You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

Batasan tentang ilmu kalam meliputi pengertian ilmu kalam, filsafat dan tasawuf. Ilmu kalam
sendiri membahas tentang segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai definisinya. Karena itu ia
sering diterjemahkan sebagai Teologis. Sekalipun sebenarnya tidak seluruhnya sama dengan
pengertian teologis dalam agama kristen, misalnya (dalam pengertian teologia
dalam agama kristen ilmu fiqh akan termasuk teologia). Karena itu sebagian kalangan ahli
yang mnghendaki pengertian yang lebih persis akan menerjemahkan ilmu kalam sebagai
teologia dialektis atau teologia rasional dan mereka melihatnya sebagai sumber pokok.
Tasawuf sendiri sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara dan bagaimana seorang muslim
berada dekat, sedekat mungkin dengan Allah. Tasawuf terbagi dua yaitu tasawuf amali dan
tasawuf falsafi. Dari pengelompokkan tersebut tergambar adanya unsur-unsur kefilsafatan
dalam ajaran tasawuf, seperti penggunaan logika dalam menjelaskan maqamat (al-fana, al-
baqa, ittihad, hulul, wahdat al-wujud).
Setelah pada abad ke-6 hijriah terjadi pencampuran antara filsafat dengan ilmu kalam,
sehingga ilmu kalam menelan filssafat secara mentah-mentah dan dituangkan dalam berbagai
bukti dengan nama tauhid. Yaitu pembahasan problema ilmu kalam dengan menekankan
penggunaan sematic (logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan metode yang
ditempuh para filosof. Kendatipun ilmu kalam tetap menjadikan nash-nash agama sebagai
sumber pokok, tetapi dalam kenyataannya penggunaan dalil diindahkan secara nyata.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam


Syech Muhammad Abdul mengatakan bahwa asal makna tauhid adalah mengittikadkan
bahwa Allah adlah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Ilmu tauhid juga disebut ilmu kalam,
dimana tauhid ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib
dan sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib
ditiadakan dari padanya. Karena ilmu kalam mengarahkan pembahasannya kepada segi-segi
mengenai Tuhan dan berbagai darivasinya, karena itu ia sering disebut ilmu kalam atau ilmu
tauhid.
A. Pengertian Filsafat
Poedjawijatna mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat
dengan kata Yunani. Kata Yunaninya adalah philosophia. Dalam philosohia merupakan kata
majemuk yang terdiri atas philo dan sophia, philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu
ingin selalu berusaha mencapai yang diinginkan. Sophia artinya kebijaksanaan yang artinya
pandai. Jadi filsafat dipandang sebagai ilmupengetahuan karena filsafat dapat menjawab apa
yang ada berdasarkan pemikiran yang ada.
B. Pengertian Tasawuf
Tasawuf diambil dari pencatatan Shafa artinya suci bersih, ibarat kilat kaca. Shuf artinya bulu
binatang (bulu domba). Shuffah artinya golngan sahabat nabi yang menyisihkan diri
disamping masjid. Shufanah artinya sebangsa kaya mersik tumbuh di padang pasir Arab,.
Yang dimaksud dengan kaum tasawuf atau kaum sufi itu ialah kaum yang telah menyisihkan
diri di samping masjid. Shufanah artinya sebangsa saja mersik tumbuh di padang pasir Arab.
Yang dimaksud dengan kaum sufi itu ialaj kaum yang telah menyisihkan diri dari orang
banyak, dengan maksud memberishkan hati, laksana kilat kaca terhadap Tuhan atau memakai
pakaian yang sederhana, jangan menyerupai pakaian orang dunia, biar hidup kelihatan kurus
kering bagai kayu di padang pasir atau memperdalam penyeledikikan tentang hubungan
makhluk dengna sang Khalik. Tasawuf adalah salah satu filsafat Islam yang maksudnya
bermula ialah zuhud dari duni fana.

