You are on page 1of 17

MAKALAH

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SEKOLAH MENENGAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Bimbingan dan Konseling
oleh dosen Dr. Ilfiandra,S.pd., M.pd.

disusun oleh :
Azhari Amarulloh 0908136
Fitria Kusuma P 0905698
M Kharis Fahmi 0901998
Puput Pujawati A 0905806
Rahmah Afrianti 0905852
Ristiani Hotimah 0905814

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Bimbingan
dan Konseling dengan judul “Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah” di Universitas Pendidikan Indonesia, jurusan Pendidikan Teknik
Arsitektur.

Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. Ilfiandra, S.pd., M.pd,
selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan
kuliah demi lancarnya tugas ini.

Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi


tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

Bandung, 22 Oktober 2010

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan berfikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah
mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin
kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan
tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah
mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan dan tidak
puas terhadap apa saja yang dicapai pada saat ini. Adapun dampak dari
globalisasi tersebut adalah :

• Keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena


banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi.

• Adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik. Tidak hanya


konflik psikis, tetapi juga konflik fisik.

• Pelarian masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara juga adiktif
seperti penggunaan obat-obatan terlarang.

Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut perlu dipersiapkan insan


dan sumber daya manusia yang bermut, yaitu manusia yang harmonis lahir
batin, sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi secara profesional, serta dinamis dan kreatif. Hal ini sesuai dengan visi
misi pendidikan nasional.

Pendukung utama bagi terciptanya sasaran pembangunan manusia Indonesia


yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak
cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalitas dan sistem manajemen
tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan pesertra didik untuk
menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi
pencapaian cita-citanya.

Kemampuan seperti ini tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi


menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan
sistem nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa
pendidikan yang bermutu di Sekolah Menengah adalah pendidikan yang
mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang
diharapkan dalam kondisi perkembangan yang sehat dan optimal.

Peserta didik di sekolah menengah adalah para remaja yang memiliki


karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhinya. Pencapaian standar kemampuan profesional/akademis dan tugas-
tugas perkembangan peserta didik memerlukan kerjasama yang harmonis
antara para pengelola dan pelaksana manajemen pendidikan, pengajaran dan
bimbingan sebab ketiganya merupakan bidang – bidang utama dalam
pencapaian tujuan pendidikan.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah yang berjudul “Layanan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah” ini adalah :
A. Apa fungsi dari layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah?
B. Tujuan apa yang hendak dicapai dari Layanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah menengah?
C. Bagaimana fokus layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah?
D. Bagaimana Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling yang di laksanakan
di Sekolah Menengah?
E. Siapa saja Personil yang terlibat dalam kegiatan layanan Bimbingan dan
konseling di Sekolah Menengah?
BAB II
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH

