Professional Documents
Culture Documents
(KECERDASAN)
EMOSIONAL
Disusun Oleh :
• Dwi Adi Pramono 100543403018
• Anie Tanzia Arofa 100543403005
• Mira Suciani 100543403010
• Ika Mustika Wahyu 100543402997
• Luluik Suhartiningsih 100543403032
• Gusti Nindia Paramita 100543402964
PEMBAHASAN
Pengertian INTELEGENSI
(Kecerdasan) Secara umum
dibagi 2 tingkat.
1
Kedudukan intelegensi /
kecerdasan emosional.
Menurut Howard Gardner (Sekitar 1980-an) :
Verbal Linguistik
Logical Mathematical
Spatial
Intelegensi Bodily-Kinestetik
Musical
Interpersonal
Intrapersonal
Tahun 1999
Verbal Linguistik
Logical Mathematical
Spatial
Bodily-Kinestetik
Musical
Intelegensi Interpersonal
Intrapersonal
+
Naturalistik Intellegence
Spiritual Intellegence
Existancial Intellegence
Intisari Dari
Pandangan Gardner
Perkembangan
Otak Manusia
8 Aspek Kemampuan
Berfikir Manusia
Cara Mengembangkan
Kecerdasan Emosional
Mengenali Emosi Orang Lain
Menyelesaikan konflik
Empati
Ciri ciri seseorang yang memiliki
intelegensi emosional tinggi :
1. Lebih percaya diri
4. Lebih optimis
5. Mampu menangani emosi sendiri secara lebih baik
6. Hidupnya bahagia
14 Penanda kemampuan menjadi
pendengar secara aktif :
8. paraphrase
Erat kaitannya dengan peran pendidik,
maka tampilan intelegensi emosional
akan menampak pada perilaku :
1. Mengorganisasi Kelompok
2. Merundingkan Solusi
3. Hubungan Pribadi
4. Analisis Sosial
Fungsi Emosi :
1. Merasakan dengan hati (emotional mind)
2. Melakukan pembajakan emosional (emotional
hijacking)
3. Sebagai dasar pengambilan keputusan
Aspek-aspek Intelegensi
Emosional
Kemampuan utama sebagai
pertanda keadaan emosional
Mempelajari intelegensi emosional akan
mengarahkan pendidik dalam mengenali peranan
unik dari emosi dasar manusia yang terdiri atas :
1. Marah
2. Takut
3. Bahagia
4. Cinta
5. Kagum
6. Jijik
7. Sedih
Pentingnya intelegensi
emosional dalam
pendidikan.
Alasan mengapa mengembangkan
intelegensi emosional anak itu
penting dalam pendidikan..
Yang perlu diperhatikan pendidik
dalam pengembangan intelegensi
emosional :
Keyakinan yang melandasi pendidik ketika menjalankan
tugas - tugas kependidikannya ?