C. Hubungan Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf


Telah dijelaskan di atas bahwa ilmu kalam atau ilmu tauhid itu ialah ilmu yang membahas
tentang wujud Allah. Karena filsafat berdasarkan pemikiran maka pada masa pemerintahan
khlalifah Al-Ma’mun, mereka mempertemukan system filsafat dengan syste ilmu kalam dan
menjadikan ilmu yang berdiri sendiri diantara ilmu-ilmu yang ada.
Adakalanya karena penyesuaian mereka dengan ahli-ahli filsafffat di dalam memberi nama
ilmu mantiq (ilmu Logika) diantara ilmu-ilmu mereka sedangkan mantiq dan kalam adalah
sinonim.
Ketika ilmu tauhid dinamakan ilmu kalam penanaman ilmu tauhid dengan ilmu kalam
sebenarnya dimaksudkan untuk membedakan antara mutakallimin dan filsafat.mutakallimin
dan filsafat islam mempertahankan atau memperkuat keyakinan mereka sama-sama
menggunakan metode filsafat, tetapi mereka berbeda landasan awal berpijak. Mutakallimin
lebih dahulu bertolak dari Al-Qur’an dan Hadits, sementara filsafat berpijak pada logika.
Meskipun demikian tujuan yang ingin mereka capai adalah satu yakni keesaan dan ke Maha
Kuasaan Allah SWT,. Dengan kata lain mereka berbeda jalan untuk mencapai tujuan yang
sama.
Selanjutnya penjelasan tentang tasawuf sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tasawuf
adalah mensucikan diri dari dunia fana. Dengan tujuan untuk memperoleh hubungan
langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga sadar benar bahwa seseorang berada di hadirat
Tuhan. An intisari dari sufisme itu adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog
antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi.
Kesadaran beada dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ijtihad atau meyatu
dengan Tuhan.

Pengertian Kalam
7 03 2007

Secara harfiah kalam berarti perkataan. Sedangkan Ilmu Kalam sendiri dapat dipahami
sebagai suatu kajian ilmiah yang berupaya untuk memahami keyakinan-keyakinan
keagamaan dengan didasarkan pada argumentasi yang kokoh. Al-Iji pernah mengidentifikasi
beberapa sebab yang mungkin menjadi alasan penamaan disiplin keilmuan ini dengan istilah
Ilmu Kalam, yaitu: (1) Ilmu Kalam sebagai oposisi bagi Logika di kalangan filsuf; (2)
Diambil dari judul bab-bab dalam buku dengan pembahasan terkait yang umumnya diawali
dengan perkatan “al-kalam fi …“ (atau: pembahasan tentang …); dan (3) Dinisbatkan kepada
isu paling populer dalam perdebatan kaum mutakallim (ahli kalam), yaitu tentang kalam
Allah. Menurut al-Farabi, ilmu ini dapat berguna untuk mempertahankan atau menguatkan
penjelasan tentang akidah dan pemahaman keagamaan Islam dari serangan lawan-lawannya
melalui penalaran rasional. Tetapi patut dicatat bahwa Ilmu Kalam yang berkembang dalam
Islam ini, sekalipun dalam pembahasannya banyak mempergunakan argumen-argumen
rasional, umumnya tetap tunduk kepada wahyu. Perbedaan yang kerap muncul hanya terletak
pada tingkat pengakuan fungsi akal untuk memahami wahyu serta tingkat liberasi interpretasi
dari skripturalitas (keharfiahan) pembacaan atas teks. Pada lokus ini Ilmu Kalam dapat
dibedakan dari Filsafat maupun Fikih.
Tasya Kubra Zadah mengatakan bahwa Ilmu Kalam bersandar kepada apa yang datang dari
agama tentang keyakinan-keyakinan kemudian mencari hujjah rasional untuk
meneguhkannya. Sedangkan Filsafat melakukan telaah dengan rasio hingga menemukan
dalil-dalil yang menopang suatu simpulan yang dipandangnya sebagai kebenaran tanpa
melihat lebih dulu apa yang ada dalam sumber otoritatif agama. Jadi, moda-epistemologi
mutakallim adalah berkeyakinan dulu baru kemudian berdalil dengan memakai bahasan-
bahasan filsafat, sedangkan para filsuf berdalil dulu baru kemudian berkeyakinan yang
menurut Ibnu Khaldun pada dasarnya memang tidak bertendensi religius. Sekalipun
kemudian, pembedaan ini tidak mencegah adanya pencampuran antara Ilmu Kalam dan
Filsafat bagi kalangan mutakallim (teolog) khalaf. Adapun perbedaan Ilmu Kalam dengan
Fikih secara garis besar terletak pada fokus kajiannya. Jika mutakallim berkonsentrasi pada
aspek teologis atau dasar-dasar agama (usuliyah) yang perlu dipahami umat agar tidak
terjerumus pada kekufuran, maka fuqaha’ (ahli fikih) cenderung mengembangkan analisis
terhadap aspek furu’iyah ajaran Islam khususnya dimensi legalistik dari perbuatan manusia,
baik ibadah maupun muamalah.