Pelaksanaan bimbingan dan konseling telah dirintis sejak tahun 1960-an dan
dilaksanakan secara serempak di sekolah sejak tahun 1975, yaitu saat
diberlakukannya kurikulum ’75. Pada saat itu istilah yang diperkenalkan dan
dipergunakan adalah Bimbingan dan Penyuluhan (BP). Istilah tersebut pada
akhirnya memunculkan suatu sebutan bagi pelaksanan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah dengan sebutan guru BP.
Perkembangan dunia bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami
proses yang berliku, hingga pada tahun 1994, melalui kurikulum 1994, istilah
Bimbingan dan Penyuluhan mulai diganti dengan istilah Bimbingan dan
Konseling (BK). Perubahan mendasar dari istilah “penyuluhan” menjadi
“konseling” didasari pada paradigma bahwa konselor tidak melakukan
penyuluhan yang mempunyai konotasi sebagai pekerja lapangan (misal :
penyuluh pertanian atau penyuluh KB), tetapi lebih pada usaha membantu
Konseli/siswa sesuai dengan karakter siswa yang bersangkutan. Siswa lebih
dihargai untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan demikian,
istilah guru BP dirubah menjadi guru BK.
SK Menpan no. 84/1993 tentang jabatan fungsional guru dan angka
kreditnya, pada pasal (3) disebutkan bahwa tugas pokok guru pembimbing
adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan,
evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan
tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi
tanggungjawabnya.
Pada tahun 2003, terjadi perubahan mendasar terhadap pelaksana
bimbingan dan konseling di Sekolah. Menurut Undang-undang nomor 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat (4) dinyatakan bahwa
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor. Dengan demikian penggunaan istilah guru BK di lingkungan sekolah
akan berubah menjadi konselor sekolah. Paradigma ini mengacu pada pelaksana
konseling adalah konselor. Dengan kata lain bahwa konselor termasuk salah satu
tenaga pendidik.
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan satu kesatuan (integral)
dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah (Munandir:1993). Dengan kata
lain bahwa pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran di sekolah akan
mempunyai ketergantungan yang timbal balik antara proses belajar klasikal di
kelas dengan bantuan bimbingan dan konseling.
Kesatuan ini tampak dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan.
Pembelajaran yang berorientasi kognitif secara umum telah dilakukan oleh guru
bidang studi di kelas. Guru mata pelajaran memberikan bahan atau materi
pembelajaran kepada siswa dengan penekanan-penekanan pada bidang kognitif.
Peranan guru BK pada tahap ini adalah menyeimbangkan antara kekuatan
kognitif dan afektif yang dimiliki siswa.
Seringkali kita temui bahwa siswa mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan segala bentuk tugas yang diberikan oleh guru bidang studi.
Tetapi pada saat mereka dihadapkan untuk menentukan pilihan masa depan
atau mengambil keputusan tentang masa depannya, mereka mengalami
kesulitan yang luar biasa. Mereka dihadapkan pada banyak pilihan serta konflik-
konflik batin. Pada saat inilah peranan guru BK akan tampak semakin nyata.
Konselor sekolah akan membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah
yang timbul sesuai dengan karakteristik siswa yang bersangkutan.
Permasalahan yang dihadapi siswa tidak bisa diselesaikan dengan
mempergunakan kekuatan kognitif atau logika berpikir semata. Seringkali
permasalahan yang muncul adalah karena pertentangan emosi (afeksi) siswa.
Sebagai contoh, masalah penjurusan tidak bisa diselesaikan hanya dengan
melihat hasil kogitif siswa melalui nilai rapor, tetapi juga melihat kepribadian,
minat, bakat dan keadaan lingkungan siswa tersebut. Di sini terlihat
perspektrum yang semakin luas untuk dapat menyelesaikan masalah siswa
secara tuntas.

A. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah


Pada dasarnya, bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya
pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Setiap bentuk
upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan yaitu :
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak – pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
b. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih
jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan
minat, bakat, dan ciri – ciri kepribadian lainnya. Kegiatan fungsi penyaluran
ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di sekolah
menengah. Dalam melaksanakan fungsi, guru pembimbing / konselor perlu
bekerjasama dengan pendidik lainnya di sekolah menengah maupun di luar
sekolah menengah.
c. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas – petugas di sekolah
khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap
minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Dengan menggunakan
informasi yang memadai para peserta didik, guru pembimbing / konselor
dapat membantu guru untuk memperlakukan peserta didik secara tepat, baik
dalam mengelola memilih materi pelajaran yang tepat dalam
mengadaptasikan bahan pelajaran kepada kecepatan dan kemampuan
peserta didik.
d. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh
penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajua dalam perkembangannya
secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi,
memahami, dan memecahkan masalah.
Sesuai dengan fungsiya, bimbingan dan konseling diarahkan kepada
terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal
pendataan, informasi dan orientasi, konsultasi, dan komunikasi kepada peserta
didik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian akan
terciptanya kemudahan bagi terselenggaranya proses dan tercapainya tujuan
program pendidikan di Sekolah Menengah yang bersangkutan dengan lancar dan
berhasil seperti yang diharapkan.

B. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah


Bimbingan dan konseling yang berkembang saat ini adalah bimbingan dan
konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif,
pengembangan, dan outreach. Edukatif, karena titik berat kepedulian bimbingan
dan konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada
korektif atau terapeutik, walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan
dan konseling perkembangan. Pengembangan, karena titik sentral tujuan
bimbingan dan konseling terletak pada perkembangan optimal dan strategi,
dengan upaya pokok memberikan kemudahan perkembangan individu melalui
perekayasaan lingkunngan perkembangan. Outreach, karena target populasi
bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada individu bermasalah dan
dilakukan secara individual tetapi meliputi ragam dimensi dalam rentang yang
cukup lebar. Dengan demikian tujuan umum bimbingan dan konseling adalah:
a) Memahami, menerima, mengarahkan, dan mengembangkan minat, bakat,
serta kemampuan siswa seoptimal mungkin,
b) Menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, keluarga, sekolah dan
masyarakat; serta
c) Merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan
dunia pada saat ini ataupun masa yang akan datang.
d) Bimbingan dan konseling perkembangan di Sekolah menengah sebagai
upaya pemberitahuan bantuan kepada peserta didik yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya. Secara khusus
layanan bimbingan dan konseling bertujuan membantu para siswa
mencapai tugas-tugas perkembangan, yaitu :
e) Mengembangkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
f) Mengembangkan hubungan sosial yang mantap dengan teman sebaya,
baik pria maupun wanita, yaitu mampu bekerjasama dalam kelompok,
menerima teman dari lawan jenis yang berbeda, dan tidak memaksakan
kehendak pada kelompoknya.
g) Mengembangkan peran sosial pria untuk siswa pria atau peran perempuan
untuk siswa perempuan sesuai dengan norma masyarakat yaitu
mengetahui, memahami, menerima, mau dan mampu mengerjakan peran
sosial pria atau wanita sesuai dengan norma masyarakat.
h) Menerima keadaan diri dan menerapkannya secara efektif, yaitu
menerima keadaan fisik, bakat, memelihara fisik, mengembangkan bakat,
serta menghargai keadaan dirinya (Self-esteem).
i) Memiliki sikap dan dan perilaku emosional yang mantap, yaitu tidak cepat
putus asa, tidak manja, berani mengambil resiko, menyayangi orang tua
setulus hati, dan menghormati guru secara ikhlas.
j) Mempersiapkan ke arah kemandirian ekonomi, yaitu penuh perhitungan
dalam membeli sesuatu, berusaha untuk menabung, membantu pekerjaan
orang tua, berusaha agar studi tepat waktunya, memilih kegiatan
ekstrakulikuler yang nantinya dapat menghasilkan nafkah.
k) Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, yaitu mampu memilih
jurusan yang sesuai dengan cita – cita pekerjaannya, mampu memilih
kegiatan ekstrakulikuler, memahami program studi yang ada di perguruan
tinggi, memahami jenis kursus, serta memahmi syarat – syarat yang
sesuai dan diperlukan untuk pekerjaan yang dicita – citakannya.
l) Memiliki sikap positif terhadap perkawinan dan hidup berkeluarga, yaitu
menghargai perkawainan dan memahami hak dan kewajiban sebagai
anggota keluarga.
m) Memiliki keterampilan intelektual dan memahami konsep – konsep yang
diperlukan untuk menjadi warga Negara yang baik, yaitu mampu
membuat pilihan secara sehat, membuat keputusan secara efektif, dapat
menyelsaikan konflik dan masalah, memahami konsep hokum, ekonomi,
politik yang berlaku di negaranya.
n) Memiliki sikap dan perilaku sosial yang bertaggung jawab, yaitu
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat,
menolong teman yang memerlukan bantuan, menyantuni fakir miskin dan
menengok teman yang sakit.
o) Memahami nilai – nilai dan etika hidup bermasyarakat, yaitu sopan santun
dalam bergaul, jujur dalam bertindak dan menghargai perasaan oranng
lain.

C. Fokus Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah


Berdasarkan fungsi dan prinsip bimbingan, maka kerangka kerja layanan
bimbingan dan konseling dalam suatu program bimbingan dan konseling yang
dijabarkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu layanan dasar bimbingan, layanan
responsif, dan layanan perencanaan individual.

Layanan Dasar Bimbingan


Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan
membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan
keterampilan – keterampilan hidupnya. Layanan dasar bimbingan ini disajikan
secara sistematis bagi seluruh siswa, yang isinya sesuai dengan tujuan
bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan di atas.
Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar,
bimbingan sosial, bimbingan pribadi dan bimbingan karir, layanan ini untuk
seluruh peserta didik, disajikan atau di luncurkan dengan menggunakan Strategi
klasikal dan dinamika kelompok.

Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini.
Layanan ini lebih bersifat preventif, atau mungkin kuratif. Isi Layanan Responsif
adalah sebagai berikut :
1. Bidang pendidikan, topik-topiknya adalah pemilihan program studi di
sekolah menengah yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuann;
dan pemilihan program studi lanjutan di perguruan tinggi.
2. Bidang belajar, yaitu cara belajar efektif dan cara mengatasi kesulitan
belajar.
3. Bidang sosial, yaitu cara memilih teman yang baik, cara memelihara
persahabatan yang baik, cara mengatasi konflik dengan teman.
4. Bidang pribadi, yaitu pembetukan identitas karier, pengenalan
karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan pembentukan pola karier.
5. Bidang disiplin, yaitu pengenalan tata tertib sekolah dan pengembangan
sikap serta perilaku disiplin.
6. Bidang narkotika, yaitu pengenalan bahaya penggunaan narkotika dan
pencegahan terhadap bahaya narkotika.
7. Bidang perilaku seksual, yaitu penngenalan bahaya perilaku seks bebas,
cara berpacaran yang baik, serta pencegahan perilaku seks bebas.
8. Bidang kehidupan lainnya.

Layanan perencanaan Individual


Layanan perencanaan individual adalah upaya bimbingan yang bertujuan
membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana –
rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya. Tujuan utama dari
layanan ini adalah membantu siswa belajar memantau dan memahami
perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan
rencana-rencana hidupnya atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu.
Isi layanan perencanaan individual adalah sebagai berikut :
1. Bidang pendidikan yaitu perecanaan belajar dan perencanaan studi
lanjutan.
2. Bidang karier, yaitu perecanaan pekerjaan, perencanaan jabatan,
perncanaan pekerjaan ke perusahaan – perusahaan, dan perencanaan
waktu luang untuk kegiatan yang produktif.
3. Bidang sosial pribadi yaitu perencanaan pengembangan konsep diri yang
positif, serta perecanaan pengembangan keterampilan – keterampilan
sosial yang tepat.

D. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling


Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja
untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan,
siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan dan sarana
penunjang kegiatan. Strategi yang diterapkan dalam layanan bimbingan dan
konseling disebut strategi layanan bimbingan dan konseling.
Strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual,
konsultasi, konseling kelompok dan pengajaran remedial.
1. Konseling Individual
Konseling Individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara
pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli (siswa).
Konseli mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat ia pecahkan sendiri,
kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesionaldalam
jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling
ditujukan kepada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam
masalah pendidikan, pekerjaan, dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan
memutuskan sendiri. Oleh karena itu, konseling hanya ditujukan kepada individu
– individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
Dalam konseling terdapat hubungan yang dinamis dan khusus, karena dalam
interaksi tersebut, konseli merasa diterima dan dimengerti oleh konselor. Konseli
merasa ada orang lain yang dapat mengerti masalah pribadinya dan mau
membantu memecahkannya. Konselor dan konseli saling belajar dengan
pengalaman hubungan yang bersifat khusus dan pribadi ini.
Dalam konseling diharapkan konseli dapat merubah sikap, keputusan diri
sendiri sehingga ia dapat lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri dan masyarakat sekitarnya.
2. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting, sebab
banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil.
Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang
yang professional. Pengertian Konsultasi dalam program bimbingan dipanadang
sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua,
administrator, dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki
masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah.
3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya
masalah atau kesulitan pada diri konseli. Isi kegiatannya terdiri atas
penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan,
pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
Penataan bimbingan kelompok pada umumnya berbentuk kelas yang
beranggotakan 20 sampai 30 orang. Informasi yang diberikan dalam bimbingan
kelompok itu terutama dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
pemahaman diri dan pemahaman mengenai orang lain, sedangkan perubahan
sikap merupakan tujuan yang tidak langsung.
4. Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik dalam
rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya.
Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat
penyembuhan.
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yag
terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi – fungsi
terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling
mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling
menerima dan mendukung. Fungsi – fungsi terapi itu dikembangkan dalam suatu
kelompok kecil melalui cara saling memperdulikan diantara para peserta
konseling kelompok.
5. Pengajaran Remidial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk
menciptakan suatu situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa
tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga
dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui
suatu proses interaksi yang berencana, terorganisir, terarah, terkoordinasi,
terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap
keragaman kondisi objektif individu atau kelompok siswa yang bersangkutan
serta daya dukung sarana dan lingkungannya.
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahap kegiatan utama dalam
keseluruhan kerangka pola layanana bimbingan belajar, serta merupakan
rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar. Secara skematik prosedur remedial tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Diagnostik kesulitan belajr mengajar.
b. Rekomendasi / referral.
c. Penelaahan kembali kasus.
d. Pilihan alternatif tindakan.
e. Layanan konseling.
f. Pelaksanaan pengajaran remedial.
g. Pengukuran kembali hasil belajar mengajar.
h. Reevaluasi / Rediagnostik.
i. Tugas tambahan.
j. Hasil yang diharapkan.
Startegi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara preventif,
kuratif jika dilakukan setelah program PBM utama selesai diselenggarakan.
Pendekatan preventif ditujukan kepada siswa tertentu yang diperkirakan akan
mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan ditempuhya. Pendekatan
pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostic yang dilakukan
guru selama berlangsung program PBM.

