You are on page 1of 7

Scabies pada kucing

Scabiesis adalah penyakit kulit yang disebabkan tungau (sejenis kutu)scabies/sarcoptes. Penyakit ini
sering menyerang anjing, kucing, kelinci dan dapat juga menular ke manusia. Sebagian besar scabiesis
pada anjing dan kelinci disebabkan oleh tungau sarcoptes scabiei, sedangkan notoedres cati lebih sering
menyebabkan scabiesis pada kucing. Selain notoedres cati, Sarcoptes scabiei juga dapat menyerang
kucing.

Tungau Notoedres cati, siklus hidup & cara penularan

Scabiesis pada kucing lebih sering disebabkan notoedres cati, seperti


halnya sarcoptes scabiei yang lebih sering menyerang anjing. Tungau ini berukuran sangat kecil (0.2-
0.4 mm), hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau kaca pembesar.
Seluruh siklus hidup tungau ini berada di tubuh induk semangnya. Tungau betina menggali dan
melubangi kulit kemudian bertelur beberapa kali sambil terus menggali saluran-saluran dalam kulit
induk semangnya. Lubang-lubang dalam kulit yang digali seekor tungau betina dapat mencapai
panjang beberapa centimeter.

Setelah bertelur beberapa kali, tungau betina mati. Dalam waktu 3-8 hari telur menetas menjadi larva
berkaki enam. Larva yang telah dewasa berubah menjadi nimfa yang mempunyai delapan kaki. Nimfa
dewasa berganti kulit menjadi tungau dewasa. Dalam saluranyang telah digali tungau betina tersebut,
tungau dewasa melakukan perkawinan dan proses daur hidup berulang kembali. Satu siklus hidup
memerlukan waktu 2-3 minggu.

Scabiesis dapat menyerang kucing pada semua umur, baik jantan maupun betina. Penularan penyakit
kulit ini terjadi melalui kontak fisik antar kucing atau kontak dengan alat-alat yang tercemar tungau
seperti sisir, kandang, dll.

Tanda & gejala terserang Scabies

Tanda-tanda awal terkena penyakit ini biasanya berupa rontok dan gatal disekitar telinga. Dipinggiran
daun telinga terlihat ada kerak berwarna putih. Penyakit dapat menyebar dengan cepat ke daerah sekitar
wajah, leher, hidung dan kelopak mata. Kadang-kadang tungau juga dapat menyebar hingga ke daerah
perut dan telapak kaki.
Rasa gatal yang timbul menyebabkan kucing sering menggaruk-garuk. Infeksi kronis/lama dapat
menyebabkan penebalan dan keriput pada kulit ditutupi oleh kerak-kerak berwarna abu-abu
kekuningan. Infeksi yang parah mengakibatkan luka dan berkembang menjadi infeksi sekunder.

Diagnosa

Penyakit ini sering tertukar dengan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur (ringworm). Diagnosa
penyakit biasanya dilakukan dengan cara memeriksa kerokan kulit dibawah mikroskop. Biasanya
dalam kerokan kulit tersebut ditemukan banyak tungau.

Pengobatan

Obat klasik yang sering digunakan untuk mengatasi penyakit ini adalah sulfur/belerang. Sulfur juga
merupakan obat klasik penyakit kulit yang disebabkan oleh ringworm/jamur. Mandikan kucing dengan
shampoo/sabun yang mengandung sulfur, kemudian dicelup (dip) dengan cairan sulfur 2-3 %. Mandi
dan dip sulfur dilakukan setiap tujuh hari sampai sembuh. Setidaknya diperlukan 6-8 kali mandi hingga
penyakit sembuh.

Cara lain yang sering digunakan adalah injeksi obat golongan avermectin seperti ivermectin,
doramectin atau selamectin. Suntikan inilah yang sering salah kaprah disebut sebagai suntik jamur,
seperti juga kesalahan diagnosa scabies yang sering salah kaprah disebut sebagai jamur.

Lihat juga : suntikan anti jamur tidak membunuh jamur

Setidaknya diperlukan dua kali suntikan ivermectin dengan selang waktu 2 minggu, agar penyakit
dapat sembuh total.

Bila dalam satu rumah terdapat beberapa ekor kucing, Pengobatan yang sama juga harus diakukan
terhadap kucing lain. Karena bila tidak diobati, ada kemungkinan terjadi infeksi ulang dari kucing lain
yang tidak diobati, akibatnya penyakit ini tidak pernah sembuh secara tuntas.

Pencegahan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan bisa dilakukan dengan cara menghindari kontak
dengan kucing liar atau kucing yang telah terkena penyakit ini. Kucing yang tinggal di dalam rumah
biasanya jarang sekali terkena penyakit ini.