HUBUNGAN ILMU KALAM, TASAWUF DAN


FILSAFAT
A. Pengertian Ilmu Kalam
Ada beberapa ta'rif ilmu tauhid yang diberikan oleh para ulama. Di bawah ini disebutkan
beberapa diantaranya yang dipandang tepat dengan yang dimaksud.
Ilmu Tauhid adalah Suatu Ilmu yang membahas tentang wujud Alloh sifat-sifat yang wajib
tetap padanya, sifat-sifaat yang boleh disifatkan kepadanya dan tentang sifat-sifat yang sama
sekali wajib dilenyapkan daripadanya: juga membahas tentang para rosul Alloh meyakinkan
kerosulan mereka, meyakinkan apa yang wajib pada diri mereka, apa yang boleh
dihubungkan (nisbah) kepada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya kepada
mereka.
Ilmu tauhid juga disebut Ilmu Kalam karena masalah yang paling masyhur dan banyak
menimbulkan perbedaan pendapat diantara ulama’-ulama’ kurun pertama yaitu apakah kalam
Alloh, Wahyu, hadits atau Qodim?
Dan juga ada pengertian lain mengenahi tauhid dengan Pertama: Ilmu tauhid, ialah "ilmu
yang membahas dan melengkapkan segala hujjah, terhadap keimanan, berdasarkan dalil-dalil
akal serta menolak dan menangkis segala paham ahli bid'ah yang keliru, yang menyimpang
dari jalan yang lurus".
Kedua: Ilmu tauhid, ialah ilmu yang di dalamnya dibahas:
[1] Tentang wujud Allah, sifat-sifat-Nya yang wajib di-itsbat-kan bagi-Nya, sifat-sifat yang
harus (mumkin) bagi-Nya dan sifat-sifat yang wajib ditolak daripada-Nya.
[2] Tentang kerasulan rasul-rasul untuk membuktikan dan menetapkan kerasulannya; tentang
sifat-sifat yang wajib baginya; sifat-sifat yang mumkin dan tentang sifat-sifat yang mustahil
baginya.
Ta'rif pertama, memasukkan segala soal keimanan, baik mengenai ketuhanan, kerasulan,
maupun mengenai soal-soal gaib yang lain, seperti soal malaikat dan akhirat. Tegasnya,
melengkapi Ilahiyat, (soal-soal ketuhanan), nubuwwat (kenabian, kitab, malaikat) dan
Sam'iyat (soal-soal keakhiratan, alam gaib). Ta'rif yang kedua mengkhususkan ilmu tauhid
dengan soal yang mengenai ketuhanan dan kerasulan saja.
Dengan berpegang pada ta'rif yang pertama, maka sebahagian ulama tauhid membahas soal-
soal malaikat, soal-soal kitab, soal-soal kadar, soal-soal akhirat, dan lain-lain yang
berhubungan dengan soal beriman di bagian akhir dari kitab-kitab mereka.
Ulama yang berpegang pada ta'rif yang kedua, hanya membahas soal-soal yang mengenai
ketuhanan dan kerasulan saja. Risalah Tauhid Muhammad Abduh yang sangat terkenal dalam
dunia ilmu pengetahuan adalah salah satu dari kitab yang berpegang pada takrif kedua.

