan berikut:
Rn = H (Sensible heat) + L (l=Latent heat) + S (Surface heat flux)

Semakin tersedia energi untuk evaporasi berarti semakin banyak air diubah menjadi
uap air, hal ini akan berarti energi laten yang tersimpan dalam uap air akan semakin banyak.
Pada ketinggian tertentu uap air akan berubah status atau akan terjadi kondensasi, kondisi ini
akan menyebabkan energi laten yang tersimpan dalam uap air tadi akan dilepas kembali ke
atmosfer menjadi panas terasa. Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa dengan semakin
banyaknya penguapan maka panas terasa atau Sensible Heat (H) akan berkurang. Hal ini
disebabkan radiasi netto banyak dikonversi kedalam bentuk energi laten.

6.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penguapan


1. Faktor Permukaan
Faktor permukaan terdiri dari jenis permukaan, sifat permukaan dan status air pada
permukaan. Penguapan akan lebih cepat pada permukaan air bebas dibandingkan dengan
penguapan air pada permukaan tanah dan vegetasi. Karena gaya tarik menarik antara partikel
air dengan partikel tanah dan jaringan tanaman, sehingga untuk membebaskan air diperlukan
energi yang lebih besar.
Sifat permukaan yang mempunyai pengaruh terhadap penguapan adalah perbedaan
kemampuan permukaan untuk menyerap energi. Sehingga kondisi ini akan mempengaruhi
ketersediaan energi yang diperlukan untuk menguapkan air.
Status air meliputi tingkat kejernihan air atau senyawa pengikat partikel air (baik air
tawar maupun air laut). Semakin jernih air permukaan maka penguapan yang terjadi akan
lebih mudah dibandingkan dengan air yang keruh. Air tawar akan lebih mudah diuapkan
dibandingkan dengan air laut.

2. Faktor-faktor Lingkungan.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi penguapan adalah radiasi matahari,
suhu udara, kelembaban udara, angin dan tekanan udara.
Radiasi Matahari. Semakin tinggi penerimaan radiasi surya di suatu tempat, maka
penguapan yang terjadi akan semakin besar. Berdasarkan neraca kesetimbangan energi
disimpulkan bahwa semakin besar radiasi netto maka penguapan yang terjadi akan semakin
besar.
Suhu Udara. Perubahan suhu udara antara suatu wilayah dan ketinggian tempat yang
berbeda akan menyebabkan perbedaan laju evaporasi. Semakin tinggi suhu udara akan
menyebabkan kapasitas atmosfer untuk menerima uap air akan semakin besar, hal ini akan
menyebabkan semakin cepatnya aliran penguapan dari permukaan ke atmosfer.
Kelembaban Udara. Kelembaban nisbih udara didifinisikan sebagai perbandingan
antara tekanan uap air aktual dengan tekanan uap air jenuh di permukaan penguapan (es).
Dihitung sbb :
ea
RH = x 100 %
es

Semakin besarnya kelembaban nisbi udara, maka semakin besar juga kandungan (massa) uap
air di udara. Dengan semakin kecil kelembaban nisbi udara menyebabkan semakin cepat
aliran uap air dari permukaan penguapan ke udara.
Evapotranspirasi 70

Angin. Angin mempunyai perananan yang cukup penting untuk memindah massa
udara dari suatu tempat ke tempat lain. Disamping itu juga angin merupakan sumber penggerak
massa uap air dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dengan semakin besarnya kecepatan
angin maka penguapan akan semakin besar, hal ini disebab karena energi penggerak untuk
terjadi penguapan pada permukaan akan semakin besar.
Tekanan Uap Air di Udara. Tekanan uap air mempunyai hubungan yang erat
dengan kelembaban udara. Hal ini disebabkan tekanan uap air merupakan penentu besar-
kecilnya kelembaban nisbi udara. Semakin besarnya tekanan uap air maka kelembaban udara
akan semakin besar.

6.4. Penyebaran Evaporasi Aktual Dipermukaan


Secara umum evaporasi dapat dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu penguapan
dari lautan sebesar 73% dan dari permukaan bervegtasi atau daratan sebesar 27%.
Penguapan aktual dipermukaan bumi akan berbeda menurut lintang tempat, untuk lebih
jelasnya lihat tabel berikut ini
Tabel 6.1. Distribusi evaporasi aktual di permukaan berdasarkan letak lintang
Lintang
Letak 60-50o 50-40o 40-30o 30-20o 20-10o
Lintang
Hemisfer Utara
Daratan 14.2 13.0 15.0 19.0 31.1
Lautan 15.7 27.6 37.8 45.3 47.2
Rata-rata 15.0 20.1 28.0 28.0 44.5
Hemisfer Selatan
Daratan 7.9 19.7 20.1 16.1 35.4
Lautan 9.1 22.8 35.0 44.1 47.2
Rata-rata 8.8 22.8 33.5 39.0 44.5

You might also like