Cuci dan desinfeksi alat-alat grooming seperti sisir, sikat, dll setelah digunakan pada kucing yang
terkena penyakit ini.

Hindari penitipan hewan atau tempat grooming yang tidak mempunyai sanitasi/kebersihan yang baik.
Perhatikan juga apakah alat-alat grooming di desinfeksi sebelum digunakan terhadap kucing lain.
Bila salah satu kucing menunjukan gejala penyakit ini, segera isolasi dan cegah kontak dengan kucing
lain yang masih sehat. Mandikan dengan shampoo khusus atau bawa ke dokter hewan untuk
pengobatan.

Bisakah menular ke manusia ?

Seperti juga tungau lain yang termasuk dalam keluarga sracoptes, notoedres cati dapat menyerang
manusia. Sepertihalnya pada kucing, scabies juga menyebabkan kemerahan dan gatal-gatal pada kulit
manusia.

Pada bagian yang terasa gatal biasanya terbentuk semacam benjolan kecil seperti jerawat, di dalamnya
terdapat cairan. Bila pecah karena terus digaruk, tungau yang terdapat di dalamnya bisa menyebar ke
daerah di sekitarnya. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh tungau scabies cukup mengganggu.

Pada manusia biasanya penyakit ini bersifat sementara dan sembuh dengan sendirinya. Beberapa orang
mungkin mempunyai kekebalan tubuh yang kurang baik dan cenderung lebih sensitif terhadap serangan
scabies ini.

Pengobatan dan pencegahan bisa dilakukan dengan mencuci tangan atau bagian yang gatal dengan
sabun yang mengandung sulfur seperti JF Sulfur. Obat lain yang bisa digunakan adalah salep scabicid.
Infeksi Telinga (Otitis) Pada Kucing

Keterangan

1. daun telinga kemerahan, sedikit bengkak disertai kotoran telinga


2. saluran telinga menyempit/tertutup sebagioan akibat bengkak
3. kotoran dalam saluran telinga

Banyak sekali berbagai macam kondisi dan sebab yang dapat mengakibatkan
terjadinya radang telinga (otitis) pada kucing. Mulai dari tungau telinga (ear
mite), bakteri, jamur, kanker, alergi, gangguan sistem kekebalan tubuh, luka, dll.

Secara umum telinga terbagi menjadi tiga bagian, bagian luar (eksternal), tengah
dan dalam (internal). Otitis dapat terjadi pada salah satu atau ketiga bagian
telinga tersebut. Otitis yang terjadi pada telingan bagian dalam biasanya bersifat
parah dan fatal, dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan mendengar secara
permanen.

Otitis yang tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menyebabkan radang
berlangsung lama/kronis. Pada beberapa kondisi radang kronis ini dapat
menyebabkan tumbuhnya polip. Lebih lanjut lagi polip ini dapat berkembang
menjadi tumor/kanker dan menutup saluran telinga, akibatnya kucing tidak dapat
mendengar suara dengan baik lagi.

Tanda/Gejala klinis otitis

Kebanyakan kucing yang mempunyai masalah dengan telinga terlihat tidak


nyaman dan sering kali menggoyang/menggeleng-gelengkan kepala, mencakar-
cakar telinga atau menggosok-gosokkan telinga/kepala pada dinding, atau atau
benda lain. Dari dalam telinga bisa saja muncul cairan kotor dan kadang-kadang
disertai bau tidak sedap.

Cakaran atau goyangan kepala yang terus menerus dalam jangka waktu lama
dapat menyebabkan hematoma pada telinga (aural hematoma). Hematoma
adalah penggumpalan atau penumpukan darah di telinga akibat pecahnya
pembuluh darah yang terdapat pada daun telinga. Telinga yang mengalami
hematoma terlihat dari tanda-tanda seperti bengkak, dan terasa hangat bila
diraba dan terasa ada penumpukan cairan di bawah kulit telinga.

Diagnosa penyakit

Metoda yang paling sering dan mudah digunakan adalah memeriksa telinga
dengan menggunakan alat yang disebut otoskop. Dengan alat ini dokter hewan
dapat melihat keadaan telinga bagian luar dan tengah termasuk saluran telinga.

Tes lain bisa saja dilakukan dengan cara mengambil kotoran yang terdapat di
dalam telinga, kemudian diperiksa menggunakan mikroskop. Dari kotoran
tersebut di diketahui kondisi dan penyebab radang telinga.

Bisakah Otitis disembuhkan ?

Dengan diagnosa penyakit yang tepat, pembersihan telinga secara rutin dan
pengobatan yang tepat dan segera, dalam waktu 2 minggu sebagian besar kasus
infeksi telinga dapat sembuh dan kembali seperti semula.