1. Awal Munculnya Tasawuf/Sufi


Pada jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Islam tidak mengenal aliran tasawwuf,
juga pada masa shahabat dan tabi’in (yaitu generasi setelah shahabat yang mereka itu
menuntut ilmu dari para shahabat). Kemudian datang setelah masa tabi’in suatu kaum yang
mengaku zuhud yang berpakaian shuf (pakaian dari bulu domba), maka karena pakaian inilah
mereka mendapat julukan sebagai nama bagi mereka yaitu Sufi dengan nama tarekatnya
Tasawwuf.
Adapun hanya sekedar pengakuan tanpa adanya dalil yang menerangkan ataupun dari berita-
berita dusta yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabatnya ra. adalah juga
golongan tasawwuf maka cara berhujjah seperti ini tidaklah dapat diterima oleh orang yang
berakal.
2. Pengertian Imu Tasawuf
Istilah "tasawuf"(sufism), yang telah sangat populer digunakan selama berabad-abad, dan
sering dengan bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak
pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa. Ada yang berpendapat, kata itu berasal
dari shafa yang berarti kesucian. Menurut pendapat lain kata itu berasal dari kata kerja bahasa
Arab safwe yang berarti orang-orang yang terpilih. Makna ini sering dikutip dalam literatur
sufi. Sebagian berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang berarti baris atau
deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau
dalam perang suci. Sebagian lainnya lagi berpendapat bahwa kata itu berasal dari shuffa, ini
serambi rendah terbuat dari tanah liat dan sedikit nyembul di atas tanah di luar Mesjid Nabi di
Madinah, tempat orang-orang miskin berhati baik yang mengikuti beliau sering duduk-duduk.
Ada pula yang menganggap bahwa kata tasawuf berasal dari shuf yang berarti bulu domba,
yang me- nunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik pada pengetahuan batin kurang
mempedulikan penampilan lahiriahnya dan sering memakai jubah sederhana yang terbuat
dari bulu domba sepanjang tahun.
Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan
bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan Alloh agar memperoleh hubungan
langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa seseorang betul-betul berada di hadirat Tuhan.
Apa pun asalnya, istilah tasawuf berarti orang-orang yang tertarik kepada pengetahuan batin,
orang-orang yang tertarik untuk menemukan suatu jalan atau praktik ke arah kesadaran dan
pencerahan batin.
Penting diperhatikan bahwa istilah ini hampir tak pernah digunakan pada dua abad pertama
Hijriah. Banyak pengritik sufi, atau musuh-musuh mereka, mengingatkan kita bahwa istilah
tersebut tak pernah terdengar di masa hidup Nabi Muhammad saw, atau orang sesudah
beliau, atau yang hidup setelah mereka.
Namun, di abad kedua dan ketiga setelah kedatangan Islam (622), ada sebagian orang yang
mulai menyebut dirinya sufi, atau menggunakan istilah serupa lainnya yang berhubungan
dengan tasawuf, yang berarti bahwa mereka mengikuti jalan penyucian diri, penyucian "hati",
dan pembenahan kualitas watak dan perilaku mereka untuk mencapai maqam (kedudukan)
orang-orang yang menyembah Allah seakan-akan mereka melihat Dia, dengan mengetahui
bahwa sekalipun mereka tidak melihat Dia, Dia melihat mereka. Inilah makna istilah tasawuf
sepanjang zaman dalam konteks Islam.
Saya kutipkan di bawah ini beberapa definisi dari syekh besar sufi:
Imam Junaid dari Baghdad (910 M.) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil setiap sifat
mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah". Syekh Abul Hasan asy-Syadzili (1258 M.),
syekh sufi besar dari Arika Utara, mendefinisikan tasawuf sebagai "praktik dan latihan diri
melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan". Syekh
Ahmad Zorruq (1494 M.) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut:
Ilmu yang dengannya Anda dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi
Allah, dengan menggunakan pengetahuan Anda tentang jalan Islam,khususnya fiqih dan
pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal Anda dan menjaganya dalam batas-
batas syariat Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata.
Ia menambahkan, "Fondasi tasawuf ialah pengetahuan tentang tauhid, dan setelah itu Anda
memerlukan manisnya keyakinan dan kepastian; apabila tidak demikian maka Anda tidak
akan dapat mengadakan penyembuhan 'hati'."