E. Personil Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah


Konselor, guru, administrator / kepala sekolah, orang tua siswa, siswa,
semuaya berperan sebagai narasumber dalam program bimbingan. Konselor
bertugas memberikan berbagai layanan dan mengkoordinasikan program
bimbingan. Bekerjasama, serta mendukung peran guru dan administrator
sekolah agar program bimbingan tersebut berhasil.
Adapun orang tua siswa dan anggota masyarakat dilibatkan dalam program
bimbingan. Mereka masuk dalam komite atau dewan penasihat masyarakat
sekolah yang bertugas memberikan rekomendasi, serta layanan dukungan
terhadap konselor dan orang yang terlibat dalam program bimbingan.
Keterlibatan staf pengajar / guru adalah sangat penting. Oleh sebab itu guru
harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan
implementasi program. Konselor dan guru harus bekerja sama dalam
merecanakan pelaksanaan program bimbingan. Kegiatan – kegiatan bimbingan
disajikan dalam bidang materi yang tepat sehingga posisi guru tidak diganti oleh
konselor dalam kelas.
Secara hukum, posisi konselor di Sekolah menengah telah ada sejak tahun
1975, yaitu sejak diberlakukannya kurikulum bimbingan dan konseling. Dalam
sistem pendidikan di Indonesia konselor di Sekolah Menengah mendapat tempat
yang cukup leluasa. Peran konselor sebagai komponen student support services,
adalah men-support perkembangan aspek – aspek pribadi sosial, karir dan
akademik siswa, melalui pengembangan menu program bimbingan dan
konseling bantuan kepada siswa dalam individual student planning, pemberian
layanan responsif, serta pengembangan sistem support. Pada jenjang ini
konselor menjalankan semua fungsi bimbingan dan konseling, yang meliputi
fungsi preventif, developmental, maupun fungsi kuratif.

BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia menyebabkan terjadinya


perubahan mendasar terhadap pelaksana bimbingan dan konseling di Sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan satu kesatuan (integral) dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah (Munandir:1993). Dalam proses
pembelajaran di Sekolah, selain membutuhkan guru mata pelajaran dalam
mengembangkan kemampuan kognitifnya, siswa juga membutuhkan konselor
untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan
menggunakan kemampuan kognitif sesuai dengan karakteristik masing-masing
siswa. Peranan guru BK( Bimbingan dan Konseling ) pada tahap ini adalah
menyeimbangkan antara kekuatan kognitif dan afektif yang dimiliki siswa.
Pada dasarnya, bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya
pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Dalam hal ini,
Bimbingan mempunyai empat fungsi utama, yaitu fungsi pemahaman, fungsi
penyaluran, fungsi adaptasi dan fungsi penyesuaian.
Bimbingan dan konseling perkembangan di Sekolah menengah pada
dasarnya adalah membantu siswa agar mereka dapat memahami dirinya
sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
Layanan bimbingan dan konseling dalam suatu program bimbingan dan
konseling yang dijabarkan dalam tiga kegiatan utama, yaitu layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, dan layanan perencanaan individual. Sedangkan
strategi bimbingan dan konseling dapat berupa konseling individual, konsultasi,
konseling kelompok dan pengajaran remedial.
Konselor, guru, administrator / kepala sekolah, orang tua siswa, siswa,
semuanya berperan sebagai narasumber dalam program bimbingan. Semua
pihak yang terlibat dalam program bimbingan diharapkan dapat saling
mendukung dan bertindak sesuai dengan proporsinya masing-masing. Agar
program yang dilaksanakan dalam program bimbingan dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com

You might also like