Beberapa kasus otitis yang disebabkan oleh alergi, gangguan hormon atau sistem
kekebalan tubuh, lebih sulit ditangani dan memerlukan waktu agak lama untuk
mendiagnosanya.

Jika infeksi telah berlangsung lama dan parah, ada kemungkinan kemampuan
pendengaran kucing tidak dapat kembali seperti semula.

Penyebab Otitis

banyak sekali hal yang dapat menyebabkan dan mempertinggi resiko terkena
otitis, diantaranya :

1. Kotoran. Sebagian besar kasus infeksi pada telinga berawal dari kotornya
telinga. Kotoran yang terdapat dalam telinga bisa berasal dari luar (debu,
tanah, dll) atau dari dalam telinga sendiri.
Seperti juga manusia, secara normal telinga kucing memproduksi semacam
cairan berwarna kuning kecoklatan seperti lilin (wax), yang berfungsi
menjaga kelembaban dan kondisi mikroorganisame di dalam telinga. Lilin
ini sering disebut sebagai cerumen. Penumpukan cerumen yang berlebihan
dapat bisa menjadi tempat yang cocok untuk tumbuhnya bakteri atau
jamur, selain itu juga menimbulkan rasa tidak nyaman yang memancing
kucing menggaruk/mencakar-cakar telinga. Garukkan ini menyebabkan
luka kecil yang kemudian dapat berkembang menjadi infeksi.
2. Bakteri & Jamur adalah salah satu agen utama penyebab infeksi pada
telinga. Jamur/kapang yang secara normal hidup dalam telinga adalah
Malassezia pachydermatis. Karena sesuatu hal bisa saja terjadi populasi
berlebihan dari jamur ini dan menyebabkan terjadinya otitis.
3. Ear mite/tungau telinga. Tungau/kutu berukuran kecil yang sering
menyebabkan otitis pada kucing adalah dari spesies Otedectes cynotis.
Tungau spesies lain yang juga bisa menyebabkan otitis adalah
sarcoptes,demodex dan notoedres.

Lihat juga suntikan anti jamur tidak membasmi jamur, ektoparasit pada
kucing, scabies : tungau penyebab penyakit kulit.
4. Alergi. Alergi terhadap serbuk sari, makanan atau obat-obatan juga dapat
menyebabkan otitiss. Kucing alergi biasanya menunjukkan gejala penyakit
lain seperti kulit gatal ,dll. Tetapi bisa saja gejala alergi yang muncul hanya
berupa otitis saja. Makanan hipoalergenik bisa membantu dalam
menentukan dan mengendalikan alergi.
5. Gangguan hormon: penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan
hormon dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang
berkurang menyebabkan berbagai penyakit mudah muncul salah satunya
adalah infeksi telinga. Pemeriksaan darah di laboratorium kadang-kadang
diperlukan untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan gangguan hormon.
6. Tumor/polip dapat saja tumbuh di telinga atau saluran telinga. Tumor/polip
ini bisa muncul sebagai akibat infeksi telinga yang berkepanjangan.
7. Bentuk telinga yang terlipat/ menutup seperti pada ras kucing scottish fold
mempertinggi resiko terkena otitis. Bulu yang tumbuh berlebihan dalam
telinga juga meningkatkan resiko terkena otitis. Oleh karena itu kucing-
kucing dengan bentuk telinga atau bulu panjang dan berlebihan yang
tumbuh di telinga, memerlukan perhatian dan perawatan lebih dibanding
kucing lainnya

Pengobatan

Tindakan pengobatan yang dilakukan berbeda-berda tergantung penyebab


otitisnya. Obat tetes telinga yang mengandung antbiotik dan anti radang bisa
diberikan bila terjadi infeksi bakteri dan pembengkakan.

Obat tetes telinga yang mengandung anti ektoparasit atau injeksi obat golongan
avermectin (ivermectin, selamectin, dll) bisa diberikan bila otitis disebabkan oleh
ear mite atau ekto parasit lain. Pemberian obat-obatan ini harus mengikuti siklus
hidup parasit tersebut.

Untuk kasus tumor atau polip, diperlukan tindakan operasi/bedah untuk


mengangkat jaringan yang abnormal.

Otitis yang disebabkan oleh alergi dan gangguan hormon memerlukan tindakan
pengobatan secara menyeluruh dan sistematis. Seringkali pengobatan hanya
bersifat mengurangi efek/sakitnya saja, karena penyebab utamanya (alergi atau
gangguan hormon) memang relatif sulit disembuhkan.

Pencegahan

Selalu memeriksa kebersihan telinga kucing secara teratur. Bersihkan telinga


kucing secara rutin. Cairan telinga normal berwarna bening-kuning kecoklatan.
Bila berwarna coklat tua atau berbau busuk, kemungkinan besar kucing
menderita otitis.

You might also like