Menurut Syekh Ibn Ajiba (1809 M):
Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya
berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha ada melalui penyucian batin dan
mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnva
adalah amal. dan akhirnva adalah karunia Ilahi.
Syekh As-Suyuthi berkata, "Sufi adalah orang yang bersiteguh dalam kesucian kepada Allah,
dan berakhlak baik kepada makhluk".
Dari banyak ucapan yang tercatat dan tulisan tentang tasawuf seperti ini, dapatlah
disimpulkan bahwa basis tasawuf ialah penyucian "hati" dan penjagaannya dari setiap cedera,
dan bahwa produk akhirya ialah hubungan yang benar dan harmonis antara manusia dan
Penciptanya. Jadi, sufi adalah orang yang telah dimampukan Allah untuk menyucikan "hati"-
nya dan menegakkan hubungannya dengan Dia dan ciptaan-Nya dengan melangkah pada
jalan yang benar, sebagaimana dicontohkan dengan sebaik-baiknya oleh Nabi Muhammad
SAW.
Dalam konteks Islam tradisional tasawuf berdasarkan pada kebaikan budi ( adab) yang
akhirnya mengantarkan kepada kebaikan dan kesadaran universal. Ke baikan dimulai dari
adab lahiriah, dan kaum sufi yang benar akan mempraktikkan pembersihan lahiriah serta
tetap berada dalam batas-batas yang diizinkan Allah, la mulai dengan mengikuti hukum
Islam, yakni dengan menegakkan hukum dan ketentuan-ketentuan Islam yang tepat, yang
merupakan jalan ketaatan kepada Allah. Jadi, tasawuf dimulai dengan mendapatkan
pengetahuan tentang amal-amal lahiriah untuk membangun, mengembangkan, dan
menghidupkan keadaan batin yang sudah sadar.
3. Pengertian Filsafat
Arti Logatnya (Etimologi) Filsafat berasal dari Bahasa Arab “Falsafat” yang berasal dari
bahasa Yunani “Philosophia”, Philos berarti suka dan Sophia berarti kebijakasanaan. Jadi
Philosophia orang yang suka kebijaksanaan maksudnya orang yang berfilsafat akan menjadi
bijaksana.
Arti Praktis, Filsafat berarti alam berfikir jadi berfilsafat berarti berfikir, berfikir secara
mendalam dan sangat sungguh-sungguh.
Definisi filsafat menurut para filosof:
a. Plato (427 SM - 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli.”
b. Aristoteles (382 SM - 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,rektorika, etika, ekonomi, politik
dan estetika.”
c. Al Farabi (870 - 950) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan
bagaimana hakikat yang sebenarnya.”
d. Descartes (1590 - 1650) “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan,
alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
e. Immanuel Klant (1724 - 1804): “Filsafat adalah suatu pengetahuan yan g menajadi pokok
dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup didalam empat persoalan:
1. Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya: Metafisika)
2. Apa yang seharusnya kita ketahui? (Jawabnya: Etika)
3. Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya: Agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia? (Jawabnya: Antropologi)”
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan: “Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki
secara mendalam tentang tuhan alam semesta dan manusia untu mencari kebenaran yang
sejati”
4. Kedudukan Nadhar Dalam Islam
Dalam kitab Hawasyil Isyarat disebutkan, bahwa nadhar itu ialah menggunakan akal di
sekitar masalah yang dapat dijangkau oleh akal (ma'qulat).
Para filosof bermufakat, bahwa nadhar itu hukum yang digunakan dalam mengetahui dalil.
Alasan yang menegaskan bahwa nadhar ini sah dan menghasilkan keyakinan, ialah bahwa
dalam alam ini terdapat kebenaran dan kebatalan. Manusia juga terbagi atas dua macam: Ahli
hak dan ahli batal. Tidak dapat diketahui mana yang hak dan mana yang batal. kalau bukan
dengan nadhar. Dengan demikian maka fungsi nadhar (penelitian) ialah untuk menjelaskan
hal-hal yang gaib agar dapat dicerna oleh akal disamping menentukan mana yang benar
diantara dua pendapat yang berbeda. Melalui nadhar, manusia bisa sampai pada pengetahuan
yang meyakinkan. Untuk mengetahui mana yang hak dan mana yang batal. mana yang kufur
dan mana yang iman, demikian pula untuk mengenal Allah dan Rasul-Nya lebih jelas
haruslah melalui nadhar. Karena itu, bertaklid buta. Tidak mau lagi melakukan nadhar adalah
keliru sesat dan menyesatkan. Dalam al-Qur'an cukup banyak dijumpai ayat-ayat yang
memerintahkan untuk melakukan nadhar. Diantara-nya ialah:
        
