Professional Documents
Culture Documents
Hal ini tidak berjalan secara efektif, sebagai contoh ini fakta yang
dapat dilihat bahwa di beberapa lokasi Surabaya terjadi
banyaknya pungutan juru parkir, seperti :
Sebagai contoh :
10. Para juru parkir akan menerima bayaran Rp1 juta per bulan,
sedangkan di Surabaya saat ini ada sekitar 3.000 juru parkir. Hal
ini tentu dapat dibayar karena dari penggunaan parkir
berlangganan saja dapat mencapat 100 miliar lebih. Dengan
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 13
12. Tiket parkir ini dijual pada agen-agen yang telah direkrut
sebagai mitra kerjasama, kemudian di sisi lain, tenaga informal
tukang parkir, akan menjadi pelengkap penjualan tiket parkir ini
pada saat mereka melihat adanya kendaraan yang akan parkir
tetapi belum dilengkapi dengan tiket parkir ini. Kalau di Malaysia,
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 14
2. Para juru parkir akan menerima bayaran Rp2 juta per bulan,
sedangkan di Surabaya saat ini ada sekitar 3.000 juru parkir,
sehingga gaji para juru parkir mencapai Rp600 juta setiap
bulannya. Hal ini tentu dapat dibayar karena dari penggunaan
parkir berlangganan saja dapat mencapat 100 miliar lebih.
Dengan begitu maka penyelewengan uang retribusi parkir dapat
dtekan semaksimal mungkin.
3. Dari pihak pemerintah kota, maka PAD yang besar ini dapat
digunakan untuk membangun daerah Surabaya. Hal ini
dikarenakan jumlahnya yang sangat besar. Dengan begitu
masyarakat pun juga akan menikmati PAD ini.
b. Jumlah mobil sebanyak 1.5 juta x 150 ribu = 225 miliar/ tahun,
jadi 18.750.000.000 /bulan
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR....TAHUN.....
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN
PERPARKIRAN
DAN RETRIBUSI PARKIR
WALIKOTA SURABAYA,
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang
perparkiran serta untuk mewujudkan ketertiban, keamanan dan
kelancaran lalu lintas, telah diatur ketentuan mengenai
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 18
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa
Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965
(Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2730);
18. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang
Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah;
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 21
19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang
Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah;
21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 245 Tahun 2004 tentang
Pedoman Penetapan Tarif Retribusi Jasa Umum;
MEMUTUSKAN :
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Retribusi Parkir
(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2009 Nomor 1 Tambahan
Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 1), diubah sebagai berikut :
1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Surabaya.
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 23
8. Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
10. Juru Parkir adalah orang yang ditunjuk oleh Kepala Dinas
Perhubungan Kota Surabaya untuk mengelola tempat parkir di tepi
jalan umum.
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 24
11. Koordinator Juru Parkir adalah orang yang ditunjuk oleh Kepala
Dinas Perhubungan Kota Surabaya yang bertugas mengkoordinir
dan mengawasi satu dan/atau lebih juru parkir sesuai dengan
wilayah kerja yang telah ditentukan, serta bertanggung jawab atas
hasil parkir yang akan disetorkan.
13. Tempat Parkir di Tepi Jalan Umum adalah fasilitas parkir kendaraan
di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah.
14. Tempat Parkir Insidentil, adalah tempat parkir di tepi jalan umum
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah secara tidak tetap
atau tidak permanen karena adanya suatu kepentingan atau
keramaian.
16. Tempat Parkir Wisata adalah tempat khusus parkir yang disediakan
untuk melayani dan menunjang kegiatan wisata.
24. Mesin Parkir adalah suatu alat yang dipasang atau dipergunakan
untuk menghitung sewa atau retribusi parkir secara otomatis.
25. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor.
28. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan
atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan
dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi
atau badan.
29. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan
oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip
komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor
swasta.
32. Parkir Pasca Bayar adalah suatu bentuk pelayanan jasa parkir,
dengan membayar atas pelayanan parkir kepada juru parkir setelah
selesai parkir.
33. Parkir Zona adalah suatu bentuk pelayanan jasa parkir, dengan
ditetapkan tarif parkir tersendiri untuk setiap zona atau kawasan
tertentu.