      
Katakanlah ya Muhammad: "Lihatlah apa yang di langit dan di bumi; dan tidak berguna
tanda-tanda dan peringatan-peringatan kepada kaum yang tidak beriman".
      
  ……..

Mengapakah mereka tidak melihat kepada alam (malakut) langit dan bumi dan kepada apa
yang Allah jadikan?
……..   

Maka ambil ibaratlah wahai ahli akal.


    
 ......................

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim bumi malakut (langit) dan bumi.
Ayat-ayat tersebut diatas adalah nash yang tegas yang mendorong untuk melakukan nadhar
terhadap segala maujud, dan menjadi nash yang tegas pula yang mewajibkan kita memakai
qiyas 'aqli atau qiyas manthiqi dan sya'i. Ayat yang terakhir menerangkan, bahwa Allah telah
nadhar kepada Ibrahim as.
5. Kedudukan Akal Dalam Pandangan Islam
Dalam kitab Hawasyil-Isyarat diterangkan bahwa akal itu, ialah tenaga jiwa untuk memahami
mujarradat (sesuatu yang tidak dapat diraba atau dirasa dengan pancaindera). Kekuatan jiwa
yang mempersiapkan untuk memikir (berusaha), dinamai dzihin. Gerakan jiwa untuk
memikir sesuatu agar diperoleh apa yang dimaksudkan, dinamai fikir.
Tersebut dalam suatu kitab falsafah: "Akal itu suatu kekuatan untuk mengetahui makna
mujarradat, makna yang diperoleh dari menyelidiki dan rupa-rupa benda". memperhatikan
rupa-rupa benda". Al-Mawardi dalam A'lamun-Nubuwwah menulis: "Akal itu suatu tenaga
yang memberi faedah bagi kita mengetahui segala yang menjadi kepastiannya". Ada pula
yang mengatakan: "Akal itu kekuatan yang membedakan yang hak dengan yang batal".
Al-Mawardi membagi akal kepada: gharizi dan kasbi. Gharizi adalah pokok akal, sedang
kasbi adalah cabang yang tumbuh daripadanya: itulah akal yang dengannya berpaut dan
bergantung taklif dan beribadat. Adapun akal kasbi (akal muktasab), ialah akal yang
digunakan untuk berijtihad dan menjalankan nadhar. Akal ini tidak dapat terlepas dari akal
gharizi, sedang akal gharizi mungkin terlepas dari akal ini.
6. Titik Persamaan Antara Ilmu Tauhid, Filsafat dan Tasawuf
Ilmu Kalam, filsafat dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu
kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu dengan-Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah
ketuhanan disamping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu
objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadapnya. Jadi dilihat
dari aspek objeknya, ketiga ilmu itu membahas tentang masalah yang berkaitan dengan
ketuhanan
Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran.
Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang
berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri
kebenaran, baik tentang alam maupun manusia atau tentang Tuhan. Sementara itu Tasawuf
dengan metodenya yang tipikal berusah menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan
kebenaran spiritual menuju Tuhan.
7. Titik perbedaan Antara Ilmu Tauhid, Filsafat dan Tasawuf
Perbedaan diantara ketiga Ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam,
sebagai ilmu yang menggunakan logika disamping argumentasi-argumentasi naqliyah
berfungsi untuk empertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai
apologinya. Ilmu Kalam berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang dipertahankan
melalui argumen-argumen rasional, sebagian ilmuan berpendapat bahwa ilmu ini keyakinan-
keyakinan kebenaran agama, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman
keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Sementara itu filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
rasional, metode yang digunakanpun adalah metode rasional. Filsafatmenghampiri kebenaran
dengan cara menuangkan akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta
universal (mengalam); tidak merasa terikat oleh iketan apapun, kecuali oleh ikatan tanganya
sendiri bernama logika.
Adapun ilmu tasawuf aedalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Oleh sebab
itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh oleh
rasa, ilmu tasawuf bersifat sanagt subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman
seseorang. Itulah sebabnya bahasa tasawuf tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio, hal ini
karena pengalaman rasa sangat sulit dibahasakan.
8. Hubugan Ilmu Tauhid dengan Ilmu Tasawuf
Ilmu Kalam sebagaimana telah disebutkan merupakan disiplin ilmu keislaman yang
mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam tuhan, persoalan-persolan
kalam ini mengarah pada perbincangan yang mendalam dengan dasar-dasar argumentasi,
baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksudkan adalah
landasan pemahaman yang cenderung menggunakana metode berfikir Filosofis, sedangkan
argumentasi naqliyyah biasanya bertendensi pada argumentasi berupa dalil-dalil Al Qur’an
dan Hadits.
Dalam kaitanya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi, sebagai pemberi wawasan
spiritual dalam pemahaman kalam. Pengahayatan yang mendalam lewat hati (dzauq dan
wijjan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau
teraplikasikan dalam perilaku. Denagn demikian ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu
tauhid jika dilihat bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniyah dari ilmu tauhid.

Pengertian Obyek, tujuan, ruang lingkup ( sistematika ), sumber, perbandingan dan perbedaannya
dengan Fiqh dan qaedah fiqh. Sejarah dan dan perkembangan Ushul Fiqh, periodeisasi zaman Nabi,
shahabat dan Tabi'in, munculnya Ushul Fiqh, .. Kedua konsep ini berkaitan erat dengan ilmu kalam
yang juga berpengaruh dalam penentuan teori ushul fiqh. Akibat lain dari teori ini adalah terjebak
dengan masalah-masalah yang terkadang mustahil terjadi, seperti persoalan Taklif al dalam
pengertian yang seluas-luasnya yang mencakup, meminjam istilah al-Ghazali, ilmu syar ‘iyyah dan
ilmu dengan ruang lingkup DR. H, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Ilmu kalam (teologi) ialah
suatu ilmu yang beranggapan bahwa ilmu terhadap jiwa dan diri sendiri itu tidak termasuk dalam
ruang lingkup “pengertian ilmu dan ilmu pengetahuan ilmu-ilmu sosial yang memiliki dasar, rangka,
fokus, dan ruang lingkup dan masyarakat, yang berbeda dengan ilmu. Sosiologi lebih menekankan
kepada pengertian ilmu kalam dan
Selain dari pada itu ruang lingkup tarbiat bukan hanya pada madrasah, sekolah, atau universitas saja,
tetapi setiap lingkungan yang menyediakan keadaan tersebut dapat juga dilaksanakan. . Dalam hal
ini Maksumin As membuat suatu kumpulan ataupun masyarakat ilmu yang membentuk suatu
madrasah ilmiah di Madinah seperti pada zaman Rasul Saw dan yang tercatat dalam sejarah adalah
madrasah di zaman Imam Ja'far Shadiq As. Proses inipun menjadi ciri yang khas dalam penyebaran
Ruang lingkup ijtihad meliputi: Peristiwa yang ketetapan hukumnya TEOLOGI (ILMU KALAM)
Pengertian dan Objek Kajian. Ilmu Kalam atau disebut juga ilmu tauhid adalah ilmu yang
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL about Pengertian Sosiologi Kesehatan, You can
download PDF files about Pengertian Pengertian Kalam Secara harfiah kalam berarti perkataan.
Sedangkan Ilmu Kalam sendiri dapat dipahami sebagai suatu kajian Jadi, perbuatan manusia berada
di luar ruang lingkup BAB I Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-namanya yang lain, Manfaat, Tujuan dan
Sumbernya antara Filsafat dan Ilmu. Kalam Karena itu pula, ruang lingkup pembahasan dalam ilmu
ilmu penawar teluh. ilmu penawar teluh and ilmu penawar teluh. artikel,gambar dan video tentang
ilmu penawar curang kerana simpati ruang lingkup ilmu kalam andrew marr andy burnham
dunia alami, dunia seni dan pertukangan, atau dari ruang lingkup lambang lainnya, dalam pengertian
bahwa lambang-lambang dan dikaitkan dengan ilmu-ilmu filosofis. Kalâm dan fiqh Bahasan
Menjelaskan pengertian dan fungsi ilmu kalam Menjelaskan pengertian dan Menjelaskan pengertian
ilmu kalam Menyebutkan ruang lingkup ilmu kalam Menjelaskan pengertian ilmu Standar Komptensi
: 1 Memahami Ilmu Kalam Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi Waktu Sumber /Alat bahan 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi ilmu kalam
Pengertian dan fungsi ilmu .. Pengertian dan ruang lingkup ahlak. 2. Persamaan antara etika, moral
dan ahklak. 3. Contoh orang yang memiliki akhlak terpuji. • Mendiskusikan pengertian akhlak. •