35. Parkir Vallet atau parkir yang memberikan pelayanan yang sejenis
adalah suatu bentuk pelayanan jasa parkir, dengan pelaksanaan
parkir dilakukan oleh petugas parkir, sehingga memberikan
kemudahan bagi pengguna jasa parkir.
36. Parkir Khusus adalah suatu bentuk pelayanan jasa parkir dengan
mengkhususkan petak parkir tertentu untuk kendaraan bernomor
polisi tertentu.
38. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut
peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau
pemotong retribusi tertentu.
Pasal 3
b. Parkir Zona;
c. Parkir Progresif;
d. Parkir Berlangganan.
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan tempat parkir hanya dapat dilakukan badan,
setelah memperoleh izin dari Kepala Daerah.
(2) Untuk memperoleh izin penyelenggaraan tempat parkir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan
permohonan tertulis kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas
dengan melampirkan persyaratan yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
(3) Kepala Daerah dapat melimpahkan kewenangan pemberian izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara
memperoleh izin penyelenggaraan tempat parkir sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Kepala Daerah.
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 29
Pasal 11
(1) Pengadaan Karcis Parkir pada tempat parkir yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun oleh badan
hanya dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan dan wajib diporporasi.
Pasal 15
Petugas parkir berkewajiban untuk :
a. memberikan pelayanan masuk dan keluarnya kendaraan di tempat
parkir yang menjadi tanggung jawabnya;
b. menjaga ketertiban dan keamanan terhadap kendaraan yang
diparkir di tempat parkir yang menjadi tanggung jawabnya;
c. menyerahkan karcis parkir yang masih berlaku dan menerima
pembayaran retribusi parkir atau sewa parkir sesuai dengan tarif
parkir yang ditetapkan;
d. mematuhi batas-batas parkir/petak parkir yang telah ditetapkan.
e. melaporkan kepada piha yang berwajib apabila ada gangguan
keamanan dari pihak tertentu
f. menyerahkan dan bertanggung jawab atas hasil parkir kepada
koordinator parkir
Pasal 18
Atas pelayanan parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah, dipungut retribusi dengan nama retribusi
pelayanan parkir di tepi jalan umum.
Pasal 20
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 31
Pasal 21
(1) Objek retribusi tempat khusus parkir adalah pelayanan tempat
khusus parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah.
Pasal 22
Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa parkir di tepi jalan
umum.
11. Ketentuan Pasal 23 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 23
Subjek retribusi Tempat Khusus Parkir adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa parkir di tempat khusus
parkir.
Pasal 24
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 32
Pasal 31A
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi parkir berlangganan
ditetapkan sebagai berikut:
Pasal 32
(1) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31
dan Pasal 31A sudah termasuk pembayaran premi asuransi
kehilangan kendaraan .
Pasal 34
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
Pasal 41
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1), Pasal 6 ayat (1), Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat
(3), Pasal 11 ayat (4), Pasal 13, Pasal 14 atau Pasal 15, dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda
paling banyak Rp. 50. 000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(3) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah pelanggaran.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kota Surabaya.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal
WALIKOTA SURABAYA
BAMBANG DWI HARTONO
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 35
PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR TAHUN
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA
NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN
PERPARKIRAN
DAN RETRIBUSI PARKIR
I. UMUM
Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan perparkiran di kota
Surabaya khususnya pelayanan parkir di tepi jalan umum dan
pelayanan parkir di tempat khusus parkir serta dalam rangka
penyesuaian substansi/materi sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, maka Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Retribusi Parkir perlu
ditinjau kembali.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu membentuk Peraturan Daerah
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Retribusi Parkir.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I :
Angka 1 : Cukup jelas.
Angka 2 : Cukup jelas .
Angka 3 : Cukup jelas.
Angka 4 : Cukup jelas.
Angka 5 : Cukup jelas.
Angka 6 : Cukup jelas.
Angka 7 : Cukup jelas.
Angka 8 : Cukup jelas.
Angka 9 : Cukup jelas.
Tugas PLKH Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 36
TUGAS PLKH
Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan
Fakultas Hukum
Universitas Surabaya
2010