Mencari dan membaca buku refernsi yang terkait dengan ruang lingkup akhlak. PENGERTIAN ILMU
KALAM DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM. A. Pengertian Ilmu Kalam Ilmu Kalam adalah salah satu
bentuk ilmu keislaman Kajian dalam ilmu kalam terfokus pasa aspek ketuhanan (devesivasinya) atau
bentuk karena itu disebut teologi Sedangkan ruang lingkup akhlaq tercela meliputi: riya, aniaya dan
diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi
narkoba), ishraf, tabdzir, dan fitnah. XI/I 1. Memahami ilmu kalam 1.1 Menjelaskan pengertian dan
fungsi ilmu kalam 1.2 Menjelaskan hubungan ilmu kalam dengan ilmu lainnya. 1.3 Menerapkan ilmu
kalam dalam mempertahankan akidah 2. Memahami aliran-aliran ilmu kalam dan tokoh-tokohnya. 5.
Menghubungkan antara Kekuasaan Mutlak Tuhan dan KeadilanNya menurut aliran-aliran yang ada
dalam Ilmu Kalam. B. KEGIATAN BELAJAR. 1. Materi Perkuliahan. I. Akal dan Wahyu. a. Pengertian
akal dan wahyu. Dari segi bahasa akal berarti : mengikat. . Iman bersifat khusus, berhubungan
dengan hati yakni ikrar dan tashdiq. Sementara Islam mempunyai ruang lingkup yang luas meliputi
syari'at atau pengamalan, sehingga tidak dapat digolongkan kafir karena melakukan dosa besar.
Meskipun keduanya bersatu, tetapi masing-masing mempunyai kekhususan, sehingga dalam
pembahasan ini selain mengemukakan pengertian Ahlu Sunnah Wal Jama'ah, akan dikemukakan
juga masing-masing aliran; Asy'ariyah yang meliputi pemikiran .. Di sanalah al Ghazali mendalami
ilmu pengetahuan seperti: Fiqih, Ilmu Kalam, Retorika, Filsafat, Ilmu alam dan Tasawuf. Setelah
Imam al Haramain (al Juwainy) meninggal, al Ghazali pindah ke Mu'askar. Di sana ia kenal dengan
Nizham al Bedanya terletak pada ruang lingkup bid'ah dan cara yang ditempuh dalam menyebarkan
paham Salafiyah. Ibnu Taimiyah melalui dakwah dan tulisan, sementara Muhammad bin Abdul
Wahab bekerjasama dengan pemerintah setempat. .. Dari segi bahasa tafsiran-tafsiran itu masih
dimungkinkan dan kata-kata itu sendiri masih bisa menerima pengertian-pengertian tersebut.
Penakwilan tersebut juga dikerjakan oleh ulama Kalam lainnya seperti al Ghazali dalam bukunya
'Iljamul Awwam'. ILMU KALAM a. Pengertian ilmu kalam. Secara etimologis, kalam berarti
pembicaraaan yaitu pembicaraaan yang bernalar dengan menggunakan logika. Ilmu klam lebih
menitik beratkan kepada aspek-aspek tuhan dengan segala aspek. e) Ilmu sifat dua puluh,
membahas atau membicarakan sifat-sifat tuhan f) Teologi islam, membicarakan zat tuhan dari segala
seginya dan hubungannya dengan alam b. Ruang lingkup dan kajian ilmu kalam. Ruang lingkup ilmu
kalam adalah : Al-Quran dan al-Sunnah banyak memuat postulat-postulat yang mendorong kaum
muslimin untuk mencarl ilmu dengan cara membaca dan meneliti, walaupun sampai ke negeri Cina.
Postulat-postulat seperti itulah yang nendoropg kaum muslimin generasi pertama (salaf)
menghasilkan karya-karya monumental .. Secara inplisit ruang lingkup pembaharuan, pada dasarnya
sudah disinggung pada halaman-halarnan se-belumnya, namun kiranya akan lebih baik jika diterang-
kan secara eksplisit.

You might also like